![]() |
Oleh : Rauzatul Jannah/ www.lpmalkalam.com |
Kebahagiaan
yang diperjuangkan siang dan malam, dan kasih sayang adalah naluri dasar setiap
insan yang ada di muka bumi. Jiwa yang selalu membara, berhamburan keluar dan
pikiran kritis yang selalu ada di benaknya, itu merupakan jiwa seorang pemuda.
Karena jika harapannya telah hilang dan pudar, maka ia telah menua sebelum tua.
Bahkan, Imam Syafi’I pernah mengatakan “Tidaklah mungkin orang yang punya mimpi
dan bercita-cita besar hanya duduk berpangku tangan. Tinggalkanlah kenyamanan
maka kau akan menemukan gantinya, karena hidup didapatkan setelah kau melewati
kelelahan”. Dimana yang dimaksudkannya adalah? Bahwa seorang pemuda yang
mempunyai cita-cita besar tidak hanya melihat siklus yang terjadi, tetapi ia juga
ikut andil didalamnya, dimana ia sendiri merupakan agen perubahan untuk
Negaranya.
Pemuda
adalah jawaban untuk NKRI, walaupun saat ini kita berada di Zaman Globalisasi,
dimana persaingan sengit begitu ketat dan melelahkan. Tetapi, sudah menjadi
tugas pemuda untuk bangkit dan memperjuangkan negaranya, dimana bangsa ini
membutuhkan pemuda-pemuda yang berprestasi dan juga mempunyai potensi sehingga
pemuda mampu tereksplorasi bangsa yang belum maksimal.
Pemuda
juga bisa memberikan ide-ide yang cemerlang untuk solusi pertahanan bangsa
ini, dimana mereka harus terus membangun
bangsa ini dengan berbagai disiplin ilmu yang telah mereka pelajari. Satu hal
yang harus ada padai diri mereka, yaitu: “Mereka harus sadar, bahwa dirinyalah
adalah jawaban untuk bangsanya”. Dimana mimpi yang terus ada dalam tidurnya,
harus diperjuangkan didalam dunia nyata. Tentu benar, mimpi bukanlah kunci
kesuksesan, tetapi orang sukses adalah orang yang mempunyai mimpi. Seperti kata
Anis Baswedan “ Memang baik meraih suatu mimpi, tetapi lebih baik lagi ketika
kau mampu melebihi mimpimu”. Oleh karena itu, bermimpilah setinggi langit, dan
berusahalah menjadi pemuda yang akan mewujudkan mimpi-mimpi itu.
Salah
satu slogan yang harus dikumandangkan oleh pemuda adalah “Merdeka atau Mati”.
Karena sudah menjadi keharusan pemuda untuk berkarya dan melunasi janji-janji
kemerdekaan para leluhur bangsa. Dimana para leluhur rela mati hanya karena
mereka ingin mewujudkan jiwa mereka untuk membebaskan bangsa ini dari tangan
para penjajah. Dan sekarang pemuda hanya duduk diam dan bermalas-malasan?
Dimana jiwa kepemudaan mereka, dimana jiwa yang rela memberikan darah hanya
untuk mempertahankan bangsanya. Miris, jika melihat pemuda yang seharusnya
menjadi solusi untuk perspektif kepemudaan malah diam tak bersuara. Entah
karena suara yang telah hilang atau telah diperjual belikan.
“Yang
muda yang berkarya, dan jadilah pribadi yang produktif selagi energi masa muda
masih kamu punya” Quotes itu keluar dari mulut Ridwan Kamil, dimana quotes itu
seharusnya menjadi sebuah tamparan untuk pemuda masa kini, agar mereka bisa
memiliki kembali jiwa yang telah lama hilang. Serta kutipan dari Najwa Shihab,
seorang Wartawan Indonesia “LIhatlah kumpulan berkas di lemarimu, ijazah telah
bertumpuk. Apakah begitu kepedulian dan kepekaan terhadap negaramu?” Pertanyaan
itu seharusnya dijawab oleh pemuda , dengan memberikan dan melakukan perubahan
untuk bangsa ini, dimana mereka mampu menjadi solusi dan distribusi untuk
Negaranya, daripada mereka hanya sibuk mengumpulkan ijazah yang hanya akan
berdebu didalam lemari yang sunyi.
Rauzatul Jannah Merupakan Mahasiswa Semester Tiga dan Anggota Pers Mahasiswa AL-Kalam