![]() |
Sumber: Pexels.com |
Salah satu penyebab utama adalah budaya instan yang semakin merajalela. Di tengah tuntutan akademik yang tinggi, banyak mahasiswa merasa tertekan dan memilih jalan pintas. Daripada berusaha memahami materi pelajaran, mereka lebih suka menggunakan ponsel dikelas atau bahkan hanya sekadar hadir tanpa benar-benar menyimak apa yang diajarkan dosen.
Hal ini tidak hanya mencerminkan Kurangnya motivasi untuk belajar, tetapi juga merusak tujuan pendidikan itu sendiri, yaitu membangun karakter dan kemampuan berpikir kritis. Lebih ironis lagi, ketika mahasiswa mengklaim ingin fokus pada tugas dan organisasi, banyak dari mereka yang hanya menghabiskan waktu dengan aktivitas yang tidak produktif.
Banyak yang terjebak dalam rutinitas tanpa makna dan memilih untuk tidak terlibat dalam organisasi. Padahal, organisasi mahasiswa seharusnya menjadi wadah yang mendorong semangat belajar dan kreativitas. Dalam organisasi, mereka bisa belajar keterampilan baru, menjalin relasi, dan mendapatkan pengalaman berharga. Sayangnya, Mahasiswa yang memilih untuk tidak terlibat dalam organisasi sering kali mendapatkan nilai akademis yang buruk, kehilangan kesempatan berharga untuk mengasah potensi diri mereka. Ironisnya, mahasiswa yang aktif dan kritis justru sering kali dihindari dan tidak disukai oleh teman-teman mereka, karena keaktifan dan keberanian mereka untuk bersuara dianggap sebagai ancaman atau berbeda dari kebiasaan umum.
Pendidikan seharusnya bukan hanya tentang mendapatkan gelar, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan keterampilan yang bermanfaat di dunia nyata. Penting bagi mahasiswa untuk menyadari bahwa keterlibatan dalam organisasi dapat meningkatkan motivasi belajar dan membantu mereka mengembangkan keterampilan yang tidak diajarkan di dalam kelas. Ketika mahasiswa aktif berpartisipasi dalam organisasi, mereka bukan hanya mengasah kemampuan kepemimpinan, tetapi juga memperluas wawasan dan jaringan sosial.
Perlu untuk diingat bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang untuk masa depan mereka. Untuk itu, dukungan dari dosen, mahasiswa aktif, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang positif, agar mahasiswa merasa termotivasi untuk kembali aktif dalam belajar dan organisasi.
Kita perlu bersatu untuk menghadapi tantangan ini. Mari dorong mahasiswa untuk lebih fokus pada pendidikan dan keterlibatan dalam organisasi. Hanya dengan cara ini, kita bisa menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
Oleh: Sejahtra (Magang)
Editor: Redaksi