Portal Berita Kampus

ORMAWA FUAD IAIN Lhokseumawe Gelar Meuseuraya, Upgrading, dan Outbound

HEADLINE

Latest Post
Loading...

21 Februari 2025

Ghosting dan Dampaknya: Saat Diam Lebih Menyakitkan dari Kata-Kata

Foto: Pixabary.com

www.lpmalkalam.com- Di era digital, komunikasi semakin mudah, tetapi ironisnya, hubungan justru semakin rapuh, terlihat dari maraknya fenomena ghosting tindakan mengakhiri komunikasi secara tiba-tiba tanpa penjelasan, yang tidak hanya terjadi dalam hubungan romantis, tetapi juga dalam pertemanan dan dunia profesional dan meskipun bagi pelaku ini tampak sebagai jalan keluar yang sederhana, bagi korban, dampaknya bisa lebih menyakitkan daripada perpisahan yang jelas.

Dari sudut pandang psikologi, ghosting sering kali dilakukan karena alasan menghindari konflik. Banyak orang merasa canggung atau takut menyakiti perasaan orang lain dengan kata-kata, sehingga memilih diam sebagai solusi. Namun, kenyataannya, keheningan ini justru meninggalkan pertanyaan yang tidak terjawab, menyebabkan kebingungan, bahkan menurunkan harga diri seseorang.

Ghosting juga dapat dikaitkan dengan pola keterikatan emosional seseorang. Mereka yang memiliki gaya keterikatan avoidant cenderung sulit menghadapi kedekatan emosional dan lebih memilih menghilang daripada harus menghadapi percakapan yang sulit. Di sisi lain, ada pula yang melakukan ghosting karena kurangnya empati atau sekadar menghindari tanggung jawab emosional.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Social and Personal Relationships (Freedman et al., 2019), ghosting dapat menimbulkan dampak psikologis yang serius, termasuk peningkatan kecemasan sosial dan rasa tidak aman dalam hubungan masa depan. Penelitian ini menunjukkan bahwa individu yang mengalami ghosting lebih mungkin mengalami penurunan kepercayaan diri dan kesulitan dalam membangun hubungan baru.

Bagi korban, ghosting dapat meninggalkan luka psikologis yang cukup dalam. Tidak adanya penjelasan membuat mereka terus bertanya-tanya, merasa tidak cukup berharga, dan dalam beberapa kasus, dapat memicu kecemasan serta kesulitan dalam membangun hubungan di masa depan.

Namun, pada akhirnya, ghosting lebih banyak berbicara tentang karakter pelakunya daripada korban. Tidak semua orang memiliki keberanian untuk berkomunikasi secara jujur. Karena itu, bagi mereka yang pernah menjadi korban ghosting, langkah terbaik adalah menerima kenyataan, berhenti mencari jawaban yang mungkin tidak pernah datang, dan fokus pada hubungan yang lebih sehat di masa depan.

Ghosting mungkin menjadi tren yang semakin umum di era digital, tetapi bukan berarti itu hal yang benar. Komunikasi yang jelas dan jujur tetap menjadi fondasi dari hubungan yang sehat, baik dalam pertemanan, percintaan, maupun profesional. Sebab, dalam banyak kasus, diam memang lebih menyakitkan daripada kata-kata.


Oleh: Amanda Zuhra

Editor: Redaksi

banner
Previous Post
Next Post
Comments
0 Comments

0 comments:

Mengenai Saya

Foto saya
Lhokseumawe, Aceh, Indonesia
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al – Kalam adalah salah satu lembaga pers mahasiswa guna mengembangkan bakat jurnaslis muda yang berada di lingkungan kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.

Redaksi Al-Kalam

Nama

Email *

Pesan *

LPM AL-Kalam IAIN Lhokseumawe, 0831 6327 5415 (Pimpinan Umum) 0895 1601 7818 (Pimpinan Redaksi) 082268042697 (Sekretaris Redaksi) Alamat:Jl. Medan Banda Aceh,Alue Awe,Kec. Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Diberdayakan oleh Blogger.