![]() |
Foto: Pexellab |
Memiliki tingkat curah hujan dengan relatif kelembaban mencapai 90% menyebabkan terjadinya perubahan suhu dan temperatur udara di setiap pergantian musim. Meskipun setiap daerah di Indonesia memiliki variasi musim yang berbeda-beda tetapi pada umumnya sebagian besar wilayah di Indonesia pada bulan April sampai Oktober mengalami musim kemarau, sedangkan musim hujan terjadi pada November hingga bulan Maret tiap tahunnya. Hal ini membuat Indonesia tidak jauh dari kondisi ekstrem yang dapat mengancam keselamatan nyawa, di musim penghujan tidak sedikit daerah mengalami kebanjiran, dataran tinggi mengalami tanah longsor, dan berbagai kondisi ekstrem lainnya.
Di Indonesia sendiri terdapat lembaga Pemerintah Nonkementerian yang memiliki tugas dalam bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika atau yang lebih dikenal dengan sebutan BMKG, dalam keakuratan prediksi cuaca kepala BMKG Dwikorita menyebutkan bahwa akurasi ketepatan saat ini mencapai 90%.
Pada tahun 2023 BMKG memonitor perkembangan iklim dan cuaca di seluruh Indonesia didapati adanya dinamika atmosfer yang signifikan sehingga tingkat curah hujan di sejumlah wilayah meningkatkan. Dikutip langsung dari laman resmi BMKG pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia terus meningkat semenjak fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang memasuki wilayah barat dan akan terus aktif di sekitar wilayah Indonesia selama periode Dasarian 1 yaitu pada bulan Desember 2023.
Sejak memasuki awal November hingga Desember 2023 BMKG telah memprediksi adanya potensi banjir pesisir (ROB) di sejumlah wilayah Indonesia akibat adanya fenomena fase bulan Periagee (jarak terdekat dengan bumi), dalam hal ini diharapkan seluruh masyarakat untuk terus berhati-hati selama periode fenomena ini berlangsung.
Pada akhir tahun ini diharapkan untuk seluruh masyarakat untuk berhati-hati terhadap tingkat curah hujan yang semakin meningkat, masyarakat daerah pesisir maupun masyarakat di daerah dataran tinggi untuk mewaspadai bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
Oleh: Mutia Wardani
Editor: Redaksi