![]() |
Foto: Jati Mainah |
Yusnidar mengungkapkan, tidak ada larangan untuk berfoto sebagai bentuk perayaan sidang skripsi, namun kebersihan harus tetap dijaga. Sayangnya, permintaan tersebut sering diabaikan. Orang-orang terus bergantian berfoto di tempat tersebut, bahkan teguran demi teguran telah disampaikan mulai dari satpam hingga rektor.
Area pembatas bunga di halaman Biro juga menjadi salah satu spot foto yang sulit dihindari karena keindahannya. Namun, Yusnidar menegaskan bahwa pembatas tersebut tidak seharusnya diduduki karena material yang digunakan hanya bata biasa sehingga tidak terlalu kokoh dan dapat retak.
“Mahasiswa duduk mengelilingi itu semua. Tas-tasnya diletakkan di atas bunga. Sudah diingatkan, ada tulisan di situ, tapi tidak diindahkan. Akhirnya, ya sudah. Kita tidak melarang (foto), tapi kalau tidak sanggup menjaga, jangan foto di sini,” tegasnya.
![]() |
Foto: Jati Mainah |
Yusnidar menambahkan, bahkan usai berfoto, sering kali sampah berserakan di spot-spot tersebut. Ia mengakui, hal ini dilihatnya secara langsung di Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD).
“Mau berfoto di mana saja di lingkungan kampus kita ini, silakan. Itu hak warga kampus: mahasiswa, dosen, karyawan. Silakan. Tapi jaga kebersihan,” sambungnya.
Ia mengimbau warga kampus untuk mencintai dan peduli terhadap lingkungan. Meski tidak menanam, setidaknya menjaga apa yang sudah ada. Perihal sampah pun demikian. Yusnidar menegaskan bahwa kampus sudah menyediakan tempat sampah, sehingga tidak sulit membuang sampah pada tempatnya.
Rerumputan yang ada sudah disiram dan dirawat. Yusnidar mengatakan, tempat-tempat tersebut menjadi bagian dari keindahan kampus, apalagi menjadi spot menarik untuk berfoto. Namun, jika rerumputan terus diinjak dan diduduki, maka selanjutnya akan tandus. Ia berharap tempat-tempat ini dapat dinikmati oleh generasi berikutnya.
Reporter: Muhammad Syahru
Penulis: Alya Nadila