Portal Berita Al-Kalam

LPM Al-Kalam Kembali Selenggarakan Kegiatan PJTD 2025: Asah Kemampuan Siswa dalam Jurnalistik

Foto: Fika Munayya www.lpmalkalam.com - Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam kembali menyelenggarakan kegiatan tahunan, yaitu Pelatihan Jur...

HEADLINE

Latest Post

24 Oktober 2025

Kejadian Buruk Menghantarkanku pada Takdir yang Indah

Foto: Pixabay.com

www.lpmalkalam.com- Suatu hari di waktu pagi, aku duduk di depan meja belajar sambil merenung. Tertegun melihat diriku yang sudah sampai di masa ini. Masa di mana posisiku sebagai mahasiswi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang mana jurusan tersebut sangat berhubungan dengan jurusan yang kuambil dulu saat SMA, yaitu IPS. Semua ini terjadi melalui kejadian yang tanpa direncanakan. Aku pun bingung dan bertanya-tanya, “Apakah ini sebuah kebetulan?”

Waktu itu tak pernah terpikir di benakku untuk mengambil Jurusan Soshum. Yang penting bagiku adalah sekolah, belajar yang rajin, dan bisa ikut kegiatan positif. Saat masa pendaftaran peserta didik baru tiba, aku mulai mencari informasi dan mataku tertuju pada sebuah brosur bertuliskan “Kelas Intensif (Unggul).” Setelah kubaca, akhirnya aku tertarik karena di dalamnya ada kegiatan tambahan seperti bahasa Inggris, bahasa Arab, tahfiz, dan juga teknik informatika. Ayahku pun mendaftarkanku agar bisa menjadi siswa intensif. Aku sangat senang. Namun, ironisnya aku terlalu menyepelekan yang namanya jurusan. Padahal, jurusan itu sangat menentukan kita mau jadi apa ke depan.

Akhirnya aku menjadi siswa intensif yang mau tidak mau jurusannya ditentukan oleh pihak sekolah, yaitu MIA (IPA). Selama aku mengikuti pembelajaran di kelas tersebut, aku masih baik-baik saja. Namun, setelah pulang dari sekolah, tubuhku sangat lelah dan kehilangan energi karena padatnya kegiatan. Aku memutuskan untuk istirahat sebentar, tetapi setelah bangun tubuhku tetap terasa lemas. Walaupun begitu, aku tetap menjalankan tanggung jawabku sebagai siswa untuk hadir ke sekolah.

Sehari – dua hari kemudian aku tetap merasakan hal yang sama. Rasa lelah, jantungku berdebar kencang, dan rasa sakit seperti nyeri menggerogoti tubuhku hingga akhirnya aku hanya bisa terbaring lemah di atas kasur, bagaikan ikan yang terkapar di pinggir laut.

Melihat keadaanku, orang tuaku tak tega. Ibuku menghampiriku dan berkata, “Nak, ibu melihatmu sepertinya tak sanggup lagi ikut kelas intensif seperti itu, lebih baik kamu keluar saja. Bukannya ibu melarang, tapi ibu tak tega melihatmu seperti ini setiap hari.”

Lalu ayahku menimpali, “Iya, Nak, betul itu. Ambil saja kelas reguler agar kamu tidak terlalu banyak kegiatan, sehingga bisa cepat pulang.”

Mendengar perkataan mereka, akhirnya aku menuruti. Keesokan harinya aku akan dipindahkan ke kelas reguler. Tapi sebelum itu, guruku sempat bertanya,

“Mengapa kamu mau pindah kelas?”

Aku menjawab pelan, “Tidak sanggup lagi, Pak, saya kecapekan.”

Setelah melalui proses, akhirnya aku resmi menjadi siswa reguler. Uniknya, kelas itu belum memiliki penentuan jurusan, sehingga kami harus melalui masa matrikulasi terlebih dahulu — semacam pembekalan mengenai bidang studi pilihan. Saat menjalani masa itu, aku mulai mencari tahu siapa diriku, apa yang kusukai, dan apa yang sesuai denganku.

Aku mencoba tes minat dan bakat di aplikasi ponselku, dan hasilnya menunjukkan bahwa aku lebih condong ke soshum (IPS). Lalu aku bertanya lagi pada diriku sendiri, sebenarnya apa tujuan hidupku. Dan ternyata, aku menemukan jawabannya: aku ingin menjadi orang yang bermanfaat!

Untuk bisa menuju ke sana tentu harus ada ilmunya, apalagi hal itu berkaitan dengan bertemu banyak orang. Akhirnya aku membulatkan tekad untuk masuk jurusan IPS, dan melalui prosesnya hingga akhirnya aku resmi menjadi siswa IPS.

Mengingat masa itu, aku sangat bersyukur. Jika Tuhan tidak membuatku sakit saat itu, mungkin sekarang aku akan kesulitan bertahan di jurusanku, karena tidak ada dasar dari sebelumnya serta tidak berhubungan dengan jurusan yang pertama kali kuambil di SMA.

Yang paling kusukai sekarang adalah aku berada di titik di mana aku bisa berpeluang untuk berkarya dan bermanfaat. Aku percaya bahwa rencana-Nya tidak pernah salah, hanya saja kita belum mengerti maksud Tuhan atas jalan hidup yang sudah ditetapkan-Nya. Dia lebih tahu mana yang kita butuhkan, bukan mana yang kita inginkan.


Penulis: Rizky Ramadhani (Magang)

Editor: Zuhra

banner
Previous Post
Next Post
Comments
0 Comments

0 comments:

Mengenai Saya

Foto saya
Lhokseumawe, Aceh, Indonesia
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al – Kalam adalah salah satu lembaga pers mahasiswa guna mengembangkan bakat jurnalis muda yang berada di lingkungan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe.

Redaksi Al-Kalam

Nama

Email *

Pesan *

LPM AL-Kalam UIN SUNA Lhokseumawe, 0823-6508-3003 (Pemimpin Redaksi) 0852-6227-8755 (Sekretaris Redaksi) Alamat:Jl. Medan Banda Aceh,Alue Awe,Kec. Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Diberdayakan oleh Blogger.