![]() |
Foto: IST |
Aditya, mahasiswa semester akhir Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) yang memilih artikel ilmiah sebagai pengganti skripsi, memberikan tanggapan positif. “Menurut saya cukup mantap, ya, seru. Karena bisa dinikmati oleh siapa pun kalau kita unggah di jurnal, dibandingkan hanya disimpan di perpustakaan. Senang, sih, rasanya ada pengganti skripsi jadi artikel jurnal,” tulisnya melalui pesan WhatsApp, Minggu (5/10/2025).
Menurut Aditya, adanya artikel ilmiah sebagai pengganti tugas akhir skripsi memiliki banyak manfaat bagi mahasiswa maupun kampus. Salah satunya, keunggulan kampus dapat terlihat dari banyaknya mahasiswa dan dosen yang menerbitkan artikel di jurnal bereputasi, khususnya jurnal yang memiliki pengakuan akademik luas.
Meski demikian, Aditya mengaku masih sedikit bingung dengan petunjuk teknis (juknis) kelulusan non-skripsi/tesis yang terbilang masih baru, terutama terkait jalur yang harus ditempuh saat pengajuan artikel ke jurnal. Namun, dalam proses penyusunan artikel ilmiah, penelitian, hingga presentasinya, ia merasa cukup mudah.
Aditya juga menyoroti perbedaan antara skripsi dan artikel ilmiah. Menurutnya, skripsi harus melalui tahapan seminar proposal, seminar hasil penelitian, dan sidang skripsi yang bersifat lebih seremonial. “Kalau artikel tiba-tiba lulus, kan, ya, bisa saja 3,5 tahun tamat kalau lewat jalur artikel. Karena skripsi itu ribet dan penuh langkah-langkah yang terstruktur,” tambahnya.
Reporter: Alya Nadila
Editor: Putri Ruqaiyah