![]() |
| Foto: IST |
Acara dibuka oleh Ismi Saydina Lubis selaku Master of Ceremony (MC) dengan berbagai challenge pembukaan yang interaktif. Kkemudian, kegiatan dilanjutkan oleh Moderator, Muhammad Rizky Azdillah, yang memandu jalannya diskusi utama mengenai buku berjudul On Liberty karya filsuf John Stuart Mill.
Pemaparan materi disampaikan oleh Edo Alvizar Dayusman, M.Pd., yang menjelaskan hakikat kebebasan manusia menurut pandangan Mill. Dalam penjelasannya, Edo menyampaikan bahwa pada dasarnya manusia memiliki hakikat kebebasan, namun kebebasan sejati hanya dimiliki oleh individu yang telah mampu membedakan antara benar atau salah.
“Jika seseorang belum dewasa secara moral dan intelektual, maka ia belum sepenuhnya berhak atas kebebasan,” ujarnya. Edo juga menegaskan bahwa kebebasan tidak bersifat mutlak. “Kebebasan seseorang hanya berlaku sejauh tidak melanggar kebebasan orang lain. Negara boleh mengintervensi bila kebebasan itu menimbulkan benturan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Edo menguraikan bahwa kebebasan berpendapat memiliki peran penting dalam menemukan kebenaran. Edo menyoroti tiga bentuk sikap anti terhadap kebebasan berpendapat, yaitu menjadikan pendapat sebagai dogma tanpa melihat kebenaran lain, menyingkirkan pendapat yang berbeda, serta mencampur adukkan antara benar dan salah. “Dengan kebebasan berpikir dan berpendapat, manusia belajar menjadi dewasa, terbuka, dan menghargai perbedaan. Itulah esensi kebahagiaan yang bebas dari rasa sakit,” pungkasnya.
Setelah sesi pemaparan, peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan penerapan konsep kebebasan dalam kehidupan mahasiswa. Setiap kelompok kemudian mempresentasikan hasil diskusinya di hadapan Kurator, Imam Al Hamdi, yang menilai dan memberikan pertanyaan kritis kepada masing-masing kelompok.
Melalui kegiatan ini, Ismi berharap peserta memahami bahwa kebebasan adalah ruang untuk mengekspresikan pendapat secara bertanggung jawab, sekaligus menghargai nilai-nilai kemanusiaan dan perbedaan pendapat.
Reporter: Zahratul (Magang)
