![]() |
Foto: Infocavit.com |
Budaya Pakpak bukan sekadar lagu daerah, makanan khas, atau tarian tradisionalnya saja, melainkan juga kebiasaan sosial dalam bermasyarakat. Namun, generasi sekarang kebanyakan sudah mengikuti gaya hidup sebagaimana yang ada di media sosial. Mereka bahkan lebih fasih menyanyikan lagu-lagu berbahasa Inggris, lebih hafal nama-nama makanan yang ada di restoran, sampai-sampai lupa dengan lagu daerah sendiri, lupa dengan nama makanan khas daerah sendiri, dan masih banyak lagi.
Kalau pun mau disalahkan, tidak bisa menyalahkan siapa pun. Sebab, yang namanya perkembangan zaman itu pasti ada, sehingga seiring waktu dunia pasti berubah. Tetapi, pertanyaannya apakah kita harus melupakan budaya kita sendiri agar bisa disebut maju? Rasanya tidak. Justru di tengah gempuran budaya luar, di tengah perkembangan zaman, kita harus mampu berdiri tegak membawa jati diri untuk mempertahankan budaya.
Melestarikan budaya tidak harus dengan hal-hal besar, bisa dimulai dari hal-hal kecil, misalnya berbicara dengan bahasa daerah jika sama-sama mengerti, memposting di media sosial jika ada acara adat seperti upacara, atau mengenalkan kepada kawan-kawan asal usul kita. Dalam hal ini, pemerintah dan lembaga pendidikan juga memiliki peran yang sangat penting, bukan hanya di acara tahunan saja, melainkan juga dalam membuka ruang sebagai wadah untuk mempelajari kebudayaan itu sendiri.
Penulis: Arrahmadan Jaminur Berutu
Editor: Putri Ruqaiyah