Portal Berita Al-Kalam

LPM Al-Kalam Kembali Selenggarakan Kegiatan PJTD 2025: Asah Kemampuan Siswa dalam Jurnalistik

Foto: Fika Munayya www.lpmalkalam.com - Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam kembali menyelenggarakan kegiatan tahunan, yaitu Pelatihan Jur...

HEADLINE

Latest Post

30 Oktober 2025

Fakta Unik Bumi Samudera, Aceh Utara: Masyarakat Masih Sering Menemukan Koin Emas Dinar dan Piring Cap Naga Milik Kerajaan?

Foto: Razwa Syuib (Magang)

www.lpmalkalam.com- Dalam menjalankan masa magang, Kelompok Tiga Calon Kru (Cakru) Magang Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam mengunjungi Kompleks Makam Sultan Malik As-Shalih di Gampong Beuringen, Kecamatan Samudera, Aceh Utara pada Jumat (17/10/2025). 

Berbagai fakta unik dan menarik di temukan dari cerita sang pemandu, Marzuki. Penjaga makam bersama tiga orang lainnya mengaku tidak digaji langsung oleh pemerintah. Namun, keempatnya tetap menjalankan tugas tersebut menganggap sebagai kewajiban yang harus dijaga.

Samudera Pasai, nama sebuah kerajaan yang terletak di Aceh Utara pada tahun 1270-1297 Masehi. Dulunya, Kerajaan Samudera Pasai dikenal sebagai kerajaan Islam terbesar di Indonesia, nomor dua di dunia setelah Arab. Samudera Pasai dikenal dengan sejarah sosok Raja pendiri Kerajaan Islam pertama di Indonesia. 

Makam Sultan Malik As-Shalih dikenal sampai ke penjuru dunia. Banyak keistimewaan di tempat tersebut. "Namanya juga seorang yang alim, ya. Jadi Allah mengistimewakan mereka walaupun sudah tiada. Ramai orang datang berziarah untuk meminta doa di sini, dengan mengharapkan keberkahan beliau mereka berdoa. Alhamdulillah, semuanya terkabulkan," ujar Marzuki.

Samudera Pasai memiliki kekayaan yang luar biasa dimana alat tukar barangnya (uang) terbuat langsung dari emas yang disebut dinar. Dinar sebutan koin emas sebagai alat transaksi di Arab. Raja Samudera (Meurah Silu) berasal dari Yaman dan merupakan yang membawa Islam dari Arab. "Mungkin kalian pernah baca di internet bahwa Meurah Silu membangun kerajaan ini setelah masuk Islam. Itu perspektif yang salah. Beliau bukan keturunan orang biasa, tetapi sangat dimuliakan bahkan dari buyutnya," tambahnya.  

Foto: Razwa Syuib (Magang)

Sampai saat ini, masyarakat Samudera masih memiliki harta koin tersebut. "Kami biasanya ketemu di tambak, atau di tanah kalau ada pembangunan. Masyarakat jual ke saya, harganya menurut ukuran. Kalau kecil bisa satu juta lima ratus atau dua jutaan. Nanti kami jual ke luar negeri," jelasnya.

Menjual koin dinar yang ditemukan sudah menjadi sumber ekonomi warga sekitar. Awalnya mereka tidak paham untuk menjual ke luar negeri. "Dulu, waktu kecil-kecil kami gak paham tentang barang yang ditemukan begitu. Sering kita ketemu barang antik seperti piring cap Naga, biasanya dipakai oleh raja dan keluarga. Banyak manfaat dari piring tersebut salah satunya bisa menghilangkan racun pada makanan. Dulu, kalau ada musuh bisa saja diracun. Nah, keluarga raja menggunakan piring tersebut jadinya tidak beracun," lanjut Marzuki.

Saat Aceh dilanda tsunami pada tahun 2004, pesisir Aceh Utara termasuk Samudera juga terkena bencana tersebut. Namun, uniknya pembatas Makam Sultan Samudera Pasai tidak tersentuh air sedikitpun. Sementara itu, warga sekitar bisa menangkap ikan yang berserakan di dekat makam akibat terbawa air laut. "Banyak orang yang tidak tau kalau sebenarnya Sultan Malik Adh-Dhahir tidak dimakamkan. Itu yang ada disamping makam ayah beliau, Sultan Malik Ash-Shalih hanya monumen sebagai bukti bahwa beliau patut dikenang. Beliau tidak syahid, tetapi raib saat hendak dibunuh oleh musuh sampai sekarang tidak ada berita tentang beliau. Itulah kelebihan orang alim," terangnya.

Marzuki berharap agar anak muda mau mengulik kembali sejarah para leluhur, terutama tentang agama dan keimanan.


Penulis: Annisa Maulianda (Magang)

Editor: Tiara Khalisna

 

banner
Previous Post
Next Post
Comments
0 Comments

0 comments:

Mengenai Saya

Foto saya
Lhokseumawe, Aceh, Indonesia
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al – Kalam adalah salah satu lembaga pers mahasiswa guna mengembangkan bakat jurnalis muda yang berada di lingkungan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe.

Redaksi Al-Kalam

Nama

Email *

Pesan *

LPM AL-Kalam UIN SUNA Lhokseumawe, 0823-6508-3003 (Pemimpin Redaksi) 0852-6227-8755 (Sekretaris Redaksi) Alamat:Jl. Medan Banda Aceh,Alue Awe,Kec. Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Diberdayakan oleh Blogger.