Portal Berita Al-Kalam

LPM Al-Kalam Gelar Kegiatan KLASIK di MAN Kota Lhokseumawe: Menumbuhkan Semangat Jurnalisme Sejak Dini

Foto: Jati Mainah www.lpmalkalam.com – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan K...

HEADLINE

Latest Post

14 Agustus 2025

Daun Sirsak, Si Hijau yang Menyimpan Banyak Khasiat

Foto: Pexels.com

www.lpmalkalam.com-  Satu helai daun sirsak mungkin terlihat biasa saja dan tidak istimewa ketika pertama kali dilihat, namun di balik permukaannya, daun hijau ini mengandung segudang manfaat yang sudah lama di gunakan dalam pengobatan tradisional. Di belahan dunia lain, misalnya di Asia, Amerika Latin, dan Afrika, daun sirsak diolah menjadi teh, kemudian dikeringkan untuk menjadi suplemen atau biasa diolah menjadi ramuan tradisional.

Secara ilmiah, sirsak mempunyai nama latin Annona muricata. Pohon ini biasanya tumbuh di daerah tropis, seperti Indonesia. Daun ini kaya akan senyawa bioaktif seperti acetogenin, tanin, flavonoid, dan alkaloid yang khususnya alkon aporfin, seperti annonamine yang terbukti secara ilmiah sebagai zat dengan antioksidan, antimikroba, antiradang, dan antikanker potensial. Penggunaan secara tradisional meliputi pengobatan demam, nyeri, gangguan pencernaan, dan infeksi kulit.

Manfaat daun sirsak sebagai berikut:

1. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Kandungan vitamin C dan antioksidan membantu melawan radikal bebas serta menjaga sistem imun agar tetap prima.

2. Membantu Menurunkan Tekanan Darah

Kandungan senyawa dalam daun sirsak dipercaya mampu melebarkan pembuluh darah dan melancarkan peredaran darah.

3. Mengurangi Nyeri Dan Peradangan

Rebusan daun sirsak bisa membantu meredakan rasa nyeri sendi dan pegal linu.

4. Mendukung Terapi Kanker

Banyak hasil penelitian membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak mempunyai antikanker, walaupun penggunaannya harus bersamaan dengan saran medis. 

5. Menjaga Kesehatan Pencernaan

Rutin mengonsumsi air rebusan daun sirsak secara teratur bisa membantu mengatasi masalah pencernaan seperti sembelit atau perut kembung. 


Cara Membuat Ramuan Daun Sirsak

Bahan:

1. 5-10 lembar daun sirsak segar (pilihlah daun yang sudah tua tapi masih hijau)

2. 3 gelas air (± 750 ml)


Langkah pembuatan:

1. Bersihkan daun sirsak dengan mencucinya agar debu atau kotoran hilang

2. Masukkan daun sirsak ke dalam panci kemudian tambahkan 3 gelas air

3. Rebus dengan air kecil sampai air di panci tersisa kira-kira 1 gelas.

4. Saring air rebusan dan biarkan agak hangat 

5. Minum 1 kali sehari atau sesuai anjuran, biasanya setelah makan. 

Meskipun daun sirsak banyak manfaatnya, penggunaan untuk pengobatan sebaiknya di dampingi konsultasi dengan pihak medis, terutama untuk ibu hamil, menyusui, atau penderita penyakit kronis. “Alam menyediakan banyak obat, tapi kebijaksanaan manusia yang menentukan bagaimana kita memanfaatkannya.”



Penulis: Nadiyatul Rahimah Sinaga

Editor: Tiara Khalisna

07 Agustus 2025

Pante Kirau: Destinasi Wisata Ala-Ala Takengon

Foto: Nurul Fadilah

www.lpmalkalam.com- Destinasi wisata yang saat ini menjadi perbincangan publik, khususnya di kalangan warga Aceh Utara, adalah Pante Kirau. Pante Kirau merupakan sebutan bagi sungai yang terletak di Gampong Blang Pante, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara.

Sebutan "Pante Kirau" sendiri belum begitu dikenal luas dan hanya populer di kalangan masyarakat tertentu. Nama lainnya yang lebih sering terdengar adalah Pante Bahagia.

Di destinasi wisata ini, pengunjung disuguhkan panorama keindahan sungai yang jernih dan berkelok-kelok, berpadu dengan pemandangan pegunungan di sekelilingnya yang memanjakan mata. Suasananya seolah-olah membawa kita ke Takengon, Aceh Tengah, yang memang terkenal dengan keindahan alamnya.

Dengan tiket masuk seharga Rp5.000, pengunjung sudah bisa merasakan serunya bermain di sungai. Fasilitas tempat istirahat dan parkir juga disediakan secara gratis. Untuk keamanan, pengunjung yang ingin berenang tidak perlu khawatir akan tenggelam karena tersedia jaket pelampung yang disewakan oleh para pedagang di lokasi. Jaket pelampung ini wajib digunakan sebagai langkah antisipasi terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.

Selain itu, hanya dengan Rp15.000, pengunjung bisa menyewa ban pelampung untuk sensasi berenang yang lebih seru. Tidak hanya itu, destinasi ini juga menawarkan arung jeram dengan tarif yang sangat terjangkau, yakni hanya Rp25.000 per perahu.

Hingga saat ini, destinasi wisata yang dibuka pada awal April dan terus berkembang ini masih tergolong sangat ramai, terutama pada hari-hari libur. Pante Kirau menjadi salah satu ikon wisata baru di Aceh Utara yang ramai dikunjungi wisatawan dari dalam maupun luar daerah.

Ingin merasakan sensasi bermain di sungai seperti di Takengon? Pante Kirau solusinya! Nikmati keindahan panorama sungai layaknya di Takengon tanpa harus menempuh perjalanan jauh.


Penulis: Nurul Fadilah

Editor: Putri Ruqaiyah
 

27 Juli 2025

Air Laut Pasang di Ujong Blang: Sumber Kehidupan dan Pesona Alam Pesisir Lhokseumawe

Foto: Qurrata A'yuni

www.lpmalkalam.com - Fenomena air laut pasang di Pantai Ujong Blang, Lhokseumawe, merupakan siklus alamiah yang terjadi akibat pengaruh gravitasi bulan dan matahari. Sebagai kawasan pesisir yang langsung berhadapan dengan Selat Malaka, Ujong Blang mengalami pasang surut laut secara rutin, dan hal ini telah menjadi bagian dari ritme kehidupan masyarakat setempat.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), prediksi pasang surut di wilayah Lhokseumawe, termasuk tinggi dan waktu pasang, didasarkan pada data astronomi seperti posisi matahari, bulan, dan bumi serta data hidrologi yang mencakup kedalaman laut dan topografi pantai.

Foto: Qurrata A'yuni
Menariknya, air laut yang pasang justru membawa manfaat tersendiri bagi para nelayan. Fenomena ini memudahkan aktivitas penangkapan ikan karena arus air sering kali membawa ikan lebih dekat ke tepi pantai. Masyarakat memanfaatkan momen ini melalui tradisi Tarek Pukat, yakni menarik jaring tangkap secara berkelompok di sepanjang bibir pantai.

Selain nilai ekonomi, air pasang juga menghadirkan daya tarik wisata. Banyak pengunjung datang untuk menikmati suasana pantai, berswafoto, atau bahkan berenang saat kondisi memungkinkan. Keindahan alam yang dipadu dengan aktivitas masyarakat lokal menjadikan Pantai Ujong Blang sebagai destinasi yang memikat, baik secara visual maupun budaya.

Secara keseluruhan, fenomena air laut pasang di Ujong Blang tidak hanya menjadi bagian dari keseharian masyarakat, tetapi juga berperan penting dalam keberlanjutan sosial, ekonomi, dan ekologi wilayah pesisir. Oleh karena itu, proses pengelolaan dan pemanfaatannya perlu terus diarahkan pada prinsip kehati-hatian dan pelestarian lingkungan, agar warisan alam ini tetap lestari bagi generasi mendatang.


Penulis: Qurrata A'yuni

Editor: Putri Ruqaiyah

20 Juli 2025

Dayah Misbahul Ulum: Sejarah dan Tradisi Kitab Kuning

Foto: IST
www.lpmalkalam.com

Pendahuluan

Misbahul Ulum adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang berfokus pada pengajaran ilmu agama dan umum. Nama Misbahul Ulum sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti “Pelita Ilmu,” mencerminkan tujuan lembaga ini dalam menyebarkan ilmu pengetahuan dan mencetak generasi yang berakhlak mulia.

Lembaga ini biasanya mengintegrasikan kurikulum berbasis keislaman dengan pendidikan formal, seperti ilmu pengetahuan alam, sosial, dan teknologi. Beberapa pesantren atau madrasah dengan nama Misbahul Ulum tersebar di berbagai daerah di Indonesia, masing-masing dengan ciri khas dan metode pengajarannya sendiri.

Metode Penelitian

Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan di Pesantren Modern Misbahul Ulum Lhokseumawe, metode penelitian yang sering digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode ini bertujuan untuk memahami dan menafsirkan makna dari interaksi dan perilaku manusia dalam situasi tertentu, sehingga dapat memberikan gambaran yang sistematis.

Sebagai contoh, dalam penelitian mengenai strategi ustaz dan ustazah dalam meningkatkan kemampuan public speaking santri, digunakan metode kualitatif deskriptif untuk mengumpulkan dan menganalisis data melalui wawancara dan observasi.

Demikian pula, penelitian tentang metode bimbingan akhlak bagi santri yang melakukan pelanggaran peraturan pesantren juga menerapkan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik purposive sampling digunakan untuk menentukan subjek penelitian, dan data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara.

Selain itu, penelitian mengenai manajemen sarana dan prasarana dalam peningkatan akreditasi di Pesantren Modern Misbahul Ulum menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini melibatkan subjek seperti pimpinan pesantren, kepala bidang sarana dan prasarana, serta guru, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Penggunaan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dalam penelitian-penelitian tersebut memungkinkan peneliti untuk menggali informasi mendalam mengenai fenomena yang terjadi di lingkungan Pesantren Modern Misbahul Ulum Lhokseumawe.

Hasil dan Pembahasan

Pesantren Modern Misbahul Ulum atau yang biasa disingkat PMMU terletak di Jalan Tgk. Chik Di Paloh, Desa Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, yang berada sejauh 800 meter dari Jalan Medan–Banda Aceh ke arah utara Desa Meuria Paloh. Pesantren Modern Misbahul Ulum adalah pondok pesantren yang memadukan unsur keagamaan tradisional yang kuat di Aceh dengan unsur kemajuan dan modernisasi yang dipadukan melalui sistematika Pondok Pesantren Gontor, menjadikan Pesantren Modern Misbahul Ulum sebagai pesantren terbesar di Kota Lhokseumawe dengan beragam prestasi. PMMU adalah pondok pesantren yang memiliki metode belajar-mengajar umum dan juga agama. Pesantren ini juga memiliki berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan metode pembelajaran yang sangat praktis.

Tahun ajaran 2019–2020, Pesantren Modern Misbahul Ulum memiliki jumlah santri kurang lebih sebanyak 1.522 santri, di antaranya 817 santriwan dan sekitar 705 santriwati. PPMU juga memiliki 73 tenaga pengajar atau yang biasa disebut “ustaz/ah”, di antaranya 43 ustaz dan sekitar 30 ustazah. Ustaz dan ustazah ada yang menjadi guru tetap dan tinggal di lingkungan pesantren, ada juga yang tidak tetap seperti halnya guru-guru di luar sana.

Strategi dalam Membina Seni Berbicara dan Mental Santri

Pesantren Modern Misbahul Ulum merupakan pesantren yang menerapkan pendidikan umum, agama, serta aneka ragam kegiatan ekstrakurikuler. Pendidikan ekstrakurikuler sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan. Kegiatan ini diajarkan oleh ustaz dan ustazah. Pembinaan kegiatan ini pada santri dilaksanakan dengan cara ustaz dan ustazah mengajarkan langsung bagaimana cara meningkatkan seni berbicara dan membentuk mental pada diri santri, serta bagaimana cara mengajarkan kepada santri-santri di bawah mereka.

Pelaksanaan pembinaan ini terpusat pada seni berbicara dan mental masing-masing santri. Apa pun yang dilakukan pondok pesantren berdasarkan kebutuhan dari santri tersebut, demi membentuk karakter santri yang memiliki keterampilan dalam seni berbicara dan mental untuk menjadi alumni yang berguna bagi masyarakat dan bangsa. Pelaksanaan pembelajaran di Pesantren Modern Misbahul Ulum menggunakan sistem salafiyah modern, yaitu selain mengaji, pesantren juga mengajarkan segala jenis ekstrakurikuler yang bertujuan untuk terciptanya sosok santri yang memiliki ilmu agama juga ilmu cara berorganisasi, berinovasi, berkreasi, dan mengajar apa yang telah dikaji selama dari kelas satu hingga kelas lima, dan saat kelas enam mereka harus mampu mengimplementasikan segala ilmu yang telah dikaji selama kurang lebih lima tahun sebelumnya.

Semua ini mengedepankan pembelajaran yang sistematis dan metodis dari kurikulum pesantren tersendiri. Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler dalam meningkatkan seni berbicara dan mental santri Pesantren Modern Misbahul Ulum yaitu Muhadharah, Muhadatsah, Darsul Izhaf, Khutbah Jumat, dan Amaliah Tadris. Selain itu, juga ada beberapa kegiatan lainnya yang muncul dari kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan di atas. Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan dan dikemas oleh kurikulum pesantren sangat efektif dalam meningkatkan seni berbicara dan mental santri Pesantren Modern Misbahul Ulum. Segala kegiatan tersebut telah terbagi seperti yang telah penulis jelaskan di atas, yaitu:

Pertama, Muhadharah  (ู…ุญุงุถุฑุฉ) adalah bahasa Arab yang berarti lecture/kuliah. Kata yang sepadan dengan muhadharah dalam bahasa Arab adalah dars (ุฏุฑุณ) yang berarti lesson/pelajaran. Secara sederhana, muhadharah adalah latihan pidato. Jadi, kegiatan muhadharah yang selama ini digunakan di pesantren ternyata sangat berpengaruh bagi anak-anak santri.

Dengan pembekalan muhadharah yang lebih serius lagi, pastinya akan menjadi tempat pembinaan yang lebih baik. Dalam kegiatan ini santri dituntut untuk membuat sebuah pidato yang dirangkai oleh pribadi mereka masing-masing. Rangkaian tersebut tercipta melalui ilmu pengetahuan mereka masing-masing dalam kajian ilmu yang telah mereka pelajari setiap harinya di pesantren. Setelah itu ustaz dan ustazah menyuruh mereka menghafalkan dan memahami apa yang telah mereka rangkai sedemikian rupa sehingga mereka mampu berpidato di depan santri lainnya.

Kedua, Pesantren Modern Misbahul Ulum adalah salah satu pondok yang menerapkan muhadatsah sebagai pembelajaran maharah kalam bagi santrinya. Pertama, di pesantren setelah salat subuh setiap santri diajarkan bahasa Arab oleh para mudabbir di setiap asrama masing-masing. Kemudian saat belajar-mengajar di pagi hari juga diajarkan bahasa Arab dan beberapa pelajaran lain yang mencakup tentang bahasa Arab oleh para ustaz dan ustazah. Pelajaran tersebut diimplementasikan dalam bentuk muhadatsah sambil menunggu waktu magrib setiap seminggu tiga kali.

Ketiga, Darsul Izhaf ialah tempat santri tampil untuk mengajar di setiap kelas yang ada di pondok pesantren saat siang menjelang sore. Kesempatan ini diberikan untuk santri/ah kelas V dan VI yang telah hampir menyelesaikan tuntut ilmu di pondok pesantren. Kesempatan ini didapatkan oleh seluruh santri saat duduk di bangku kelas V dan VI untuk mengajar di setiap kelas I, II, III, dan juga kelas IV. Darsul Izhaf ini memiliki keunikan tersendiri, karena pelajaran yang diajarkan kepada adik-adik mereka harus pelajaran antara bahasa Inggris dan Arab. Pelajaran tersebut juga digunakan melalui komunikasi bahasa itu tersendiri. Misalnya, pelajaran yang berkaitan dengan bahasa Arab harus menggunakan bahasa Arab dalam menjelaskan pelajaran tersebut atau saat proses belajar-mengajar terjadi, begitu juga dengan bahasa Inggris.

Keempat, mendengarkan kata dari khutbah Jumat pastinya tidak asing lagi di telinga umat Islam tentang sebuah khutbah yang dilakukan pada hari Jumat sebelum salat Jumat dilaksanakan. Khutbah Jumat bagi umat Islam adalah kegiatan yang wajib dilakukan saat salat pada hari Jumat. Tetapi, yang dimaksud dengan khutbah Jumat pada kegiatan di Pesantren Modern Misbahul Ulum adalah sebuah kegiatan yang dilakukan seminggu sekali di malam Jumat. Kegiatan ini ditetapkan oleh pembina muhadharah di setiap waktu muhadharah pada jadwal malam Jumat. Kegiatan ini dibina langsung oleh Ustaz Zikri sendiri, agar para santri bisa dilatih semaksimal mungkin, apalagi beliau adalah seorang khatib yang telah diakui di tingkat Provinsi Aceh.

Kelima, Amaliah Tadris ialah kegiatan yang dilakukan untuk menguji santri kelas akhir dalam hal mengajar dengan tata cara yang benar. Kegiatan ini telah disusun secara sistematis oleh ustaz-ustazah Pesantren Modern Misbahul Ulum, dengan menguji santri/ah mengajar menggunakan bahasa Arab dan Inggris yang baik dan benar.

 

Tradisi Kitab Kuning

Tingkat Tsanawiyah

Pelajaran dan Judul dan Penulis Kitab di Tingkat Tsanawiyah

Sumber data: Dayah Misbahul Ulum, berlokasi di Desa Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, pada tahun 1987 - Wawancara dengan H. M. Yusuf Syeikh (Kepala di Dayah Misbahul Ulum), di Paloh, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe 28 Maret 2025


Karya: Hashilla Rihadatul Vahada, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe

Editor: Putri Ruqaiyah

19 Juli 2025

Dayah Terpadu Bustanul Arifin: Sejarah dan Tradisi Kitab Kuning

 

Foto: IST
www.lpmalkalam.com 

Pendahuluan

Pesantren merupakan Lembaga Pendidikan Islam (LPI) yang telah berakar kuat dalam sejarah dan perkembangan masyarakat Indonesia. Selain berfungsi sebagai pusat pembelajaran agama, pesantren juga menjadi tempat pembentukan karakter, moral, dan budaya santri yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Salah satu pesantren yang turut memainkan peran penting dalam pembinaan generasi muda adalah Pesantren Bustanul Arifin.

Pesantren Bustanul Arifin tidak hanya berfokus pada pendidikan keagamaan, tetapi juga mendorong santri untuk aktif dalam kegiatan sosial, keterampilan hidup (life skill), dan pengembangan intelektual. Dengan pendekatan yang menyeluruh, pesantren ini menjadi wadah pembentukan insan yang tidak hanya taat secara spiritual, tetapi juga siap menghadapi tantangan zaman.

Melalui mini riset ini, penulis berusaha menggali lebih dalam tentang efektivitas metode pembelajaran kitab kuning, peran pesantren dalam pemberdayaan ekonomi santri, atau pola pembinaan akhlak di lingkungan pesantren. Diharapkan hasil dari penelitian kecil ini dapat memberikan gambaran nyata mengenai dinamika yang terjadi di Pesantren Bustanul Arifin serta memberikan kontribusi positif bagi pengembangan pesantren ke depan.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam mengenai metode pembelajaran, pola pembinaan akhlak, dan peran pesantren dalam kegiatan sosial. Pendekatan ini dipilih karena sesuai untuk mengkaji fenomena sosial, perilaku, serta pengalaman para subjek penelitian dalam konteks keseharian di lingkungan pesantren.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pesantren Bustanul Arifin, yang berlokasi di Desa Bale Atu, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama satu minggu, mulai dari tanggal 27 Maret s.d. selesai.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini terdiri dari pengasuh/pimpinan pesantren, ustaz/ustazah, santri (dipilih secara purposive/sengaja, berdasarkan kriteria tertentu).

Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa teknik, yaitu:

a. Observasi: Mengamati langsung kegiatan pembelajaran atau aktivitas santri di lingkungan pesantren.

b. Wawancara: Dilakukan secara semi-struktural kepada beberapa informan utama untuk menggali informasi lebih dalam.

c. Dokumentasi: Mengumpulkan dokumen atau catatan yang relevan, seperti jadwal kegiatan, kurikulum, atau arsip pesantren.

Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif-kualitatif. Proses analisis dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validitas data diperkuat melalui teknik triangulasi, yaitu membandingkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk memastikan keakuratan informasi.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pengasuh pesantren, ustadz, serta beberapa santri, diperoleh informasi bahwa pembinaan akhlak di Pesantren Bustanul Arifin dilakukan melalui beberapa pendekatan utama, yaitu:

1. Keteladanan: Para ustaz dan pengasuh menjadi teladan dalam sikap dan perilaku sehari-hari. Santri dibiasakan melihat langsung contoh akhlak mulia dari guru mereka, baik dalam ibadah, sopan santun, maupun interaksi sosial.

2. Pembiasaan: Kegiatan harian pesantren dirancang untuk menanamkan nilai-nilai akhlak seperti disiplin, tanggung jawab, dan kebersamaan. Misalnya, salat berjamaah, gotong royong, dan pembacaan wirid rutin.

3. Pengawasan dan Teguran: Santri yang melanggar aturan atau menunjukkan sikap tidak terpuji akan diberi teguran secara bertahap, mulai dari nasihat hingga sanksi edukatif. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki, bukan menghukum.

4. Kajian Kitab Akhlak: Pesantren rutin mengadakan pengajian kitab-kitab klasik yang membahas tentang akhlak, seperti Ta'lim Muta’allim, Bidayatul Hidayah, dan Ihya Ulumuddin.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembinaan akhlak yang diterapkan di Pesantren Bustanul Arifin menekankan pada pendekatan holistik, yakni menggabungkan teori (pengajaran kitab), praktik (pembiasaan), dan contoh nyata (keteladanan). Ini sejalan dengan konsep tarbiyah Islamiyah yang menekankan pendidikan secara menyeluruh, tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik.

Keteladanan dari para ustaz terbukti menjadi faktor dominan dalam membentuk karakter santri. Santri mengaku lebih mudah mengikuti dan meniru perilaku yang mereka lihat langsung setiap hari. Selain itu, pembiasaan kegiatan keagamaan secara konsisten membentuk rutinitas positif yang menjadi bagian dari karakter santri.

Temuan ini juga memperkuat teori pendidikan karakter yang menyebut bahwa lingkungan dan figur panutan berperan besar dalam pembentukan kepribadian anak. Dengan sistem yang teratur dan nilai-nilai yang diajarkan secara konsisten, pesantren dapat menjadi wadah efektif dalam membentuk akhlak mulia pada generasi muda.

Sejarah Pesantren

Pesantren Busatanul Arifin merupakan Pesantren yang di bawah naungan Yayasan Darul Muttakin yang didirikan pada tanggal 3 Agustus 2000 yang di dipimpin oleh Tgk. Syarfawi Abd Shamad. Awalnya Pesantren ini hanya memberikan pendidikan kitab klasik saja. Akan tetapi, seiring waktu dan tuntunan dari masyarakat maka pada 2001 pesantren ini menjadi Pesantren Terpadu Bustanul Arifin dengan Madrasah Tsanawiyah (MTs) di dalamnya. MTs Bustanul Arifin di kepalai oleh Tgk. Saidi M. Nurdin, S.Pd, kemudian pada tahun 2004, Pesantren Bustanul Arifin juga mendirikan Madrasah Aliyah (MA) dengan maksud agar santri/santriwati yang tamat dari MTs, bisa langsung melanjutkan ke jenjang selanjutnya tanpa pindah.

Dalam perjalanan roda pendidikan, pada tahun 2005, MTs dan MA mengalami perubahan nama menajdi SMP dan SMA Terpadu Bustanul Arifin. Atas dorongan dan dukungan masyarakat Bener Meriah dan sekitarnya, Pesantren Bustanul Arifin mendirikan dan mengelola penguruan tinggi, maka pada tahun 2011 Pesantren Bustanul Arifin mengajukan permohonan pendirian Perguruan Tinggi kepada Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI). Pada tanggal 3 April 2013 Pesantren Bustanul Arifin disetujui dan diberi kepercayaan oleh Kemenag RI untuk mengelola Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Bustanul Arifin, prodi Bahasa  Arab dengan SK Dirjen Pendis (Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam) Nomor 779 Tahun 2013.

Awalnya Pesantren Bustanul Arifin hanya memiliki areal 1,5 Ha di pondok sayur (komplek putri sekarang), pada waktu itu masih digabung antara komplek putra dan putri, dengan bertambahnya tahun maka bertambah juga santri di dayah Bustanul Arifin, maka pada tahun 2012  sudah tidak memungkinkan lagi untuk di gabung jadi satu dan dipindahakan di desa Bale  Atu (+5 km) dari komplek putri seluas areal tanah 6,5 hektar.

Pesantren Bustanul Arifin selalu melakukan kajian strategis dan penenlitian untuk meningkatkan mutu pendidikan di Pesantren Bustanul Arifin khususnya, dan pada seluruh pesantren umumnya.

Tradisi Kitab Kuning

Pelajaran dan Judul dan Penulis Kitab di Tingkat Tsanawiyah

Sumber data: Pesanren Busatanul Arifin, Kurikulum Pesantren Busatanul Arifin (Bener Meriah: Pesantren Busatanul Arifin, 2022) - Wawancara dengan Ustaz Aldasyah (Pimpinan Dayah di Pesantren Bustanul Arifin) di Bener Meriah, 27 Maret 2025

Pelajaran, Judul dan Penulis Kitab di Tingkat Aliyah

Sumber data: Pesantren Bustanul Arifin, Kurikulum Pesantren Bustanul Arifin (Bener Meriah: Pesantren Busatanul Arifin,2022) - Wawancara online dengan Ustaz Aldasyah (Pimpinan Dayah di Pesantren Bustanul Arifin) di Bener Meriah, 27 Maret 2025

Penutup

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pesantren Bustanul Arifin, dapat disimpulkan bahwa pembinaan akhlak santri dilaksanakan melalui pendekatan yang terpadu, yaitu:

1. Keteladanan dari ustadz dan pengasuh, yang menjadi model nyata dalam perilaku sehari-hari.

2. Pembiasaan aktivitas positif, seperti shalat berjamaah, gotong royong, dan kegiatan keagamaan rutin.

3. Pengawasan dan penegakan disiplin, yang dilakukan secara bertahap dan edukatif.

4. Pengajaran kitab-kitab akhlak, yang menanamkan nilai-nilai moral melalui pemahaman keilmuan klasik.

Saran

1. Nilai-nilai moderasi beragama di Pesantren Bustanul Arifin.

2. Integrasi kurikulum penerapan Diniyah dan Umum di Pesantren Bustanul Arifin.

3. Strategi pembinaan karakter santri melalui kegiatan harian pesantren.

4. Peran pesantren dalam pemberdayaan masyarakat sekitar.

5. Pengaruh kegiatan ekstrakurikuler terhadap kedisiplinan santri.

Daftar Pustaka

Wati, R. (2023). Kebijakan Penguatan Bahasa Asing dalam Menghadapi Era Digital di Pesantren Terpadu Bustanul Arifin di Bener Meriah. Skripsi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.

Mustaqim, M. H., & Abdussyukur. (2024). Pengembangan Budaya Keagamaan Pesantren: Studi Kasus di Pondok Pesantren Terpadu Bustanul Arifin dan Nurul Islam Bener Meriah. Jumper: Journal of Educational Multidisciplinary Research, 3(2), 57–74.

Sejarah Singkat Pesantren Bustanul Arifin. Pesantren Bustanul Arifin. Diakses dari: Pesantren Bustanul Arifin

Dayah Bustanul Arifin Putera. Dinas Pendidikan Dayah Kabupaten Bener Meriah. Diakses dari: Bener Meriah Education

Dayah Bustanul Arifin Puteri. Dinas Pendidikan Dayah Kabupaten Bener Meriah. Diakses dari: Bener Meriah Education

 

Karya: Hairani, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe

Editor: Tiara Khalisna

18 Juni 2025

LGBT Menyerang, Muda-Mudi Dihadang: Respons Al-Qur'an terhadap Perilaku Fahisyah yang Dapat Merusak Moral Anak Bangsa

Foto: Pixabay.com

www.lpmalkalam.com- Islam merupakan agama yang sempurna, mengatur kehidupan umatnya dengan aturan-aturan terbaik yang telah ditetapkan oleh Allah. Salah satu perintah-Nya adalah mengerjakan segala sesuatu yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang. Al-Qur’an menegaskan hal ini melalui kisah umat Nabi Luth a.s. yang termaktub dalam Surah An-Naml ayat 54–58.

Q.S. An-Naml (54–55):
ูˆَู„ُูˆุทًุง ุฅِุฐْ ู‚َุงู„َ ู„ِู‚َูˆْู…ِู‡ِ ุฃَุชَุฃْุชُูˆู†َ ุงู„ْูَุงุญِุดَุฉَ ูˆَุฃَู†ุชُู…ْ ุชُุจْุตِุฑُูˆู†َ (ูฅูค) ุฃَุฆِู†َّูƒُู…ْ ู„َุชَุฃْุชُูˆู†َ ุงู„ุฑِّุฌَุงู„َ ุดَู‡ْูˆَุฉً ู…ِّู† ุฏُูˆู†ِ ุงู„ู†ِّุณَุงุกِ ۚ ุจَู„ْ ุฃَู†ุชُู…ْ ู‚َูˆْู…ٌ ุชَุฌْู‡َู„ُูˆู†َ (ูฅูฅ)

Artinya:
“Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya: ‘Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu sedang kamu melihat (kejahatannya)? Sungguh, kamu mendatangi laki-laki (untuk memuaskan nafsumu), bukan perempuan. Sungguh, kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu).’”

Penjelasan Ayat:
Dalam ayat tersebut, “fahisyah” merupakan kata kunci. Menurut Tafsir Al-Munir, istilah ini merujuk pada perbuatan keji dengan mendatangi sesama jenis untuk memuaskan nafsu, padahal mereka menyadari bahwa hal tersebut merupakan kejahatan. Sementara menurut Tafsir Al-Misbah, “fahisyah” adalah perbuatan keji yang belum pernah dilakukan oleh umat-umat sebelum Nabi Luth a.s. Ayat ini secara jelas menunjukkan bahwa salah satu bentuk kerusakan moral anak bangsa adalah penyimpangan terhadap fitrah seksualitas manusia.

Lantas, timbul pertanyaan: apakah di Nanggroe Aceh Darussalam yang dikenal sebagai Serambi Makkah, daerah yang kental dengan nilai-nilai keislaman juga terdapat individu yang tergabung dalam kelompok LGBT?

Hasil analisis penulis dari Januari hingga April 2025 terhadap kasus LGBT di Kota Lhokseumawe menunjukkan kondisi yang cukup memprihatinkan. Berdasarkan wawancara dengan dua informan (MRR dan AS), yang merupakan mahasiswa di salah satu universitas di Lhokseumawe, MRR menyampaikan, “LGBT di kota ini sebenarnya banyak, hanya saja mereka masih tahu batasan untuk menutupi kelainan mereka.”

Faktor utama yang membuat kelompok ini tidak terang-terangan menyuarakan identitas mereka adalah keberadaan Qanun Jinayat yang diterapkan di Aceh, serta peran aktif instansi pemerintah seperti Wilayatul Hisbah (WH) di Lhokseumawe. Mereka yang terbukti melakukan perilaku amoral akan diproses secara hukum dan direhabilitasi.

Bagaimana status mereka di mata masyarakat? “Status kami di mata masyarakat masih sama seperti orang-orang pada umumnya, yakni masih dianggap normal,” ungkap AS. Ternyata, MRR dan AS pernah menjalin hubungan selama hampir dua tahun. Mereka menyebut bahwa faktor penyebab kecenderungan homoseksual tersebut adalah lingkungan yang tidak mendukung, tekanan sosial berupa kecaman dan bullying semasa sekolah, serta ketiadaan kasih sayang dari orang tua.

Mereka mengakui bahwa apa yang mereka lakukan adalah penyimpangan. Ini sejalan dengan makna “fahisyah” dalam ayat sebelumnya, yaitu sadar akan kesalahan namun tidak saling mengingatkan. “Di kota ini banyak LGBT pendatang dari luar daerah. Dominan dari mereka adalah orang-orang pintar, bahkan tidak sedikit yang memiliki posisi penting di kampus maupun di pemerintahan,” lanjut AS. Ketika ditanya bagaimana mereka saling mengenal, AS menjawab, “Awalnya kami kenalan dari aplikasi khusus gay, lalu lanjut ke media sosial biasa.”

Tugas kita sebagai masyarakat adalah menjaga diri dan lingkungan dari perbuatan menyimpang tersebut. Ingatlah kodrat dan fitrah kita sebagai manusia. Seperti ungkapan warganet Indonesia: “Awalnya bercanda, lama-lama jadi suka.” Kebiasaan buruk akan membawa dampak buruk pula, sebagaimana yang dialami oleh kedua informan yang pernah mengidap penyakit menular seksual (IMS) seperti gonore dan sifilis. Penyakit ini dapat menjadi bentuk peringatan dari Allah agar manusia tidak mendekati perbuatan amoral seperti homoseksualitas.

Karya: Galih Novdiantoro, Mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe (Rilis)

Editor: Putri Ruqaiyah

22 Februari 2025

Liburan semester di Sidikalang: Antara Alam, Kuliner , dan Keluarga

Foto: Juramaida Ziliwu

www.lpmalkalam.com- Menghabiskan liburan semester di kampung halaman, khususnya di kota Sidikalang, dapat menjadi pengalaman yang sangat berkesan. Sidikalang, yang dikenal dengan udara sejuk dan pemandangan alam yang asri, menawarkan berbagai aktivitas yang dapat dinikmati selama liburan.Salah satu daya tarik utama Sidikalang adalah kekayaan alamnya. Anda dapat mengunjungi perkebunan kopi yang terkenal di daerah ini, mengingat Sidikalang dikenal sebagai penghasil kopi berkualitas tinggi. Selain itu, menikmati kuliner lokal seperti durian Sidikalang yang memiliki rasa khas dapat menjadi pengalaman kuliner yang tak terlupakan.

Liburan di kampung halaman juga memberikan kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga besar dan berinteraksi dengan masyarakat setempat. Mengikuti kegiatan tradisional atau sekadar berbincang dengan tetangga dapat memperkaya pengalaman dan memperdalam pemahaman tentang budaya lokal.

Jauh dari hiruk-pikuk kota besar, Sidikalang menawarkan suasana tenang yang ideal untuk refleksi dan relaksasi. Menghabiskan waktu di alam terbuka, seperti berjalan-jalan di sekitar desa atau menikmati pemandangan pegunungan, dapat membantu menyegarkan pikiran sebelum kembali ke rutinitas sehari-hari. Secara keseluruhan, liburan semester di kampung halaman seperti Sidikalang tidak hanya menawarkan keindahan alam dan kuliner khas, tetapi juga kesempatan untuk mempererat hubungan keluarga dan menikmati ketenangan yang jarang ditemui di perkotaan.


Oleh: Juramaida Ziliwu

Editor: Redaksi

05 Desember 2024

Perjalanan Juramaida ke Kota Lhokseumawe: Mewujudkan Impian Kuliah di IAIN Lhokseumawe

Foto: www.iainlhokseumawe.ac.id

www.lpmalkalam.com- Pagi itu, aku terbangun dengan semangat membara. Setelah berbulan-bulan berjuang dan belajar, aku akhirnya diterima di Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe, kampus yang selama ini aku impikan. Kabar itu membuatku tidak sabar untuk memulai petualangan baru dalam hidupku.

Setelah berpamitan dengan keluargaku, aku mengemas ransel dengan hati-hati. Aku memasukkan buku-buku pelajaran, beberapa pakaian, dan makanan ringan yang disiapkan ibuku. "Jaga diri, ya, Maida. Belajar yang baik dan jangan lupa berdoa," kata ibu sambil memelukku erat. Dengan semangat dan harapan, aku melangkah keluar rumah menuju Terminal Amplas di Medan.

Sesampainya di terminal, suasana ramai langsung menyambutku. Bus-bus besar berdiri di sepanjang jalan, dan penumpang datang dan pergi. Aku membeli tiket untuk bus yang menuju Lhokseumawe. Sambil menunggu, aku melihat sekeliling, merasakan kebisingan dan kesibukan yang membuatku sedikit cemas. Namun, rasa semangatku untuk kuliah mengalahkan semua ketakutan itu.

Setelah beberapa saat, bus yang ditunggu akhirnya tiba. Aku mencari tempat duduk dan merasa lega ketika bisa duduk di samping jendela. Dengan senyum di wajah, aku melihat pemandangan kota Medan yang mulai menjauh. Setelah bus melaju, aku menyaksikan pemandangan alam yang indah—sawah hijau yang membentang, bukit-bukit yang berdiri megah, dan pohon-pohon yang menghiasi sepanjang perjalanan. Perjalanan ini bukan hanya tentang berpindah tempat, tetapi juga tentang menuju cita-cita.

Selama perjalanan, aku berbincang dengan penumpang di sampingku, seorang mahasiswa dari Medan yang juga akan kuliah di Lhokseumawe. Kami berbagi cerita tentang harapan dan pengalaman hidup. Aku merasa senang bisa bertemu dengan orang-orang baru yang memiliki tujuan yang sama.

Setelah lima belas jam perjalanan, bus akhirnya memasuki Kota Lhokseumawe. Aku bisa melihat laut di kejauhan dan merasakan angin segar yang menerpa wajahku. Tak lama kemudian, bus berhenti di terminal, dan aku melangkah keluar dengan penuh rasa syukur. Aku memesan grab untuk membawaku ke kampus.

Di grab, aku  memperhatikan suasana Lhokseumawe yang berbeda dari Medan. Jalanan yang lebih sepi, rumah-rumah yang sederhana, dan suara ombak di dekat pantai memberikan nuansa baru. Aku merasa bersemangat ketika grab akhirnya tiba di depan Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe.

Sesampainya di kampus, aku takjub melihat gedung-gedung yang megah dan suasana yang hangat. Aku segera menuju gedung rektorat untuk mendaftar ulang dan mengikuti orientasi mahasiswa baru. Di sana, aku bertemu dengan banyak teman baru, dan kebersamaan itu membuatku merasa lebih nyaman dan bersemangat.

Orientasi berlangsung selama beberapa hari, diisi dengan berbagai kegiatan yang mengenalkan mahasiswa baru pada lingkungan kampus. Aku belajar banyak tentang visi misi kampus, fasilitas yang tersedia, dan berbagai kegiatan kemahasiswaan. Aku merasa beruntung bisa menjadi bagian dari institusi yang memiliki komitmen tinggi dalam pendidikan agama.

Hari-hari berlalu, aku mulai menyesuaikan diri dengan kehidupan baru di Lhokseumawe. Aku aktif mengikuti kelas dan berusaha belajar dengan giat. Setiap malam, saat mengerjakan tugas, aku selalu teringat akan pesan ibu untuk tidak lupa berdoa dan bersyukur atas kesempatan ini.

Dengan tekad dan semangat yang kuat, aku yakin bahwa perjalanan dari Medan ke Lhokseumawe ini adalah langkah awal menuju masa depan yang gemilang. Aku siap menghadapi segala tantangan dan meraih impian untuk menjadi seorang sarjana yang berkualitas dan berkontribusi bagi masyarakat. Di dalam hati, aku percaya bahwa setiap usaha dan doa tidak akan sia-sia.


Oleh: Juramaida Ziliwu (Magang)

Editor: Redaksi

26 Oktober 2024

Bur Telege, Destinasi Wisata Negeri di Atas Awan Takengon yang Menyatu dengan Alam

 

Foto: Zuhra 

www.lpmalkalam.com- Takengon, Aceh tengah, semakin dikenal sebagai destinasi wisata yang menyuguhkan keindahan alam yang menakjubkan dan budaya yang kaya. Tak heran, kunjungan wisata ke Kabupaten Aceh Tengah diklaim mencapai 1.500 hingga 3.000 pengunjung perharinya.

Salah satu tempat yang sudah lama viral dan layak dikunjungi adalah wisata  Bur Telege, yang dibangun oleh pemuda desa Hakim Bale Bujang sejak tahun 2017 silam.

Objek wisata Bur Telege atau sering juga disebut sebagai "Bur Gayo"  ini berada di Desa Hakim Bale Bujang kecamatan Lut tawar, Takengon, Aceh Tengah , pada ketinggian 1.450 Meter Diatas Permukaan Laut. Bur Telege diperkirakan akan menjadi salah satu destinasi primadona di kawasan Takengon, Aceh Tengah.

Foto: Zuhra 

Wisata yang bergaya klasik dengan konsep menyatu dengan alam dan di lengkapi dengan villa dream hill Bur Telege  ini menawarkan sensasi menikmati berbagai wisata dalam satu tempat baik di siang maupun malam hari.

Tempat ini  menawarkan pengalaman unik bagi wisatawan yang datang dan ingin menikmati pesona Aceh sambil merasakan sejuknya Kota Takengon.

Bur Telege terkenal karena keindahan panorama alam Gayo yang bisa di lihat dari ketinggian 1.450 mteter Diatas Permukaan Laut seperti danau Lut Tawar, Kota Takengon, dan pegunungan sekitar.


Oleh: Salsabella Rizki 

Editor: Redaksi 

24 April 2024

Kemelut Pers Mahasiswa Ditengah Krisisnya Pembekuan Suara

Foto: Pexels.com

www.lpmalkalam.com- Pers mahasiswa merupakan sebuah tonggak penggerak penyuaraan masyarakat kampus yang tidak mampu dan takut untuk membuka suaranya. Pers mahasiswa dapat diartikan sebagai sebuah media atau organisasi yang dibentuk untuk dijadikan sebagai sarana penyampaian berita kepada masyarakat kampus maupun luar kampus. Kata pers tidak akan pernah lepas dari istilah jurnalistik yang bertugas untuk mencari, memperoleh, mengolah dan menyampaikan suatu informasi. Kata pers yang disandingkan dengan kata mahasiswa atau pers mahasiswa menjadi kan pergerakan ini sebagai roda penggerak suara mahasiswa yang takut menyuarakan pendapatnya terkait dengan kampus tempatnya menempuh pendidikan. Kegiatan jurnalistik di kampus dapat dikelola oleh dua pihak yaitu kegiatan jurnalistik yang dikelola oleh kampus sendiri yang dikenal dengan istilah pers kampus dan terdapat pula kegiatan jurnalistik yang dikelola oleh mahasiswa yang dikenal dengan Lembaga pers mahasiswa. Pers mahasiswa bukan hanya sebagai roda penggerak suara mahasiswa saja tetapi gerakan ini juga dapat menjadi staff control sosial negara.

Pers mahasiswa juga dijadikan sebagai acuan berdirinya demokrasi dalam suatu negara. Hal ini dibuktikan dengan adanya catatan sejarah terkait pergerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang mampu merubah masa depan indonesia dan tentunya dalam hal ini pers mahasiswa bekerja sama dengan para aktivis lainnya ikut andil dalam perannya merubah masa depan bangsa indonesia. Hal ini telah menyimpulkan bahwa pers mahasiswa memiliki suatu bagian dan peranan yang sangat penting dalam mewarnai corak sejarah perjuangan bangsa indonesia. 

Namun hingga saat ini apakah pers mahasiswa dapat bergerak sebebas itu? Apakah pers mahasiswa dapat bersuara dengan bebas tanpa adanya rintangan dan hambatan dari sekitar? Apakah semua masyarakat kampus mendukung penuh segala pergerakan yang dilakukan oleh pers mahasiswa? 

Nyatanya pergerakan pers mahasiswa tidaklah semulus dan sebebas yang diharapkan. Berbagai rintangan dan hambatan akan selalu mewarnai pergerakan pers mahasiswa. Gerakan pers mahasiswa tidaklah sebebas dengan apa yang telah sejarah-sejarah dan berita-berita keluarkan. Banyak pihak yang tidak menyukai gerakan pers mahasiswa bahkan tidak segan-segan pihak tersebut mencoba membekukan suara pers mahasiswa sampai ingin memblokade pergerakannya. Padahal eksistensi pers mahasiswa di tengah masyarakat sangatlah penting dan patut dijaga serta dipertahankan terutama dilingkungan kampus. Pers mahasiswa merupakan suatu wadah untuk para mahasiswa yang memiliki jiwa-jiwa kritis yang dapat membuat mahasiswa memiliki semangat nasionalisme yang kuat serta menjadi generasi intelektual yang hebat bagi masa depan indonesia, tapi sayangnya banyak pihak yang tutup mata dengan hal ini. 

Eksistensi pers mahasiswa dilingkungan kampus terkadang membuat para birokrat kampus merasa terancam karena takut pers mahasiswa akan menerbitkan suatu berita yang menjatuhkan posisinya. Tidak hanya dilingkungan kampus saja gerakan pers mahasiswa ditengah masyarakat juga tak jarang mendapatkan penolakan karena takut menerbitkan beberapa berita yang menyinggung otoritas negara. Jika pers mahasiswa menerbitkan suatu berita yang membuat keadaan birokrat kampus maupun otoritas negara terpojokkan maka pada saat seperti inilah suara dari gerakan pers mahasiswa akan dibekukan. Birokrat kampus akan mencoba mengemas berbagai larangan untuk menghentikan gerakan pers mahasiswa untuk menerbitkan atau menelusuri suatu berita terkait dengan sedang adanya penyelewengan secara mendalam dalam zona internal kampus maupun eksternal. Larangan tersebut akan dibumbui dengan bahasa-bahasa yang normatif, santun dan penuh dengan pengertian seperti memberikan pengertian untuk lebih fokus kepada meningkatkan prestasi nilai akademik dan non akademik mahasiswa. Jika pers mahasiswa tidak menuruti apa yang diperintahkan oleh birokrat kampus maka gerakan pers mahasiswa terancam dihentikan dan di cabut haknya untuk menyampaikan sebuah berita. Tidak sampai disitu saja ancaman yang didapatkan oleh pers mahasiswa juga dapat berupa kekerasan fisik dan penyerangan ruang kesekretariatan tempat para pers mahasiswa menyatukan buah pikirannya. Ancaman ini juga akan disangkut pautkan kepada seluruh anggota pers mahasiswa seperti ancaman skors dan drop out dari kampus. Padahal seharusnya bukankah jika terjadinya suatu kesalahan maka hal itu harus dituntaskan? bukankah kebenaran harus ditegakkan? bukankah sebuah informasi penting yang ditutupi dari mahasiswa oleh birokrat kampus harus disampaikan karena mahasiswa juga memiliki hak untuk mengetahui informasi terkini tentang apa yang terjadi ditempat nya menempuh pendidikan? bukankah masyarakat juga perlu mengetahui apa yang telah terjadi didalam negaranya?.

Jika kampus tempat mahasiswa menempuh pendidikan dan menimba ilmu saja tidak mendukung gerakan pers mahasiswa untuk menyuarakan dan menyampaikan kebenaran lalu bagaimana nasib generasi indonesia kedepannya. Lantas siapa yang akan menegakkan kebenaran jika gerakan seperti pers mahasiswa saja tidak pernah didukung dan malah disalahkan. Pergolakan mahasiswa demi menegakkan kejujuran diatas kemunafikan suatu pihak tertentu haruslah menjadi suatu keharusan yang diteruskan. Menjadi seorang mahasiswa bukan berarti hanya untuk memetik pelajaran di dalam ruang kelas demi mengejar nilai ipk dan mendapatkan gelar saja, tetapi mahasiswa juga perlu bersirkulasi untuk menyampaikan pendapat serta menuntut segala keadilan terhadap suatu hal yang melenceng dari kebenaran. Pers mahasiswa diharapkan mampu menjadi wadah yang tepat untuk menampung para mahasiswa yang akan menyuarakan kebenaran, menjadi sebuah pengamat dan peninjau di tengah-tengah terjadinya gejolak hilangnya kebenaran dan keadilan negara dan kampus. Dari keadaan seperti ini maka, Secara tidak langsung secara terbuka maupun tidak terbuka saat ini birokrat kampus bahkan otoritas negara telah mencerminkan sikap ketidakpeduliannya terhadap adanya demokrasi di indonesia.

Pers mahasiswa sebagai penyalur informasi selayaknya mengabarkan kabar berita dan isu￾isu terkini yang sedang hangat dibicarakan terutama dilingkungan kampus. Sebagai penyalur informasi pers mahasiswa dapat dijadikan sebagai tumpuan yang dapat menampilkan pemberitaan yang logis dari buah pikir mahasiswa yang kritis. Tetapi kegemilangan prediket pers mahasiswa saat ini hampir tenggelam karena adanya rasa ketidakpedulian dari birokrat kampus maupun otoritas negara untuk memvalidasi keberadaan pers mahasiswa. Bukan hanya birokrat atau otoritas negara saja yang tidak peduli terhadap pers mahasiswa tetapi sangat disayangkan bahwa ketidakpedulian tersebut juga berasal dari kalangan mahasiswa dan masyarakat umum sendiri. Sikap malas menanggapi isu dan berita terkini yang sedang ramai diperbincangkan membuat gerakan pers mahasiswa menjadi sangat sulit dikembangkan. Sikap malas dari mahasiswa dan masyarakat tersebut bukan tanpa ada alasan tetapi sikap malas menanggapi berasal dari rasa takut untuk membongkar sebuah permasalahan dari isu yang sedang ramai dibicarakan. 

Rasa takut yang di alami mahasiswa membuat mereka enggan untuk bergabung kedalam gerakan pers mahasiswa dan memilih untuk fokus pada masalah akademik saja jika pun mereka ingin mencari kegiatan non akademik maka tidak jarang mahasiswa untuk menghindari ajakan bergabung dengan pers mahasiswa karena mengetahui bahwa tidak jarang pers mahasiswa akan berurusan dengan birokrat kampus dimana hal itu dapat mengancam kedudukannya sebagai mahasiswa harapan dari orang tuanya. Jika minat para mahasiswa untuk bergabung dengan pers mahasiswa terus berkurang maka eksistensi pers mahasiswa akan tenggelam dan meninggalkan rekaman sejarah saja.

Kebanyakan birokrat kampus menginginkan keberadaan pers mahasiswa seperti bunga mawar yang selalu memberikan keharuman dan menebarkan keindahannya, begitu juga dengan pers mahasiswa yang dituntut untuk membuat berita yang harus membawa harum nama kampus karena menilai pers mahasiswa hanyalah gerakan mahasiswa yang bekerja dibawah naungan birokrat kampus saja. Beda halnya dengan pers mahasiswa yang ingin bekerja secara independen dan menulis berbagai berita sesuai dengan aturan jurnalistik.

Ketiadaannya regulasi hukum yang melindungi pers mahasiswa juga menjadi kendala para pers mahasiswa untuk terus berkembang. Tidak tersedianya undang-undang yang secara spesifik membahas tentang kewenangan, hak dan perlindungan untuk pers mahasiswa merupakan masalah yang sangat genting. Tidak ada tempat berlindung dan tidak ada tempat pengaduan membuat pers mahasiswa resah dengan eksistensinya dilingkungan kampus untuk mengeluarkan suaranya tanpa adanya hak pembekuan suara oleh birokrat kampus dan otoritas negara. pers mahasiswa harus memiliki kebebasan demi menyalurkan informasi yang ditutupi oleh berbagai pihak. Jika Gerakan Pers mahasiswa diberhentikan lalu kemana mahasiswa akan menyuarakan buah pikirannya yang kritis.

Maka dari itu untuk membuat pers mahasiswa kembali terbit dan tetap bertahan sebagai roda penggerak suara mahasiswa, pers mahasiswa harus dapat menguatkan kembali hasil kualitas berita liputannya. Karena sebuah beritalah yang akan membuat banyak pihak merasa tersinggung dan memunculkan konflik antara pers mahasiswa dengan birokrat kampus maupun dengan otoritas negara. memperbaiki kualitas berita maka akan menghasilkan nilai produk mahasiswa yang tinggi dan dapat berdampingan dengan kualitas jurnalistik pada umumnya. Meningkatkan mutu berita juga aka meningkatkan kecerdasan mahasiswa dan masyarakat. Pers mahasiswa diharapkan dapat semakin tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Dimana tercium adanya sebuah berita penyelewengan, maka pers mahasiswa bertugas untuk meninjau dan meneliti kebenaran dari isu tersebut. Begitu juga sepatutnya dengan birokrat kampus yang seharusnya dapat mendukung gerakan pers mahasiswa untuk menyuarakan pikiran kritisnya dan mempertahankan nilai-nilai demokrasi dengan menjunjung kebenaran dan keadilan serta sudah sepatutnya birokrat kampus juga memberikan kebebasan bersuara terhadap pers mahasiswa seperti kegiatan aktivis jurnalistik pada umumnya. 


Oleh: Fitdaturrahmi

Editor: Redaksi

Mengenai Saya

Foto saya
Lhokseumawe, Aceh, Indonesia
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al – Kalam adalah salah satu lembaga pers mahasiswa guna mengembangkan bakat jurnalis muda yang berada di lingkungan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe.

Redaksi Al-Kalam

Nama

Email *

Pesan *

LPM AL-Kalam UIN SUNA Lhokseumawe, 0823-6508-3003 (Pemimpin Redaksi) 0852-6227-8755 (Sekretaris Redaksi) Alamat:Jl. Medan Banda Aceh,Alue Awe,Kec. Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Diberdayakan oleh Blogger.