Portal Berita Al-Kalam

Klasik Goes to SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu Raih Antusias Siswa Pelajari Cara Penulisan Berita

Foto: Nurul Fadilah   www.lpmalkalam.com - Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) L...

HEADLINE

Latest Post

31 Oktober 2025

Keadaan di Kota Lhokseumawe

Foto: Muhammad Iftal (Magang)

www.lpmalkalam.com- Pagi menyapa Kota Lhokseumawe dengan semilir angin dari Laut Ujong Blang. Di tepi pantai, para nelayan mulai menyiapkan perahu. Burung camar berputar di udara, seolah ikut menyemangati mereka. Suara azan Subuh dari masjid-masjid kecil menggema di udara, mengiringi awal hari yang baru di kota kecil di pesisir utara Aceh ini.

Di tengah kota, jalan-jalan mulai ramai. Pedagang kaki lima membuka lapak di pinggir Jalan Merdeka, menjual sarapan khas Aceh: nasi gurih, lontong, dan kopi hitam yang harum. Di warung kopi, para lelaki berkumpul, membahas berita dan berbagi cerita. Bagi warga Lhokseumawe, kopi bukan sekadar minuman, melainkan simbol kebersamaan dan tempat bertukar pikiran.

Namun, di balik keseharian yang tampak damai itu, banyak hal telah berubah. Dahulu, kota ini dikenal dengan julukan Kota Petro Dollar karena kejayaan industri gas alam di Arun. Perekonomian berputar cepat, dan banyak orang datang mencari rezeki. Kini, pipa-pipa besar yang dulu berdiri megah mulai berkarat. Aktivitas industri berkurang, dan sebagian masyarakat kehilangan pekerjaan.

Rahmat, seorang pemuda lulusan universitas, merasakan langsung perubahan itu. Setelah lulus, ia kesulitan mencari pekerjaan tetap. Setiap hari ia mengantar ibunya berjualan di Pasar Inpres, sambil berharap ada lowongan di kantor pemerintahan atau perusahaan kecil yang masih bertahan.

“Sabar saja, Mat,” kata ibunya lembut. “Kota ini masih punya harapan, asal kita tak menyerah.”

Sore hari, Rahmat sering berjalan di sekitar Masjid Islamic Center— bangunan megah yang menjadi kebanggaan warga Lhokseumawe. Di sana, ia melihat anak-anak mengaji, para pedagang menjajakan jajanan, dan wisatawan mengambil foto di halaman masjid. Kehidupan tetap berjalan, meski perlahan.

Di tepi jalan, ia melihat remaja-remaja nongkrong sambil memainkan gitar. Mereka bernyanyi tentang tanah kelahiran, tentang laut yang tenang dan angin yang membawa harapan. Lagu sederhana itu membuat Rahmat tersenyum. Ia sadar, meski kota ini tak lagi sepadat dulu, semangat warganya masih sama. Hangat dan pantang menyerah.

Malam datang perlahan. Lampu-lampu jalan menyala, memantulkan cahaya di genangan air setelah hujan sore tadi. Suara kendaraan mulai berkurang, digantikan oleh deru ombak yang terdengar dari kejauhan. Di rumahnya, Rahmat duduk di teras, memandangi langit Lhokseumawe yang cerah.

“Kota ini sudah berubah,” pikirnya, “Tapi perubahan bukan berarti kehilangan.”

Ia menatap jauh ke arah laut. Di sana, masa lalu dan masa depan seakan bertemu. Lhokseumawe mungkin tak lagi semegah dulu, tetapi kota ini tetap hidup dalam kerja keras, kesabaran, dan harapan orang-orangnya.

Angin laut berhembus lembut, membawa aroma asin dan suara malam yang tenang. Di bawah langit biru yang perlahan gelap, Lhokseumawe tetap berdiri sederhana, kuat, dan penuh kehidupan.


Penulis: Muhammad Iftal (Magang)

Editor: Putri Ruqaiyah
 

banner
Previous Post
Next Post
Comments
0 Comments

0 comments:

Mengenai Saya

Foto saya
Lhokseumawe, Aceh, Indonesia
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al – Kalam adalah salah satu lembaga pers mahasiswa guna mengembangkan bakat jurnalis muda yang berada di lingkungan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe.

Redaksi Al-Kalam

Nama

Email *

Pesan *

LPM AL-Kalam UIN SUNA Lhokseumawe, 0823-6508-3003 (Pemimpin Redaksi) 0852-6227-8755 (Sekretaris Redaksi) Alamat:Jl. Medan Banda Aceh,Alue Awe,Kec. Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Diberdayakan oleh Blogger.