Portal Berita Al-Kalam

Klasik Goes to SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu Raih Antusias Siswa Pelajari Cara Penulisan Berita

Foto: Nurul Fadilah   www.lpmalkalam.com - Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) L...

HEADLINE

Latest Post

25 November 2025

Cakru LPM Al-Kalam Mengikuti Kegiatan Pelatihan Jurnalistik dan Pekan Kebudayaan Daerah Mahasiswa dengan Antusias

Foto: Fika Munayya

www.lpmalkalam.com- Menjelang dimulainya acara Kelas Jurnalistik dan Pekan Kebudayaan Daerah Mahasiswa, para peserta tampak sangat antusias. Pada awal acara, MC turut memeriahkan suasana dengan mengajak peserta melakukan _ice breaking_ agar lebih bersemangat dalam mengikuti rangkaian kegiatan. Di tengah-tengah keramaian, salah seorang peserta tertawa karena keseruan acara tersebut.

Bagi penulis, acara ini bukanlah kegiatan biasa. Penulis menganggap pelatihan ini sebagai kesempatan untuk memperoleh dan memahami ilmu-ilmu jurnalistik yang disampaikan langsung oleh para jurnalis profesional. Di sini, para peserta dapat bertanya secara langsung mengenai hal-hal yang ingin mereka ketahui dan pelajari terkait dunia penulisan jurnalistik.

Acara berlangsung dengan lancar. Berbagai peserta aktif bertanya kepada pemateri selama kegiatan ini berlangsung. Jam mulai menunjukkan pukul 11.00, menandakan bahwa acara telah berlangsung cukup lama tanpa terasa. Penulis tersenyum bahagia. Ia berharap suatu saat nanti dapat kembali bertemu dengan para jurnalis hebat untuk terus mencari ilmu tentang jurnalistik. Penulis juga yakin akan ada banyak cerita bermakna yang akan ia temui di hari-hari mendatang.


Penulis: Cut Saputri (Magang)

Editor: Putri Ruqaiyah
 

14 November 2025

Ketika Hobi Jadi Rezeki

Foto: Razwa Syuib (magang)

www.lpmalkalam.com- Hobi sering kali dianggap hanya kegiatan buat ngisi waktu luang. Tapi, bagi seorang ibu penjual rajutan di Pasar Ahad yang aku wawancarai, hobi justru jadi sumber semangat dan rezeki. Sejak tahun 2023, beliau mulai jualan hasil rajutannya di pasar dengan perasaan senang. Katanya, merajut itu hobinya sejak dulu.

Ketika aku bertanya, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu karya, ibu itu hanya tersenyum dan bilang, ”Tergantung nak. Kalau gantungan, ga lama buatnya, paling sejaman. Kalau kotak tisu kaktus, itu bisa sehari, soalnya agak rumit." Setiap hasil rajutannya punya bentuk dan fugsi berbeda-beda, ada gantungan mobil, tempat tisu, dompet, dan lainnya. Uniknya, pembeli yang datang kebanyakan dari luar daerah, misalnya dari jakarta yang beli buat oleh-oleh karena bentuknya lucu dan beda dari yang lain.

Dari cerita ibu itu, aku jadi sadar bahwa sesuatu yang kita suka bisa jadi jalan rezeki kalau ditekuni. Hobi yang awalnya cuma buat senang-senang malah bisa bantu ekonomi keluarga. Di zaman sekarang, karya buatan tangan seperti ini, justru punya nilai tersendiri karena di buat dengan sabar dan penuh cinta. Makanya, penting banget buat kita menghargai dan mendukung para pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang berkreasi dari hal-hal sederhana seperti merajut.


Penulis: Razwa Syuib (Magang)

Editor: Tiara Khalisna

03 November 2025

Waduk Jeulikat Lhokseumawe Terbengkalai, Warga Harap Pemerintah Turun Tangan

Foto: Daffa Alkausar (magang)

www.lpmalkalam.com- Waduk Jeulikat yang terletak di Gampong Jeulikat, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, kini tampak terbengkalai dan tidak terawat. Lokasi wisata air yang dulunya menjadi kebanggaan warga tersebut kini sepi pengunjung dan dipenuhi semak belukar. Empat Calon Kru (Cakru) magang Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe meninjau langsung kondisi waduk itu dalam rangka kegiatan magang lapangan pada Minggu (02/11/2025).

Waduk Jeulikat mulai dibangun pada tahun 2014 dan resmi beroperasi pada 2016. Pada masa awal pembukaan, tempat ini ramai dikunjungi wisatawan lokal hingga luar daerah karena menawarkan pemandangan indah dan suasana tenang. Kawasan wisata tersebut juga dilengkapi fasilitas seperti bebek dayung, jembatan, dan taman bunga yang menjadi daya tarik utama pengunjung.

Namun, sejak pandemi Covid-19 melanda pada 2019, aktivitas wisata di waduk tersebut terhenti total. Tidak ada lagi pengunjung, dan pengelolaan pun berhenti karena keterbatasan dana. Akibatnya, fasilitas rusak, tumbuhan liar menutupi sebagian area, dan waduk berubah menjadi kawasan sunyi tanpa aktivitas.

Salah seorang pengunjung asal Aceh Tamiang, Samsiah, mengaku kecewa setelah melihat langsung kondisi Waduk Jeulikat. “Waktu saya lihat di Google Maps itu bagus, tapi setelah datang ke lokasi, sangat mengecewakan. Sunyi, tidak terawat, dan tampak berantakan. Jadi saya tidak tertarik lagi,” ujarnya.

Kondisi waduk yang tidak terurus itu juga menimbulkan kekhawatiran warga sekitar. Minimnya pengawasan membuat kawasan tersebut berisiko menjadi lokasi berbahaya, bahkan sempat menelan korban jiwa akibat area yang tidak terjaga.

Penjaga waduk, Mirsa Arianda, menjelaskan bahwa Waduk Jeulikat bukan milik pemerintah daerah, melainkan milik pribadi. Hal tersebut membuat pengelolaan dan pembiayaan sepenuhnya bergantung pada pemilik. “Sebenarnya waduk ini bukan ditelantarkan, tapi berhenti beroperasi sejak pandemi karena tidak ada pengunjung. Setelah itu, dana pengelolaan habis, jadi tidak bisa lagi membayar petugas dan menjaga kebersihan,” jelasnya.

Mirsa menambahkan, pemilik waduk kini berencana menghidupkan kembali kawasan wisata tersebut. “Ada rencana untuk membangun ulang dan menata kembali area wisata ini. Kami menunggu waktu dan kondisi yang tepat agar bisa dikelola kembali secara aman dan baik,” ujarnya dengan optimistis.

Meski terbengkalai, Waduk Jeulikat masih menyimpan potensi besar. Pemandangan alam yang dikelilingi perbukitan hijau menawarkan keindahan yang layak dikembangkan kembali. Warga berharap agar Pemerintah Kota Lhokseumawe dapat memberikan perhatian lebih, baik melalui kerja sama, pendampingan, maupun promosi wisata. “Dengan penataan ulang dan dukungan yang tepat, Waduk Jeulikat berpotensi kembali menjadi destinasi unggulan Lhokseumawe bukan hanya untuk rekreasi, tetapi juga sebagai sumber ekonomi baru bagi masyarakat setempat melalui usaha kecil dan layanan wisata,” harap salah satu warga sekitar.


Penulis: Intan Sarifah, Daffa Alkausar, Muhammad Iftal, Luthfiatil Syaqirah  (magang)

Editor: Putri Ruqaiyah

29 Oktober 2025

Bazar F-AERO: Wadah bagi Para Pedagang dan Mahasiswa untuk Meningkatkan Skill Berwirausaha

Foto: Rizky Ramadhani (Magang)

www.lpmalkalam.com- Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe menyelenggarakan bazar F-AERO di halaman Gedung FUAD. Ini selaras dengan tujuan Ormawa yaitu dapat memberikan kontribusi positif untuk masyarakat dengan cara menyelenggarakan bazar yang bisa memberikan manfaat untuk pedagang dan mahasiswa. 

Seluruh pedagang dan mahasiswa lainnya ikut memeriahkan acara ini dan bahkan beberapa mahasiswa berpartisipasi untuk turun langsung berjualan. Barang yang dijual pun beraneka ragam, sesuai dengan kebutuhan anak muda zaman sekarang. 

Acara ini menjadi wadah bagi para pedagang dan mahasiswa dalam memajukan Unit Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta menjadi tempat untuk melatih kreativitas mahasiswa dalam berwirausaha. Hal tersebut merupakan wujud dari tujuan organisasi mahasiswa yang dapat memberikan kontribusi. Dari hal tersebut terciptalah dampak positif yang akan berdampak untuk masyarakat. 

Melalui acara ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan berwirausaha sekaligus mempererat silahturahmi antar pedagang dengan mahasiswa. "Semoga semakin maju dan semakin sukses lagi acara ini untuk ke depannya serta semoga hasil jualan kami bisa laku keras," ujar salah satu mahasiswa yang turut bergabung dalam kegiatan ini.


Penulis: Rizky Ramadhani (Magang)

Editor: Zuhra

 

Santri Masa Kini: Cerdas, Unggul, dan Tangguh dalam Akhlak

Foto: Intan Sarifah (Magang)

www.lpmalkalam.com- Setiap tanggal 22 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Santri Nasional sebuah momen yang lahir dari sejarah panjang perjuangan para ulama dan santri dalam mempertahankan kemerdekaan. Namun, makna Hari Santri tidak berhenti pada seremonial dan nostalgia masa lalu. Di era modern seperti sekarang, menjadi santri berarti memikul tanggung jawab baru: menjaga warisan keilmuan Islam sekaligus menjawab tantangan global yang semakin kompleks.

Semangat itu tampak nyata dalam kegiatan Musabaqah Jami’ah yang digelar oleh Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe. Lomba yang meliputi Musabaqah Baca Kitab Kuning, Debat Bahasa Arab, dan Debat Bahasa Inggris ini bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi cerminan bahwa santri masa kini tidak hanya berkutat pada kitab kuning, melainkan juga mampu menguasai bahasa dan berpikir kritis.

Tema yang diusung, “Santri Cerdas Literasi Turats, Unggul Berdebat, dan Tangguh dalam Akhlak,” mengandung pesan yang sangat relevan. Santri dituntut untuk tidak kehilangan akar tradisi keilmuan Islam (turats), tetapi juga harus berani menatap dunia luar dengan kemampuan intelektual dan keterampilan global.

Kecerdasan literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca teks klasik, tetapi juga memahami konteks zaman. Penguasaan bahasa Arab dan Inggris menjadi bukti bahwa santri siap berdialog dengan dunia, menyampaikan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin di tengah arus globalisasi yang sering kali menantang moralitas dan akhlak.

Namun, di tengah kemajuan teknologi dan derasnya arus informasi, santri harus tetap tangguh menjaga akhlak. Ilmu tanpa akhlak hanya akan melahirkan generasi pintar yang kehilangan arah. Di sinilah letak keistimewaan seorang santri: ilmu dan adab berjalan seiring, bukan saling meniadakan.

Perayaan Hari Santri seharusnya menjadi refleksi, bukan hanya peringatan. Sudah sejauh mana santri berperan di masyarakat? Apakah santri hanya menjadi simbol kesalehan, atau benar-benar menjadi agen perubahan sosial?

Jika santri mampu menjaga keseimbangan antara tradisi dan modernitas, antara ilmu dan akhlak, maka tidak diragukan lagi — merekalah generasi yang akan membawa cahaya Islam ke tengah kegelapan zaman.

Hari Santri bukan sekadar tentang masa lalu, tetapi tentang masa depan. Tentang santri yang berani berpikir, berdiri, dan berbuat bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk umat dan bangsanya.


Penulis: Intan Sarifah (Magang)
Editor: Putri Ruqaiyah

24 Oktober 2025

BKI Saweu: Melindungi Generasi Muda dari Bullying dan Kekerasan dengan Edukasi Konseling

Foto: IST

www.lpmalkalam.com- Program BKI Saweu yang diinisiasikan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Bimbingan Konseling Islam (BKI) mencerminkan sebuah inisiatif yang luar biasa dan sangat relevan dengan tantangan psikososial yang sering dihadapi generasi muda saat ini. Dengan memilih untuk keluar dari lingkungan kampus dan langsung mengunjungi berbagai jenjang institusi mulai dari PAUD, SD, SMP, hingga panti asuhan. Program ini menunjukkan komitmen nyata untuk mengaplikasikan ilmu konseling sebagai alat pencegahan di lingkungan masyarakat. 

Fokus pada materi yang dipilih berupa bullying, keamanan seksual, dan etika menghargai guru, bukan hanya sekadar tema yang populer tetapi respons terhadap realitas sosial yang mendesak. Program BKI Saweu memahami urgensi ini dan mengemas ilmu konseling yang sering terasa berat dan akademis menjadi edukasi yang aplikatif, mudah dipahami, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka.

1. Lebih dari Sekadar Program Pengabdian Masyarakat

BKI Saweu menciptakan ekosistem perlindungan anak yang inklusif. Program ini tidak hanya mengedukasi, tetapi juga membuka ruang dialog di mana anak-anak merasa aman untuk bertanya, berbagi, dan belajar mengenali risiko tanpa stigma. Dalam jangka panjang, dampaknya bisa jauh melampaui sesi edukasi: anak-anak yang terliterasi dengan baik tentang batasan diri dan hak-hak mereka akan tumbuh menjadi individu yang lebih tangguh, kritis, dan mampu melindungi diri sendiri maupun orang lain.

2. Model Program Kemahasiswaan yang Inspiratif

BKI Saweu layak menjadi model bagi program kemahasiswaan lainnya, ia membuktikan bahwa pendidikan tinggi bukan menara gading, melainkan sumber daya yang harus mengalir ke masyarakat. Ketika ilmu konseling dibawa keluar dari ruang kelas dan diterjemahkan menjadi aksi nyata, di situlah perubahan sosial yang bermakna dimulai. 


Penulis: Cut Saputri (Magang)

Editor: Zuhra

Mengenai Saya

Foto saya
Lhokseumawe, Aceh, Indonesia
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al – Kalam adalah salah satu lembaga pers mahasiswa guna mengembangkan bakat jurnalis muda yang berada di lingkungan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe.

Redaksi Al-Kalam

Nama

Email *

Pesan *

LPM AL-Kalam UIN SUNA Lhokseumawe, 0823-6508-3003 (Pemimpin Redaksi) 0852-6227-8755 (Sekretaris Redaksi) Alamat:Jl. Medan Banda Aceh,Alue Awe,Kec. Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Diberdayakan oleh Blogger.