|  | 
| Foto: Pixabay.com | 
Sumpah Pemuda bukan sekadar peristiwa yang termaktub dalam buku sejarah, tetapi juga merupakan tonggak lahirnya kesadaran bagi para pemuda negeri ini untuk bersatu. Waktu demi waktu terus berlalu, hingga kini kita perlu menanyakan kepada diri masing-masing: “Apakah semangat itu masih ada dan terus kita tumbuhkan?”
Di era digitalisasi saat ini, kita mampu mengakses informasi secara luas. Namun ironisnya, kemudahan tersebut justru sering menimbulkan masalah baru, seperti perpecahan, penyebaran informasi yang salah, serta menurunnya kemampuan berpikir kritis dan berempati di kalangan masyarakat.
Semangat Sumpah Pemuda pada dasarnya terdiri dari tiga pilar utama, yaitu persatuan, kesadaran identitas, dan tanggung jawab kebangsaan. Tantangan pemuda masa kini bukan lagi tentang mengangkat senjata, melainkan melawan bentuk penjajahan baru: penjajahan mental, seperti sikap acuh tak acuh, mementingkan diri sendiri, dan kehilangan arah di tengah arus globalisasi.
Oleh karena itu, memperingati Hari Sumpah Pemuda seharusnya bukan sekadar seremonial atau kegiatan unggah konten di media sosial. Lebih dari itu, peringatan ini menjadi momen untuk kita menghayati kembali dan memahami makna sejati dari Sumpah Pemuda: semangat persatuan, tanggung jawab, dan cinta terhadap tanah air.
Penulis: Ilham Dwi Temas Miwa
 
 
 
 0 Comments
0 Comments 
 
 
 
 
 
 
.jpg”height=”280” width=) 
 
