![]() |
| Foto: IST |
Dalam wawancara bersama Tim Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam UIN SUNA Lhokseumawe pada Kamis (06/11/2025), Khalilullah mengungkapkan rasa syukurnya yang luar biasa sekaligus tak menyangka bisa meraih gelar tersebut. Ia mengatakan, tantangan terbesar justru datang dari dirinya sendiri, namun hal itu teratasi berkat satu kalimat motivasi, “Jika orang lain bisa, kita juga bisa,” ujarnya.
“Prosesnya panjang, mulai dari seleksi, interview tahap awal, karantina, penampilan bakat, study tour, interview akhir, latihan catwalk, koreografi, dan sebagainya. Untuk persiapannya, kita hanya perlu memantapkan pengetahuan dan kepercayaan diri,” jelasnya.
Khalilullah menuturkan bahwa makna menjadi duta bukan hanya soal gelar yang disandang, tetapi juga tanggung jawab sebagai perwakilan generasi muda untuk mengenalkan sejarah serta wisata di Aceh Utara. “Menjadi duta juga melatih kepemimpinan, memberi manfaat bagi banyak orang, dan berkontribusi untuk daerah,” tambahnya.
Untuk menjalankan tanggung jawab tersebut, Khalilullah menyiapkan berbagai strategi. “Salah satunya adalah mengedukasi masyarakat lokal maupun mancanegara melalui konten sejarah dan budaya di media sosial, dan hal itu sudah saya terapkan,” ujarnya. Menurutnya, cara tersebut efektif karena survei awal tahun 2025 menunjukkan sekitar 63,9% masyarakat dunia merupakan pengguna media sosial.
Menutup wawancara, Khalilullah berpesan agar generasi muda berani keluar dari zona nyaman demi mengembangkan potensi diri. “Sebagai generasi muda, kita harus berani mencoba hal baru dan tidak takut gagal. Setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini akan membentuk masa depan yang besar. Jangan ragu keluar dari zona nyaman, karena di sanalah kita benar-benar tumbuh dan berkembang. Terus berkarya dan berkreasi, siapa pun bisa jadi apa pun, karena jika orang lain bisa, kita juga bisa,” tutupnya.
Reporter: Tiara Khalisna
