 |
| Foto: IST |
www.lpmalkalam.com- Rabu (15/11/2023) Kelompok 56 KPM IAIN Lhokseumawe mengunjungi tempat pemanfaatan daun rumbia untuk pembuatan atap di Dusun II Desa Suka Mulia, Perkebunan Tanjung Keliling, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat langsung bagaimana proses pembuatan atap menggunakan daun rumbia.
Daun rumbia (Metroxylon sagu) dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan tentunya menghasilkan nilai jual. Selain batangnya bisa diolah sebagai penghasil tepung sagu, daun rumbia juga memiliki manfaat yaitu dapat digunakan untuk pembuatan atap rumah atau lainnya sesuai kebutuhan. Atap rumbia adalah atap yang terbuat dari anyaman daun rumbia.
Umumnya daun yang digunakan adalah daun yang sudah tua namun tidak kering. Hal ini dikarenakan daun rumbia yang masih muda tidak memiliki pangkal batang yang kuat. Daun yang masih muda akan cepat membusuk ketika dianyam. Daun muda juga berukuran kecil dan tidak bisa diikat dan dianyam dengan tali bambu.
 |
| Foto: IST |
Daun Rumbia dianyam, kemudian diikat menggunakan tali bambu untuk dijadikan sebagai atap. Pola anyaman yang digunakan untuk membuat atap adalah tegak lurus, tidak seperti tikar atau dinding. Penggunaan pola anyaman yang lurus dapat membuat atap tidak memiliki celah sehingga atap dapat melindungi bagian dalam bangunan dari air hujan dan sinar matahari.
Atap dari daun rumbia ini biasa dijual dengan kisaran harga Lima Ribu Rupiah per kepingnya. Namun harga dapat berubah sesuai dengan ketebalan atap yang diinginkan konsumen. Atap daun rumbia dapat bertahan hingga 5 tahun. Sehingga masyarakat memilih menggunakan atap daun rumbia karena dengan harga terjangkau dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama dan lebih nyaman saat musim panas.
Sumber: Rilis
Editor: Redaksi
0 Comments
