![]() |
Foto: IST |
![]() |
Foto: IST |
![]() |
Foto: IST |
![]() |
Foto: IST |
![]() |
Foto: IST |
![]() |
Foto: IST |
![]() |
Radian Putra dan Mardiana (Putra-Putri Remaja Nusantara Aceh 2022) Foto: M. Akbar/lpmalkalam.com |
Tetesan Keringat Pengrajin Tembikar
Oleh: Rita Suryani
www.lpmalkalam.com
Tembikar merupakan benda unik berbahan dasar tanah liat dari sawah serta sekam bakar pabrik padi. Perkembangan zaman membuat tembikar tak lagi menjadi primadona. Memproduksi tembikar memang bukan hal mudah, membutuhkan tenaga yang besar, waktu yang lama, kesabaran yang kokoh, serta ketelitian dalam mengolahnya hingga menjadi sebuah benda yang unik. Keletihan melestarikan tembikar berdampak pada Desa Me, Kecamatan Tanah Pasir, Kabupaten Aceh Utara. Dulunya sebagian besar penduduk desa itu berprofesi sebagai pengrajin tembikar.
Mengingat tahapan pembuatannya yang membutuhkan tenaga serta waktu yang lama, membuat produksi tembikar hampir punah dan hanya tersisa dua orang di desa tersebut. Prosesnya membutuhkan waktu yang lama, mulai dari persiapan bahan, pembentukan, penjemuran, pembakaran hingga penyempurnaan. Sebagian pot cukup pada tahap pembakaran, vas dan celengan dapat dihiasi dengan aksesori dan pewarnaaan yang memikat mata pembelinya. Proses tahapan pembuatannya tergantung pada bentuk dan kegunaan tembikar tersebut.
Salah satunya Nur Hafifah yang kerap disapa Kak Fah merupakan salah satu yang bertahan dari sekian banyak pengrajin tembikar di Desa Me. Pekerjaan itu telah ia geluti selama puluhan tahun. Rumah produksi itu hanya membuat pot, vas, dan celengan saja, Mentari terbit dari arah timur menemani wanita pengrajin tembikar itu mengerjakan tugasnya. Proses persiapan tanah liat dengan sekam bakar dicampur secara merata, dan proses pembentukan yang sangat membutuhkan keahlian dalam membuatnya.
Potret lokasi pembentukan beralaskan tanah dan atap seadanya yang dibuat agar tetesan hujan tidak melintasi pot yang sedang diukir rapi. Kak Fah yang duduk di bangku kayu kecil memfokuskan kedua bola matanya kepada tembikar yang sedang dibuat. Tanah yang sudah ulet diletakkan di atas alat putar agar terkesan mudah dibentuk. Tanah itu berputar seiring berputarnya bidang lingkaran di bawahnya. Sinar mentari mulai terlihat dari celah-celah dedaunan, Kak Fah masih menyelesaikan pot bunga yang hampir menyerupai pot di sampingnya. Tangan dan kaki yang berlumuran tanah harus ia jalani untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah. Banyaknya pot yang dihasilkan tergantung pada ukuran dan bentuk pot, biasanya menghabiskan waktu satu hari sampai 3 hari dalam proses pembentukan. Harganya juga bervariasi mulai dari lima ribu hingga ratusan ribu rupiah.
Wanita kelahiran 1971 itu, menjadikan tembikar sebagai mata pencahariannya. “Dulu hampir setengah penduduk di desa itu berprofesi sebagai pengrajin tembikar. Membutuhkan kesabaran serta waktu yang lama membuat masyarakat tidak lagi memproduksi pot tanah liat itu. Dari sekian banyak pengrajin tembikar, hanya saya dan tetangga saya di sebelah yang masih membuatnya. Kami belajar membuat tembikar dari pelatihan yang diadakan oleh pihak industri, pengajarnya langsung didatangkan dari Bandung. Proses belajarnya selama bertahun-tahun baru menghasilkan sebuah karya,” jelasnya.
Sang penerang siang mulai mengeluarkan aura panasnya hingga ke penjuru bumi desa itu. Langit cerah pertanda surya berpihak kepada seniman wanita itu untuk melakukan pembakaran di halaman rumah. Persiapan alat dan proses pembakaran dibantu oleh suami dan anaknya. Pembakaran itu bertujuan untuk mempertahankan ketahanan pot dan terkesan berwarna. Panasnya surya mengerjap dalam pori, membakar kulit yang sudah keriput dan kusam. Keringat di wajahnya melintasi pipi yang terbakar uap sijago merah, bagaikan dedaunan yang disapa tetesan hujan.
Sengatan matahari tidak mampu membakar semangatnya yang berkobar. Pot dan bahan bakarnya disusun rapi secara teliti supaya tidak berjatuhan dan uap panas meresap secara sempurna. Hembusan angin membuat asap tidak lagi serempak dalam gepulannya. Menaburkan aromanya ke pakaian dan kulit yang terpapar sinar surya. Suara letusan pot menandingi hembusan angin, letusan itu sebagai pertanda bahwa ada pot yang pecah karena tanah liat dengan sekam bakar tidak tercampur secara merata.
Pot yang retak sebelum proses pembakaran dapat dibentuk kembali, sedangkan pot yang pecah setelah pembakaran tidak dapat diolah lagi seperti semula. Kepungan asap membuat bola mata pengrajin pot tanah liat itu berkaca kaca. Menembus rongga pernafasan yang membuatnya harus menjauh dari serangan asap. Tetapi, ia harus tetap mengawasi supaya jilatan api tidak menguasai pot. Hal itu dilakukan supaya pot berwarna merah bata seperti yang diminati oleh kebanyakan pelanggan.
“Penjualan pot ada yang dipesan ada yang dibuat langsung tanpa dipesan. Banyak dari pelanggan yang menyukai pot warna merah bata, dan ada juga yang suka warna hitam, tetapi jarang. Padahal warna hitam lebih tahan lama,” ujar wanita kelahiran Me Matang Panyang tersebut. Ketika sijago merah mulai menguasai pot dan mengalahkan kepungan asap, Kak Fah dan suaminya mencoba memisahkan pot yang sudah berwarna merah bata dengan mengambil satu persatu menggunakan kayu ukuran panjang. Mengumpulkan dan merapikan pot yang sudah dingin dengan tenaga yang tersisa.
Editor : Redaksi
Foto/ilustrasi : Timlo.net
www.lpmalkalam.com- Penulis: Mardiana
Penggerakak suatu Ekonomi daerah tidak terlepas dari sector UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan Menengah ) untuk bisa membuat suatu daerah sejahterah. Lajunya pertumbuhan Ekonomi di bidang UMKM tersebut, menciptakan suatu persaingan Bisnis yang sangat ketat. UMKM yang dulunya hanya berfokus kepada produksi, sekarang tingkah kefokusannya harus lebih di tingkahkan lagi seperti di bagian pemasaran produk atau jasa. Dan kelebihan dari sector UMKM adalah, dapat membuka peluang kepada tenaga kerja dan berkontribusi menjadi penggerak Ekonomi daerah maupun Ekonomi negara.
Dari factor – factor di atas, ada satu factor yang cukup penting yang harus diperhatikan yaitu masalah pengaksesan modal. UMKM seringkali kesulitan untuk memperoleh modal untuk usahanya. Lembaga keuangan perbankan yang menjadi tumpuan utama dalam memperoleh pendanaan memiliki persyaratan yang cukup ketak yang tidak semua UMKM dapat memenuhi persyaratan tersebut, misalnya yang paling utama adalah ketersediaan agunan ataupun persyaratan untuk membuka rekening di bank dengan uang sejumlah tertentu yang nantinya menjadi sebuah jaminan cash. Apabila kita melihat dari sisi UMKM kita dapat mengerti kondisi mereka dimana mungkin mereka beranggapan bahwa “ kita baru mau mulai usaha dan membutuhkan modal, tetapi harus menyediakan uang dan jaminan”. Namun, apabila kita melihat dari sisi perbankan, kita juga mengerti bahwa perbankan harus menerapkan persyaratan 5 C4 dan prinsip kehati-hatian ( prudent banking ) dalam menyalurkan kredit. Kalau tidak, malah bank tersebut akan di kenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu kita harus mencari solusi, untuk membantu UMKM.
UMKM adalah suatu lembaga yang sangat berpengaruh kepada kesejahteraah ekonomi masyarakat. Selain menjadi salah satu peluang bagi tenaga kerja, UMKM juga menjadi salah satu pendorong berkembangannya ekonomi suatu daerah. Dengan banyaknya kendala terhadap Modal yang di hadapi oleh masyarakat dalam menjalankan UMKM di Aceh. Salah satu solusi yang harus di lakukan adalah, mengambil jalan alternatif pembiayaan terhadap ketahanan usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM) sebagai penggerak ekonomi melalui permodalan nasional madani ( PNM ) di Aceh. Hal ini di maksudkan untuk berjalannya sector bidang UMKM tanpa kendala dengan Modal. Sehingga dengan adanya permodalan nasional madani ( PNM ) , dapat meningkatkan produktivitas, serta menghapus pengangguran dan kemiskinan di daerah Aceh khususnya.
Dan pada saat ini, pemerintah terlibat langsung dengan sector UMKM, melalui berbagai macam program pengembangan atau pembinaan. Usaha-usaha yang telah dilakukan pemerintah ada yang melalui formal dan non formal. Kalau secara resmi yaitu melalui jalur formal yaitu melalui departemen ataupun dinas, maupun non formal yaitu melalui lembaga swadaya Masyarakat ( LSM ). Permasalahan dengan kendala UMKM terhadap modal usaha. Ini adalah suatu masalah yang sangat besar bagi sector UMKM.
Dengan melihat permasalahan yang terjadi di kalangan UMKM ini, maka kita harus mengambil solusi Alternatif Pembiayaan Terhadap Ketahanan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) sebagai Penggerak Ekonomi melalui Permodalan Nasional Madani ( PNM ) di Aceh. Dengan menjalankan salah satu alternatif ini maka permasalahan yang di hadapi oleh UMKM bisa terselesaikan. Apalagi di PNM bukan hanya di bantu lewat modal saja tapi juga di damping seperti pembenahan manajemen, peningkatan kualitan sumber manusianya dan sampai ke promosi produknya. Sehingga UMKM berjalan seperti semestinya.
Pengembangan pembiayaan yang sangat alternatif ini juga harus di control untuk menjaga keseimbangannya, antara lain sebagai berikut: (1) membuat buku catatan pengeluaran. Di awal tahap memulai usaha. (2) siapkan buku catatan pemasukan usaha. (3) buatkan buku kas utama. (4) persiapkan buku khusus buku stok barang. (5) buat buku inventaris barang.(6) persiapkan buku laba rugi.
Sistem dan pola pembiayaan serta pendampingan perempuan-perempuan dari keluarga prasejahtera yang di berlakukan PNM pada program Mekaar, terbukti mampu mendidik mereka agar lepas dari kemiskinan. Para nasabah itu senantiasa diajak untuk melatih kedisplinan dalam mengelola pinjaman modal yang telah didapatkan. Dana yang didapatkan nasabah, tidak boleh di gunakan untuk konsumtif, harus digunakan untuk usaha. Tak sebatas memberi pinjaman lunak, PNM juga melatih mereka dalam mengembangkan usaha sehingga hasilnya dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Selain PNM, belum ada pihak manapun yang menyelenggarankan program serupa.
Menurut saya Kelebihan pembiayaan dari alternatif PNM bagi UMKM adalah :
a. Permodalan nasional madani (PNM ) mengunakan sistem syariah
b. Kebebasan membuat kontrak berdasarkan kesepakatan bersama ( tijaratan’an taradhin minkum ) dan kewajiban memenuhi akad (aqd)
c. Adanya pelarangan dan penghindaran terhadap riba ( bunga ), maysir ( judi), dan gharar ( ketidakjelasan)
d. Adanya etika ( akhlak ) dalam melakukan transaksi
e. Dokumentasi ( perjanjian/ akad tertulis ) untuk transaksi tidak tunai
f. Di sini buka saja di beri pembiayaan modal tapi juga di dampingi langsung oleh mereka terhadap UMKM.
g. Menjadikan UMKM perusahaan yang sukses.
Bisa jadi UMKM adalah sebagai salah satu solusi di dalam memperbaiki pertumbuhan ekonomi daerah Aceh. Yang telah mampu menghapus mengurangi tingkat penggangguran dan kemiskinan. Data Kementerian Negara Koperasi dan UMKM menyebutkan sector UMKM di Indonesia menyerap 97 persen tenaga kerja dan kontribusinya bagi produk domestic bruto mencapai 55,56. Namun meskipun begitu, hambatan dan kendala tetap terjadi.
Diantaranya seperti kurangnya keahlian di dalam mengelola dana secara professional, kesulitan di dalam melawan persaingan yang sangat ketat, hingga di dalam konsisten di dalam satu usaha. Oleh Karena itu solusi yang sangat ampuh adalah dengan mengambil langkah yang Alternatif Pembiayaan Terhadap Ketahanan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) sebagai Penggerak Ekonomi melalui Permodalan Nasional Madani ( PNM ) di Aceh. Di ambilnya keputusan seperti ini, dengan tujuan dapat meningkatkan ekonomi Negara maupun ekonomi daerah.
Editor : Redaksi
![]() |
Foto: Putri Zuhra Furna/ lpmalkalam |