HEADLINE

Latest Post
Loading...

05 December 2024

FOMO Senja, Tapi Lupa Waktu Magrib?

Foto: Pixabary.com

www.lpmalkalam.com- Dahulu, sebelum teknologi seperti gadget mulai mendominasi kehidupan sehari-hari, waktu Magrib dianggap sebagai momen yang sangat penting dan sakral. Ada kepercayaan yang kuat bahwa saat itu adalah waktu di mana jin dan setan mulai berkeliaran, sehingga orang-orang cenderung menjaga anak-anak mereka agar tidak keluar rumah. Hal ini sejalan dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah RA:

"Ketika malam mulai datang, atau saat kalian memasuki waktu sore, tahanlah anak-anak kalian karena setan sedang berkeliaran. Jika sudah lewat sedikit dari awal malam, barulah kalian boleh melepaskan mereka. Tutuplah pintu-pintu sambil menyebut nama Allah, karena setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup." (HR. Bukhari dan Muslim).

Namun, di era modern ini, nilai-nilai tersebut sering kali diabaikan. Banyak orang terutama generasi muda, justru memanfaatkan waktu Magrib untuk melakukan aktivitas seperti nongkrong di pantai demi menikmati keindahan matahari terbenam. Dikutip  dari website kumparan.com dari artikel yang berjudul "Pandangan Islam Mengenai Gen Z yang menunda Salat Maghrib Demi Menikmati Senja "yang ditulis Syafnita Putri Zafirah, bahwa fenomena ini sebagian besar dipengaruhi oleh budaya FOMO (Fear of Missing Out), yakni perasaan takut ketinggalan tren atau pengalaman yang sedang populer, yang sering kali dipicu oleh media sosial.

Unggahan foto-foto indah matahari terbenam di pantai, misalnya, membuat banyak orang tergoda untuk ikut merasakan momen tersebut, meskipun itu berarti melewatkan waktu Magrib. Akibatnya, Magrib yang dulu menjadi waktu refleksi spiritual kini sering kali terabaikan demi kesenangan sesaat. Sedangkan "Sepaleh-paleh ureng jameun" tetap merasa janggal ketika meninggalkan shalat magrib. 

Tentu menikmati keindahan alam adalah salah satu cara bersyukur kepada Allah SWT atas ciptaan-Nya. Namun, tetap penting bagi kita untuk tidak melupakan kewajiban dan menjaga prioritas. Menikmati keindahan alam seperti sunset seharusnya tidak membuat kita lalai akan waktu Magrib. Solusinya sederhana: Manfaatkan waktu sore dengan baik dan pastikan untuk pulang sebelum azan Magrib berkumandang.


Oleh: Wirdhatul Liska (Magang)

Editor: Redaksi 


 

Rahasia Awet Muda dan Kulit Glowing dengan Khasiat Luar Biasa Sirih Cina

www.lpmalkalam.com- Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa sirih cina, tanaman herbal yang mudah ditemukan, memiliki kandungan antioksidan tinggi yang mampu melawan radikal bebas penyebab penuaan dini. Kandungan vitamin C dan E dalam sirih cina juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit, membuatnya lebih cerah dan bercahaya. Para ahli menyarankan untuk mengonsumsi sirih cina secara teratur, baik dalam bentuk teh maupun sebagai bahan tambahan dalam masakan, untuk mendapatkan manfaat.

dr. Sulaiman mengatakan banyak sekali manfaat dalam sirih cina, "Manfaatnya adalah mengobati infeksi kulit seperti bisul dan jerawat, mengobati luka bakar, dan menurunkan tekanan darah tinggi," tuturnya.

Dikutip dari ejournal.iainbukittinggi.ac.id oleh Syifa mengungkapkan bahwa tanaman herbal, sirih cina menawarkan berbagai manfaat bagi kesehatan, terutama untuk kulit dan sistem imun, serta menjaga kesehatan pencernaan. Ekstrak daun sirih cina telah terbukti dapat melindungi lapisan lambung dan membantu mengatasi masalah pencernaan seperti maag dan diare.

Daun sirih cina memiliki potensi manfaat kesehatan yang menjanjikan. Namun, penggunaannya harus dilakukan dengan bijak dan selalu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.


Reporter: Neza Azharni (Magang)

Editor: Redaksi


 

Bagaimana Sebuah Film Mempengaruhi Manusia?


www.lpmalkalam.com- Film memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan kita, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai bentuk seni yang kuat, film mampu mempengaruhi cara kita berpikir, merasa, dan bertindak.

Dilansir dari jurnal stekom.ac.id oleh Gusti Ayu Tita P dengan artikelnya berjudul 'Pengaruh Film Terhadap Cara Pandang Generasi Muda', beberapa cara  film dapat memengaruhi hidup kita sehari-hari. Pertama-tama, film dapat menjadi sumber hiburan dan pelarian dari kehidupan sehari-hari yang penuh tekanan. Menonton film favorit kita dapat membawa kita ke dunia fantasi yang berbeda dan memberikan kesempatan untuk bersantai dan melepaskan diri dari stres.

Selain itu, film juga dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi. Kisah-kisah yang ditampilkan dalam film seringkali mengandung pesan moral, nilai-nilai positif, dan cerita tentang keberhasilan yang dapat memotivasi kita untuk mengejar impian dan mengatasi rintangan dalam hidup.

Film juga memiliki kekuatan untuk membangun empati dan pemahaman terhadap pengalaman orang lain. Dengan menyajikan berbagai cerita dan karakter yang beragam, film membantu kita memahami perspektif orang lain, merasakan emosi yang berbeda, dan membuka pikiran kita terhadap keberagaman manusia.

Selain itu, film juga dapat menjadi alat pendidikan yang efektif. Film dokumenter, misalnya, dapat memberikan wawasan mendalam tentang topik-topik tertentu, sementara film-film sejarah membantu kita memahami peristiwa masa lalu dan dampaknya pada zaman sekarang.

Adapun pengaruh film terhadap cara pandang generasi muda memiliki kekuatan untuk membangun komunitas dan mempererat hubungan antarmanusia. Diskusi tentang film, pertemuan untuk menonton bareng, atau bahkan cosplay karakter film dapat menciptakan ikatan sosial yang kuat dan memperkaya kehidupan sosial kita.


Oleh: T. Akmal Rizki Phonna (Magang)

Editor: Redaksi

Tak Hanya Perbaiki Kesehatan Fisik, Ternyata Olahraga Punya Manfaat yang Cukup Banyak

Foto: Pixabary.com

www.lpmalkalam.com- Olahraga telah menjadi bagian penting dalam kehidupan modern. Bukan hanya sekadar aktivitas fisik, olahraga membawa beragam manfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan kita. Dalam tulisan ini, akan dibahas beberapa manfaat penting dari berolahraga secara teratur.

Dikutip dari https://halodoc.com oleh dr.Fadhil Rizal Makarim mengungkapkan olahraga membantu menjaga kesehatan fisik. Dengan berolahraga secara teratur, kita dapat meningkatkan kekuatan dan daya tahan tubuh, mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Selain itu, olahraga juga dapat membantu menjaga berat badan yang sehat dan meningkatkan kesehatan jantung.

Tak hanya manfaat fisik, olahraga juga berdampak positif pada kesehatan mental. Aktivitas fisik dapat merangsang produksi endorfin dalam otak, yang dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres. Berolahraga secara teratur juga dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi risiko depresi dan kecemasan.

Olahraga juga memainkan peran penting dalam membangun disiplin dan ketekunan. Dengan menjadwalkan waktu untuk berolahraga, kita belajar untuk mengatur waktu dengan lebih efektif dan mengembangkan kebiasaan yang sehat. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan fokus dan produktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

Berolahraga juga dapat menjadi sarana untuk membangun hubungan sosial. Melalui berbagai kegiatan olahraga seperti tim olahraga atau kelas kebugaran, kita dapat bertemu dengan orang-orang baru dan memperluas lingkaran sosial kita. Hal ini dapat membantu meningkatkan rasa keterhubungan dan kebahagiaan secara keseluruhan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa olahraga memiliki dampak yang sangat positif dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjaga kesehatan fisik dan mental, membangun disiplin, serta memperluas jaringan sosial, berolahraga merupakan kegiatan yang sangat penting untuk kesejahteraan kita secara keseluruhan. Maka dari itu, mari kita tetap aktif dan menjadwalkan waktu untuk berolahraga secara teratur demi kesehatan dan kebahagiaan kita.


Oleh: T. Akmal Rizki Phonna (Magang)

Editor: Redaksi

Merendahkan Orang Lain, Cerminan Sifat Diri Sendiri yang Sesungguhnya

Foto: Pixabary.com
www.lpmalkalam.com- Mengomentari atau merendahkan orang lain kerap dianggap sebagai tindakan yang menunjukkan superioritas. Namun, jika dilihat lebih dalam, merendahkan orang lain sebenarnya lebih mencerminkan sifat pelakunya dibandingkan kekurangan pada orang yang direndahkan.

Ketika seseorang melontarkan kata-kata yang meremehkan, itu sering kali berasal dari rasa tidak aman dalam dirinya. Mereka berusaha menutupi kelemahan sendiri dengan mengalihkan perhatian kepada kekurangan orang lain. Dengan merendahkan, mereka merasa lebih unggul, meskipun itu hanyalah ilusi yang diciptakan untuk mengatasi rasa rendah diri mereka.

Perilaku ini juga mencerminkan kurangnya empati dan kedewasaan emosional. Orang yang matang secara emosional cenderung memilih kata-kata yang membangun daripada menjatuhkan. Mereka paham bahwa merendahkan orang lain bukanlah cara untuk memperbaiki hubungan atau menyelesaikan masalah.

Selain itu, tindakan merendahkan juga memperlihatkan kurangnya kepercayaan diri. Orang yang percaya pada kemampuan dan nilai dirinya tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain, apalagi dengan cara yang merendahkan. Sebaliknya, mereka yang sering menghakimi atau mengejek menunjukkan bahwa mereka mencari validasi dengan cara yang salah.

Bagi yang menjadi korban, penting untuk memahami bahwa ejekan atau penghinaan bukanlah cerminan diri mereka, melainkan refleksi dari pelaku. Dengan tidak memberikan reaksi yang emosional, korban dapat menunjukkan bahwa penghinaan itu tidak memiliki kekuatan untuk memengaruhi harga diri mereka.

Sebagai masyarakat, kita perlu mendorong budaya menghormati satu sama lain. Menghargai orang lain, baik dalam tindakan maupun ucapan, adalah bentuk penghargaan.


Oleh: Putri Ruqaiyah (Magang)

Editor: Redaksi

Kulit Tan: Mengapa Tidak Masuk dalam Standar Kecantikan?

Foto: Pixabary.com

www.lpmalkalam.com- Standar kecantikan sering kali dipengaruhi oleh norma sosial, media, dan sejarah. Salah satu fenomena yang masih menjadi perbincangan adalah bagaimana kulit berwarna tan atau sawo matang sering kali dianggap kurang sesuai dengan standar kecantikan, terutama di negara-negara Asia, termasuk Indonesia.

Di banyak wilayah, kulit cerah sering kali dikaitkan dengan status sosial tinggi dan kecantikan ideal. Pandangan ini berakar dari zaman kolonial, di mana kulit putih dianggap sebagai simbol kekuasaan dan kemakmuran. Akibatnya, industri kecantikan memasarkan produk pemutih kulit secara masif, mengesankan bahwa kulit cerah adalah prasyarat untuk dianggap menarik.

Namun, pandangan ini mulai mendapat kritik luas. Aktivis dan tokoh kecantikan berargumen bahwa standar kecantikan seperti ini diskriminatif dan merugikan keberagaman alami warna kulit manusia. Kampanye kesadaran tentang kecantikan inklusif kini mulai bermunculan. Beberapa merek kecantikan besar telah mengubah strategi pemasaran mereka untuk mendukung representasi berbagai warna kulit. Meski demikian, perjalanan menuju penerimaan penuh terhadap kulit tan masih panjang.

Masyarakat perlu terus didorong untuk mematahkan stigma lama ini, dan mengakui bahwa kecantikan sejati tidak dibatasi oleh warna kulit tertentu. Kecantikan adalah keberagaman, dan setiap individu berhak merasa percaya diri dengan warna kulit alami mereka.

Dengan perubahan persepsi dan peningkatan kesadaran, harapannya kulit tan tidak lagi dipinggirkan, tetapi diakui sebagai bagian dari keindahan manusia yang kaya akan variasi.


Oleh: Putri Ruqaiyah (Magang)

Editor: Redaksi

Menggunakan Tangan Kiri untuk Beraktivitas: Sebuah Hal yang Normal dan Wajar

Foto: Pixabary.com

www.lpmalkalam.com- Dalam budaya yang mayoritas masyarakat mengutamakan penggunaan tangan kanan, menggunakan tangan kiri untuk beraktivitas sering kali dianggap tidak biasa atau aneh. Namun, para ahli menegaskan bahwa menggunakan tangan kiri adalah hal yang sepenuhnya normal dan wajar, serta tidak ada yang salah dengan orang yang lebih dominan menggunakan tangan kiri dalam keseharian mereka.

Fenomena ini lebih dikenal sebagai "kidal", dan diperkirakan sekitar 10% dari populasi dunia adalah individu yang menggunakan tangan kiri secara dominan. Meskipun masih ada beberapa stigma sosial yang mengaitkan tangan kiri dengan hal-hal negatif, faktanya penggunaan tangan kiri memiliki dasar biologis yang kuat. Otak manusia memang memiliki preferensi dalam mengontrol salah satu tangan, yang dalam banyak kasus adalah tangan kanan, namun bagi beberapa orang, tangan kiri menjadi lebih dominan.

Menurut psikolog dan pakar neurologi, tangan kiri yang lebih dominan bukanlah suatu kelainan, melainkan hasil dari cara otak memproses koordinasi motorik. "Setiap individu memiliki otak yang unik, dan beberapa otak memang mengatur motorik tubuh untuk lebih mengutamakan tangan kiri. Ini adalah variasi alami dari manusia," ujar Dr. Indra Pratama, seorang ahli neurologi.

Di banyak negara, terutama di Indonesia, penggunaan tangan kiri untuk menulis atau makan kadang masih dianggap tidak sopan, terutama dalam budaya yang sangat menjunjung tinggi aturan sosial terkait tangan kanan. Namun, seiring dengan perkembangan pemahaman tentang keberagaman kemampuan motorik manusia, pandangan ini mulai berubah.

Para ahli juga menambahkan bahwa meskipun ada beberapa tantangan bagi individu kidal, seperti desain peralatan yang lebih banyak mendukung penggunaan tangan kanan, dunia semakin inklusif dalam memahami dan mendukung kebutuhan orang yang menggunakan tangan kiri. Produk-produk seperti alat tulis, peralatan rumah tangga, hingga perangkat teknologi kini mulai dirancang dengan mempertimbangkan kenyamanan bagi mereka yang dominan menggunakan tangan kiri.

Dengan semakin terbukanya pemahaman tentang keunikan dan keberagaman manusia, diharapkan stigma negatif terhadap penggunaan tangan kiri akan semakin hilang. Tangan kiri bukanlah sesuatu yang perlu dipermasalahkan, melainkan sebuah hal yang sepenuhnya normal dan bagian dari keanekaragaman manusia yang harus dihargai.


Oleh: Putri Ruqaiyah (Magang)

Editor: Redaksi 

 

04 December 2024

Perkembangan Teknologi Informasi, Tantangan atau Peluang yah? Cek infonya

Foto: Pixabary.com

www.lpmalkalam.com- Saat ini perkembangan teknologi informasi sangatlah pesat dan cepat termasuk di Indonesia sendiri. Dengan adanya teknologi, pada dasarnya  untuk mempermudah manusia dalam menjalankan sesuatu hal. Teknologi informasi ini sudah banyak digunakan untuk memproses, mengolah data, menganalisis data untuk menghasilkan data, atau informasi yang relevan, cepat, jelas, dan akurat. Teknologi informasi sudah banyak digunakan di lembaga pemerintahan atau pun perusahaan swasta dan institusi lainnya. Dan perkembangan teknologi informasi ini pun telah membuka babak baru di lingkungan masyarakat, termasuk di dunia bisnis, saat ini para entrepreneur memanfaatkan teknologi informasi ini untuk perkembangan bisnisnya itu sendiri.

Bagi sebagian masyarakat berkembangnya teknologi ini merupakan peluang yang sangat besar, karena mereka mampu dengan bijak menggunakan teknologi dan informasi. Kemajuan teknologi informasi menjadi salah satu pertimbangan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Kemudahan serta kualitas yang di tawarkan oleh kemajuan teknologi informasi menjadi nilai plus dan baik di mata masyarakat. Salah satu contoh mudah adalah perusahaan transportasi yang berbasis online seperti GOJEK , GRAB, dan TRAVELOKA yang kini beramai-ramai memberlakukan pemesanan antar jemput ojek/taksi online, pemesanan makanan secara online, pembelian pulsa secara online, pembelian tiket online, dan lain-lain. Pelayanan- pelayanan semacam ini sangat mempengaruhi minat pasar yang pada akhirnya mempengaruhi bisnis seorang pengusaha untuk bisa mempertahankan dan mengembangkan bisnisnya dalam era globalisasi saat ini.

Namun berkembangnya teknologi  informasi juga memberikan tantangan bagi masyarakat, salah satu contohnya Kesenjangan Digital, Kesenjangan akses terhadap teknologi tetap menjadi masalah besar. Banyak daerah, terutama di pedesaan, yang belum memiliki infrastruktur internet yang memadai, sehingga masyarakat  yang tinggal di wilayah tersebut kesulitan untuk mengakses informasi dan pendidikan digital  Hal ini berpotensi memperburuk ketidakadilan sosial dan ekonomi.  Informasi Negatif dan Hoaks, masyarakat  harus bijak dalam  menghadapi tantangan dan memilah informasi yang beredar di internet. Banyak berita palsu dan konten negatif yang dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat. Oleh karena itu, literasi digital sangat penting untuk membantu masyarakat  dalam  memahami dan menyaring informasi

Kesimpulan 

Berkembangnya teknologi informasi, sebenarnya bisa menjadi peluang atau tantangan bagi kita, tergantung bagaimana cara kita dalam mengunakan dan memanfaatkannya, ketika kita bijak dalam menggunakannya akan menjadi sebuah  peluang  besar bagi kita, namun  ketika kita tidak bijak dalam menggunakanya, akan menjadi tantangan serta akan banyak dampak negatif yang akan ditimbulkan.


Oleh: Lisa Ayu Lestari (Magang)

Editor: Redaksi

Hukum Sebagai Senjata Politik, Siapa yang diuntungankan?

 

Foto: Pixabary.com
www.lpmalkalam.com- Hukum adalah kumpulan peraturan yang dibuat oleh penguasa yang berwenang untuk mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat. Hukum bertujuan untuk menjaga ketertiban, keadilan, dan stabilitas sosial. Hukum memiliki sifat memaksa dan mengandung sanksi bagi pelanggarnya. Hukum juga melindungi setiap individu dari penyalahgunaan kekuasaan. Hubungan antara hukum dan politik sangat erat dan saling ketergantungan, sehingga keduanya tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan atau negara. 

Berbicara dengan sejarah perkembangn hukum dalam politik,  ketika Orde Baru berkuasa, politik hukum yang dijalankan pemerintah yaitu, hukum diarahkan untuk melegitimasi kekuasaan pemerintah, sebagai sarana untuk mendukung sektor ekonomi dan sebagai sarana untuk memfasilitasi proses rekayasa sosial. Hal ini dikarenakan pemerintah Orde Baru lebih mengutamakan bidang ekonomi dalam pembangunan. Perubahan terjadi ketika memasuki era reformasi yang menghendaki penataan kehidupan masyarakat disegala bidang. Semangat kebebasan dan keterbukaan (transparansi) menciptakan kondisi terkontrolnya langkah pemerintah untuk mendukung agenda reformasi termasuk bidang hukum. 

Namun saat ini Pernahkah kita  merasa bahwa hukum seringkali menjadi alat untuk mencapai tujuan politik tertentu? Alih-alih menjadi instrumen keadilan yang netral, hukum kerap kali dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok tertentu. Fenomena ini mengundang pertanyaan mendasar: siapa sebenarnya yang diuntungkan ketika hukum dijadikan sebagai alat politik?

Ketika hukum dijadikan sebagai alat politik, terdapat beberapa pihak yang cenderung diuntungkan:

1. Elite Politik:

Perlindungan Kekuasaan: Kelompok yang berkuasa seringkali menggunakan hukum untuk mempertahankan posisinya, menyingkirkan lawan politik, dan membungkam kritik.

Pembentukan Narasi: Hukum dapat dimanfaatkan untuk membentuk narasi yang menguntungkan kelompok penguasa dan menjustifikasi tindakan-tindakan yang kontroversial.

2. Kelompok Ekonomi Kuat   

Pengaturan Regulasi: Korporasi besar dan oligarki seringkali menggunakan pengaruh mereka untuk membentuk peraturan yang menguntungkan bisnis mereka.

Pembatasan Persaingan: Hukum dapat digunakan untuk membatasi persaingan dan melindungi monopoli.

3. Kelompok Tertentu 

Perlindungan Identitas: Kelompok minoritas atau mayoritas yang merasa terancam dapat memanfaatkan hukum untuk melindungi kepentingan mereka.

Diskriminasi: Sayangnya, hukum juga bisa digunakan untuk mendiskriminasi kelompok tertentu berdasarkan ras, agama, atau orientasi seksual.

kesimpulan

Ketika hukum dijadikan sebagai alat politik, yang paling dirugikan adalah masyarakat. Oleh karena itu, kita perlu terus mengawasi dan memperjuangkan agar hukum senantiasa digunakan untuk menegakkan keadilan dan melindungi hak-hak semua warga negara. Penting untuk diingat bahwa hukum seharusnya menjadi instrumen untuk menegakkan keadilan dan melindungi hak-hak warga negara. Ketika hukum disalahgunakan untuk tujuan politik, maka keadilan akan terancam. Akan banyak sekali pihak pihak yang akan di untungkan, keadilan tidak akan berjalan lagi sesuai makna dari pancasila.


Oleh: Lisa Ayu Lestari (Magang)

Editor: Redaksi 

Pers Mahasiswa AL-Kalam, IAIN Lhokseumawe Phone. 0852 6017 5841 (Pimpinan Umum). Powered by Blogger.