Portal Berita Al-Kalam

LPM Al-Kalam Gelar Kegiatan KLASIK di MAN Kota Lhokseumawe: Menumbuhkan Semangat Jurnalisme Sejak Dini

Foto: Jati Mainah www.lpmalkalam.com – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan K...

HEADLINE

Latest Post

15 Agustus 2025

Dewasa Penuh Pretensi

 

Foto: Pexels.com
www.lpmalkalam.com- 

Topeng-topeng terbang rendah di udara,  

menyapa wajah-wajah yang sudah lelah,  

berjalan di lorong-lorong hening kota,  

di mana kata-kata sering jadi pedang.


Aku dewasa, katanya—  

tapi bisakah aku berkata jujur tanpa takut?  

Atau hanya menari di atas panggung pura-pura,  

menyembunyikan tangis di balik tawa palsu?


Dewasa kini membuat ku memahami banyak hal

Seperti bagaimana cara kerja dari tawa seseorang 

Bagaimana cara sepasang netra itu berbicara

Yang mencipta sebuah persepsi tentang bahagia.


Rindu meledak diam-diam,  

seperti api dalam sekam tua,  

tidakkah kau lihat?  

Ini bukan sekadar usia,  

tapi perjuangan menjadi nyata.


Puisi ini ditulis berdasarkan gaya bahasa penulis

Penulis: Najatia

14 Agustus 2025

HUJAN

 

Foto: Pexels.com
www.lpmalkalam.com-

Rintik-rintik hujan turun pelan-pelan,

membasahi jalan, atap, dan pepohonan.

Dari balik jendela, aku duduk diam,

menyaksikan langit menangis dan ku pandangi dalam sunyi.


Setiap tetesnya seperti cerita,

tentang rindu, kenangan, dan luka.

Namun, Ada yang terasa hangat,

meski udara dingin menyelimuti malam ini.


Aku suka hujan,

Tapi, bukan karena romantisnya,

tapi karena ia tahu caranya datang

tanpa perlu diundang.


Hujan nggak pernah marah,

meski orang sering menyalahkan kehadirannya.

Padahal kadang, ia cuma mau

menenangkan hati yang ribut di dalam dada.


Di bawah payung atau tanpa pelindung,

hujan tetap indah 

ia mengajarkan bahwa tak semua tangisan

harus disembunyikan dari dunia.


Jadi kalau kamu lagi sedih,

biarkan hujan turun bersamamu.

karena dengan hujan

Kita bisa merasakan ketenangan.



Puisi ini ditulis berdasarkan gaya bahasa penulis

Penulis: Asma Yuleha


08 Agustus 2025

Apakah Semua Sia-Sia?

Foto: Pixabay.com
www.lpmalkalam.com- 

Terkadang diri ini lupa,

Bahwa agama bukan hanya tentang sajadah,

Bukan hanya sekadar surah-surah yang terhafal separuh,

Bukan juga tentang sebuah tasbih yang begitu sering terlewat

Dalam sela-sela jari di sepertiga malam.


Lupa aku akan amanah,

Bahwa hidup bukan sekadar ibadah berulang,

Bukan hanya sujud dan rukuk bersilang,

Tapi juga tangan yang menyeka air mata orang.


Saat subuh, ketika angin begitu dingin menusuk tulang,

Pintu rumahku terketuk.

Ternyata, jiranku mengatakan anaknya belum makan sejak kemarin.

Aku hanya tersenyum kaku,

Padahal untuk sehari-hari, di dapurku ada lebih dari cukup.

Tapi hatiku keras, tak juga tergerak.


Apakah doaku semalam sia-sia?

Apakah Tuhan menerima doaku?

Sedang aku lalai pada suara dunia,

Sibuk menghitung pahala,

Tapi lupa ada surga di tangan yang memberi.


Tapi mungkin Tuhan lebih suka aku berdiri,

Membagi nasi, daripada duduk terlalu lama bersendirian,

Tunduk sembari khusyuk dalam butiran tasbih,

Memuja Sang Ilahi Rabbi yang Maha Pemberi Rezeki,

Berharap akan ada pahala besar menghampiri.


Orang-orang di jalan banyak juga yang tertunduk,

Bukan karena berdzikir,

Tapi lapar yang tertahan beberapa hari.

Dan aku kadang terlalu sibuk mencari pahala,

Hingga aku lupa, pahala juga datang dari rasa peduli.


Penulis: Nurul Fadilah
 

05 Agustus 2025

Cita-cita yang Menjejak Arah


Foto: Pixabay.com

www.lpmalkalam.com-

Wahai engkau yang menatap dari jauh, melampaui batas mimpi dan rasa letih,

di setiap detak jantungmu, semesta pun tahu ada doa yang tak pernah kau lupakan.

Di setiap sujudmu, ada harap yang tak pernah padam,

ada langkah-langkah kecil yang diam-diam menulis sejarahmu sendiri.


Engkau berdiri di tepi jalan panjang,

dengan ransel penuh andai, luka, dan asa.

Kau tahu, angin tak selalu sejuk, matahari tak selalu bersahabat,

tetapi kau harus tetap berjalan,

karena di ujung sana, ada masa depan yang menunggumu

dengan senyum malu-malu di balik tirai waktu.


Jangan takut pada gelap, karena sebuah bintang lahir dari sana.

Jangan khawatir pada pendapatanmu yang kecil,

karena hal yang besar lahir dari hal yang kecil.

Jangan gentar pada kegagalan,

karena di retaknya mimpi, kaulah yang menemukan celah

untuk lahir kembali lebih tabah, lebih paham, lebih kuat.


Penulis: Salsabella Rizki

04 Agustus 2025

Langkah Kecil, Cahaya Besar

Foto: pexels.com

www.lpmalkalam.com- 

Langkahku kecil, pelan tak terdengar,

Di tengah riuh dunia yang gemar berkoar.

Tak ada sorot, tak ada tepuk tangan,

Namun jiwaku terus berjalan pelan.


Setiap pagi kuhela napas harapan,

Meski malam semalam penuh kelelahan.

Aku tahu, cahaya tak selalu terang,

Kadang hadir dalam diam yang tenang.


Langkah kecil, tapi penuh makna,

Bukan untuk dunia, tapi untuk surga.

Tak semua yang besar itu utama,

Sering kali justru yang sederhana paling berharga.


Di setiap jatuh, kutemukan arah,

Bahwa kuat bukan berarti tanpa lemah.

Bahwa menang bukan tanpa luka,

Tapi terus memilih untuk tetap percaya.


Aku bukan pahlawan dengan pedang,

Namun dengan doa yang selalu kuperang.

Melawan takut, ragu, dan putus asa,

Karena aku tahu, Tuhan tak pernah alpa.


Cahaya besar tak lahir tiba-tiba,

Ia tumbuh dari sabar yang lama.

Dari air mata yang jadi permata,

Dan kesetiaan dalam langkah yang tak terlihat mata.


Langkah kecilku mungkin tak disebut sejarah,

Namun cukup bila mengukir berkah.

Biar bumi tak tahu siapa aku,

Asal langit mencatat: aku tetap menuju-Mu.


Penulis: Rusmawati

Editor: Putri Ruqaiyah
 

14 Juli 2025

Luka yang Manis

Foto: Ismi Sayyidina Lubis

www.lpmalkalam.com

Kamu ....

Yang hidup dengan tegak,

dan penuh keadilan

Dalam sanubari ini

Ternyata telah disusun oleh takdir

tuk jadi luka paling dalam

Terlalu rapi untuk matiku

Menggerai bak untaian benang

sepakat akan kenang

Membumbung sang serak

walau berakar merak

Kian saksama mengangkat sepi yang jemawat

Meski pahit saat dijilat

Meredam dendam keramat 

Sejauh perjalanan malam

Menuju malam nan gelap tanpa undangan 

Memapah dosa kita,

yang tak ada balasnya


Penulis: Ismi Sayyidina Lubis

Editor: Zuhra

13 Mei 2025

Langkah di Tengah Badai

foto: pixabay

 www.lpmalkalam.com- 

Langit menggelap, angin menggila,

dedaunan terhempas tanpa suara.

Namun kakiku tak ingin diam,

meski dunia seolah menolak langkahku.


Aku bukan perwira tanpa luka,

bukan pula pahlawan yang tak gentar.

Tapi di balik gemetar yang tersembunyi,

ada tekad yang tak bisa dibungkam.


Setiap tetes hujan yang menyapa wajah,

adalah pengingat bahwa aku masih ada.

Masih bernapas, masih melangkah,

walau arah samar, dan harapan samar-samar.


Badai boleh menari di sekelilingku,

tapi aku menari dalam diamku sendiri.

Menjemput pagi yang belum terlihat,

dengan langkah kecil, tapi tak henti.


karya: Alfiaturrahmi (Rilis)

30 April 2025

Tak Bernama di Rumah Sendiri

Foto: Pixabay.com
www.lpmalkalam.com-

Aku tumbuh dari sunyi yang panjang,

Di rumah yang penuh suara, tapi tak kupahami terang.

Ayah, Ibu, wajah kalian selalu kurindu,

Tapi cinta kalian seperti bayang ada, tapi tak menyentuhku.

Aku berjalan di lantai dingin tanpa pelukan,

Menata harapan yang gugur satu per satu di ruang makan.

Kalian bicara tentang masa depan,

Tapi tak pernah bertanya: “Apa kabarmu, nak?” dengan kehangatan.

Aku menyayangi kalian dalam diam,

Dalam doaku yang lirih saat malam menelan gemintang.

Namun semakin aku ingin dekat,

Semakin aku tahu: aku tak pernah jadi tempat kalian menetap.

Aku tak benci tidak akan pernah.

Tapi aku lelah mengeja cinta yang tak pernah selesai terbaca.

Maka jika nanti kita bertemu di jalan yang asing,

Biarkan aku jadi orang lain yang tak perlu kalian panggil dengan nama sendiri.


Sumber: Rilis

 

Tenang yang Retak Diam-Diam

Sumber: Pixabay.com

www.lpmalkalam.com-

Aku Taurus,

katanya sih keras kepala,

padahal aku hanya belajar bertahan

di tengah dunia yang tak pernah benar-benar ramah.

Hidupku terlihat simpel,

masalah besar kupeluk seperti kabut pagi..

diam, dingin,

dan akhirnya hilang begitu saja di mata mereka.

Mereka lihat aku tenang,

tapi tak tahu betapa sulitnya aku tidur semalam.

Mereka bilang aku kuat,

padahal aku bahkan tak tahu

bagaimana caranya pulih dari luka yang tak bernama.

Aku pendengar yang baik,

wadah bagi air mata orang lain,

penenang bagi yang patah,

namun tak pernah cukup berani

untuk menjadi lemah di depan siapa pun.

Aku ingin bicara,

tapi bibirku dikunci oleh rasa takut

akan tatapan yang menilai,

atau simpati yang terasa seperti belati.

Aku memeluk lukaku sendiri,

bukan karena aku tak butuh pelukan,

tapi karena aku terbiasa

merawat luka tanpa saksi.

Aku ingin melepaskan semuanya,

tapi tak tahu kepada siapa,

tak tahu bagaimana,

tak tahu kapan.

Aku terlihat kuat.

Tapi sungguh...

aku hanya manusia

yang belajar menyembunyikan rapuh.


Karya: Nurul Ain Qistina (Rilis)

29 April 2025

Di ujung asa, ada aku

Foto: Pixabay

 www.lpmalkalam.com-

Di dalam keindahan senjakutitipkan asa

Di atas langit tinggikutampungkan doa-doa 

yang nyaris padam

Seolah angin membawa bisik ragu yang menyayat

Namun langkahku tetap berdiri tegak

 

Mimpi-mimpi yang luka dan berdarahharapan 

tetap kupelukerat

Kupahat cahaya di dinding gelap kenyataan

Aku berlari di atas badai dan berteriak tekad

Meskipun gema enggan menjawab

 

Kugoreskan mimpi-mimpi di kanvas waktu

Dengan kuas luka dan tinta air mata

Angin malam merangkai bisikmengantar kabar 

getir ke sudut hati

Namun tetap kupeluk harappercaya cahaya 

menanti di ujung sana

 

Karena aku tahu

Di balik malam paling pekat

Fajar selalu datang dengan langkah hangat

Dan di ujung asa yang nyaris hilangada aku 

yang masih bertahan

 

Tak kudambakan jalan bertabur bintangcukup

Cukup peluh dan semangat yang enggan pulang

Sebab mimpi bukan siapa cepattapi siapa yang kuat

di tengah badai

 

Jadi bila kau tanya siapa aku

Aku adalah butiran debu di tengah ragu

Tak selalu kuattak pernah utuh

Tapi tak pernah benar-benar runtuh

 

Di ujung asa

Saat dunia membisu

Ingatlah aku, yang tetap berlari

Meski dengan napas patah-patah

 


Sumber: Rilis

Jejak Masa Depan di Gerbang Kampus

Foto: Pexels.com

www.lpmalkalam.com- Di gerbang kampus, langkah pertama terukir di atas jalanan yang penuh arti

Setiap batu trotoar bercerita tentang harapan

Belum terungkap, tentang mimpi yang baru akan dilahirkan

Lonceng pertama berdentang memanggil jiwa-jiwa muda yang penuh semangat

Di sini, tempat dimana ilmu bertemu tekad

Setiap detik adalah kesempatan baru untuk menampaki jejak masa depan yang cerah

Buku-buku terhampar, penuh harapan

Setiap halaman adalah petunjuk arah membuka cakrawala baru dalam pikiran

Menuntun langkah kaki menuju puncak impian

Tanpa ragu, tanpa henti, dan tanpa takut

Bersama sahabat, kita berbagi cerita

Tentang hari esok yang penuh tantangan

Di ruang-ruang perkuliahan kita menempa diri

Menjadi lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih baik

Dan di gerbang ini

kita menulis sejarah setiap usaha, setiap peluh, setiap tawa

Jejak masa depan yang kita tinggalkan terukir dengan indah

Di atas tanah kampus sebagai bekal untuk terbang menuju dunia

Masa depan tidak hanya menanti

Ia dibangun di sini, di setiap langkah kita

Di gerbang kampus, kita mulai perjalanan menjadi insan

Siap menyinari dunia dengan ilmu, semangat, dan keyakinan.


Sumber:Rilis

Mengenai Saya

Foto saya
Lhokseumawe, Aceh, Indonesia
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al – Kalam adalah salah satu lembaga pers mahasiswa guna mengembangkan bakat jurnalis muda yang berada di lingkungan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe.

Redaksi Al-Kalam

Nama

Email *

Pesan *

LPM AL-Kalam UIN SUNA Lhokseumawe, 0823-6508-3003 (Pemimpin Redaksi) 0852-6227-8755 (Sekretaris Redaksi) Alamat:Jl. Medan Banda Aceh,Alue Awe,Kec. Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Diberdayakan oleh Blogger.