|
Foto: Mutia Wardani |
www.lpmalkalam.com- Lambatnya jaringan WIFI di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe tepatnya dibeberapa titik yang dikarenakan infrastruktur sedang ditingkatkan. Sehingga menyebabkan lambatnya jaringan WIFI dibeberapa titik kampus. Hal ini disampaikan oleh Ir. Muhammad Ilham, S.T., M.IT. selaku Kepala Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (TIPD) IAIN Lhokseumawe, yang diwawancari di Lab Center IAIN Lhokseumawe pada Senin, (23/12/24).
Muhammad Ilham menyampaikan perkembangan infrastruktur jaringan dari sebelum dan setelah ia menjadi kepala TIPD IAIN Lhokseumawe. Sebelumnya, jaringan WIFI di IAIN Lhokseumawe banyak yang blind spot (tidak nampak) dan banyak kendala yang terjadi. “Dua tahun belakangan ini kita mencoba membangun infrastruktur yang lebih bagus, lebih up to date. Sehingga jaringan-jaringan yang kita dapatkan disini bisa lebih bagus. Jadi kalau sekarang selama dua tahun ini perkembangan infrastruktur yang kita kerjakan ialah sudah adanya jaringan fiber optik dengan 5,7 KM, jadi semua jaringan sudah diatur sendiri tidak disewa lagi seperti dulu. Dengan adanya infrastruktur ini, blind spot yang sebelumnya sering terjadi, saat ini sudah tidak ada lagi,” ujarnya.
|
Foto: Wahyu Ramadhan |
Beliau juga menjelaskan perkembangan infrastruktur di dua tahun belakangan ini hingga sekarang yang telah dibangun sendiri sangat memudahkan, karena server dan jaringan yang sudah dimanage sendiri.
“Karena secara infrastruktur kita sudah membangun sendiri. Servernya juga kita sudah ada sendiri, jadi jaringannya kita yang memanage sendiri, berapa ke FTIK, berapa ke FEBI semua- semua lah, termasuk LAB Center. Termasuk ketika acara wisuda segala macam, itu sudah semua bisa dipakai. Makanya ketika acara apapun tidak terjadi masalah, karena koordinasi dengan kita, kita berikan jaringan nya ke acara tersebut, memang kembali ke bandwidth. Bandwidth ini perlahan akan kita naikkan, tahun ini juga sudah naik dari tahun sebelumnya. Dari yang awalnya cuman 100 sekian Mbps dengan UMS beberapa, nah tahun ini yang sudah berjalan saat ini, kita sudah memiliki jaringan 250 Mbps dengan pemakaian Provider Telkom dan 35 Mbps dengan pemakaian provider Icon, itu terpusat di server kita. Belum lagi nanti ada UMS, seperti IndiHome yang tersebar di 30 titik,” tuturnya.
Lebih lanjut, beliau juga mengatakan dalam hal itu perlahan akan ditingkatkan, sementara untuk menghilangkan terjadinya blind spot adalah dengan menyediakan satu akses point untuk empat kelas.
“Nah itu perlahan kita tingkatkan, kenapa, contoh di FTIK, karena saya kebetulan di FTIK, di FTIK ini kita usahakan jangan blind spot, maka kita sediakan satu akses point itu untuk empat kelas, menurut kita itu belum mencukupi. Nah, tahun depan target kita adalah satu akses point untuk dua kelas. Hal ini sudah kita ajukan dan sudah kita skemakan semua,” ucapnya.
Muhammad Ilham menjelaskan, “Jaringan yang tidak stabil itu bukan tidak stabil jaringannya. Jaringan penuh itu karena infrastruktur sedang kita tingkatkan. Contohnya akses point, pelan-pelan kita tingkatkan. Sekarang akses point kita sudah mulai banyak, dulu kan kurang. Jadi ini udah mulai kita tingkatkan. Sekarang jumlah akses point kita mungkin ada sekitar hampir 100 lebih kurang lebih. Tapikan tersebar di seluruh kampus, sehingga kampus kita inikan besar- besar, ruangannya lantai satu, lantai dua, dan lantai tiga. Jadi ini pelan-pelan kita tingkatkan. Makanya target kita, satu akses point itu dua ruang kelas. Itu insya Allah kalo bisa memang tahun depan sudah bisa terealisasi,” jelasnya.
Tak hanya itu, Muhammad Ilham juga mengungkapkan mengenai pemeliharaan dan sistem yang terhubung dengan server. “Untuk pemeliharan itu kita sendiri, mandiri. Kita memang belum cukup secara SDM (Sumber Daya Manusia), masih kurang. Tetapi pelan-pelan dalam SDM kita pun ada peningkatan secara skill. Semua kita kelola sendiri bahkan website kita punya server sendiri, tidak ada lagi bergantung dengan orang. Ketika ada kendala, contohnya di FTIK, di FTIK biasanya dalam hal itu kita punya sistem NMS (Network Monitoring System) namanya, di telegram diberi tahu, FTIK misalnya jaringannya penuh. Kita tahu penuh, tapi kita tidak bisa buat apa-apa, karena infrastruktur nya memang segitu, kecuali ada putus-putus atau tidak connect nah itu biasanya ada laporan ke kita, biasa seperti itu. Contoh kemarin di lantai 3 FTIK yang plafonnya roboh, itu juga alat kita kena, jadi kita ganti,” ungkapnya.
Beliau juga mengharapkan dengan adanya dukungan dari mahasiswa sangat berpengaruh untuk terealisasi. Karena skema sudah mulai dibuat dan mappingnya sudah ada.
“Mudah-mudahan dengan adanya dukungan dari para mahasiswa, karena mahasiswa memakai WIFI banyak saya lihat digunakan untuk sosial media dan jam-jam padatnya hanya di jam 9-12, itupun di FTIK yang banyaknya karena ramai mahasiswa. Nah target kita satu akses point dua kelas. Tahun depan insyaAllah, mudah-mudahan terlaksana, karena kita ini sudah mulai buat skemanya, mapping nya sudah ada, insyaAllah segera kita buatkan seperti itu. Itu yang terjadi sekarang, memang kita usahakan dulu. Dua tahun belakangan ini blind spotnya, jangan ada lagi yang tidak terjamah jaringannya. Sekarang kalo bisa kita rasakan hampir semua terjamah. Memang satu kelas itu kan 20-25 orang sekali masuk, jadi empat kelas dah 100. Nah alatnya tahan tapi jaringannya lelet. Dulu mungkin mahasiswa tidak dapat aksesnya. Mulai saya ini, dua tahun belakangan, semua ini open. Artinya, jaringannya kita password tapi passwordnya mahasiswa bisa tahu, itu yang kita coba sampaikan. Karena itu salah satu fasilitas yang akan kita berikan secara penuh, karena berbasis dengan teknologi sesuai dengan visi misi IAIN Lhokseumawe,” harapnya.
Disisi lain, Rektor IAIN Lhokseumawe Prof. Dr. Danial, M.Ag. saat diwawancarai oleh Kru LPM Al-Kalam pada Jum’at, 4 Oktober 2024 di Ruang Rektor IAIN Lhokseumawe, menyampaikan. “Transformasi yang kami lakukan dari 2021 hingga 2024 bukan hanya upaya peningkatan mutu pendidikan, namun juga komitmen kami untuk menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan global. Dengan peningkatan akreditasi, kerjasama internasional, dan fasilitas yang lebih modern, dengan pembangunan infrastruktur digital dan IT yang telah kami tingkatkan. Peningkatan infrastruktur teknologi informasi dan jaringan internet menjadi prioritas utama kami. Karena penyediaan fasilitas IT yang lebih baik akan mempermudah proses belajar mengajar dan akses digital,” tutur Prof Danial.
Reporter: Muhammad Syahru
Editor: Redaksi