![]() |
Amirul Zahir (Ketua SEMA FTIK 2022), Foto: IST |
Reporter: Dahlia Suryani Siregar
Editor: Redaksi
![]() |
Amirul Zahir (Ketua SEMA FTIK 2022), Foto: IST |
Reporter: Dahlia Suryani Siregar
Editor: Redaksi
![]() |
Foto: Fitria Nurlita/lpmalkalam.com |
![]() |
Foto: Fitria Nurlita/lpmalkalam.com |
Perlombaan selanjutnya yang diadakan adalah balap sarung, perlombaan ini juga tidak kalah heboh dari lomba yel-yel. Perlombaan balap sarung ini makin menguatkan kekompakan tim dan kebersamaan kelompok. Adapun perlombaan selanjutnya yakni tarik tambang, perlombaan tarik tambang dimulai dengan tarik tambang putri, dan tarik tambang putra yang beradu dengan panitia.
Perlombaan terakhir yang diadakan adalah oper tepung. Setelah perlombaan oper tepung, panitia mengumumkan pemenang dalam perlombaan-perlombaan yang telah diselenggarakan.
Acara Krue Seumangat ditutup dengan foto-foto bersama, dan memberikan surat Cinta dan Benci oleh anggota Krue Semangat kepada mentor.
Reporter: Intan Nuraini (magang)
Editor: Redaksi
![]() |
Foto: Muhammad Farhan |
![]() |
Foto: pixabay.com |
Sumber: Rilis
Editor: Redaksi
![]() |
Foto: IST |
![]() |
Oleh: Wida Zahara |
Hidup terus berjalan, layaknya seorang muslim yang diwajibkan untuk menuntut ilmu hingga liang lahat. Namun, bagaimana jika tempat menuntut ilmu bukanlah tempat yang nyaman?Tidak mempunyai fasilitas yang memadai? Kotoran hewan dimana-mana, bahkan minimnya keamanan? Apakah bisa disebut dengan tempat menuntut ilmu? Bukannya tempat menuntut ilmu seharusnya lebih nyaman? Mempunyai fasilitas yang lengkap ataupun memadai?
Saya mewawancarai beberapa mahasiswa terkait beberapa masalah yang membuat mereka merasa kurang nyaman ketika jam belajar berlangsung. Hampir seluruh mahasiswa merespon dengan respon yang yang negatif. Saya tidak heran dengan respon mereka, karena saya pribadi pun merasa demikian.
1. Kotoran hewan
Kotoran hewan salah satu hal yang membuat mahasiswa merasa tidak nyaman. Dibalik itu semua, jika diperhatikan lebih luas, kampus kita menjadi spot foto-foto yang sedang digemari di kalangan masyarakat. Otomatis banyak yang datang berkunjung setiap harinya. Namun bagaimana pendapat mereka tentang kotoran hewan yang mengganggu? Apakah tidak menjadi perbincangan di luar sana?
2. Susahnya akses wifi
Kampus kita memiliki luas seperti kampus impian lainnya. Dengan hutan yang masih asri terjaga dan bukit-bukit yang membuat kampus kita sedikit berbeda dengan kampus lainnya. Dengan sebab demikian, mahasiswa sulit menemukan jaringan untuk belajar mengajar. Sedangkan 50% pembelajaran diakses melalui internet. Namun yang terjadi, banyak mahasiswa yang tidak bisa mengakses internet mereka dengan kuota pribadi karena susahnya sinyal bahkan wifi yang susah di akses di beberapa lantai. Bukankah hal ini dapat menjadi penghambat dalam belajar?
3. Panasnya ruang kelas di siang hari
Ruang kelas dengan kipas angin yang berfungsi dengan baik menjadi rebutan setiap harinya. Apalagi jika ruangan tersebut tidak dihuni. Setiap ruangan memang mempunyai fasilitas kipas angin, namun tidak semua berfungsi dengan baik. Banyak siswa yang mengeluh akan hal ini, namun belum ada respon dan perbaikan yang dilakukan. Miris sekali bukan?
4. Minimnya keamanan
Beberapa waktu lalu, sebuah sepeda motor milik seorang mahasiswa hilang. Hal tersebut menjadi perbincangan di kalangan mahasiswa itu sendiri, dan membuat banyak mahasiswa menjadi was-was akan hal tersebut. Namun, yang menjadi pertanyaan terbesar beberapa mahasiswa adalah, mengapa tidak diperkuat keamanan di lingkungan kampus, khususnya parkiran? Satpam memang ada, tapi satpam juga manusia yang tidak sanggup menghafal seluruh motor milik mahasiswa. Seharusnya pihak kampus bisa memberikan alternatif seperti memasang CCTV di tempat terbuka agar satpam bisa terbantu ketika menjaga keamanan. Dan jika ada barang yang hilang, pihak satpam pun bisa mengeceknya melalui CCTV. Dan ada baiknya dibangun pagar agar menjadi pembatas antara lingkungan kampus dan lingkungan masyarakat. Dengan adanya pagar hewan peliharaan dan keamanan pun sedikit terjamin keamanannya.
5. Rasis
Masih banyak mahasiswa yang mempunyai sifat rasis yang sangat tinggi. Padahal mereka tahu, bahwa 50% bahkan lebih dari mahasiswa yang ada di IAIN Lhokseumawe adalah mahasiswa dari luar daerah. Masih patutkah rasisme di kampus tercinta kita? Padahal dosen selalu mengingatkan hal tersebut, namun masih ada beberapa oknum yang tidak peduli dan terus menumbuhkan rasa rasisme di hati mahasiswa yang lain. Sungguh disayangkan IAIN yang disebut kampus peradaban islam, masih memiliki sifat rasisme di dalamnya.
Sebaiknya beberapa hal atas bisa diatasi dengan segera. Agar kalangan mahasiswa dan masyarakat yang berkunjung dapat memberikan respon yang positif. Dengan respon positif, IAIN Lhokseumawe baru bisa disebut dengan kampus peradaban. Namun jika hal tersebut tidak segera diatasi, saya tidak yakin kampus kita bisa menjadi kampus peradaban bahkan kampus impian masyarakat luas. Gedung yang tinggi tidak menjamin kampus kita menjadi kampus impian. Tapi lingkungan yang bersih dan nyaman bisa menjadikan kampus menjadi kampus impian, masyarakat luas.
Penulis merupakan mahasiswa Prodi Tadris Bahasa Inggris Semester 7
Editor: Redaksi
Foto : IST |
www.lpmalkalam.com - Presiden Mahasiswa IAIN Lhokseumawe menyerukan agar pemerintah Aceh memberikan edukasi terbaik kepada generasi-generasi yang sedang dibanjiri oleh era digitalisasi, Sabtu (22/01/2022).
Hari ini Aceh menjadi pusat sejarah sekaligus sebagai pusat peradaban Islam yang dikemuka, bahkan berdatangan banyak orang dari segenap penjuru dunia ke tempat-tempat bersejarah yang ada di Aceh. Kita melihat hari ini bagaimana perkembangan Aceh yang begitu pesat baik pembangunan fisiknya maupun pembangunan sumber daya manusianya.
Kita berharap Aceh menjadi pusat sejarah selamanya, tidak hanya situs-situs yang berharga yang ditinggalkan tetapi ada manusia-manusia yang mampu meneruskan kehebatan, kegagahan dan kemegahan Aceh di masa depan.
Seluruhnya apa-apa yang bisa kita elaborasikan dan persiapkan selain dari pada pembangunan fisik semata, namun kita juga harus mempersiapkan generasi-generasi yang bisa memberikan kebermanfaatan baik kepada lingkungan sekitarnya maupun kepada Aceh khususnya.
Hari ini sebagian besarnya kita tidak mengenal sejarah masa lalu, sejarah kegemilangan Aceh dan bahkan nyaris di sekolah-sekolah dalam buku-buku pelajaran tidak pernah diceritakan penuh bagaimana Aceh di masa dulu.
"Saya sendiri sampai hari ini masih banyak yang perlu dipelajari dari sejarah aceh," ujar Maulana selaku Presiden Mahasiswa IAIN Lhokseumawe.
Perjuangan-perjuangan pahlawan yang telah mendahului kita yang sangat berharga mestilah diajarkan kepada seluruh masyarakat Aceh khususnya bagi pelajar, mahasiswa, dan pemuda. Jika sejarah tidak pernah diajarkan maka kita tidak akan pernah menjadi bangsa yang maju di masa yang akan datang sebab tidak punya role model dalam menata dan melangkah. Orang yang tidak mengenal sejarah maka tidak pernah mengenal siapa dirinya, sejarahlah yang membuat secara simbolis kita menjadi bangsa yang punya martabat di mata dunia.
Pemuda-pemuda hari ini ini sibuk melayani diri sendiri. Pertanyaanya apakah mereka peduli bagaimana Aceh di masa depan?
Era disrupsi ini telah menghadirkan mesin-mesin digital yang serba canggih sehingga kita berkembang karena kita bergantung pada alat.
"Saya berharap kepada seluruh elemen yang ada di Aceh untuk kembali memberikan edukasi terbaik kepada generasi Aceh yang akan datang," seru Maulana.
Ada banyak hal yang perlu dituntaskan dan diselesaikan tidak hanya pembangunannya tetapi juga yang paling sakral adalah manusianya. Perlu adanya edukasi terbaik sehingga mampu memberikan output terbaik bagi Aceh nantinya. Selaku mahasiswa, Maulana mengaku menginginkan adanya kurikulum keacehan khususnya yang di dalamnya terdapat banyak sejarah Aceh yang bisa diakses sampai pelosok-pelosok.
Tanggung jawab kita bersama bangsa aceh untuk memperkenalkan siapa Aceh dan bagaimana Aceh di masa depan. "Saya berharap literasi sejarah tidak hanya historis tetapi juga secara sentralistis bisa dijangkau dengan mudah oleh setiap generasi gemilang aceh," tutupnya.
Sumber : Rilis
Editor : Redaksi
Foto : IST |
Maulana, selaku Presiden mahasiswa IAIN Lhokseumawe menghimbau kepada seluruh rakyat Aceh agar mengenang kembali tokoh-tokoh perjuangan Aceh di masa silam, yang mana pada saat itu kita pernah berjaya mulai dari kerajaan sampai timbulnya gerakan-gerakan pembaharuan di Aceh yang dengan itu telah mewarnai Aceh dengan variasi yang baru.
Aceh pernah mempunyai raja yang membawa pengaruh bagi Aceh yang berdaulat dan bersahaja. "Saya begitu mengagumi Syiah Kuala, Iskandar Muda, Sultan Malikussaleh dari tokoh perjuangan Teungku Muhammad Daud Beureueh, Tengku Hasan di Tiro," ujar Maulana.
Bertepatan tanggal 22 Januari 2002 Tengku Abdullah Syafii kembali kepada yang kuasa. Beliau wafat dalam perjuangan dan meninggalkan marwah perjuangan dan beribu-ribu harapan kepada kita semua. Duka cita yang besar ini pada saat berkabung Aceh 44 hari, di mana Aceh berduka telah kehilangan tokoh bangsa yang telah membersamai perjuangan Aceh pada waktu itu.
Melalui ini kita perlu mempelajari kembali sejarah Aceh di masa silam sebagai tonggak untuk melangkah ke masa depan.
Kepada pemerintah Aceh terkhusus, seharusnya memberikan edukasi terbaik kepada generasi-generasi tentang bagaimana perjuangan Aceh di masa dahulu. Sampai hari ini kita menginginkan perubahan-perubahan besar tetapi juga kita harus memperbaiki sejarah masa lalu untuk memperkenalkannya kepada seluruh rakyat Aceh secara menyeluruh.
Sejarah ini bisa ditemukan dalam buku-buku sejarah dalam lembaran-lembaran manuskrip kuno yang ada di Aceh dan kita tidak bisa melupakan hal tersebut, karena sejarah itu adalah marwah yang harus kita jaga, yang harus kita proteksi bersama agar orientasi Aceh bisa kembali berdaulat seperti di masa silam.
Sumber : Rilis
Editor : Redaksi
Foto: Dahlia Suryani Siregar/lpmalkalam.com |
www.lpmalkalam.com - Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Lhokseumawe laksanakan kegiatan Civilization Campus Fest 2021 (C2F) hari kedua di area Auditorium IAIN Lhokseumawe pada Selasa (30/11/2021).
Kegiatan hari kedua ini meliputi stand bazar dan berbagai perlombaan, diantaranya fahmil qur’an, orasi ilmiah, dan vocal solo. Sementara itu, cabang lomba tilawatil qur’an dan qira’atul kutub telah dilaksanakan pada hari pertama.
Adapun total peserta yang mengikuti perlombaan dalam kegiatan ini berjumlah 87 orang. Terdiri dari peserta cabang fahmil qur’an berjumlah 24 orang yang terbagi dalam 8 tim, orasi ilmiah berjumlah 7 orang, vocal solo berjumlah 23 orang, tilawatil qur’an berjumlah 13 orang, cabang qira’atul kutub diikuti oleh 12 orang peserta, dan stand bazar terdiri dari 8 stand.
Filzan Naufal Akram, mahasiswa semester 1 prodi Hukum keluarga Islam (HKI) IAIN Lhokseumawe sebagai salah satu peserta cabang Fahmil Qur’an mengaku, dirinya bersama rekan timnya memutuskan untuk mengikuti perlombaan ini karena ingin mencari pengalaman, yang mana ini merupakan pengalaman pertama mereka mengikuti lomba tersebut.
“Awalnya ketika diadakan acara ini kami tidak ada niat untuk mengikuti lomba, tetapi kami ingin mencari pengalaman dan akhirnya kami mempelajari kisi-kisi soalnya. Bagi teman-teman saya rasa harus coba ikut lomba fahmil qur’an karena lomba ini sangat menarik dan mudah untuk diikuti”. Ujarnya.
Salah seorang peserta Stand Bazar “19 Street Food”, Riski Darmansyah Putra Manurung dari Fakultas tarbiyah dan Ilmu keguruan (FKIP) berharap agar kedepannya kegiatan seperti ini bisa tetap dilaksanakan untuk dapat membangkitkan semangat mahasiswa.
“Semoga untuk kedepannya tetap ada kegiatan seperti ini, karena selain merupakan kegiatan positif tetapi juga dapat membangkitkan semangat kita sebagai mahasiswa. Lebih baik berjalan satu langkah kedepan daripada mundur satu langkah ke belakang”. Ungkapnya.
Selain itu, penanggung jawab stand bazar Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (HMJ-PBA) Marsal Arija kepada LPM Al-Kalam mengaku, HMJ-PBA juga memutuskan ikut mendirikan stand bazar dalam kegiatan C2F ini untuk dapat menjalin kerjasama dalam Organisasi Mahasiswa (Ormawa) tersebut dan berharap timnya dapat memenangkan kategori stand bazar terbaik.
Perlombaan dalam kegiatan ini dilaksanakan di dua tempat yakni gedung auditorium IAIN Lhokseumawe untuk cabang qira’atul kutub, fahmil qur’an dan vocal solo, serta panggung utama yang terletak di samping gedung auditorium untuk cabang tilawatil qur’an dan orasi ilmiah. Kemudian untuk stand bazar didirikan di sekitar area auditorium.
Reporter: Dahlia Suryani Siregar
Editor : Redaksi
Foto: Dahlia Suryani Siregar/lpmalkalam.com
www.lpmalkalam.com - Wakil Rektor III IAIN Lhokseumawe berikan pendapat tentang kegiatan Civilization Campus Fest 2021 yang diadakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa IAIN Lhokseumawe pada acara pembukaan di gedung auditorium IAIN Lhokseumawe, Senin (29/11/2021)
Dr. Al Husaini M. Daud, S.Ag., M.A dalam wawancara bersama LPM Al-Kalam mengatakan, kegiatan ini diharapkan mampu melahirkan sosok-sosok mahasiswa yang prima dalam belajar maupun bekerja, karena mahasiswa tidak cukup hanya berkutat dengan buku saja, tetapi harus dapat mengaktualisasikan nilai-nilai kebukuan tersebut di luar.
“Sebenarnya ini adalah acara yang sangat prestisius di kalangan mahasiswa karena bisa melambungkan kesempatan belajar mereka di kelas dan ketika belajar di luar. Karena itu diharapkan mampu melahirkan sosok-sosok yang tidak hanya prima dalam belajar tetapi juga prima dalam bekerja”. Ujarnya.
Dirinya berharap kegiatan ini mampu menjadi wadah pembuktian jati diri mahasiswa yang dapat belajar di dalam maupun di luar kelas, hal tersebut yang membedakan antara mahasiswa dengan siswa yang proses belajar mengajarnya hanya di dalam kelas.
“Hal inilah yang dapat menjadi pembanding antara siswa dan mahasiswa, dan salah satu yang dijadikan sebagai sarana penyepuhan jati diri mahasiswa adalah aktivitas di luar perkuliahan dan festival ini merupakan bagian daripada itu”. Tuturnya.
Yang menjadi permasalahan utama bagi mahasiswa berdasarkan pandangan Wakil Rektor III IAIN Lhokseumawe tersebut, terkadang mahasiswa hanya mampu berkutat pada jati diri mereka sendiri tetapi tidak mampu bergaul dengan jadi diri lainnya. Oleh karena itu diharapkan mampu mengaktualisasikan nilai-nilai persahabatan dan mahasiswa akan menemukan bahwa sesungguhnya jati dirinya bukan di kelas tapi juga di alam bebas, dan hal tersebut mampu mengembangkan kemampuan intelektual, spiritual, dan karya.
“Saya berharap kompetisi ini bukan hanya sebagai ajang kompetisi intelektual saja tetapi juga ajang silaturahmi antar mahasiswa, ketika muncul tali ikatan kemahasiswaan maka disitulah munculnya sebuah peradaban yang luar biasa”. Tutup nya
Reporter : Dahlia Suryani Siregar
Editor : Redaksi
![]() |
Foto: IST |
www.lpmalkalam.com - Lhokseumawe | Telah dilaksanakan pelantikan organisasi mahasiswa (SEMA, DEMA, HMJ, KSES) Fakultas Ekonomi & Bisnis Islam (FEBI) IAIN Lhokseumawe dengan menerapkan protokol kesehatan.
Acara pelantikan ini dihadiri oleh Dekan, Wakil Dekan I, II, III, Kabag-Kasubbag, Kajur-Sekjur di ruang lingkup FEBI IAIN Lhokseumawe serta turut dihadiri Oleh DEMA-SEMA IAIN Lhokseumawe dan seluruh komisaris unit di jurusan yang ada di lingkungan Fakultas Ekonomi & Bisnis Islam IAIN Lhokseumawe di aula Fakultas setempat pada selasa, (27/10/2021).
Tema dari pelantikan tersebut ialah “Berbenah Bersama dalam Proses Mengaktualisasikan Profesionalisme Mahasiswa Menuju FEBI Unggul”.
Menurut penjelasan ketua panitia,”Dengan tema ini kami ingin melakukan perbaikan dan berbenah bersama dalam kepengurusan yang sekarang karena sangat banyak kekurangan dan kesalahan yang terjadi pada kepengurusan sebelumnya serta mengingatkan bahwa jabatan yang diemban adalah amanat dari seluruh mahasiswa. Hal tersebut harus menjadi momentum untuk melayani mahasiswa dan mendengarkan aspirasi mereka.”
Sementara itu, acara dilakukan secara tatap muka dengan menerapkan Protokol Kesehatan (ProKes), acara dimulai pada pukul 9.30 – 12.15 WIB, dibuka dengan sambutan dari ketua panitia Rahman Hidayah, sambutan dari DEMA IAIN Lhokseumawe, pembacaan SK oleh kabag TU FEBI IAIN Lhokseumawe bapak Fauzan, pengukuhan oleh Dekan Bapak Dr. Mukhtasar, MA. dilanjutkan dengan serah terima jabatan dan juga memberikan selamat kepada Ketua dan seluruh pengurus terlantik.
Adapun Ketua Ormawa yang dilantik antara lain, Ketua SEMA FEBI Muhammad Abrar, Ketua DEMA FEBI Muhammad Agustami, Ketua HMJ ES Muhammad Fachrurazi, Ketua HMJ AKS Dedi Setiawan, Ketua HMJ PBS Muhammad Alhafiz, dan Ketua KSEI KSES Muhammad Fadhil.
“Saya mengucapkan selamat kepada seluruh ketua ormawa FEBI terpilih semoga menjadi organisasi yang mampu membawa nama baik FEBI IAIN Lhokseumawe dan mampu memberikan yang terbaik di tingkat Internal maupun eksternal menuju FEBI unggul”. Ucap Rahman Hidayah selaku ketua panitia.
Hal serupa disampaikan oleh Ketua DEMA, dalam sambutannya Muhamad Agustami mengatakan Hal penting yang menjadi penentu kemajuan organisasi, kerja keras, kerja ikhlas, dan yakin usaha sampai pada tujuan yang telah kita tetapkan. Karena jika hanya diam atau hanya berbicara tidak akan mengubah apa-apa, yang di butuhkan adalah pergerakan untuk menciptakan perubahan. Mari kedepan kita bangun kembali organisasi ini dengan karya-karya nyata, berkarya yang lebih baik untuk ormawa FEBI dan untuk kampus kita tercinta, tuturnya.
Berikutnya para ketua mewakili sebagai SEMA-DEMA terpilih menandatangani berita acara serah terima jabatan sebagai bukti yang sah pergantian kepemimpinan.
Acara Pelantikan dan Pengukuhan Jabatan Organisasi Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Islam IAIN Lhokseumawe Periode 2021 dipimpin oleh Bapak Dekan Dr. Mukhtasar MA. Selanjutnya ditutup dengan sesi foto bersama.
Sumber : Rilis
Editor : Redaksi
![]() |
Foto : IST |
www.lpmalkalam.com - Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Lhokseumawe adakan Musyawarah Mahasiswa ( MusMa) Secara Daring (Online) pada Kamis (17/06/2021).
Pendaftaran calon bakal ketua dibuka selama tiga hari, di mulai dari tanggal 14 sampai dengan 16 Juni 2021.
"Selama tanggal yang telah ditetapkan, calon yang mendaftar setiap ormawa hanya satu kandidat. Maka hari ini kami hadirkan seluruh calon ketua ke ruang rapat akademik Fakultas dengan tetap menetapkan ProKes," jelas ketua panitia, Saiful Hidayat.
Meski dilaksanakan secara Daring, panitia juga meminta dua delegasi dari setiap unit untuk menjadi peserta penuh dan peninjau agar ikut berpartisipasi melalui via zoom dalam kegiatan MusMa periode 2021-2022.
"Sehubungan dengan calon ketua yang mendaftar hanya satu kandidat per ormawa, maka pemilihan tersebut dapat disahkan secara aklamasi serta kesepakatan forum," tambahnya.
Ia juga berharap semoga kedepannya Ormawa yang terpilih semakin kompak sebagaimana ruang lingkup ormawa FUAD dan semoga bisa membawa perubahan kedepannya.
Adapun pasangan yang terpilih ialah Ali Muhajir dan Saiful Hidayat sebagai ketua dan wakil SEMA FUAD, Muhammad Ihsan dan Arham Bunayya sebagai Ketua dan Wakil Ketua Dema FUAD, Yolanda Hariva dan Azhar Fachri Iskandar sebagai Ketua dan Wakil Ketua HMJ KPI, Muhammad Hafiz dan Muhammad Boyhaqi sebagai Ketua dan Wakil Ketua HMJ BKI, serta Fachrurrazi dan Muhammad Gema Istiqlal sebagai Ketua dan Wakil Ketua HMJ IAT.
Dinda Maghfirah selaku ketua DEMA-F Demisioner 2020/2021 mengatakan hampir seluruh ormawa ikut berpartisipasi dan hadir dalam acara MusMa dan alhamdulillah berjalan dengan lancar tanpa ada kendala apapun.
"Saya berharap kedepannya Ormawa yang terpilih dapat mengemban amanah dan tanggung jawab dengan sepenuhnya sebagaimana yang telah ditetapkan dan diharuskan," lanjutnya.
Muhammad Ihsan selaku ketua DEMA-F terpilih periode 2021/2022 berharap semoga nantinya dapat membawa DEMA kearah yang baru dan dapat menyongsong kedepan yang lebih baik serta unggul dalam bidang pengkaderan dan intelektual secara akademik dan menerapkan program kerja dalam skala jangka panjang dan jangka pendek.
"Seperti membentuk karakter dengan membuat Training Dasar Organisasi (TDO). Membuat kegiatan seperti Lawyer Club sehingga nantinya hadir kader-kader yang penuh dengan argumen dan statement yang luar biasa, dan semoga kedepannya IAIN Lhokseumawe dapat menjadi tuan rumah dalam kegiatan Kongres," ucapnya.
Ramazana juga berharap kedepannya bisa mengembangkan potensi mahasiswa lebih progresif, aktif dan lebih kritis. Mengembangkan pola mahasiswa keruang diskusi yang lebih interaktif dengan mahasiswa serta nantinya ormawa yang telah terpilih terus membangun integritas antar Ormawa di Fakultas sehingga tetap dalam satu ikatan dan satu tujuan." Tutup Ketua DEMA-F Demisioner 2019.
Reporter || Putri Zuhra Furna
Editor || Redaksi
Tetesan Keringat Pengrajin Tembikar
Oleh: Rita Suryani
www.lpmalkalam.com
Tembikar merupakan benda unik berbahan dasar tanah liat dari sawah serta sekam bakar pabrik padi. Perkembangan zaman membuat tembikar tak lagi menjadi primadona. Memproduksi tembikar memang bukan hal mudah, membutuhkan tenaga yang besar, waktu yang lama, kesabaran yang kokoh, serta ketelitian dalam mengolahnya hingga menjadi sebuah benda yang unik. Keletihan melestarikan tembikar berdampak pada Desa Me, Kecamatan Tanah Pasir, Kabupaten Aceh Utara. Dulunya sebagian besar penduduk desa itu berprofesi sebagai pengrajin tembikar.
Mengingat tahapan pembuatannya yang membutuhkan tenaga serta waktu yang lama, membuat produksi tembikar hampir punah dan hanya tersisa dua orang di desa tersebut. Prosesnya membutuhkan waktu yang lama, mulai dari persiapan bahan, pembentukan, penjemuran, pembakaran hingga penyempurnaan. Sebagian pot cukup pada tahap pembakaran, vas dan celengan dapat dihiasi dengan aksesori dan pewarnaaan yang memikat mata pembelinya. Proses tahapan pembuatannya tergantung pada bentuk dan kegunaan tembikar tersebut.
Salah satunya Nur Hafifah yang kerap disapa Kak Fah merupakan salah satu yang bertahan dari sekian banyak pengrajin tembikar di Desa Me. Pekerjaan itu telah ia geluti selama puluhan tahun. Rumah produksi itu hanya membuat pot, vas, dan celengan saja, Mentari terbit dari arah timur menemani wanita pengrajin tembikar itu mengerjakan tugasnya. Proses persiapan tanah liat dengan sekam bakar dicampur secara merata, dan proses pembentukan yang sangat membutuhkan keahlian dalam membuatnya.
Potret lokasi pembentukan beralaskan tanah dan atap seadanya yang dibuat agar tetesan hujan tidak melintasi pot yang sedang diukir rapi. Kak Fah yang duduk di bangku kayu kecil memfokuskan kedua bola matanya kepada tembikar yang sedang dibuat. Tanah yang sudah ulet diletakkan di atas alat putar agar terkesan mudah dibentuk. Tanah itu berputar seiring berputarnya bidang lingkaran di bawahnya. Sinar mentari mulai terlihat dari celah-celah dedaunan, Kak Fah masih menyelesaikan pot bunga yang hampir menyerupai pot di sampingnya. Tangan dan kaki yang berlumuran tanah harus ia jalani untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah. Banyaknya pot yang dihasilkan tergantung pada ukuran dan bentuk pot, biasanya menghabiskan waktu satu hari sampai 3 hari dalam proses pembentukan. Harganya juga bervariasi mulai dari lima ribu hingga ratusan ribu rupiah.
Wanita kelahiran 1971 itu, menjadikan tembikar sebagai mata pencahariannya. “Dulu hampir setengah penduduk di desa itu berprofesi sebagai pengrajin tembikar. Membutuhkan kesabaran serta waktu yang lama membuat masyarakat tidak lagi memproduksi pot tanah liat itu. Dari sekian banyak pengrajin tembikar, hanya saya dan tetangga saya di sebelah yang masih membuatnya. Kami belajar membuat tembikar dari pelatihan yang diadakan oleh pihak industri, pengajarnya langsung didatangkan dari Bandung. Proses belajarnya selama bertahun-tahun baru menghasilkan sebuah karya,” jelasnya.
Sang penerang siang mulai mengeluarkan aura panasnya hingga ke penjuru bumi desa itu. Langit cerah pertanda surya berpihak kepada seniman wanita itu untuk melakukan pembakaran di halaman rumah. Persiapan alat dan proses pembakaran dibantu oleh suami dan anaknya. Pembakaran itu bertujuan untuk mempertahankan ketahanan pot dan terkesan berwarna. Panasnya surya mengerjap dalam pori, membakar kulit yang sudah keriput dan kusam. Keringat di wajahnya melintasi pipi yang terbakar uap sijago merah, bagaikan dedaunan yang disapa tetesan hujan.
Sengatan matahari tidak mampu membakar semangatnya yang berkobar. Pot dan bahan bakarnya disusun rapi secara teliti supaya tidak berjatuhan dan uap panas meresap secara sempurna. Hembusan angin membuat asap tidak lagi serempak dalam gepulannya. Menaburkan aromanya ke pakaian dan kulit yang terpapar sinar surya. Suara letusan pot menandingi hembusan angin, letusan itu sebagai pertanda bahwa ada pot yang pecah karena tanah liat dengan sekam bakar tidak tercampur secara merata.
Pot yang retak sebelum proses pembakaran dapat dibentuk kembali, sedangkan pot yang pecah setelah pembakaran tidak dapat diolah lagi seperti semula. Kepungan asap membuat bola mata pengrajin pot tanah liat itu berkaca kaca. Menembus rongga pernafasan yang membuatnya harus menjauh dari serangan asap. Tetapi, ia harus tetap mengawasi supaya jilatan api tidak menguasai pot. Hal itu dilakukan supaya pot berwarna merah bata seperti yang diminati oleh kebanyakan pelanggan.
“Penjualan pot ada yang dipesan ada yang dibuat langsung tanpa dipesan. Banyak dari pelanggan yang menyukai pot warna merah bata, dan ada juga yang suka warna hitam, tetapi jarang. Padahal warna hitam lebih tahan lama,” ujar wanita kelahiran Me Matang Panyang tersebut. Ketika sijago merah mulai menguasai pot dan mengalahkan kepungan asap, Kak Fah dan suaminya mencoba memisahkan pot yang sudah berwarna merah bata dengan mengambil satu persatu menggunakan kayu ukuran panjang. Mengumpulkan dan merapikan pot yang sudah dingin dengan tenaga yang tersisa.
Editor : Redaksi
Foto/ilustrasi : Timlo.net
www.lpmalkalam.com- Penulis: Mardiana
Penggerakak suatu Ekonomi daerah tidak terlepas dari sector UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan Menengah ) untuk bisa membuat suatu daerah sejahterah. Lajunya pertumbuhan Ekonomi di bidang UMKM tersebut, menciptakan suatu persaingan Bisnis yang sangat ketat. UMKM yang dulunya hanya berfokus kepada produksi, sekarang tingkah kefokusannya harus lebih di tingkahkan lagi seperti di bagian pemasaran produk atau jasa. Dan kelebihan dari sector UMKM adalah, dapat membuka peluang kepada tenaga kerja dan berkontribusi menjadi penggerak Ekonomi daerah maupun Ekonomi negara.
Dari factor – factor di atas, ada satu factor yang cukup penting yang harus diperhatikan yaitu masalah pengaksesan modal. UMKM seringkali kesulitan untuk memperoleh modal untuk usahanya. Lembaga keuangan perbankan yang menjadi tumpuan utama dalam memperoleh pendanaan memiliki persyaratan yang cukup ketak yang tidak semua UMKM dapat memenuhi persyaratan tersebut, misalnya yang paling utama adalah ketersediaan agunan ataupun persyaratan untuk membuka rekening di bank dengan uang sejumlah tertentu yang nantinya menjadi sebuah jaminan cash. Apabila kita melihat dari sisi UMKM kita dapat mengerti kondisi mereka dimana mungkin mereka beranggapan bahwa “ kita baru mau mulai usaha dan membutuhkan modal, tetapi harus menyediakan uang dan jaminan”. Namun, apabila kita melihat dari sisi perbankan, kita juga mengerti bahwa perbankan harus menerapkan persyaratan 5 C4 dan prinsip kehati-hatian ( prudent banking ) dalam menyalurkan kredit. Kalau tidak, malah bank tersebut akan di kenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu kita harus mencari solusi, untuk membantu UMKM.
UMKM adalah suatu lembaga yang sangat berpengaruh kepada kesejahteraah ekonomi masyarakat. Selain menjadi salah satu peluang bagi tenaga kerja, UMKM juga menjadi salah satu pendorong berkembangannya ekonomi suatu daerah. Dengan banyaknya kendala terhadap Modal yang di hadapi oleh masyarakat dalam menjalankan UMKM di Aceh. Salah satu solusi yang harus di lakukan adalah, mengambil jalan alternatif pembiayaan terhadap ketahanan usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM) sebagai penggerak ekonomi melalui permodalan nasional madani ( PNM ) di Aceh. Hal ini di maksudkan untuk berjalannya sector bidang UMKM tanpa kendala dengan Modal. Sehingga dengan adanya permodalan nasional madani ( PNM ) , dapat meningkatkan produktivitas, serta menghapus pengangguran dan kemiskinan di daerah Aceh khususnya.
Dan pada saat ini, pemerintah terlibat langsung dengan sector UMKM, melalui berbagai macam program pengembangan atau pembinaan. Usaha-usaha yang telah dilakukan pemerintah ada yang melalui formal dan non formal. Kalau secara resmi yaitu melalui jalur formal yaitu melalui departemen ataupun dinas, maupun non formal yaitu melalui lembaga swadaya Masyarakat ( LSM ). Permasalahan dengan kendala UMKM terhadap modal usaha. Ini adalah suatu masalah yang sangat besar bagi sector UMKM.
Dengan melihat permasalahan yang terjadi di kalangan UMKM ini, maka kita harus mengambil solusi Alternatif Pembiayaan Terhadap Ketahanan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) sebagai Penggerak Ekonomi melalui Permodalan Nasional Madani ( PNM ) di Aceh. Dengan menjalankan salah satu alternatif ini maka permasalahan yang di hadapi oleh UMKM bisa terselesaikan. Apalagi di PNM bukan hanya di bantu lewat modal saja tapi juga di damping seperti pembenahan manajemen, peningkatan kualitan sumber manusianya dan sampai ke promosi produknya. Sehingga UMKM berjalan seperti semestinya.
Pengembangan pembiayaan yang sangat alternatif ini juga harus di control untuk menjaga keseimbangannya, antara lain sebagai berikut: (1) membuat buku catatan pengeluaran. Di awal tahap memulai usaha. (2) siapkan buku catatan pemasukan usaha. (3) buatkan buku kas utama. (4) persiapkan buku khusus buku stok barang. (5) buat buku inventaris barang.(6) persiapkan buku laba rugi.
Sistem dan pola pembiayaan serta pendampingan perempuan-perempuan dari keluarga prasejahtera yang di berlakukan PNM pada program Mekaar, terbukti mampu mendidik mereka agar lepas dari kemiskinan. Para nasabah itu senantiasa diajak untuk melatih kedisplinan dalam mengelola pinjaman modal yang telah didapatkan. Dana yang didapatkan nasabah, tidak boleh di gunakan untuk konsumtif, harus digunakan untuk usaha. Tak sebatas memberi pinjaman lunak, PNM juga melatih mereka dalam mengembangkan usaha sehingga hasilnya dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Selain PNM, belum ada pihak manapun yang menyelenggarankan program serupa.
Menurut saya Kelebihan pembiayaan dari alternatif PNM bagi UMKM adalah :
a. Permodalan nasional madani (PNM ) mengunakan sistem syariah
b. Kebebasan membuat kontrak berdasarkan kesepakatan bersama ( tijaratan’an taradhin minkum ) dan kewajiban memenuhi akad (aqd)
c. Adanya pelarangan dan penghindaran terhadap riba ( bunga ), maysir ( judi), dan gharar ( ketidakjelasan)
d. Adanya etika ( akhlak ) dalam melakukan transaksi
e. Dokumentasi ( perjanjian/ akad tertulis ) untuk transaksi tidak tunai
f. Di sini buka saja di beri pembiayaan modal tapi juga di dampingi langsung oleh mereka terhadap UMKM.
g. Menjadikan UMKM perusahaan yang sukses.
Bisa jadi UMKM adalah sebagai salah satu solusi di dalam memperbaiki pertumbuhan ekonomi daerah Aceh. Yang telah mampu menghapus mengurangi tingkat penggangguran dan kemiskinan. Data Kementerian Negara Koperasi dan UMKM menyebutkan sector UMKM di Indonesia menyerap 97 persen tenaga kerja dan kontribusinya bagi produk domestic bruto mencapai 55,56. Namun meskipun begitu, hambatan dan kendala tetap terjadi.
Diantaranya seperti kurangnya keahlian di dalam mengelola dana secara professional, kesulitan di dalam melawan persaingan yang sangat ketat, hingga di dalam konsisten di dalam satu usaha. Oleh Karena itu solusi yang sangat ampuh adalah dengan mengambil langkah yang Alternatif Pembiayaan Terhadap Ketahanan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) sebagai Penggerak Ekonomi melalui Permodalan Nasional Madani ( PNM ) di Aceh. Di ambilnya keputusan seperti ini, dengan tujuan dapat meningkatkan ekonomi Negara maupun ekonomi daerah.
Editor : Redaksi