![]() |
Foto: Intan Sarifah (Magang) |
Koneksi internet, yang seharusnya menjadi tulang punggung aktivitas akademik di era digital ini, sering kali sangat lambat dan tidak stabil, kecuali di beberapa titik tertentu. Hal ini membuat banyak mahasiswa kesulitan mengakses materi perkuliahan daring maupun menyelesaikan tugas.
Kondisi perpustakaan juga masih kurang memuaskan. Koleksi buku yang tersedia belum lengkap dan jarang diperbarui. Fasilitas penunjang mahasiswa pun sangat minim misalnya, hanya terdapat satu meja tenis meja yang sudah tampak usang.
Tak berhenti di situ, kondisi fisik gedung FEBI juga cukup mengkhawatirkan. Banyak bagian gedung yang mengalami kerusakan dan belum selesai dibangun. Salah satu masalah paling mencolok adalah banyaknya lubang di berbagai sudut bangunan, termasuk di bagian atap yang berlubang dan berpotensi menimbulkan kerusakan lebih parah.
Lubang-lubang di atap juga menjadi sarang debu dan kotoran. Ditambah lagi, kaca-kaca di gedung yang jarang dibersihkan membuat lingkungan belajar semakin tidak nyaman. Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran bagi mahasiswa yang setiap hari menggunakan fasilitas tersebut.
“Kami merasa kurang nyaman belajar di lingkungan seperti ini. Bagaimana kami bisa fokus kalau fasilitasnya saja tidak mendukung?” keluh Daffa Alkausar, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan Akuntansi Syariah (AKS).
Daffa juga menyampaikan harapannya agar pihak kampus segera mengambil langkah konkret. “Kami sangat berharap pihak manajemen kampus dapat segera memperbaiki kondisi gedung-gedung ini. Perbaikan lubang di atap serta pemeliharaan rutin adalah langkah penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan kondusif. Jangan sampai kondisi gedung yang memprihatinkan ini terus berlanjut dan mengganggu kualitas pendidikan di kampus kita,” ujarnya.
Penulis: Intan Sarifah (Magang)