Portal Berita Al-Kalam

LPM Al-Kalam Kembali Selenggarakan Kegiatan PJTD 2025: Asah Kemampuan Siswa dalam Jurnalistik

Foto: Fika Munayya www.lpmalkalam.com - Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam kembali menyelenggarakan kegiatan tahunan, yaitu Pelatihan Jur...

HEADLINE

Latest Post

28 Oktober 2025

Belajar Melalui Tempat Bersejarah: Kunjungi Makam Malikussaleh

Foto: Razwa Syuib 

www.lpmalkalam.com- Kelompok Tiga Calon Kru (Cakru) Magang Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe mengunjungi Makam Sultan Malikussaleh yang terletak di kawasan Gampong Beuringen, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara pada Jumat (17/10/2025).

Tujuannya adalah untuk menjadi menelusuri lebih dalam sejarah yang melekat pada makam pendiri pertama Kerajaan Samudra Pasai yang menjadi salah satu situs bersejarah di Aceh Utara. Dalam kunjungan tersebut, Marzuki selaku penjaga situs bersejarah itu menjelaskan bahwa terdapat dua makam utama di komplek tersebut; makam pertama adalah Meurah Silu, bergelar Sultan Malikussaleh, pendiri pertama kerajaan Islam Samudra Pasai. Di sebelahnya terdapat makam putranya yang bernama Muhammad, Sultan kedua Samudra Pasai yang bergelar Sultan Muhammad Al- Malik Adz-Zahir.

Sultan Malikussaleh memerintah sejak 1267 M hingga 1297 M. Di masa kepemimpinannya, Samudra Pasai berkembang pesat menjadi kerajaan Islam pertama di Nusantara dengan pusat perdagangan yang ramai di pesisir utara Sumatera. Namun, kejayaan Samudra Pasai mulai memudar pada abad ke-14 akibat serangan dari Kerajaan Majapahit serta persaingan dagang dengan kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya. Runtuhnya Samudra Pasai juga dipengaruhi oleh melemahnya pemerintahan dan konflik internal di kalangan bangsawan kerajaan.

Sultan Malikussaleh dikenal dengan sebutan Al-Fatih, yang berarti penakluk. Namun, penaklukan yang dimaksud bukan melalui peperangan atau pertumpahan darah, melainkan melalui akhlakul karimah atau budi pekerti. Dengan keteladanan beliaulah penduduk lokal tersentuh hatinya untuk memeluk islam dengan suka rela tanpa adanya paksaan.

Foto: Razwa Syuib 

Marzuki menuturkan, ”Sekarang banyak buku sejarah yang isinya bercampur, ada yang mengatakan bahwa Sultan Malikussaleh baru memeluk Islam. Padahal, itu tidak benar,” ujarnya. Jika di perhatikan, di batu nisan beliau tertulis gelar Al-Hasib An-Nasib yang berarti beliau berasal dari keturunan mulia dan terhormat. Bahkan, kakeknya berasal dari Yaman, sehingga dapat dipastikan beliau telah memeluk Islam sejak awal.

Selain berbagi kisah sejarah, Marzuki juga menyampaikan harapan agar pemerintah lebih peduli terhadap situs Makam Sultan Malikussaleh. Marzuki berharap makam tersebut dapat dilestarikan dan dikelola dengan baik sebagai warisan sejarah Islam di Nusantara. "Kalau di Jawa, tempat-tempat bersejarah dirawat dan dijaga dengan baik. Kami berharap Makam Sultan Malikussaleh juga mendapat perhatian yang sama dari pemerintah karena nilai sejarahnya sangat besar bagi generasi muda," ungkapnya

Kegiatan kunjungan seperti ini menjadi sarana pembelajaran untuk mengenal lebih dekat sejarah Islam di Nusantara. Melalui penjelasan yang disampaikan, pengunjung tidak hanya memahami perjalanan sejarah Sultan Malikussaleh, tetapi juga meneladani sifat-sifat beliau yang patut kita contoh, seperti keadilan, keteladanan, dan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. 

Kunjungan ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan tokoh-tokoh Islam terdahulu di bumi Aceh.


Penulis: Razwa Syuib (Magang)

Editor: Tiara Khalisna
 

26 Oktober 2025

Goa Jepang dan Taman Ngieng Jioh Lhokseumawe: Dua Tahun Terabaikan, Pengelola Tetap Bertahan Tanpa Gaji

Foto: Putri Ruqaiyah 

www.lpmalkalam.com- Kelompok Empat Calon Kru (Cakru) magang Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe melaksanakan tahap magang lapangan dengan mengunjungi situs bersejarah Goa Jepang dan kawasan wisata Taman Ngieng Jioh di Gampong Blang Panyang, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, pada Jumat (24/10/2025).

Kunjungan ini dilakukan untuk mengenal lebih dalam kondisi situs sejarah peninggalan masa penjajahan Jepang yang kini tampak semakin terbengkalai. Goa Jepang dibangun pada tahun 1.942 oleh tentara Jepang sebagai markas pertahanan, tempat penyimpanan senjata, sekaligus lokasi pengintaian musuh. Sebagai peninggalan bersejarah di Aceh, goa ini menyimpan nilai historis tinggi yang menjadi saksi masa perang. Namun kini, kondisinya semakin memprihatinkan akibat kurangnya perhatian dan perawatan dari pihak terkait.

Salah seorang pengelola, Abdul Manaf, mengungkapkan bahwa ia dan rekan-rekannya tetap menjaga kawasan tersebut meskipun sudah dua tahun tidak menerima gaji “Sudah dua tahun kami tidak digaji lagi. Kami tetap tinggal di sini hanya supaya barang-barang di atas tidak hilang,” ujarnya.

Ia menuturkan bahwa sebelumnya pengelolaan Goa Jepang berada di bawah tanggung jawab pemerintah kota melalui pihak “Pengko”. Namun, sejak dana operasional dihentikan, para penjaga bertahan tanpa fasilitas pendukung. “Dulu pengunjungnya ramai, tapi sekarang sepi karena tempat ini tidak diurus lagi. Padahal kalau diperhatikan, bisa jadi wisata sejarah terbaik di Lhokseumawe,” tambahnya.

Di atas kawasan Goa Jepang terdapat Taman Ngieng Jioh, sebuah taman yang dahulu menjadi pelengkap wisata dengan panorama alam indah dari puncak bukit. Taman ini dulunya menawarkan fasilitas sederhana seperti ayunan, spot foto, serta area santai bagi pengunjung. Namun kini, kondisinya tidak lagi seperti dulu beberapa permainan rusak, kebersihan kurang terjaga, dan suasana yang dulunya asri kini tampak sepi.

Abdul Manaf juga menyampaikan bahwa hubungan antara Goa Jepang dan Taman Ngieng Jioh seharusnya menjadi kekuatan untuk menarik kembali minat wisatawan. “Kami ingin menjaga taman ini supaya tetap jadi tempat favorit pengunjung setelah melihat Goa Jepang. Tapi tanpa dukungan, sulit menjaga fasilitas tetap layak,” katanya.

Putri Ruqaiyah, mentor kegiatan magang LPM Al-Kalam yang juga pernah mengunjungi Goa Jepang sebelumnya, turut menyampaikan pandangannya setelah melihat langsung kondisi kawasan tersebut. “Goa Jepang masih menarik untuk dikunjungi, tapi sayang sekali taman di atas bukitnya sudah tidak terawat seperti dulu. Padahal tempat itu punya potensi besar kalau dikelola kembali dengan baik,” ujarnya.

Sebagai situs bersejarah, Goa Jepang dan Taman Ngieng Jioh bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga simbol perjuangan dan kenangan masa penjajahan yang seharusnya dijaga. Hilangnya perhatian terhadap dua lokasi ini sama artinya dengan perlahan memudarnya nilai sejarah yang pernah hidup di dalamnya.

Kini, para pengelola hanya bisa berharap agar kawasan ini kembali diperhatikan dan dirawat, agar kisah sejarahnya tidak hilang ditelan waktu. “Kami berharap tempat ini diperhatikan lagi. Goa Jepang ini bagian dari sejarah kita. Sayang kalau dibiarkan rusak begitu saja,” tutup Abdul Manaf.


Penulis: Luthfiatil Syaqirah, Daffa Alkausar, Intan Sarifah, M. Iftal (Magang)

Editor: Putri Ruqaiyah
 

21 Oktober 2025

Tiga Organisasi Mahasiswa Galang Dana untuk Korban Kebakaran Gayo Lues di Lhokseumawe

Foto: IST

www.lpmalkalam.com- Tiga organisasi mahasiswa daerah, yaitu Perhimpunan Mahasiswa Asal Tanoh Gayo (Pematang), Himpunan Mahasiswa Gayo Lues (Himagalus), dan Ikatan Mahasiswa Aceh Tenggara (Imagara), bersatu mengadakan aksi penggalangan dana di Taman Mini Kota Lhokseumawe pada Minggu (12/10/2025).

Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan donasi yang akan disalurkan kepada korban kebakaran hebat di Kabupaten Gayo Lues. Penggalangan dana yang berlangsung sejak siang hingga sore hari ini menarik perhatian para pengguna jalan. Mereka dengan sukarela menyisihkan sebagian rezeki untuk membantu meringankan beban korban yang kehilangan tempat tinggal.

Aksi solidaritas ini dilakukan sebagai respons cepat terhadap musibah kebakaran yang melanda beberapa rumah di Gayo Lues beberapa waktu lalu.

"Kami sebagai mahasiswa merasa terpanggil untuk membantu saudara-saudara kami di Gayo Lues. Mereka membutuhkan bantuan mendesak, terutama untuk pakaian, makanan, dan kebutuhan sehari-hari.Tujuannya untuk membantu saudara kami yang terkena musibah di sana. Walaupun jumlahnya tidak seberapa tapi itu merupakan bentuk kepedulian kami sebagai mahasiswa," ujar Dicka Ipansyah, Wakil Sekretaris dari organisasi Pematang. "Melalui aksi ini, kami berharap dapat menyalurkan semangat kepedulian dan membantu pemulihan mereka."

Senada dengan itu, Silia Wahyuni, selaku salah satu pengurus harian organisasi Pematang, juga mengungkapkan harapannya. "Kami berharap setelah kegiatan penggalangan dana ini terlaksana  semoga bantuan yang terkumpul bisa benar-benar bermanfaat bagi  saudara-saudara kita yang membutuhkan dan kegiatan ini juga bisa menumbuhkan rasa kepedulian dan kebersamaan di antara kita semua," jelas Silia. 

Kegiatan penggalangan dana diakhiri dengan penyerahan simbolis hasil donasi yang sementara ini terkumpul dan akan segera dikoordinasikan untuk penyaluran langsung ke lokasi bencana di Gayo Lues. Para mahasiswa berharap aksi ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk ikut berdonasi.


Reporter: Julia Sabela (Magang)

Editor: Zuhra

20 Oktober 2025

Jembatan Alternatif Rusak, Jalan Utama Elak Resmi Dibuka

Foto: Annisa Maulianda (Magang)
www.lpmalkalam.com- Jalan Elak, Bukit Rata, mengalami kendala perjalanan karena jembatan masih dalam perbaikan sejak Juni 2025. Jalan tersebut ramai dilewati berbagai mobil angkutan menuju Takengon dan Kruengmane - Bireun, karena jarak yang lebih dekat dan dinilai bebas macet.

 Seperti diketahui, nama "Jalan Elak" sendiri memiliki arti "jalan pintas" atau "jalan alternatif", karena jalan ini mengalihkan lalu lintas yang macet dari pusat Kota Lhokseumawe. Jalan Elak sering dilewati para pengemudi truk barang, angkutan, bahkan mahasiswa dan karyawan pengendara sepeda motor jarak jauh.

Selama jalan tersebut belum bisa digunakan, pihak terkait menyediakan jalan alternatif melalui lorong kecil tepatnya di belakang Ma'had Jamiah Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe. Namun, jalan alternatif tidak memadai untuk pengendara roda empat, karena luas jalan yang sempit hanya bisa dilewati roda dua dan tiga membuat sebagian warga kesulitan dan menambah beban ekonomi. Tetapi, ada beberapa mobil pribadi tetap menerobos masuk, mengakibatkan keadaan jalan rusak berupa longsor dan berlubang.

Foto: Annisa Maulianda (Magang)

Setelah menjalani proses yang panjang, pada tanggal 19 Oktober 2025, Jalan Elak resmi dibuka. Waktu yang dihabiskan lebih kurang selama empat bulan membawa kabar gembira bagi warga yang melintasi jalan tersebut, terutama bagi pengendara roda empat.

Kabar ini disambut gembira oleh para mahasiswa yang merasa sangat kesulitan ketika melewati jalan alternatif yang juga sudah rusak parah. 

Meski sudah dibuka, Jalan Elak belum selesai sempurna. Masih ada beberapa excavator dan petugas yang masih bekerja, menandakan bahwa warga tetap harus berhati-hati.


Penulis: Annisa Maulianda (Magang)

19 Oktober 2025

Pedeung Marsose: Peninggalan Sejarah di Museum Kota Lhokseumawe

Foto: Chalisa Najla Safira (Magang)

www.lpmalkalam.com- Di Museum Kota Lhokseumawe yang terletak di Kuta Blang, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe terdapat peninggalan sejarah yang menarik perhatian dan masih terus dilestarikan hingga kini (14/10/2025).

Salah satu benda peninggalan sejarah yang menarik adalah Pedeung (Pedang) Marsose. Menurut Hendra Suharyono, S.Sos., selaku salah satu pengelola Museum Kota Lhokseumawe yang diwawancarai pada Selasa (14/10/2025), pedang ini merupakan peninggalan masa penjajahan Belanda. 

Selain memiliki nilai sejarah yang tinggi, pedang ini juga menunjukkan perbedaan bentuk antara pedang buatan lokal dan buatan Belanda. Pedang buatan Indonesia umumnya memiliki bentuk sederhana tanpa gagang penangkis, berbeda dengan pedang buatan Belanda yang dilengkapi pelindung di bagian gagangnya. Selain itu, perbedaan juga ditunjukkan dari ukiran-ukiran indah yang ada digagang pedang.

Menariknya, hingga kini asal usul pasti Pedang Marsose belum diketahui secara detail. Berdasarkan penuturan Hendra, pedang tersebut merupakan peninggalan turun-temurun yang disimpan secara pribadi sebelum akhirnya diserahkan ke museum. “Kalau pedang ini, kita juga tidak tahu pasti di mana terakhir ditemukan. Karena ini peninggalan dari neneknya yang disimpan di rumah,” ungkap Hendra.

Meskipun Pedang Marsose memiliki nilai sejarah yang tinggi, Hendra mengatakan bahwa hingga kini belum ada informasi mendalam tentang benda-benda bersejarah ini. “Sampai sekarang, belum ada kajian mendalam karena terbatasnya dana. Anggaran untuk penelitian juga masih dalam proses pengajuan, jadi belum ada hasil studi resmi tentang benda-benda ini,” jelasnya.

Pedang Marsose bukan hanya sekedar warisan budaya, tetapi juga menjadi bukti sejarah perjuangan masyarakat Aceh pada masa penjajahan. Melalui Museum Kota Lhokseumawe, peninggalan bersejarah ini kini dilestarikan agar generasi mendatang dapat mengenal dan menghargai perjalanan panjang perjuangan bangsa.


Reporter: Chalisa Najla Safira

17 Oktober 2025

Museum Kota Lhokseumawe Sepi Pengunjung, Pengelola Ajak Mahasiswa Peduli Sejarah Daerah

Foto: Chalisa Najla Safira (Magang)

www.lpmalkalam.com- Calon Kru Magang Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam mengunjungi Museum Kota Lhokseumawe yang terletak di Jl. Teuku Hamzah Bendahara, Kuta Blang, Kec. Banda Sakti, Kota Lhokseumawe pada Selasa (14/10/2025). 

Ketika berada di lokasi museum, yang terlihat hanyalah pengurus-pengurus yang sedang beraktivitas, sementara pengunjung umum hampir tidak ada. Salah satu pengurus museum, Hendra Suharyono, S.Sos, mengungkapkan bahwa minat masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mengunjungi museum masih tergolong rendah. Hendra berharap agar mahasiswa dan pelajar dapat lebih sering datang untuk mengenal sejarah dan kebudayaan daerah. 

“Kami berharap (kepada) masyarakat, terutama mahasiswa, bisa membudayakan kunjungan ke museum. Di sini banyak peninggalan sejarah yang perlu dikenal dan dipelajari,” ujar Hendra saat ditemui di lokasi.

Namun, Hendra juga menjelaskan bahwa pihak museum masih menghadapi keterbatasan dana, terutama untuk kegiatan penelitian dan pembuatan buku panduan terkait koleksi peninggalan sejarah yang ada. 

“Kami masih kekurangan dana untuk penelitian dan penyusunan buku panduan bagi setiap barang koleksi yang ada di museum,” tambahnya.

Museum Kota Lhokseumawe menyimpan berbagai benda bersejarah yang mencerminkan perjalanan budaya dan peradaban masyarakat Aceh Utara dan sekitarnya. Dengan adanya perhatian dari mahasiswa dan pemerintah daerah, diharapkan keberadaan museum ini dapat lebih dikenal dan dimanfaatkan sebagai sarana edukasi sejarah bagi generasi muda.


Reporter: Zahratul (Magang)

Editor: Tiara Khalisna

Mengenal Alat Musik Tradisional Aceh di Museum Kota Lhokseumawe

Foto: Chalisa Najla Safira (Magang)

www.lpmalkalam.com- Museum Kota Lhokseumawe yang terletak di Jl. Teuku Hamzah Bendahara, Kuta Blang, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe tidak hanya menyimpan benda-benda bersejarah, tetapi juga berbagai alat musik tradisional Aceh yang menjadi warisan budaya daerah. Dalam kunjungan tim Calon Kru Magang Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam, Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe, pengelola museum memperkenalkan sejumlah alat musik khas yang masih lestari hingga kini pada Selasa (14/10/2025).

Foto: Belli Al-Kamariana (Magang)

Beberapa di antaranya adalah canang ceureukeh, alee tanjung, rapai, dan kendang. Setiap alat musik memiliki fungsi dan cara memainkan yang berbeda. Menurut penjelasan pengelola, alat-alat tersebut dahulu sering digunakan dalam acara adat, pertunjukan seni, serta kegiatan keagamaan masyarakat Aceh.

“Masing-masing alat musik punya makna dan peran tersendiri. Misalnya rapai, yang memiliki beberapa jenis sesuai bentuk dan bunyinya,” jelas Hendra Suharyono, S.Sos, salah satu pengurus Museum Kota Lhokseumawe.

Rapai sendiri dikenal sebagai alat musik yang paling ikonik di Aceh. Hendra menambahkan bahwa ada beberapa jenis rapai, di antaranya rapai daboh, rapai pasee, dan rapai geleng, yang masing-masing dimainkan dalam konteks dan irama berbeda.

Selain menjelaskan asal-usulnya, pengelola museum juga menunjukkan cara memainkan beberapa alat musik tersebut secara langsung kepada pengunjung sebagai bentuk edukasi budaya agar generasi muda lebih mengenal kekayaan musik tradisional daerahnya. 

“Kami ingin anak muda tahu bahwa alat musik tradisional Aceh punya nilai seni dan sejarah yang tinggi. Jangan sampai hilang ditelan zaman,” ujarnya.

Museum Kota Lhokseumawe menjadi salah satu tempat yang menyimpan identitas budaya Aceh. Melalui koleksi alat musik tradisionalnya, museum ini diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran dan inspirasi bagi masyarakat untuk terus melestarikan seni daerah.


Reporter: Zahratul (Magang)

Editor: Tiara Khalisna

01 September 2025

Wali Kota Lhokseumawe Janji Tunda Kenaikan PBB dan Desak Mubadala Penuhi Komitmen

Foto: Abdul Aziz Perangin Angin

www.lpmalkalam.com– Wali Kota Lhokseumawe, Sayuti Abu Bakar, menegaskan bahwa tidak akan ada kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di wilayahnya. Pernyataan itu disampaikannya usai menemui massa aksi damai mahasiswa di depan gedung DPRK Lhokseumawe pada Senin (01/09/2025).

Sayuti menjelaskan, langkah awal yang akan dilakukan pihaknya adalah mengirim surat resmi untuk menunda pelaksanaan kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan. Menurutnya, kebijakan penundaan menjadi penting agar masyarakat tidak terbebani, mengingat proses revisi qanun membutuhkan waktu dan harus melalui pembahasan bersama DPRK.

“Untuk kenaikan PBB ini kita tunda dulu. Kalau pembayaran normal tetap berjalan seperti tahun sebelumnya. Walikota tidak bisa langsung membatalkan qanun, tapi bisa mengeluarkan kebijakan penundaan sambil menunggu proses revisi bersama dewan,” ujarnya.

Selain membahas isu PBB, Sayuti juga menyinggung permasalahan tenaga kerja terkait keberadaan perusahaan Mubadala. Ia mengakui, hingga kini pihaknya masih menunggu pemetaan kebutuhan tenaga kerja dari perusahaan tersebut.

“Pada pertemuan 23 Agustus lalu di Jakarta, kita minta Mubadala segera memetakan kebutuhan tenaga kerjanya. Harus jelas berapa kuota yang bisa diserap, baik di sektor hulu maupun hilir. Kita ingin ada kerja sama dengan Lhokseumawe,” tegasnya.

Sayuti menambahkan, Pemerintah Kota Lhokseumawe saat ini juga sedang menyiapkan revisi qanun ketenagakerjaan. Revisi tersebut difokuskan pada dua hal, yakni memperkuat kuota tenaga kerja lokal dan membuka peluang bagi kaum disabilitas untuk mendapatkan kesempatan kerja.

Di sela-sela pernyataannya, Wali Kota juga menyinggung persoalan bonus atlet Aceh yang hingga kini belum terbayarkan. Ia menyatakan siap mendorong Pemerintah Aceh agar segera menunaikan kewajibannya.

Aksi damai mahasiswa yang berlangsung di depan DPRK Lhokseumawe tersebut menyoroti berbagai polemik di tingkat lokal maupun nasional, termasuk masalah PBB, tenaga kerja, dan komitmen pemerintah daerah dalam merespons aspirasi masyarakat.


Reporter: Raja Oktariansyah

Editor: Zuhra
 

Ketua DPRK Lhokseumawe: PBB Ditunda, DPRK Tolak Penambahan Batalyon di Aceh

Foto: Abdul Aziz Perangin Angin

www.lpmalkalam.com– Ketua DPRK Lhokseumawe, Faisal, menegaskan bahwa lembaganya akan segera menindaklanjuti aspirasi mahasiswa terkait polemik Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Ia menyatakan pembayaran PBB dengan ketentuan Qanun Nomor 1 Tahun 2024 akan dipangkas, sembari menunggu proses legislasi lebih lanjut melalui Badan Legislasi (Banleg) DPR Aceh yang diungkapkan setelah aksi damai Aliansi Masyarakat Pase di depan gedung DPRK Lhokseumawe pada Senin (01/09/2025).

“Insya Allah, hari ini juga akan kami tindak lanjuti bersama Wali Kota. Apa yang sudah terjadi sekarang ini akan kita cut dan pangkas semuanya. Tidak ada pembayaran sesuai dengan qanun tersebut, dan prolegda (Program Legislasi Daerah) akan berlanjut di DPR melalui Banleg,” kata Faisal kepada wartawan usai aksi damai Aliansi Masyarakat Pase. 

Selain soal PBB, Faisal juga menegaskan bahwa DPRK Lhokseumawe menolak rencana penambahan batalyon baru di Aceh. Ia menyebut penolakan tersebut berlandaskan pada MoU Helsinki serta Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

“Ini Aceh, dan kami menghormati MoU Helsinki serta undang-undang yang berlaku. Karena itu, DPR juga dengan tegas menolak penambahan batalyon,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Faisal turut menyoroti tunggakan bonus atlet Aceh yang belum dibayarkan oleh pemerintah provinsi. Ia menekankan agar hak-hak atlet segera dipenuhi karena mereka telah berjasa bagi daerah dan masyarakat.

“Apapun bentuknya, bonus atlet itu harus segera dibayarkan. Mereka berjasa untuk Aceh dan Lhokseumawe, jadi jangan lagi ditunda,” ujarnya.

Faisal memastikan DPRK Lhokseumawe langsung menindaklanjuti aspirasi masyarakat tanpa menunda waktu. Menurutnya, 25 anggota DPRK hadir dalam rapat hari itu, kecuali dua orang yang berhalangan karena sakit.

“Mulai detik ini, kami bekerja. Hari ini kami tetap ada di DPR dan akan musyawarahkan hal ini bersama,” pungkasnya.


Reporter: Raja Oktariansyah

Editor: Zuhra
 

Ribuan Massa Aliansi Masyarakat Pase Gelar Aksi Damai di DPRK Lhokseumawe

Foto: Abdul Aziz Perangin Angin

www.lpmalkalam.com– Aksi demonstrasi yang diikuti lebih dari 1.000 orang dari Aliansi Masyarakat Pase berlangsung di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Lhokseumawe pada Senin (01/09/2025).

Aksi berakhir dengan penandatanganan petisi oleh Wali Kota Lhokseumawe, Sayuti Abu Bakar, bersama Ketua DPRK, serta kesepakatan untuk membatalkan Qanun Nomor 1 Tahun 2024 yang menjadi dasar kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Dalam aksinya, massa menyuarakan berbagai tuntutan, antara lain; mendesak reformasi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), menolak Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RUU KUHP), menolak penambahan lima batalyon di Aceh, menolak kenaikan tunjangan DPR RI, menolak usulan penulisan ulang sejarah oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon, serta mendesak Pemerintah Aceh segera menyelesaikan pembayaran bonus atlet.

Foto: Abdul Aziz Perangin Angin

Wali Kota Lhokseumawe menegaskan bahwa pemerintah kota bersama DPRK mendengar aspirasi masyarakat. “Kami sudah sepakat, Pemerintah Kota Lhokseumawe dan DPRK juga sepakat untuk membatalkan Qanun Nomor 1 Tahun 2024,” ujarnya di hadapan massa.

Foto: Abdul Aziz Perangin Angin

Sementara itu, Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Robet Kamid, menilai langkah pemerintah sudah cukup positif, namun perlu disertai komitmen nyata. “Responnya baik, tapi kita harapkan ini bukan sekedar tertawa-tertawaan di jalan. Kita harapkan hari ini ada responsibilitas yang baik, respon yang cepat tanggap dari pihak forkopimda, khususnya Wali Kota dan DPRK Lhokseumawe,” katanya.

Aksi yang dijaga ketat gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP itu berlangsung damai. Usai penandatanganan petisi, massa membubarkan diri dengan tertib.


Reporter: Raja Oktariansyah

Editor: Zuhra
 

21 Agustus 2025

Menggalakkan Pemahaman Jurnalistik di Era Post-Trust, AJI Lhokseumawe Gelar Edukasi Jurnalistik

Foto: IST 

www.lpmalkalam.com - Di era serba digital dan maraknya informasi hoaks di kalangan masyarakat, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lhokseumawe menggelar edukasi jurnalistik bertema “Jurnalistik Dasar di Era Post-Trust: Muda Berkarya, dan Berdampak”. Kegiatan ini berlangsung di Aula PMI Kota Lhokseumawe pada Rabu (20/8/2025).

Foto: Nurul Fadilah
Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Lhokseumawe, seperti Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe, Universitas Malikussaleh (Unimal), Politeknik Negeri Lhokseumawe, Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI), dan STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe.

“Sementara ini kami fokus untuk mahasiswa, dan mungkin juga pelajar. Kalau untuk umum, setiap tahun sudah ada Kelas Jurnalistik Ramadan,” ujar Ketua AJI Lhokseumawe, Zikri Maulana.

Acara dibuka oleh MC dan dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua AJI Lhokseumawe, Zikri Maulana. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya kegiatan ini bagi mahasiswa untuk membekali diri dengan pemahaman dunia pers, keterampilan menulis berita, serta memahami etika jurnalistik. Sambutan berikutnya disampaikan oleh panitia, Mulyadi, serta pemaparan singkat mengenai dunia jurnalistik oleh penasihat AJI Lhokseumawe, Zainal Bakri.

Materi inti disampaikan oleh dua pemateri yang sama-sama membahas edukasi jurnalistik. Para mahasiswa turut aktif berbagi pengalaman menulis berita dalam sesi tanya jawab.

Pemateri pertama, Agustiar, menekankan pentingnya verifikasi data dan pemanfaatan tools digital untuk memudahkan wartawan dalam mengonfirmasi kebenaran berita. “Wartawan yang baik adalah wartawan yang berada di tempat,” tegasnya. Ia juga mengingatkan agar wartawan menghindari bias, tidak mencampurkan fakta dan opini, menjaga etika, menghargai privasi, serta memberitakan hal-hal yang menyangkut kepentingan publik. “Senjata bagi jurnalis ada dua, yaitu verifikasi dan etika,” tambahnya.

Materi kedua dibawakan oleh Saiful Bahri, wartawan Serambi Indonesia, dengan topik dasar fotografi praktis bagi jurnalis muda. Ia menjelaskan bahwa fotografi adalah proses mengambil gambar dengan kamera untuk menghasilkan karya seni atau mengabadikan momen. Salah satunya adalah foto jurnalistik, yakni proses menghasilkan gambar yang menyampaikan informasi, pesan, atau cerita suatu peristiwa yang menarik bagi publik. Foto jurnalistik biasanya dimuat di media cetak, seperti surat kabar atau majalah, maupun media digital, seperti portal berita online. Saiful menegaskan bahwa etika sangat diperlukan dalam fotografi, khususnya foto jurnalistik, terutama dalam memilih sudut pengambilan gambar.

Ketua AJI Lhokseumawe menambahkan bahwa materi foto jurnalistik dipilih untuk memberi pandangan kepada peserta tentang bagaimana menghasilkan foto yang memiliki nilai berita. “Mungkin ke depan AJI Lhokseumawe juga akan memberikan materi video jurnalistik agar ada variasi dalam edukasi untuk mahasiswa dan pelajar. Alhamdulillah kegiatan berlangsung sukses, dan kami berharap edukasi serupa bisa menjadi agenda tahunan. Kami juga berharap dapat bekerja sama dengan kampus-kampus di Aceh Utara dan Lhokseumawe melalui program goes to university atau school,” ujarnya.


Reporter: Ririn Dayanti Harahap

Penulis: Nurul Fadilah

Editor: Putri Ruqaiyah

13 Agustus 2025

Jurusan IPII UIN SUNA Perkuat Literasi Melalui Bedah Buku Bersama Pengawas Sekolah Disdikbud Aceh Utara

Foto: IST

www.lpmalkalam.com- Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam (IPII) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan bedah buku bersama pengawas sekolah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Aceh Utara. Kegiatan ini berlangsung di Aula Lantai 3 FUAD pada Selasa (12/08/25).

Kegiatan ini mengusung tema “Dengan Semangat Kemerdekaan, Kita Teguhkan Peran Pengawas Sekolah Menuju Pendidikan Aceh Utara Bangkit, Unggul, dan Berkarakter Melalui Gerakan Gemar Menulis.” Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor UIN SUNA Lhokseumawe, Dekan dan Wakil Dekan FUAD, Kepala Jurusan (Kajur) dan Sekretaris Jurusan (Sekjur) IPII FUAD, para pengawas sekolah Aceh Utara, serta Kepala Dinas Pendidikan Aceh Utara. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Rektor UIN SUNA Lhokseumawe. Almira Keumala Ulfah, M.Si., Ak., Ca., ASEAN CPA, selaku Kajur IPII mengatakan tujuan dari diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk memotivasi para pengawas sekolah dan seluruh civitas academica agar rajin menulis. 

Adapun dalam kegiatan ini terdapat enam buku yang dijadikan sebagai bahan dalam kegiatan bedah buku. Buku-buku ini merupakan hasil karya dari para pegawas sekolah Disdikbud Aceh Utara. Buku-buku tersebut dibedah langsung oleh para dosen FUAD UIN SUNA Lhokseumawe diantaranya Dr. Marhamah, M.Kom.I., Almira Keumala Ulfah, M.Si., Ak., Ca., ASEAN CPA, dan Dr. Rizqi Wahyudi, M.Kom.I.

Kegiatan ini juga dijadikan sebagai pemantik awal dari Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam, dimana jurusan ini merupakan jurusan baru yang hadir di FUAD UIN SUNA Lhokseumawe. Almira juga menyampaikan harapan kedepannya, “semoga orang-orang lebih banyak membaca dan lebih banyak menghasilkan buku-buku untuk dibaca,” tuturnya.


Reporter: Fitdaturrahmi

Editor: Zuhra
 

12 Agustus 2025

Presiden Prabowo Resmikan Lima Batalyon di Aceh, DEMA UIN SUNA Tolak Pembangunan Empat Diantaranya

Foto: Instagram/@kemhanri

www.lpmalkalam.com – Penambahan batalyon di Aceh menjadi sorotan publik setelah Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan sejumlah satuan baru di wilayah Kodam Iskandar Muda. Peresmian tersebut berlangsung dalam upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Lapangan Udara Suparlan, Pusdiklatpassus Batujajar, Kabupaten Bandung Barat pada Minggu (10/8/2025).

Berdasarkan pemberitaan berbagai media lokal maupun nasional, mayoritas laporan menyebutkan bahwa presiden meresmikan lima Batalyon Teritorial Pembangunan (Yonif TP) yang berlokasi di Kabupaten Aceh Timur, Aceh Tengah, Gayo Lues, Nagan Raya, dan Pidie. Namun, terdapat sumber lain yang menyebut jumlah batalyon baru mencapai enam unit. Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi terkait perbedaan data tersebut.

Menurut laporan Analisa Aceh, Presiden Prabowo tidak hanya meresmikan lima Yonif TP di Aceh, tetapi juga satu Brigade Infanteri. Agenda ini merupakan bagian dari program pembentukan total 100 Yonif TP dan 20 Komando Brigade Infanteri baru di seluruh Indonesia. Artinya, peresmian ini tidak semata-mata sebatas unit tempur tingkat batalyon, melainkan juga mencakup penguatan struktur komando di tingkat yang lebih tinggi.

Sementara itu, melalui unggahan di akun Instagram resmi Kementerian Kajian dan Advokasi Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe (@kajianadvokasi_demauinsuna) pada Selasa (12/8/2025), DEMA UIN SUNA menyatakan penolakan tegas terhadap rencana pembangunan empat batalyon di Aceh. Empat lokasi yang disebut adalah Pidie, Nagan Raya, Aceh Tengah, dan Aceh Singkil.

DEMA-U menilai penambahan batalyon tersebut melanggar Nota Kesepahaman (MoU) Helsinki yang ditandatangani pada 15 Agustus 2005 antara Pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dalam Pasal 4.4 MoU tersebut disebutkan bahwa jumlah personel militer organik di Aceh dibatasi maksimal 14.700 orang, tanpa penambahan batalyon baru kecuali untuk rotasi dan penggantian personel.

DEMA-U menyampaikan empat alasan utama penolakan:

1. Penambahan batalyon dinilai melanggar MoU Helsinki dan merusak komitmen damai di hadapan dunia internasional.

2. Langkah tersebut bertentangan dengan semangat demiliterisasi pascakonflik dan menghidupkan kembali bayang-bayang status Daerah Operasi Militer (DOM).

3. Penambahan pasukan dalam jumlah besar dianggap mengancam kepercayaan yang dibangun selama 20 tahun perdamaian.

4. Alasan ketahanan pangan dinilai tidak sebanding dengan risiko sosial, politik, dan trauma masa lalu masyarakat Aceh.

Selain itu, DEMA-U menyoroti potensi keterlibatan TNI dalam sektor sipil seperti pertanian dan ketahanan pangan yang dinilai tidak tepat serta berpotensi melanggengkan militerisasi sipil.

Di samping itu, perlu dicatat bahwa dalam isi tuntutannya, DEMA-U baru menyoroti rencana pembangunan empat batalyon, sedangkan pada kenyataannya Presiden Prabowo telah meresmikan lima batalyon di Aceh dalam agenda tersebut. Perbedaan ini menjadi salah satu titik ketidaksesuaian informasi di ruang publik. Namun, tanda-tanda kebangkitan semangat dan kepedulian DEMA-U mulai tampak, berawal dari satu unggahan tersebut.

Foto: Instagram/@kajianadvokasi_demauinsuna

Dengan landasan tersebut, DEMA-U menyatakan empat tuntutan, diantaranya penolakan penuh terhadap pembangunan batalyon baru dan penegasan agar pemerintah mematuhi MoU Helsinki. “Kami menolak segala bentuk kebijakan yang mengarah pada remiliterisasi Aceh, termasuk rencana pembangunan empat batalyon TNI. Menjaga perdamaian berarti menjaga masa depan Aceh yang adil, aman, dan bermartabat,” tulis DEMA-U dalam penutup pernyataannya.


Penulis: Muhammad Syahru dan Alya Nadila

Editor: Zuhra

09 Agustus 2025

ISNU Aceh Gelar Pelantikan Pengurus dan Madrasah Kader di UIN SUNA Lhokseumawe

Foto: Muhammad Syahru

www.lpmalkalam.com – Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Aceh menggelar pelantikan pengurus wilayah dan cabang se-Aceh sekaligus Madrasah Kader (MK) yang bertempat di Gedung Serbaguna UIN Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe pada Jumat (08/08/2025).

Kegiatan ini dihadiri jajaran Pimpinan Pusat (PP) ISNU, tokoh NU, ulama, akademisi, rektor PTKIN se-Aceh, perwakilan Pemprov Aceh, serta perwakilan Forkopimda Lhokseumawe/Aceh Utara. Ketua Panitia, Muazzinah, M.P.A., dalam sambutannya mengungkapkan bahwa hujan deras yang mengguyur Lhokseumawe sebelum acara sempat memadamkan listrik di aula setempat. Panitia bahkan telah menyiapkan opsi memindahkan kegiatan ke kantor Wali Kota Lhokseumawe. “Kami panitia memohon maaf, karena memang kondisinya kita dikasih ujian dengan hujan yang sangat deras. Tadi saya sempat berkoordinasi, kalau memang di sini nanti tetap tidak kondusif maka kita pindahkan ke kantor wali kota. Ternyata begitu kami pindahkan semua kue ke mobil, lampunya hidup. Jadi enggak jadi kita mobilisasi ke sana,” ujarnya.

Muazzinah menjelaskan, acara ini terdiri dari dua rangkaian kegiatan, yakni pelantikan Pengurus Wilayah (PW) ISNU Aceh dan pengurus cabang ISNU se-Aceh, serta Madrasah Kader yang digelar selama tiga hari dengan narasumber dan instruktur dari Pimpinan Pusat (PP) ISNU. “Temanya ‘Membangun Peradaban, Meneguhkan Iman, Mengabdi untuk Umat’. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami, terkhususnya BSI, Forkopimda Lhokseumawe, UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, dan pesantren Miftahul Ulum yang menyiapkan konsumsi,” tambahnya.

Rektor UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe, Prof. Dr. Danial, M.Ag., menyampaikan sambutan selamat datang kepada seluruh tamu undangan dan peserta. “Kami atas nama keluarga besar UIN Sultanah Nahrasiyah mengucapkan selamat datang di bumi Serambi Mekkah pusat peradaban Samudra Pasai. Terima kasih kepada Bapak Ketum dan jajaran yang dengan lapang dada dan penuh kebahagiaan hadir di kampus ini. Kami memohon maaf sebesar-besarnya jika ada keterbatasan dalam penyambutan. Semoga acara ini tidak hanya membekali para peserta dengan pengetahuan, tapi juga memberikan pencerahan untuk menjadi garda terdepan dalam mengembangkan Islam yang toleran dan penuh kasih sayang,” ujarnya.

Pelantikan pengurus dilakukan oleh Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A. selaku Ketua Umum PP ISNU setelah pembacaan SK oleh H. Wardi Taufik, S.Ag., M.Si., selaku Sekretaris Umum PP ISNU. Acara dilanjutkan dengan launching website dan pengesahan kantor Kesekretariatan Pimpinan Wilayah ISNU Aceh. Ketua Umum PW ISNU Aceh Prof. Dr. H. Ismail Fahmi Arrauf Nasution, M.A., dalam sambutannya menegaskan komitmen organisasi dalam menjaga ideologi bangsa. “Ketika tadi kita dilantik, kita diikat dengan janji dan komitmen bahwa ISNU menjadi pemelihara Pancasila, menjadi pelopor moderasi beragama. Mari kita hadir untuk berkontribusi meskipun dalam keadaan lemah, dan jangan sampai ada seorang ISNU yang terpapar radikalisme, khususnya di Aceh,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Umum PP ISNU menekankan pentingnya peran ISNU dalam mewujudkan cita-cita nasional. “Sangat diharapkan ISNU bisa mengawal Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. ISNU harus siap bersinergi dan berkolaborasi dengan pemerintah setempat untuk mewujudkan Indonesia Emas,” ungkapnya.

Acara diakhiri dengan sesi foto bersama pengurus yang baru dilantik, jajaran PP ISNU, tokoh NU, dan tamu undangan. Madrasah Kader ISNU Aceh dijadwalkan berlangsung selama tiga hari dengan berbagai materi penguatan kapasitas kader.


Reporter: Muhammad Syahru

Editor: Zuhra
 

31 Juli 2025

BEM SI Adakan Aksi Indonesia (C)emas, Apa Peran DEMA UIN SUNA Lhokseumawe?

Foto: IST

www.lpmalkalam.com - Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) lakukan Aksi Nasional Indonesia (C)emas guna mengawal dan mendorong kebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat untuk dibatalkan yang bertempat di Patung Kuda, Istana Negara pada Senin (28/07/2025)  pukul 14.00 WIB. 

Aksi tersebut berlangsung tidak sesuai dengan tempat yang telah direncanakan, melainkan hanya sampai 50 meter dari objek vital nasional. Aksi serentak di daerah dan nasional ini dikoordinatori oleh BEM SI Rakyat Bangkit yang mengajak seluruh BEM SI, BEM SI Kerakyatan, BEM Nusantara, Forum Mahasiswa Pagar Nusa Indonesia, serta seluruh mahasiswa dan masyarakat Indonesia. Di samping itu, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe belum terlibat langsung dalam aksi serupa. 

Munawir, sebagai Presiden Mahasiswa (Presma) UIN SUNA Lhokseumawe saat diwawancarai melalui WhatsApp (30/07) menyatakan bahwa peran DEMA-U akan muncul jika terdapat dua hal: rencana aksi serupa di wilayah Aceh atau DEMA-U memutuskan untuk menyuarakan solidaritas terhadap isu-isu yang diangkat dalam aksi tersebut. 

Sebelumnya, DEMA-U juga telah ikut serta pada kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) BEM SI Kerakyatan bertempat di Padang (13–19/07) dan berperan sebagai peserta aktif dalam pembahasan, perumusan sikap, dan pengambilan keputusan dalam Munas tersebut. Kegiatan ini membahas agenda-agenda strategis; pembahasan isu nasional, perumusan sikap dan tuntutan, serta pemilihan koordinator pusat. 

Pada pemilihan koordinator pusat ini, DEMA-U memilih koordinator pusat BEM SI Kerakyatan untuk periode berikutnya. Keikutsertaan dalam Munas tersebut menunjukkan bahwa DEMA-U mengakui  dan mendukung platform serta visi misi BEM SI Kerakyatan. 

Meski demikian, Munawir menganggap aksi yang dilaksanakan oleh BEM SI Rakyat Bangkit adalah netral atau kritis, tetapi tetap menghormati. Ia juga menyampaikan beberapa kemungkinan pandangan DEMA-U terhadap aksi ini, "Kemungkinan pandangan DEMA-U bisa jadi mendukung isu yang diperjuangkan, jika isu yang diangkat oleh BEM SI Rakyat Bangkit sejalan dengan prinsip dan nilai-nilai yang dipegang oleh DEMA-U. Mereka mungkin akan memberikan dukungan moral atau bahkan dukungan lainnya meskipun tidak terlibat langsung dalam aksi."

Ia juga menambahkan dua kemungkinan lain, seperti: berfokus pada BEM SI Kerakyatan, yakni fokus pada sumber daya mereka pada agenda dan aksi yang direncanakan oleh BEM SI Kerakyatan; serta menjaga independensi dan tidak serta-merta menolak semua aksi dari kubu lain jika yang diangkat relevan untuk kepentingan masyarakat.


Reporter: Alya Nadila

Editor: Zuhra

26 Juli 2025

Perguruan Cakra Aura Laduni Nur Sejahtera Indonesia Peringati Milad ke-6

Foto: Qurrata A'yuni

www.lpmalkalam.com - Perguruan Cakra Aura Laduni Nur Sejahtera Indonesia adakan kegiatan puncak dalam rangka memperingati milad ke-6 yang bertempat di Aula Lido Graha Hotel pada Sabtu (26/07/2025) pukul 14.00 s.d. 16.00 WIB. 

Kegiatan tersebut dihadiri oleh seluruh bagian dari Perguruan Cakra Aula Laduni Nur Sejahtera Indonesia, perwakilan: Kapolres Lhokseumawe, Dandim-Danrem Lhokseumawe dan Aceh Utara, Walikota Lhokseumawe, serta para tamu undangan.

Rahmad YD., MP., MPH., selaku ketua panitia dalam kata sambutannya mengungkapkan bahwa peringatan milad tersebut disertai dengan kegiatan sosial donor darah massal dan pengobatan (media dan non medis) bagi masyarakat Kota Lhokseumawe dan sekitarnya, yang telah dilaksanakan pagi hari (26/7) pukul 08.00 s.d. 12.00 WIB yang bertempat di Museum Kota Lhokseumawe. 

Penampilan tari Ranup Lampuan dan Ratoh Jaroe, serta atraksi yang dilakukan oleh bagian dari Perguruan Cakra Aula Laduni Nur Sejahtera Indonesia turut dipersembahkan sebagai hiburan bagi para tamu undangan. 

Foto: Qurrata A'yuni
Sebelum pemotongan tumpeng oleh Rahmad yang didampingi Guru Besar perguruan tersebut serta para tamu undangan terpilih, Rahmad menyampaikan harapannya, "Pemotongan tumpeng ini menandakan ke depannya perguruan ini harus lebih solid. Kehadiran perguruan ini harus bermanfaat bagi masyarakat dan bisa membantu pemerintah sinergi dengan yang lain. Semoga dengan usia keenam tahun ini semakin mendekatkan diri kita kepada Allah Swt."


Reporter: Alya Nadila

Editor: Zuhra

Mahasiswi UIN SUNA Raih Juara dalam Ajang Bank Indonesia Rupiah Championship 2025

Foto: IST

www.lpmalkalam.com- Dalam ajang Bank Indonesia Rupiah Championship 2025 yang digelar di Kantor Perwakikan (KPw) Bank Indonesia (BI) Lhokseumawe, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe raih Juara 3 dan Harapan 2 pada pekan lalu, Sabtu (19/07/2025).

Prestasi ini diraih oleh Nirwana Zakia jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) semester 8 sebagai Juara 3 dan Ismi Saydina Lubis jurusan Hukum Tata Negara (HTN) semester 6 sebagai Harapan 2.

Foto: IST

Foto: IST

Lomba Duta Muda Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah adalah kompetisi edukatif untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang cinta, bangga, dan paham rupiah. Peserta diminta membuat konten kreatif sebagai bentuk kampanye edukasi keuangan yang mengedepankan nilai-nilai kebangsaan dan kebanggaan terhadap rupiah. Selebihnya mengikuti struktur lomba KPw BI masing-masing.

Kompetisi ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai kampus di wilayah Lhokseumawe, yang kemudian disaring menjadi Top 10 finalis terbaik, dan akhirnya mengerucut pada Top 6 finalis utama. Capaian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya, menggali potensi, dan mengambil bagian dalam gerakan positif di tengah masyarakat.


Reporter: Neiva Zaida Hasanah Saragih

Editor: Tiara Khalisna
 

13 Juli 2025

Bahas Jurnalisme Data, Workshop Jurnalitik Dasar Hadirkan Masriadi Sambo

Foto: Muhammad Izzat Saputra 
www.lpmalkalam.com - Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe menyelenggarakan Workshop Jurnalistik Dasar di Aula Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Walikota Lhokseumawe pada Sabtu (12/07/2025).

Kegiatan yang mengusung tema Berkarya dengan Data, Menggali Fakta dengan Rasa, turut menghadirkan pemateri hebat yang merupakan seorang dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Malikussaleh (Unimal), yaitu Masriadi Sambo, S.Sos., M.Kom.l., yang menyampaikan materinya Jurnalisme Data.

Dalam pemaparan materi, Masriadi Sambo menekankan penggunaan open data dalam mencari data. Setelah itu, pemateri menyampaikan agar data pribadi jangan ditunjukkan kepada publik, karena data pribadi bukan hak publik. Untuk membedakan atau mengukur bahwa data bersifat publik atau pribadi, maka indikatornya hanya satu apakah di dalamnya terdapat uang negara, jika ada berarti datanya bersifat publik, namun jika tidak ada maka bersifat pribadi. 

"Yang boleh dipublikasikan hanya yang ada urusan publiknya, jika urusan pribadi maka tidak boleh dipublikasikan," ungkapnya.

Foto: Qurrata A'yuni 
Selanjutnya, beliau membahas tentang etika untuk menggunakan data. Pertama, unsur membedakan masalah publik dan pribadi. Kedua, unsur kepantasan budaya dan lokal. Ketiga, lisensi data yang membutuhkan data. Contohnya copyright yang diberikan watermark.

"Untuk open data, yang artinya milik negara boleh diambil. Namun, jika ada watermark maka harus ada izin," pungkasnya.

Kemudian, Masriadi menyampaikan mengenai sudut pandang (point of view) yang harus didebatkan bukan datanya. 

"Jika mau mendebatkan data, maka ambil data dan sumber yang sama. Data boleh saja di debatkan karena bukan datanya yang salah, tetapi pemberi maknanya lah yang salah," ujarnya.

Setelah sesi tanya jawab, materi ditutup dengan memberikan wejangan kepada seluruh kru LPM Al-Kalam. Masriadi mengatakan bahwa jurnalisme tidak berbicara hitam putih kebenaran, jurnalisme selalu mendekati seratus persen kebenaran.

"Menjadi jurnalisme tidak boleh egois, jangan merasa bahwa diri kita yang paling benar. Jangan samakan hukum jurnalisme dan hukum Tuhan, karena itu adalah dua hal yang berbeda," tutupnya.


Reporter: Daini Rizki

Editor: Tiara Khalisna

12 Juli 2025

Zainal Bakri: Jangan Jadi Wartawan Ala Munkar-Nakir!

Foto: Qurrata A'yuni 

www.lpmalkalam.com - Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe menggelar Workshop Jurnalistik Dasar di Aula Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Lhokseumawe pada Sabtu (12/07/2025). 

Kegiatan ini menghadirkan Zainal Bakri, S.Sos., M.Kom.I, yakni salah seorang pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lhokseumawe, sebagai pemateri dengan materinya psikologi narasumber. Dalam pemaparannya, Zainal menekankan pentingnya pemahaman psikologi komunikasi dalam proses wawancara. Ia menyoroti bagaimana sikap dan pendekatan seorang wartawan dapat memengaruhi respons narasumber.

“Wartawan bukan polisi, jadi jangan menginterogasi. Wartawan juga bukan hakim, jadi jangan menghakimi," tegas Zainal.

Ia mengkritik praktik pewartaan yang sering kali menempatkan wartawan seolah-olah sebagai aparat penegak hukum. “Tidak semua wartawan berlaku seperti wartawan, ada yang seperti munkar-nakir, seperti jaksa, seperti polisi," tambahnya. 

Zainal juga menegaskan bahwa wartawan tidak boleh menjadi narasumber atas beritanya sendiri, karena berita adalah fakta yang terverifikasi secara langsung. “Wartawan tidak bisa jadi narasumber sendiri, itu bukan berita, karena berita adalah fakta yang terverifikasi langsung," ujarnya.

Foto: Muhammad Izzat Saputra
Lebih lanjut, Zainal menjelaskan bahwa dalam komunikasi, wartawan harus mampu memahami persepsi, emosi, motivasi, dan pengalaman masa lalu narasumber. “Ketika membangun komunikasi pasti kita melibatkan persepsi, emosi, motivasi, serta pengalaman masa lalu," jelasnya.

Menurutnya, narasumber terbagi ke dalam empat karakter, yakni defensif, dominan, emosional, dan kooperatif. Setiap tipe narasumber, kata Zainal, memerlukan pendekatan yang berbeda agar proses wawancara berjalan efektif.

Zainal juga membagikan pengalamannya saat mewawancarai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ketika masih menjabat sebagai Menko Polhukam, terkait penanganan negara atas konflik Aceh.

Sesi ditutup dengan tanya jawab interaktif bersama peserta. Sebagai penutup, Zainal mengingatkan pentingnya etika dan penghormatan terhadap narasumber.

“Kalau jadi wartawan sebenarnya, kalian harus paham bahwa narasumber adalah orang yang mesti dihormati haknya," pungkasnya.


Reporter: Raja Oktariansyah

Editor: Tiara Khalisna

Ciptakan Ruang Belajar, LPM Al-Kalam Hadirkan Workshop Jurnalistik Dasar

Foto: Qurrata A'yuni

www.lpmalkalam.com - Workshop Jurnalistik Dasar yang diselenggarakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe menjadi ruang belajar bagi kru baru LPM Al-Kalam. Kegiatan ini berlangsung di Aula Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Lhokseumawe pada Sabtu, (12/07/ 2025), pukul 08.00–16.00 WIB.

Seluruh peserta merupakan kru baru LPM Al-Kalam angkatan tahun 2024. Materi Psikologi Narasumber dan Jurnalisme Data disampaikan oleh dua narasumber berpengalaman, yakni Zainal Bakri, S.Sos., M.Kom.I., dan Masriadi Sambo, M.Kom.I. Penampilan tari Top Pade dan pembacaan puisi oleh kru LPM Al-Kalam juga menjadi salah satu daya tarik dalam workshop tersebut.

Pembina LPM Al-Kalam, Ir. Muhammad Ilham, S.T., M.I.T., turut hadir pada kegiatan bertema Berkarya dengan Data, Menggali Fakta dengan Rasa. Dalam sambutannya, beliau menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bekal penting bagi kru LPM Al-Kalam dalam menghasilkan karya. “Di era digital ini, adik-adik diharapkan memahami bagaimana membuat berita berdasarkan data yang faktual. Bukan hanya menyajikan berita secara garis besar, tetapi juga secara mendalam,” ungkapnya.

Foto: Qurrata A'yuni 

Zainal Bakri sebagai pemateri pertama yang membahas psikologi narasumber, tidak hanya menyampaikan materi pokok, tetapi juga menjelaskan tentang etika kepada narasumber, teknik menembus narasumber, dan pengalaman-pengalaman yang telah ia lalui selama menjadi jurnalis.

Sementara itu, Masriadi Sambo yang memaparkan materi jurnalisme data, menjelaskan bagaimana penggunaan data yang tepat dapat membantu menilai berita secara lebih objektif. Sesi diskusi dan tanya jawab setelah pemaparan materi turut membantu meningkatkan pemahaman peserta.

Foto: Qurrata A'yuni
Peraih penghargaan kategori peserta terbaik, Tiara Khalisna, menyampaikan kesannya setelah mengikuti kegiatan ini. "Acara ini sudah sangat bagus. Panitia sudah menyiapkan acara dengan maksimal, hanya saja peserta kurang bersemangat. Saya berharap ke depannya peserta bisa lebih aktif lagi,” ujarnya. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada panitia penyelenggara atas apresiasi yang telah diberikan kepadanya.

Berlangsungnya workshop ini tidak lepas dari dukungan pihak sponsor dan mitra media, yakni Depo Cleo Lhokseumawe, iNews Portal Aceh, Aceh Journal National Network (AJNN), Media Literasi, Radar Aceh, PT Radio Citra Multi Swara, Berita Merdeka, Gemar News, Puja TV, Info Lhokseumawe, Info Aceh Utara, CEO Aceh, News RB Aceh, dan Portal Satu.

Melalui workshop ini, Abdul Azis Perangin-angin selaku ketua panitia berharap kegiatan ini dapat menjadi ilmu yang diterapkan peserta saat melakukan peliputan, khususnya sebagai jurnalis kampus.


Reporter: Alya Nadila
Editor: Putri Ruqaiyah

Mengenai Saya

Foto saya
Lhokseumawe, Aceh, Indonesia
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al – Kalam adalah salah satu lembaga pers mahasiswa guna mengembangkan bakat jurnalis muda yang berada di lingkungan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe.

Redaksi Al-Kalam

Nama

Email *

Pesan *

LPM AL-Kalam UIN SUNA Lhokseumawe, 0823-6508-3003 (Pemimpin Redaksi) 0852-6227-8755 (Sekretaris Redaksi) Alamat:Jl. Medan Banda Aceh,Alue Awe,Kec. Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Diberdayakan oleh Blogger.