HEADLINE

Latest Post
Loading...

26 February 2025

Bahtera yang tak kurindukan

Foto: Pixabay.com

www.lpmalkalam.com-

Di alunan malam yang meliput lara

Terlihat cahaya indah di ujung sana

Di mana cakrawala di penuhi bintang bintang di angkasa malam.

Aku bertanya pada gelisah bisakah 

Redam walau sejenak, tetapi dia malah memancing setitik amarah di balik api

Jiwa ini terus bersenandika seolah mencari penawar di tengah berisiknya kepala dimana ia hanya menggenggam erat penguat yang ia sebut "ketenangan"

Ada apa di ujung laut sana seolah di peluk erat oleh senja, kita menganggap bahwa mereka begitu dekat dan serasi dengan panorama nya terlihat sangat erat, berdampingan, bahkan saling melengkapi 

Nyatanya sangat jauh begitu jauh bahkan tak nyata.

Namun aku sadar bahwa bentala tidak salah jika dia tidak bisa memeluk semesta bukan, namun tidak bisa ku pungkiri bahwa

Atmaku Masi terbelunggu dan tenggelam dalam kisah pilu itu. 

Dan bukan salah bulan jika cahayanya redup di kala malam karna sejatinya ia tau 

Bahwa keindahan itu terkadang tidak harus dengan di lihat melainkan di rasakan.


Karya: Salsabella Rizki

25 February 2025

Ramadan Tanpa Kehilangan

Foto: Pixabay.com
www.lpmalkalam.com-

Tuhan, jika boleh aku meminta,

biarkan Ramadan ini tetap sama.

Tak berkurang satu pun wajah di meja,

tak ada kursi yang tiba-tiba hampa.

Aku ingin sahur masih lengkap,

dengan suara yang ramai, canda yang akrab.

Aku ingin berbuka masih bersama,

melihat senyum mereka, mendengar doa mereka.

Setiap tahun, aku ingin begini,

Ramadan yang hangat, lebaran yang penuh arti.

Tak ada air mata karena perpisahan,

tak ada kehilangan yang meninggalkan kesepian.

Tuhan, jika Kau menambah, aku terima,

asal jangan Kau kurangi yang ada.

Biar rumah ini tetap utuh,

biar kasih ini tak pernah runtuh.

Aku ingin lebaran tanpa tangis,

tanpa hati yang terasa manis tapi pahit.

Aku ingin Ramadan selalu begini,

dalam dekapan keluarga yang tak terganti.

Jagalah mereka dalam genggaman-Mu,

panjangkan usia, sehatkan tubuh.

Karena Ramadan tanpanya bukan lagi Ramadan,

dan lebaran tanpanya hanya jadi kenangan.

Tuhan, biarkan kami tetap lengkap,

biarkan rumah ini tetap hangat.

Satu tahun lagi, dua tahun lagi,

selamanya, jika Kau izinkan terjadi.


Karya: Putri Ruqaiyah

24 February 2025

Langkah Tanpa Arah

Foto: Pixel.com

www.lpmalkalam.com- 

Berjalan tanpa arah,

Mengepakkan sayap yang rapuh,

Namun tak jua mampu terbang.

 

Siang dan malam tak bertepi,

Gelap merangkul tanpa henti.

Waktu berlalu,

Namun hidup tetap sunyi,

Kosong tanpa warna, tanpa cahaya.

 

Entah ke mana sinar itu bersembunyi,

Tiada celah untuk menjangkaunya.

Semakin kelam, semakin dingin,

tersesat dalam kesunyian.

 

Langkah terus terayun,

Tanpa tahu ke mana menuju,

Mencari makna dalam kehampaan,

Menyelami luka dalam diam.

 

Angin berbisik lirih,

Membawa kisah yang hilang,

Tentang mimpi yang pudar,

Tentang harapan yang karam.

 

Namun di balik malam yang pekat,

Mungkin ada cahaya yang menanti.

Meski redup, meski jauh,

Ia tetap setia menunggu fajar.

 

Maka aku terus melangkah,

Meski tak tahu ke mana menuju,

Menyusuri gelap yang membelenggu,

Agar tak selamanya tersesat.

 

Karya: Maulidiyatul Ukhra

Cinta yang Tak Terucap, Kasih yang Terasa

Foto: Pixabay.com

 www.lpmalkalam.com-

Di rumah ini, kata “sayang” bukanlah hal biasa,

tak ada ucapan mesra yang terucap setiap hari.

Namun, aku tahu, aku merasakannya,

cinta mereka nyata, tak perlu diungkap dengan kata.

Saat tubuhku lemah, diselimuti sakit,

ayah duduk di samping, dalam doa yang khusyuk.

Air matanya tak jatuh, tapi suaranya bergetar,

seolah ingin memindahkan perihku ke dalam dirinya.

Saat aku murung, terdiam dalam sunyi,

mama datang dengan senyum dan cerita lucunya.

Ia tertawa, bercanda, menggoda tanpa lelah,

agar aku yang lesu kembali menemukan cahaya.

Kami bukan keluarga yang pandai berkata "maaf,"

tapi kami tahu bagaimana saling memahami.

Tak ada kata, tak ada janji,

hanya obrolan yang tiba-tiba lebih hangat, lebih lama,

isyarat bahwa kesalahan telah dimaafkan tanpa diminta.

Di malam hari, ada kebiasaan yang selalu ada,

ayah dan ibu mengetuk pintu kamar, duduk di sudut.

Mendengarkan kakakku berbagi kisah sepulang kerja,

tak tergesa, tak bosan, hanya menunggu hingga cerita usai.

Barulah mereka kembali ke kamar, dengan hati yang penuh,

menyimpan cinta dalam diam yang tak pernah mati.

Saat aku terhimpit, di tengah kesulitan,

mereka tak banyak bertanya, tak mengeluh.

Meski mereka pun kekurangan,

mereka tetap mencari, tetap mengusahakan,

seolah dunia tak boleh membiarkanku jatuh.

Tindakan-tindakan kecil ini membuat kami tumbuh,

dalam kepercayaan, dalam kasih yang tulus.

Cinta di rumah ini bukan sekadar kata,

bukan janji, bukan rayuan mesra.

Namun dalam perhatian yang tak terlihat,

dalam kehadiran yang tak tergantikan,

dan dalam doa yang selalu menyertai, meski tanpa suara.

Aku bahagia berada di sini,

di rumah yang tak butuh banyak kata,

karena kasihnya telah nyata dalam setiap tindakan.

Semoga harmoni ini tetap ada selamanya.

Love you, keluargaku.


Karya: Putri Ruqaiyah

22 February 2025

Lentera Praja

Foto: Pixabay.com

www.lpmalkalam.com- 

Di kegelapan istana, harapan menyala bagai lentera

Bukan mentari yang membuatnya bersinar

Melainkan kegelapan itu sendiri

Kegelapan menyaksikan ketidakadilan membelenggu jiwa praja

Kemiskinan merenggut mereka yang semestinya dirawat

Bukankah itu tanggung jawab moral sang prabhu?  

Janji-janji hampa bertebaran seperti debu

Janji kenyang sesaat, akankah menutupi kelaparan yang abadi?

Saat ini…

Seniman kritis yang merefleksikan realita dibungkam

Suaranya terendam

Sementara yang menghibur mendapat singgasana dihiasi pujian

Suara praja menggema besar dipagar istana

Untuk mengingatkan akan tanggung jawab sang prabhu

Namun suara kebenaran tak terdengar oleh prabhu

Ouh Mungkin Karena terendam dengan suara hiburan di istana

Praja cemas

Akankah istana mampu membawa mereka pada masa emas

Banyak praja yang pindah ke istana yang lain

Hanya untuk mendapatkan Cahaya hangat

Namun praja tetap berharap Bagai lentera

Semoga kebijakan sang prabhu akan menjadi matahari yang menyinari praja

Memberikan kehangatan, keadilan, dan kesejahteraan

Menghantarkan negeri ini ke masa keemasan yang gemilang


Karya: Zahira Putri Meola

21 February 2025

Jebakan Rasa

Foto: Pixabay.com

www.lpmalkalam.com-

Indahnya Sinar senja, telah hilang digantikan oleh sinar rembulan.

Munculnya rembulan, menciptakan satu sinar warna dan menutupi beragam warna senja.

Mungkin, hal itu cukup menjadi pengungkap rasa yang pernah membuat canda tawa bahagia namun tiba-tiba dipaksa untuk berhenti dan menutupnya.

Hinggap hanya untuk pergi.

Menepi di tepian hanya untuk kembali berlayar. 

Kembali mendarat namun ternyata hanya bertahan dalam waktu yang bisa dihitung jari saja.

Begitulah kiranya, hanya bisa Menaruh rasa, sekedar untuk sementara saja.

Sebenarnya, rasa itu boleh saja untuk diperpanjang agendanya.

Namun, apakah sudi kiranya menahan rasa yang tidak tau kapan pasti akan berjumpa?

Katamu sanggup untuk menahanya?

Bahkan Lidah yang tergigit saat kamu makan saja, merupakan sebuah gambaran yang tepat untuk menceritakan tentang bagaimana kamu bisa gagal meskipun kamu punya puluhan tahun pengalaman dalam melakukannya. 

Berhentilah berharap, karena senja hanya bisa dimiliki langit.

Jika perasaan itu memang benar-benar hinggap dikedua pelakunya 

Maka ia akan tinggal, bukan hanya sekedar tempat menepi saja. 

Dari rasa yang selalu ada untuk penantian yang taktau kapan berakhirnya.


Karya: Fitdaturrahmi

20 February 2025

Hirap Tak Dirindukan

Foto: Pixabary.com
www.lpmalkalam.com- 

Seorang pecundang datang padaku.

Mengais hati seorang gadis.

Mengajak pujangga hati merayakan semuanya.

Tak sadar asmoraloka kian membentuk  setiap celah perayaan.

Berjalan bersama menuju tempat itu,

Bahagia, ceria, seakan bumantara berpihak pada kita.

Semuanya terlalu manis untuk hirap.

Tak ada alasan untuk meninggalkan.

Aku, kamu, serta agoman itu.

Anala yang kian menyala akan tiap pertemuan.

Menjadikan kita satu pada arah.

Pilau itu tak bergerak sebagai mestinya,

Mengapa kita tuan? Ada apa dengan kita?

Akankah hubungan diandam karam?

Tak ada Atma pada asmaraloka.

Tiada ada menggerakkan pilau itu.

Tak perlu pengharapan nirmala hadir saat ini. 

Saban hari aku berpikir untuk menggerakkan pilau.

Saban hari juga kau berpikir memutuskan asa itu.

Anitya berpihak pada kita.

Kau pergi membawa api asmara.

Lantas aku menunggumu ditepi laut memandang swastamita.

Pada-Nya aku mengatakan, kau hirap yang tak kurindukan. 

Namun, renjana akan selalu dalam dekap.


Karya: Ririndayanti Harahap

17 February 2025

Haruskah Tragedi 7 Oktober Terulang Agar Dunia Mau Membuka Mata untuk Palestina?

Foto: Pixabary.com

www.lpmalkalam.com- Pada tanggal 7 Oktober 2023, dunia dikejutkan oleh serangan besar Hamas terhadap Israel. Peristiwa ini bukan hanya menciptakan eskalasi besar di Timur Tengah, tetapi juga memicu gelombang dukungan global terhadap Palestina. Banyak negara, termasuk Indonesia, mulai meningkatkan aksi boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel. Media sosial dipenuhi dengan seruan solidaritas, dan Palestina akhirnya mendapat perhatian yang selama ini jarang diberikan.

Namun, seiring berjalannya waktu, perhatian itu mulai mereda. Media tidak lagi menyoroti Palestina dengan intensitas yang sama, dan banyak orang kembali ke kehidupan mereka tanpa terus mengikuti perkembangan konflik tersebut. Boikot yang sebelumnya masif mulai melemah, dan perbincangan tentang penderitaan rakyat Palestina tidak lagi mendominasi media sosial seperti saat tragedi 7 Oktober terjadi.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan: Apakah harus ada tragedi besar lagi agar dunia kembali peduli? Apakah perhatian terhadap Palestina hanya bisa didapatkan melalui peristiwa dramatis dan kekerasan?

Jawabannya tentu tidak seharusnya begitu. Palestina telah menderita selama puluhan tahun di bawah pendudukan Israel, dengan blokade, pengusiran, dan pembunuhan yang terus berlangsung. Sayangnya, tanpa kejadian besar yang mengguncang dunia, banyak orang cenderung melupakan perjuangan mereka.

Kesadaran global terhadap Palestina tidak boleh bergantung pada viralitas atau tragedi besar. Dukungan harus berkelanjutan, baik melalui boikot, tekanan politik, maupun penyebaran informasi yang konsisten. Media mungkin berhenti meliput, tetapi kezaliman yang dialami rakyat Palestina tetap berlangsung.

Oleh karena itu, tantangan sebenarnya adalah bagaimana menjaga solidaritas ini tetap hidup tanpa harus menunggu tragedi berikutnya. Dunia harus terus menekan pemerintah dan organisasi internasional agar bertindak adil, bukan hanya bereaksi ketika konflik memanas. Jika perhatian terhadap Palestina hanya muncul saat terjadi eskalasi besar, maka kita telah gagal memahami esensi perjuangan mereka—yaitu hak untuk hidup bebas tanpa penjajahan dan penindasan.


Oleh: Putri Ruqaiyah 

Editor: Redaksi

17 January 2025

Hari Peristiwa Laut Dan Samudra

 

Foto: Pixabary.com

www.lpmalkalam.com- Hari Peristiwa Laut dan Samudra adalah kesempatan yang penting untuk merenungkan peran laut dalam kehidupan kita. Laut dan samudra menyimpan kehidupan dan keindahan yang memukau. Lautan mengatur iklim global, menyediakan oksigen, dan makanan. Namun, ancaman seperti pencemaran plastik, pemanasan global, dan eksploitasi berlebihan sumber daya laut menjadi lebih nyata. Kita sering lupa bahwa lautan adalah sistem yang tidak dapat dipertahankan. Pencemaran plastik, misalnya, telah merusak ekosistem laut yang sangat besar. Hewan laut seperti penyu, burung, dan ikan terjerat atau memakan plastik yang dibuang ke lautan. Hal ini mengancam tidak hanya spesies itu sendiri, tetapi juga kesehatan manusia melalui rantai makanan. 

Meskipun demikian, Hari Peristiwa Laut dan Samudra tidak hanya menampilkan masalah tetapi juga mendorong tindakan nyata. Sebagai individu, kita dapat memulai dengan tindakan kecil seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mendukung produk berkelanjutan, dan menekankan pentingnya kebijakan perlindungan laut. Lebih dari itu, kerja sama internasional diperlukan untuk memerangi polusi laut dan penangkapan ikan ilegal di seluruh dunia. Hari ini adalah pengingat bahwa kesehatan lautan sangat penting untuk kelangsungan hidup kita. Dengan kesadaran dan tindakan kolektif, kita dapat menjaga kekayaan lautan untuk generasi mendatang.

Melestarikan Sejarah dan Nilai-nilai Kepahlawanan

Mengingat Perjuangan: Hari Peristiwa Laut dan Samudra adalah waktu untuk mengingat para pahlawan laut yang telah berjuang untuk menjaga kedaulatan negara. Kita dapat meneladani semangat perjuangan dan nasionalisme mereka dengan mengingat sejarah mereka.

Menghormati Jasa Pahlawan: Kita harus menghormati para pahlawan laut dengan cara yang pantas. Kita dapat mengadakan kegiatan tambahan selain upacara peringatan, seperti ziarah ke makam pahlawan atau mengadakan kompetisi dengan tema bahari.

Mendidik Generasi Muda: Generasi muda harus terus belajar tentang perjuangan laut. Mereka harus memahami pentingnya laut bagi bangsa Indonesia dan menghargai jasa para pendahulu.

Pentingnya Laut bagi Kehidupan Bangsa

Sumber Daya Alam: Sumber daya alam laut sangat kaya. Di dalamnya terdapat berbagai macam energi, ikan, dan mineral yang sangat membantu kehidupan manusia.

Jalur Transportasi: Laut adalah jalur transportasi penting lainnya. Jalur laut adalah tempat sebagian besar perdagangan internasional dilakukan.

Pariwisata: Indonesia memiliki potensi wisata bahari yang sangat besar. Kita dapat mengembangkan industri pariwisata yang berkelanjutan dengan menjaga kelestarian laut.

Tantangan dan Peluang di Sektor Kelautan

Ancaman terhadap Ekosistem Laut: Beberapa ancaman besar terhadap ekosistem laut termasuk pencemaran, penangkapan ikan yang berlebihan, dan perubahan iklim.

Pentingnya Pengelolaan Sumber Daya Laut yang Berkelanjutan: Pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan adalah kunci untuk memecahkan masalah tersebut. Ini dapat dicapai melalui penegakan hukum yang kuat, teknologi yang lebih ramah lingkungan, dan peningkatan kesadaran publik.

Potensi Ekonomi Biru: Istilah "ekonomi biru" mengacu pada gagasan bahwa pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dapat dicapai melalui pengoptimalan sumber daya laut. Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi ekonomi biru.

Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Melindungi Laut

Peran Pemerintah: Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam melindungi laut. Beberapa tugas pemerintah antara lain menetapkan regulasi yang jelas, memberikan anggaran yang cukup untuk sektor kelautan, dan bekerja sama dengan negara tetangga.

Peran Masyarakat: Untuk menjaga kelestarian laut, masyarakat sangat penting. Kami dapat membantu dengan menghindari pembuangan sampah sembarangan, mengurangi penggunaan plastik, dan berpartisipasi dalam upaya konservasi laut.

Hari Peristiwa Laut dan Samudra mengingatkan kita akan pentingnya laut bagi kehidupan bangsa. Laut adalah sumber daya alam yang kaya dan merupakan bagian penting dari budaya dan identitas laut kita. Namun, saat ini laut kita menghadapi ancaman seperti pencemaran, penangkapan ikan yang berlebihan, dan perubahan iklim. Untuk mengatasi masalah ini, kita harus mengubah perspektif tentang pengelolaan laut. Kita harus melihat laut sebagai rumah bagi berbagai makhluk hidup selain sebagai komoditas yang dapat dieksploitasi semaksimal mungkin. Mari kita berkomitmen bersama untuk menjaga kelestarian laut untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang.

Laut adalah warisan bersama yang memberikan kehidupan dan kesejahteraan bagi semua makhluk di bumi. Menjaga laut bukanlah tentang memilikinya untuk kepentingan pribadi, tetapi tentang melindungi ekosistemnya agar tetap lestari bagi seluruh makhluk hidup. Masyarakat harus bersama-sama mengambil peran aktif dalam mengurangi pencemaran, mendukung konservasi, dan memastikan bahwa kekayaan laut dikelola secara adil dan berkelanjutan. Dengan bergandengan tangan, kita dapat menjaga laut sebagai sumber kehidupan bersama, bukan sekadar aset pribadi. Mari beraksi sekarang untuk melindungi laut bagi generasi mendatang.


Reporter: Muhammad Alif Maulana

Editor: Redaksi

02 January 2025

Dunia kelam

Foto: Pixabary.com

www.lpmalkalam.com- Malam Jumat 23 Desember 2004 seluruh penjuru Nanggroe Aceh Darussalam melantunkan ayat-ayat-Nya.

Disebuah bilik tampak seluruh anggota keluarga mengatakan "Allahu Akbar," lantas beribadah kepada Rabb-Nya.

Tak lama sesudah itu seorang anak melantunkan sebuah doa "Aku ingin hidup lebih lama."

25 Desember 2004 tepat perayaan Natal tiba.

Umat Kristiani menuju gereja, berdoa kepada Tuhan-nya. 

Seorang umat itu mengatakan "Ya Tuhan, berikan aku kesempatan hidup di masa akan datang."

Malam Minggu, 25 Desember 2004 

Semua orang bergembira, penuh kasih kepada sanak saudaranya

Seakan tak terlintas gelombang besar hendak menghancurkan semua

Minggu, 26 Desember 2004

Di ufuk timur fajar memeluk Aceh

Cahaya pagi menjanjikan keindahan 

Hamparan laut menjadi saksi

Akan Gelombang kelam masa itu 

Melodi indah bergemuruh syahdu diiringi isak tangis bayi

Menggores luka, menggeliat, tercipta pilu, tak berkesudahan

Harapan baru melenggu jiwa yang tertinggal

Kenangan mengunci mereka pada hari itu

Pada pukul yang merampas segalanya

Doa tercipta ditengah puing-puing reruntuhan

Seolah menggantung tanpa arah, menjadi harapan semu 

Tangan yang menggenggam, menadah, menggantungkan suatu harapan

Keindahan Aceh seakan tergarap habis

Gelombang setinggi 30 meter 

Menghantam daratan luas 

Membawa kisah kelam yang tidak pernah mereka bayangkan

Tiap puing bergeming dalam bisu

Ruang yang tidak berisi irama

Dengan tubuh gemetar, menuju hamparan gelap kala terang 

Melihat aceh lenyap dihantam gempa dan tsunami 

Sebuah kapal terseret jauh dari perairan

Rumah hancur tak berkeping

Mayat berhamburan tanpa nama

Isak tangis menyelimuti seluruh penjuru Aceh

Luka tak berkesudahan

Mati menelan kenyataan

Doa-doa mulai tergantung dilangit

Menciptakan kenangan kelam tak terlupakan

Selang kejadian para keluarga mencari keluarga nya

Seorang anak bertanya pada ibunya

"Ibu, dimana letak pusara ayah aku hendak berkunjung."

Dengan suara parau sang ibu menjawab "nak, pusara ayah tak bertempat namun ayah berada disamping-Nya."


Karya: Ririn Dayanti Harahap & Halifah Tarisah Hani 

05 December 2024

Rintik Penyesalan di Pelupuk Waktu

www.lpmalkalam.com- 

Ibu, Ayah,

Di balik teduh kasih yang kau semai,

Ada aku yang kadang lalai,

Melepas sabar dari genggam,

Membuat luka tanpa kusadari dalam diam.

Maafkan aku,

Yang sering lupa pada pengorbananmu,

Sikapku yang tajam,

Melukai lembut hatimu yang penuh pelukan hangat.

Kadang suaraku meninggi,

Membelah sunyi di antara cinta yang tak pernah mati.

Padahal aku tahu, di setiap teguranmu,

Ada kasih yang tak akan berkhianat waktu.

Ayah, maaf untuk keras kepalaku,

Untuk hari-hari yang kuisi dengan keluh dan amarah.

Aku lupa pada peluhmu yang membasahi tanah,

Pada langkah beratmu yang tak pernah menyerah.

Ibu, maaf untuk tatapan matamu,

Yang kadang kutepis dengan egoku.

Padahal dari sanalah aku tahu cinta,

Yang tak pernah meminta balasan apa-apa.

Kini, aku menyesal,

Seperti rintik hujan yang tak mampu menghapus debu di jalan.

Namun aku berharap,

Doa-doaku mampu menghapus sakit yang pernah kubuat.

Ibu, Ayah,

Maaf untuk semua kata yang menyakitimu,

Untuk sikap yang tak mencerminkan rinduku.

Aku janji, aku belajar menjadi lebih baik,

Mencintai dengan cara yang kau ajarkan dalam setiap detik.

Semoga pelukku,

Walau kecil dibanding pengorbananmu,

Bisa menjadi penawar luka,

Menjadi sinar di hari-harimu yang penuh doa.



Karya:Putri Ruqaiyah (Magang)

 

Ayah, Tulang Punggungku

Foto: Pixabary.com

www.lpmalkalam.com-

Di bawah langit yang biru dan luas,

Ada cerita yang kau bawa tanpa putus.

Langkah-langkahmu mengukir jejak pasti,

Menembus batas hari demi hari.

Kau bangun sebelum fajar merekah,

Menyambut dunia dengan napas yang lelah.

Namun, tak pernah kau keluhkan hidup,

Hanya senyum yang tersisa, meski tubuh tertunduk.

Ayah, engkau adalah dinding yang kokoh,

Yang melindungiku dari angin dan amarah.

Meski tak sering bicara, kasihmu nyata,

Tertanam dalam setiap tindakan sederhana.

Aku ingat tanganmu yang kasar,

Namun sentuhannya selalu lembut, benar.

Dari keringatmu mengalir kehidupan,

Dari usahamu terbitlah harapan.

Engkau menahan langit agar tak runtuh,

Menggenggam dunia dengan kedua tanganmu.

Beban berat tak kau biarkan jatuh,

Karena kau tahu, keluargamu bergantung padamu.

Ayah, tulang punggung rumah ini,

Dalam diam, kau berjuang tanpa pamrih.

Terkadang aku lupa melihat lelahmu,

Terkadang aku alpa memahami pilumu.

Kini aku mengerti, setiap langkah yang kau lalui,

Adalah doa yang kau panjatkan untuk kami.

Setiap lelah yang kau rasa di tubuh,

Adalah tanda cinta yang tak pernah berubah.

Ayah, doaku untukmu tak akan pudar,

Semoga bahagia senantiasa mendekapmu hangat.

Kau adalah pahlawan dalam hidupku,

Tulang punggungku, selamanya aku rindu.


Karya: Putri Ruqaiyah (Magang)

Anak Mandiri

www.lpmalkalam.com-

Aku berjalan dengan langkah tegap,

Meski kadang goyah, tak pernah lelap,

Dalam sepi, dalam gelap,

Kupeluk erat mimpi yang kudekap.

Tak ada tangan yang selalu menggenggam,

Tak ada bisikan yang selalu meredam,

Namun dalam sunyi, aku belajar bertahan,

Menempa diri, tanpa ragu dan beban.

Kupahami dunia tak selalu ramah,

Kadang menantang, kadang pasrah,

Namun di setiap luka yang merekah,

Kutemukan kekuatan, tumbuh tanpa keluh kesah.

Aku anak mandiri,

Yang tak gentar walau sendiri,

Berlari mengejar apa yang pasti,

Mengukir masa depan dengan tangan ini sendiri.

Dengan tekad yang kukuh, tanpa pamrih,

Aku melangkah, takkan letih,

Dalam perjalanan ini aku temukan arti,

Bahwa aku kuat, aku mampu berdiri.


Karya: Juramaida Ziliwu (Magang)

Perjalanan Juramaida ke Kota Lhokseumawe: Mewujudkan Impian Kuliah di IAIN Lhokseumawe

Foto: www.iainlhokseumawe.ac.id

www.lpmalkalam.com- Pagi itu, aku terbangun dengan semangat membara. Setelah berbulan-bulan berjuang dan belajar, aku akhirnya diterima di Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe, kampus yang selama ini aku impikan. Kabar itu membuatku tidak sabar untuk memulai petualangan baru dalam hidupku.

Setelah berpamitan dengan keluargaku, aku mengemas ransel dengan hati-hati. Aku memasukkan buku-buku pelajaran, beberapa pakaian, dan makanan ringan yang disiapkan ibuku. "Jaga diri, ya, Maida. Belajar yang baik dan jangan lupa berdoa," kata ibu sambil memelukku erat. Dengan semangat dan harapan, aku melangkah keluar rumah menuju Terminal Amplas di Medan.

Sesampainya di terminal, suasana ramai langsung menyambutku. Bus-bus besar berdiri di sepanjang jalan, dan penumpang datang dan pergi. Aku membeli tiket untuk bus yang menuju Lhokseumawe. Sambil menunggu, aku melihat sekeliling, merasakan kebisingan dan kesibukan yang membuatku sedikit cemas. Namun, rasa semangatku untuk kuliah mengalahkan semua ketakutan itu.

Setelah beberapa saat, bus yang ditunggu akhirnya tiba. Aku mencari tempat duduk dan merasa lega ketika bisa duduk di samping jendela. Dengan senyum di wajah, aku melihat pemandangan kota Medan yang mulai menjauh. Setelah bus melaju, aku menyaksikan pemandangan alam yang indah—sawah hijau yang membentang, bukit-bukit yang berdiri megah, dan pohon-pohon yang menghiasi sepanjang perjalanan. Perjalanan ini bukan hanya tentang berpindah tempat, tetapi juga tentang menuju cita-cita.

Selama perjalanan, aku berbincang dengan penumpang di sampingku, seorang mahasiswa dari Medan yang juga akan kuliah di Lhokseumawe. Kami berbagi cerita tentang harapan dan pengalaman hidup. Aku merasa senang bisa bertemu dengan orang-orang baru yang memiliki tujuan yang sama.

Setelah lima belas jam perjalanan, bus akhirnya memasuki Kota Lhokseumawe. Aku bisa melihat laut di kejauhan dan merasakan angin segar yang menerpa wajahku. Tak lama kemudian, bus berhenti di terminal, dan aku melangkah keluar dengan penuh rasa syukur. Aku memesan grab untuk membawaku ke kampus.

Di grab, aku  memperhatikan suasana Lhokseumawe yang berbeda dari Medan. Jalanan yang lebih sepi, rumah-rumah yang sederhana, dan suara ombak di dekat pantai memberikan nuansa baru. Aku merasa bersemangat ketika grab akhirnya tiba di depan Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe.

Sesampainya di kampus, aku takjub melihat gedung-gedung yang megah dan suasana yang hangat. Aku segera menuju gedung rektorat untuk mendaftar ulang dan mengikuti orientasi mahasiswa baru. Di sana, aku bertemu dengan banyak teman baru, dan kebersamaan itu membuatku merasa lebih nyaman dan bersemangat.

Orientasi berlangsung selama beberapa hari, diisi dengan berbagai kegiatan yang mengenalkan mahasiswa baru pada lingkungan kampus. Aku belajar banyak tentang visi misi kampus, fasilitas yang tersedia, dan berbagai kegiatan kemahasiswaan. Aku merasa beruntung bisa menjadi bagian dari institusi yang memiliki komitmen tinggi dalam pendidikan agama.

Hari-hari berlalu, aku mulai menyesuaikan diri dengan kehidupan baru di Lhokseumawe. Aku aktif mengikuti kelas dan berusaha belajar dengan giat. Setiap malam, saat mengerjakan tugas, aku selalu teringat akan pesan ibu untuk tidak lupa berdoa dan bersyukur atas kesempatan ini.

Dengan tekad dan semangat yang kuat, aku yakin bahwa perjalanan dari Medan ke Lhokseumawe ini adalah langkah awal menuju masa depan yang gemilang. Aku siap menghadapi segala tantangan dan meraih impian untuk menjadi seorang sarjana yang berkualitas dan berkontribusi bagi masyarakat. Di dalam hati, aku percaya bahwa setiap usaha dan doa tidak akan sia-sia.


Oleh: Juramaida Ziliwu (Magang)

Editor: Redaksi

FOMO Senja, Tapi Lupa Waktu Magrib?

Foto: Pixabary.com

www.lpmalkalam.com- Dahulu, sebelum teknologi seperti gadget mulai mendominasi kehidupan sehari-hari, waktu Magrib dianggap sebagai momen yang sangat penting dan sakral. Ada kepercayaan yang kuat bahwa saat itu adalah waktu di mana jin dan setan mulai berkeliaran, sehingga orang-orang cenderung menjaga anak-anak mereka agar tidak keluar rumah. Hal ini sejalan dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah RA:

"Ketika malam mulai datang, atau saat kalian memasuki waktu sore, tahanlah anak-anak kalian karena setan sedang berkeliaran. Jika sudah lewat sedikit dari awal malam, barulah kalian boleh melepaskan mereka. Tutuplah pintu-pintu sambil menyebut nama Allah, karena setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup." (HR. Bukhari dan Muslim).

Namun, di era modern ini, nilai-nilai tersebut sering kali diabaikan. Banyak orang terutama generasi muda, justru memanfaatkan waktu Magrib untuk melakukan aktivitas seperti nongkrong di pantai demi menikmati keindahan matahari terbenam. Dikutip  dari website kumparan.com dari artikel yang berjudul "Pandangan Islam Mengenai Gen Z yang menunda Salat Maghrib Demi Menikmati Senja "yang ditulis Syafnita Putri Zafirah, bahwa fenomena ini sebagian besar dipengaruhi oleh budaya FOMO (Fear of Missing Out), yakni perasaan takut ketinggalan tren atau pengalaman yang sedang populer, yang sering kali dipicu oleh media sosial.

Unggahan foto-foto indah matahari terbenam di pantai, misalnya, membuat banyak orang tergoda untuk ikut merasakan momen tersebut, meskipun itu berarti melewatkan waktu Magrib. Akibatnya, Magrib yang dulu menjadi waktu refleksi spiritual kini sering kali terabaikan demi kesenangan sesaat. Sedangkan "Sepaleh-paleh ureng jameun" tetap merasa janggal ketika meninggalkan shalat magrib. 

Tentu menikmati keindahan alam adalah salah satu cara bersyukur kepada Allah SWT atas ciptaan-Nya. Namun, tetap penting bagi kita untuk tidak melupakan kewajiban dan menjaga prioritas. Menikmati keindahan alam seperti sunset seharusnya tidak membuat kita lalai akan waktu Magrib. Solusinya sederhana: Manfaatkan waktu sore dengan baik dan pastikan untuk pulang sebelum azan Magrib berkumandang.


Oleh: Wirdhatul Liska (Magang)

Editor: Redaksi 


 

Rahasia Awet Muda dan Kulit Glowing dengan Khasiat Luar Biasa Sirih Cina

www.lpmalkalam.com- Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa sirih cina, tanaman herbal yang mudah ditemukan, memiliki kandungan antioksidan tinggi yang mampu melawan radikal bebas penyebab penuaan dini. Kandungan vitamin C dan E dalam sirih cina juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit, membuatnya lebih cerah dan bercahaya. Para ahli menyarankan untuk mengonsumsi sirih cina secara teratur, baik dalam bentuk teh maupun sebagai bahan tambahan dalam masakan, untuk mendapatkan manfaat.

dr. Sulaiman mengatakan banyak sekali manfaat dalam sirih cina, "Manfaatnya adalah mengobati infeksi kulit seperti bisul dan jerawat, mengobati luka bakar, dan menurunkan tekanan darah tinggi," tuturnya.

Dikutip dari ejournal.iainbukittinggi.ac.id oleh Syifa mengungkapkan bahwa tanaman herbal, sirih cina menawarkan berbagai manfaat bagi kesehatan, terutama untuk kulit dan sistem imun, serta menjaga kesehatan pencernaan. Ekstrak daun sirih cina telah terbukti dapat melindungi lapisan lambung dan membantu mengatasi masalah pencernaan seperti maag dan diare.

Daun sirih cina memiliki potensi manfaat kesehatan yang menjanjikan. Namun, penggunaannya harus dilakukan dengan bijak dan selalu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.


Reporter: Neza Azharni (Magang)

Editor: Redaksi


 

Bagaimana Sebuah Film Mempengaruhi Manusia?


www.lpmalkalam.com- Film memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan kita, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai bentuk seni yang kuat, film mampu mempengaruhi cara kita berpikir, merasa, dan bertindak.

Dilansir dari jurnal stekom.ac.id oleh Gusti Ayu Tita P dengan artikelnya berjudul 'Pengaruh Film Terhadap Cara Pandang Generasi Muda', beberapa cara  film dapat memengaruhi hidup kita sehari-hari. Pertama-tama, film dapat menjadi sumber hiburan dan pelarian dari kehidupan sehari-hari yang penuh tekanan. Menonton film favorit kita dapat membawa kita ke dunia fantasi yang berbeda dan memberikan kesempatan untuk bersantai dan melepaskan diri dari stres.

Selain itu, film juga dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi. Kisah-kisah yang ditampilkan dalam film seringkali mengandung pesan moral, nilai-nilai positif, dan cerita tentang keberhasilan yang dapat memotivasi kita untuk mengejar impian dan mengatasi rintangan dalam hidup.

Film juga memiliki kekuatan untuk membangun empati dan pemahaman terhadap pengalaman orang lain. Dengan menyajikan berbagai cerita dan karakter yang beragam, film membantu kita memahami perspektif orang lain, merasakan emosi yang berbeda, dan membuka pikiran kita terhadap keberagaman manusia.

Selain itu, film juga dapat menjadi alat pendidikan yang efektif. Film dokumenter, misalnya, dapat memberikan wawasan mendalam tentang topik-topik tertentu, sementara film-film sejarah membantu kita memahami peristiwa masa lalu dan dampaknya pada zaman sekarang.

Adapun pengaruh film terhadap cara pandang generasi muda memiliki kekuatan untuk membangun komunitas dan mempererat hubungan antarmanusia. Diskusi tentang film, pertemuan untuk menonton bareng, atau bahkan cosplay karakter film dapat menciptakan ikatan sosial yang kuat dan memperkaya kehidupan sosial kita.


Oleh: T. Akmal Rizki Phonna (Magang)

Editor: Redaksi

Tak Hanya Perbaiki Kesehatan Fisik, Ternyata Olahraga Punya Manfaat yang Cukup Banyak

Foto: Pixabary.com

www.lpmalkalam.com- Olahraga telah menjadi bagian penting dalam kehidupan modern. Bukan hanya sekadar aktivitas fisik, olahraga membawa beragam manfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan kita. Dalam tulisan ini, akan dibahas beberapa manfaat penting dari berolahraga secara teratur.

Dikutip dari https://halodoc.com oleh dr.Fadhil Rizal Makarim mengungkapkan olahraga membantu menjaga kesehatan fisik. Dengan berolahraga secara teratur, kita dapat meningkatkan kekuatan dan daya tahan tubuh, mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Selain itu, olahraga juga dapat membantu menjaga berat badan yang sehat dan meningkatkan kesehatan jantung.

Tak hanya manfaat fisik, olahraga juga berdampak positif pada kesehatan mental. Aktivitas fisik dapat merangsang produksi endorfin dalam otak, yang dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres. Berolahraga secara teratur juga dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi risiko depresi dan kecemasan.

Olahraga juga memainkan peran penting dalam membangun disiplin dan ketekunan. Dengan menjadwalkan waktu untuk berolahraga, kita belajar untuk mengatur waktu dengan lebih efektif dan mengembangkan kebiasaan yang sehat. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan fokus dan produktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

Berolahraga juga dapat menjadi sarana untuk membangun hubungan sosial. Melalui berbagai kegiatan olahraga seperti tim olahraga atau kelas kebugaran, kita dapat bertemu dengan orang-orang baru dan memperluas lingkaran sosial kita. Hal ini dapat membantu meningkatkan rasa keterhubungan dan kebahagiaan secara keseluruhan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa olahraga memiliki dampak yang sangat positif dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjaga kesehatan fisik dan mental, membangun disiplin, serta memperluas jaringan sosial, berolahraga merupakan kegiatan yang sangat penting untuk kesejahteraan kita secara keseluruhan. Maka dari itu, mari kita tetap aktif dan menjadwalkan waktu untuk berolahraga secara teratur demi kesehatan dan kebahagiaan kita.


Oleh: T. Akmal Rizki Phonna (Magang)

Editor: Redaksi

Merendahkan Orang Lain, Cerminan Sifat Diri Sendiri yang Sesungguhnya

Foto: Pixabary.com
www.lpmalkalam.com- Mengomentari atau merendahkan orang lain kerap dianggap sebagai tindakan yang menunjukkan superioritas. Namun, jika dilihat lebih dalam, merendahkan orang lain sebenarnya lebih mencerminkan sifat pelakunya dibandingkan kekurangan pada orang yang direndahkan.

Ketika seseorang melontarkan kata-kata yang meremehkan, itu sering kali berasal dari rasa tidak aman dalam dirinya. Mereka berusaha menutupi kelemahan sendiri dengan mengalihkan perhatian kepada kekurangan orang lain. Dengan merendahkan, mereka merasa lebih unggul, meskipun itu hanyalah ilusi yang diciptakan untuk mengatasi rasa rendah diri mereka.

Perilaku ini juga mencerminkan kurangnya empati dan kedewasaan emosional. Orang yang matang secara emosional cenderung memilih kata-kata yang membangun daripada menjatuhkan. Mereka paham bahwa merendahkan orang lain bukanlah cara untuk memperbaiki hubungan atau menyelesaikan masalah.

Selain itu, tindakan merendahkan juga memperlihatkan kurangnya kepercayaan diri. Orang yang percaya pada kemampuan dan nilai dirinya tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain, apalagi dengan cara yang merendahkan. Sebaliknya, mereka yang sering menghakimi atau mengejek menunjukkan bahwa mereka mencari validasi dengan cara yang salah.

Bagi yang menjadi korban, penting untuk memahami bahwa ejekan atau penghinaan bukanlah cerminan diri mereka, melainkan refleksi dari pelaku. Dengan tidak memberikan reaksi yang emosional, korban dapat menunjukkan bahwa penghinaan itu tidak memiliki kekuatan untuk memengaruhi harga diri mereka.

Sebagai masyarakat, kita perlu mendorong budaya menghormati satu sama lain. Menghargai orang lain, baik dalam tindakan maupun ucapan, adalah bentuk penghargaan.


Oleh: Putri Ruqaiyah (Magang)

Editor: Redaksi

Kulit Tan: Mengapa Tidak Masuk dalam Standar Kecantikan?

Foto: Pixabary.com

www.lpmalkalam.com- Standar kecantikan sering kali dipengaruhi oleh norma sosial, media, dan sejarah. Salah satu fenomena yang masih menjadi perbincangan adalah bagaimana kulit berwarna tan atau sawo matang sering kali dianggap kurang sesuai dengan standar kecantikan, terutama di negara-negara Asia, termasuk Indonesia.

Di banyak wilayah, kulit cerah sering kali dikaitkan dengan status sosial tinggi dan kecantikan ideal. Pandangan ini berakar dari zaman kolonial, di mana kulit putih dianggap sebagai simbol kekuasaan dan kemakmuran. Akibatnya, industri kecantikan memasarkan produk pemutih kulit secara masif, mengesankan bahwa kulit cerah adalah prasyarat untuk dianggap menarik.

Namun, pandangan ini mulai mendapat kritik luas. Aktivis dan tokoh kecantikan berargumen bahwa standar kecantikan seperti ini diskriminatif dan merugikan keberagaman alami warna kulit manusia. Kampanye kesadaran tentang kecantikan inklusif kini mulai bermunculan. Beberapa merek kecantikan besar telah mengubah strategi pemasaran mereka untuk mendukung representasi berbagai warna kulit. Meski demikian, perjalanan menuju penerimaan penuh terhadap kulit tan masih panjang.

Masyarakat perlu terus didorong untuk mematahkan stigma lama ini, dan mengakui bahwa kecantikan sejati tidak dibatasi oleh warna kulit tertentu. Kecantikan adalah keberagaman, dan setiap individu berhak merasa percaya diri dengan warna kulit alami mereka.

Dengan perubahan persepsi dan peningkatan kesadaran, harapannya kulit tan tidak lagi dipinggirkan, tetapi diakui sebagai bagian dari keindahan manusia yang kaya akan variasi.


Oleh: Putri Ruqaiyah (Magang)

Editor: Redaksi

Pers Mahasiswa AL-Kalam, IAIN Lhokseumawe Phone. 0852 6017 5841 (Pimpinan Umum). Powered by Blogger.