![]() |
Foto: Pixabay.com |
Aku tumbuh dari sunyi yang panjang,
Di rumah yang penuh suara, tapi tak kupahami terang.
Ayah, Ibu, wajah kalian selalu kurindu,
Tapi cinta kalian seperti bayang ada, tapi tak menyentuhku.
Aku berjalan di lantai dingin tanpa pelukan,
Menata harapan yang gugur satu per satu di ruang makan.
Kalian bicara tentang masa depan,
Tapi tak pernah bertanya: “Apa kabarmu, nak?” dengan kehangatan.
Aku menyayangi kalian dalam diam,
Dalam doaku yang lirih saat malam menelan gemintang.
Namun semakin aku ingin dekat,
Semakin aku tahu: aku tak pernah jadi tempat kalian menetap.
Aku tak benci tidak akan pernah.
Tapi aku lelah mengeja cinta yang tak pernah selesai terbaca.
Maka jika nanti kita bertemu di jalan yang asing,
Biarkan aku jadi orang lain yang tak perlu kalian panggil dengan nama sendiri.
Sumber: Rilis