HEADLINE

Latest Post
Loading...

05 December 2023

Tanah Kudeta

Foto: pexels.com

Indahnya tanah kudeta. Pamanku memiliki sawah yang luasnya terbentang, namun sayang itu hanya tanah hasil ganyang. 

Sesekali aku membayang, kenapa dan untuk apa pamanku bertindak seperti bumerang, arogan saat ia datang, tanah rampasan akan didapat dan ia kan menghilang. 

Tanah yang indah ini kini dihiasi ilalang dan tempat anak anak bermain layang. Pagi dihiasi kumbang, malam dihiasi kunang kunang. 

Tak peduli apa kata orang, tanah kudeta yang akan tetap dikenang. Tanah rampasan atas dasar menang.


Karya: Fathin Syifa (magang)

17 November 2023

Anak-Anak Desa Naman Jahe Antusias Ikuti Bimbel Ceria

Foto: IST

www.lpmalkalam.com-  Kamis, (16/11/2023), anak-anak desa Naman Jahe mengikuti BimBel (Bimbingan Belajar) Ceria yang diadakan oleh mahasiswa KPM kelompok 54 IAIN Lhokseumawe yang bertempat di Mesjid Raya Naman Jahe, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

BimBel Ceria diadakan setiap dua kali dalam seminggu. BimBel ini merupakan perwujudan pengabdian terhadap masyarakat sebagai program kerja dari KPM kelompok 54 yang bertugas di desa Naman Jahe, Langkat.

Dalam BimBel Ceria, anak-anak diajarkan berbagai hal salah satunya yaitu mengaji. Untuk mengaji, anak-anak dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok Iqra' dan Al-Qur'an. Selain itu, anak-anak juga belajar bahasa Arab yang diajarkan langsung oleh mahasiswa KPM kelompok 54 IAIN Lhokseumawe.

Foto: IST

Salah Satu anak didik bernama Sarah yang masih berumur 4 tahun begitu tertarik mengikuti BimBel Ceria ini, "suka sekali ikut diajarin kakak-kakak, biasanya cuma ngaji tapi sekarang diajarin bahasa Arab dan bernyanyi juga lagi", ungkapnya.

Saiful Bahri selaku guru mengaji anak-anak  mengharapkan, "semoga dengan adanya BimBel Ceria ini dapat menambah kecintaan anak-anak terhadap Al-Qur'an dan menumbuhkan semangat keislaman", harapnya.


Reporter: Yuli Damayanti

Editor: Redaksi

30 January 2023

Mahasiswa IAIN Lhokseumawe Ziarah ke Makam Tgk Chik Awe Geutah, Ulama Sufi Pada Masanya

Foto: IST

www.lpmalkalam.comPada hari Sabtu tanggal 3 Desember 2022 jam 11.30 WIB, kami berziarah ke makam Tgk Chik Awe Geutah yang terletak di Gampong Awe Geutah, Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen. Di kesempatan kali ini kami bertiga Muhammad Rizky Azdillah, Eka Munanda dan Firza Humaira yang merupakan mahasiswa IAIN Lhokseumawe. Tujuan kami ke makam Tgk Chik Awe Geutah yaitu untuk berziarah dan juga untuk mengetahui sedikit banyaknya sejarah masa hidup beliau.

Lokasinya sekitar 6 Km dari jalan raya Medan-Banda Aceh. Di makam tersebut ada keturunan ketujuh dari Tgk Chik Awe Geutah yang memandu siapa saja yang berziarah kesana. Awalnya kami dikira ingin mengambil tarikat, namun setelah kami jelaskan barulah kami bertanya jawab seputaran kisah hidup Tgk Chik Awe Geutah.

Informasi yang kami peroleh bahwa Tgk Chik Awe Geutah mempunyai hubungan erat dengan Tgk Chik Tanoh Abee, Jantho, Kabupaten Aceh besar, Banda Aceh. Beliau mengatakan jika ingin memperoleh informasi yang lebih maka alangkah baiknya juga berziarah ke makam Tgk Chik Tanoh abee.
Foto: IST
Di area pemakaman tidak diperbolehkan untuk memfoto dan memvideokan keadaan disana. Pada hari itu, Banyak orang yang berziarah ke makam Tgk Chik Awe Geutah dengan tujuan untuk menunaikan nazar. Ternyata banyak orang yang bernazar di makam ini. Disamping makam terdapat balee khalut (balai khalut) yang sudah berusia 1000 tahun lebih, disampingnya juga terdapat sumur yang airnya boleh diambil untuk diminum, cuci muka dan menyembuhkan penyakit. Sebelum pulang kami juga sempat meminumnya dan membawa pulang. Pengambilan air sumur ini harus cucu beliau yang menimbanya.
Foto: IST
Di luar area makam juga terdapat  beberapa rumah adat Aceh. Satu diantaranya yang masih terawat, usia rumah tersebut lebih kurang 700 tahun sedangkan yang lain pembangunannya terhenti dan belum siap. Di depan rumah adat Aceh ini kami diperbolehkan untuk berfoto. Di rumah ini menetap keturunan-keturunan dari Tgk Chik Awe Geutah. Letak makam beliau di bawah rumah yang beliau tempati semasa hidupnya. Karena rumahnya model panggung atau Rumoh Aceh, jadi di bawah rumah tersebut beliau dimakamkan. 


Penulis: Muhammad Rizky Azdillah (Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam semester V)
Editor: Redaksi


17 December 2022

Menguak Sejarah di Museum Kota Juang

Foto: IST

www.lpmalkalam.comPada Sabtu, 3 Desember 2022 pukul 14.30 WIB kami mengunjungi Museum Kota Juang yang terletak di Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen. Di kesempatan ini kami bertiga yaitu Muhammad Rizky Azdillah, Eka Munanda dan Firza Humaira yang merupakan mahasiswa IAIN Lhokseumawe memutuskan untuk mengunjungi Museum Kota Juang ini bersama demi mengetahui langsung mengenai sejarah yang ada di Kota Bireuen.

Disana kami memperoleh informasi dari narasumber di Museum tersebut, diantaranya yaitu: Museum ini dibangun pada tahun 2019 dan diresmikan pada tahun 2021. Makanya banyak orang yang belum mengetahui bahwa di Bireuen ada museum yang terletak di Jl. T. Pulo Kiton, Gampong Baro, Kec. Kota Juang, Kabupaten Bireuen, Aceh. Bireuen pernah menjadi ibu kota Negara Indonesia selama seminggu ketika kedatangan Presiden Soekarno ke Bireuen.

Di dalam museum juga terdapat sejumlah foto tokoh-tokoh yang berjasa di Bireuen. Foto tersebut merupakan hasil lukisan yang dipajang di dalam museum. Museum ini berbentuk rumah Aceh atau rumah panggung yang dibawahnya dilengkapi dengan alat-alat tradisional seperti kroeng pade, jeungki dan peuneurah plik. Terdapat pula sejumlah koleksi dari ibu Hj. Noor Balqis, S.Psi, beliau merupakan perempuan Aceh pertama yang menjadi anggota DPR-RI dan juga sebagai penggagas berdirinya museum ini. Koleksinya berupa cinderamata dari berbagai negara khususnya Turki, dikarenakan ibu Noor Balqis merupakan keturunan Turki dan Portugis yang tinggal di Aceh. Ayah beliau H. Abu Bakar bin Ibrahim bin Salem Bey mempunyai jasa besar terhadap Kabupaten Bireuen.

Di dalam rumah Aceh ini terdapat berbagai macam barang antik nan unik, seperti guci yang dipakai zaman dahulu untuk menyimpan asam sunti, piring-piring antik bahkan ada yang berasal dari dinasti Ming, berbagai jenis rencong dari ukuran kecil sampai besar, alat musik tradisional Aceh yaitu rapa’i. Dan tak kalah menarik di dalam museum terdapat pelaminan adat Aceh yang bisa digunakan untuk berfoto-foto.

Di samping museum terdapat replika dari Meuligoe Bupati Bireuen yang  sekarang sering digunakan untuk tempat foto prewedding. Desain replika Meuligoe ini sangat indah dan Persis seperti aslinya meskipun ukurannya agak kecil. Meuligoe Bupati yang asli memiliki empat kamar, sedangkan ini hanya terdapat tiga kamar. Di Meuligoe Bupati inilah bapak Presiden Soekarno tinggal saat beliau berkunjung ke Bireuen.

Di depan museum terdapat berbagai replika monumen yang terdiri dari monumen Kerajaan Jeumpa, Radio Rimba Raya dan Tugu Bireuen. Di depan museum juga dihiasi dengan berbagai tanaman cantik yang membuat suasana sangat asri.
Foto: IST
Di sana, kami disambut dengan baik oleh petugas museum yang akrab disapa Kak Nora. Kami juga sempat berjumpa langsung dengan ibu Hj. Noor Balqis, S.Psi dan shalat ashar di dalam rumah replika Meuligoe Bireuen. Kami juga membawa pulang pin dan gantungan sebagai kenang-kenangan dari Museum Kota Juang Bireuen.

Kami merasa sangat antusias sekali dengan hal-hal yang kami dapati pada kunjungan kali ini. Kami berharap kedepannya museum ini dapat menjadi tujuan para pengunjung yang ingin pergi ke Kota Bireuen. Karena selain tempatnya yang menarik juga dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan seputar sejarah Aceh dan Kota Bireuen. Sehingga dapat menumbuhkan rasa nasionalisme serta cinta budaya. 


Penulis: Eka Munanda (Mahasiswa Semester 5 Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Lhokseumawe)

Editor: Redaksi


22 January 2022

Presiden Mahasiswa IAIN Lhokseumawe Serukan Pentingnya Sejarah Keacehan

 
Foto : IST

www.lpmalkalam.com - Presiden Mahasiswa IAIN Lhokseumawe menyerukan agar pemerintah Aceh memberikan edukasi terbaik kepada generasi-generasi yang sedang dibanjiri oleh era digitalisasi, Sabtu (22/01/2022).

Hari ini Aceh menjadi pusat sejarah sekaligus sebagai pusat peradaban Islam yang dikemuka, bahkan berdatangan banyak orang dari segenap penjuru dunia ke tempat-tempat bersejarah yang ada di Aceh. Kita melihat hari ini bagaimana perkembangan Aceh yang begitu pesat baik pembangunan fisiknya maupun pembangunan sumber daya manusianya.

Kita berharap Aceh menjadi pusat sejarah selamanya, tidak hanya situs-situs yang berharga yang ditinggalkan tetapi ada manusia-manusia yang mampu meneruskan kehebatan, kegagahan dan kemegahan Aceh di masa depan.

Seluruhnya apa-apa yang bisa kita elaborasikan dan persiapkan selain dari pada pembangunan fisik semata, namun kita juga harus mempersiapkan generasi-generasi yang bisa memberikan kebermanfaatan baik kepada lingkungan sekitarnya maupun kepada Aceh khususnya.

Hari ini sebagian besarnya kita tidak mengenal sejarah masa lalu, sejarah kegemilangan Aceh dan bahkan nyaris di sekolah-sekolah dalam buku-buku pelajaran tidak pernah diceritakan penuh bagaimana Aceh di masa dulu.

"Saya sendiri sampai hari ini masih banyak yang perlu dipelajari dari sejarah aceh," ujar Maulana selaku Presiden Mahasiswa IAIN Lhokseumawe.

Perjuangan-perjuangan pahlawan yang telah mendahului kita yang sangat berharga mestilah diajarkan kepada seluruh masyarakat Aceh khususnya bagi pelajar, mahasiswa, dan pemuda. Jika sejarah tidak pernah diajarkan maka kita tidak akan pernah menjadi bangsa yang maju di masa yang akan datang sebab tidak punya role model dalam menata dan melangkah. Orang yang tidak mengenal sejarah maka tidak pernah mengenal siapa dirinya, sejarahlah yang membuat secara simbolis kita menjadi bangsa yang punya martabat di mata dunia.

Pemuda-pemuda hari ini ini sibuk melayani diri sendiri. Pertanyaanya apakah mereka peduli bagaimana Aceh di masa depan?

Era disrupsi ini telah menghadirkan mesin-mesin digital yang serba canggih sehingga kita berkembang karena kita bergantung pada alat.

"Saya berharap kepada seluruh elemen yang ada di Aceh untuk kembali memberikan edukasi terbaik kepada generasi Aceh yang akan datang," seru Maulana.

Ada banyak hal yang perlu dituntaskan dan diselesaikan tidak hanya pembangunannya tetapi juga yang paling sakral adalah manusianya. Perlu adanya edukasi terbaik sehingga mampu memberikan output terbaik bagi Aceh nantinya. Selaku mahasiswa, Maulana mengaku menginginkan adanya kurikulum keacehan khususnya yang di dalamnya terdapat banyak sejarah Aceh yang bisa diakses sampai pelosok-pelosok.

Tanggung jawab kita bersama bangsa aceh untuk memperkenalkan siapa Aceh dan bagaimana Aceh di masa depan. "Saya berharap literasi sejarah tidak hanya historis tetapi juga secara sentralistis bisa dijangkau dengan mudah oleh setiap generasi gemilang aceh," tutupnya.


Sumber : Rilis

Editor : Redaksi

DEMA IAIN Lhokseumawe Turut Memperingati Wafatnya Tgk Abdullah Syafi’i

Foto : IST
www.lpmalkalam.com - Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Lhokseumawe turut memperingati hari wafatnya panglima Gerakan Aceh Merdeka Tengku Abdullah Syafi’i, Sabtu (22/01/2022).

Maulana, selaku Presiden mahasiswa IAIN Lhokseumawe menghimbau kepada seluruh rakyat Aceh agar mengenang kembali tokoh-tokoh perjuangan Aceh di masa silam, yang mana pada saat itu kita pernah berjaya mulai dari kerajaan sampai timbulnya gerakan-gerakan pembaharuan di Aceh yang dengan itu telah mewarnai Aceh dengan variasi yang baru.

Aceh pernah mempunyai raja yang membawa pengaruh bagi Aceh yang berdaulat dan bersahaja. "Saya begitu mengagumi Syiah Kuala, Iskandar Muda, Sultan Malikussaleh dari tokoh perjuangan Teungku Muhammad Daud Beureueh, Tengku Hasan di Tiro," ujar Maulana.

Bertepatan tanggal 22 Januari 2002 Tengku Abdullah Syafii kembali kepada yang kuasa. Beliau wafat dalam perjuangan dan meninggalkan marwah perjuangan dan beribu-ribu harapan kepada kita semua. Duka cita yang besar ini pada saat berkabung Aceh 44 hari, di mana Aceh berduka telah kehilangan tokoh bangsa yang telah membersamai perjuangan Aceh pada waktu itu.

Melalui ini kita perlu mempelajari kembali sejarah Aceh di masa silam sebagai tonggak untuk  melangkah ke masa depan.

Kepada pemerintah Aceh terkhusus, seharusnya memberikan edukasi terbaik kepada generasi-generasi tentang bagaimana perjuangan Aceh di masa dahulu. Sampai hari ini kita menginginkan perubahan-perubahan besar tetapi juga kita harus memperbaiki sejarah masa lalu untuk memperkenalkannya kepada seluruh rakyat Aceh secara menyeluruh.

Sejarah ini bisa ditemukan dalam buku-buku sejarah dalam lembaran-lembaran manuskrip kuno yang ada di Aceh dan kita tidak bisa melupakan hal tersebut, karena sejarah itu adalah marwah yang harus kita jaga, yang harus kita proteksi bersama agar orientasi Aceh bisa kembali berdaulat seperti di masa silam.


Sumber : Rilis

Editor : Redaksi

28 February 2021

Pentingnya Mahasiswa Berorganisasi




Foto : IST



Organisasi adalah suatu wadah untuk tempat berkumpul, bertukar pikiran dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Terdapat banyak organisasi di lingkungan kampus maupun masyarakat. Namun kurangnya kesadaran mahasiswa dalam berorganisasi menyebabkan minimnya minat untuk bergabung di organisasi. Kebanyakan mahasiswa menjadi Kupu-Kupu (Kuliah-pulang Kuliah- pulang) atau Kunang-Kunang (Kuliah nangkring- Kuliah nangkring). Tak banyak yang pandai menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat seperti berorganisasi. 


Sebagian besar mahasiswa sekarang hanya datang ke kampus untuk sekadar mendengarkan materi yang diberikan dosen kemudian pulang dan duduktduduk dengan teman-teman nya.  Ketika sebuah pertanyaan, mengapa tidak berorganisasi? Jawaban mereka ratrtBerorga sama. Mau fokus kuliah, tidak sempat, tidak bisa bagi waktu, takut karena suka demo-demo, dan lain sebagainya. Sebagai mahasiswa yang dikatakan bagian dari kaum intelektual seharusnya bisa menghabiskan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat. Tidak hanya kuliah, pulang, atau sekadar hangout bareng teman. Hal itu hanya menghabiskan waktu dan menghabiskan uang tentunya. 


Berorganisasi juga bukan karna ikut-ikutan saja. Kesadaran berorganisasi membawa banyak manfaat yang bisa diperoleh. Seperti memperluas pergaulan, dapat meningkatkan wawasan (pengetahuan), meningkatkan kemampuan komunikasi, melatih kepemimpinan (leadership), memperluas jaringan, belajar mengatur waktu, membentuk pola pikir yang baik, dan banyak manfaat lainnya yang kita dapatkan. Di era globalisasi seperti sekarang ini, untuk memperoleh pekerjaan tak cukup hanya dengan mengandalkan gelar dan ijazah serta IPK tinggi. Setiap tahun semua Universitas, baik negeri maupun swasta banyak meluluskan wisudawan/ti terbaiknya. Untuk itu kita dituntut untuk mampu bersaing sebagaimana tuntutan zaman. Tidak pula cukup dengan hanya mengandalkan hard skills melainkan juga mempunyai soft skills yang akan menjadi perbedaan dengan yang lainnya. 


Berorganisasi, kita juga dapat menemukan jati diri. Sebagaimana menjadi mahasiswa intelektual, tidak hanya duduk mendengarkan teman mempresentasikan makalahnya atau duduk mendengar dosen berbicara. Kita bisa mengenal dunia kampus lebih luas. Dalam berorganisasi kita dilatih akan hal kepemimpinan, Karena pada dasarnya setiap diri adalah pemimpin terutama pemimpin untuk diri sendiri. Yang tadinya tidak bisa atau gugup ketika berbicara didepan orang banyak, maka di organisasi inilah dilatih. Kita juga dapat menjadi mahasiswa yang kritis terhadap sesuatu, sebagai mahasiswa yang intelektual kita harus kreatif dan inovatif. Berbeda dengan orang-orang yang tidak pernah berorganisasi, mereka pasti malu untuk berbicara didepan orang banyak bahkan untuk sekadar memberikan pendapat di dalam diskusi. Berorganisasi sangat banyak memberikan manfaat, kita bisa mendapatkan teman yang banyak, dari yang tidak kenal menjadi kenal, berteman tidak hanya dari satu kelas atau jurusan saja , tapi juga mempunyai teman dari berbagai jurusan, fakultas bahkan universitas yang berbeda. Jangan jadi mahasiswa kupu-kupu atau kunang-kunang, bahkan jadi batu. Kita juga harus memberikan dampak positif untuk diri kita sendiri dan orang lain. 


berorganisasi kita juga harus pandai memilih dan memilah organisasi yang cocok dengan kita. Memang pada dasarnya semua organisasi itu baik , yang tidak baik adalah ketika orang tersebut malah menyalahgunakannya sehingga dapat merugikan dirinya dan orang-orang dalam organisasi tersebut. Ketika kita masuk disebuah organisasi kita juga harus menunaikan hak dan kewajiban kita, harus sadar akan fungsi dan peranan kita didalam sebuah organisasi. Jangan hanya datang ketika dipanggil saja. Bahkan kadang menghilang begitu saja setelah mendapat apa yang diinginkan di organisasi tersebut. Mahasiswa yang berorganisasi juga harus bisa menyeimbangkan antara organisasi dengan akademiknya. 


Terkadang ada orang yang tidak bisa menyeimbangkan, maka akademiknya akan terganggu. Namun bukan organisasinya yang salah melainkan orangnya yang tidak bisa membagi waktu antara organisasi dengan akademik. Maka dari itu, marilah berorganisasi, apapun itu organisasinya, yang terpenting apa tujuan kita untuk mengembangkan persyarikatan dalam Berorganisasi dengan baik. Dan Manfaatkan waktu dengan berorganisasi guna mencari jati diri.


 Penulis : Rizki Maulizar, Kabid Keagamaan HMJ KPI IAIN Lhokseumawe 


 Editor : Redaksi

02 January 2021

Tetesan Keringat Pengrajin Tembikar

 Tetesan Keringat Pengrajin Tembikar

Oleh: Rita Suryani

www.lpmalkalam.com


Foto : hahehozonk.blogspot.com

Tembikar merupakan benda unik berbahan dasar tanah liat dari sawah serta sekam bakar pabrik padi. Perkembangan zaman membuat tembikar tak lagi menjadi primadona. Memproduksi tembikar memang bukan hal mudah, membutuhkan tenaga yang besar, waktu yang lama, kesabaran yang kokoh, serta ketelitian dalam mengolahnya hingga menjadi sebuah benda yang unik. Keletihan melestarikan tembikar berdampak pada Desa Me, Kecamatan Tanah Pasir, Kabupaten Aceh Utara. Dulunya sebagian besar penduduk desa itu berprofesi sebagai pengrajin tembikar.

Mengingat tahapan pembuatannya yang membutuhkan tenaga serta waktu yang lama, membuat produksi tembikar hampir punah dan hanya tersisa dua orang di desa tersebut. Prosesnya membutuhkan waktu yang lama, mulai dari persiapan bahan, pembentukan, penjemuran, pembakaran hingga penyempurnaan. Sebagian pot cukup pada tahap pembakaran, vas dan celengan dapat dihiasi dengan aksesori dan pewarnaaan yang memikat mata pembelinya. Proses tahapan pembuatannya tergantung pada bentuk dan kegunaan tembikar tersebut.

Salah satunya Nur Hafifah yang kerap disapa Kak Fah merupakan salah satu yang bertahan dari sekian banyak pengrajin tembikar di Desa Me. Pekerjaan itu telah ia geluti selama puluhan tahun. Rumah produksi itu hanya membuat pot, vas, dan celengan saja, Mentari terbit dari arah timur menemani wanita pengrajin tembikar itu mengerjakan tugasnya. Proses persiapan tanah liat dengan sekam bakar dicampur secara merata, dan proses pembentukan yang sangat membutuhkan keahlian dalam membuatnya.

Potret lokasi pembentukan beralaskan tanah dan atap seadanya yang dibuat agar tetesan hujan tidak melintasi pot yang sedang diukir rapi. Kak Fah yang duduk di bangku kayu kecil memfokuskan kedua bola matanya kepada tembikar yang sedang dibuat. Tanah yang sudah ulet diletakkan di atas alat putar agar terkesan mudah dibentuk. Tanah itu berputar seiring berputarnya bidang lingkaran di bawahnya. Sinar mentari mulai terlihat dari celah-celah dedaunan, Kak Fah masih menyelesaikan pot bunga yang hampir menyerupai pot di sampingnya. Tangan dan kaki yang berlumuran tanah harus ia jalani untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah. Banyaknya pot yang dihasilkan tergantung pada ukuran dan bentuk pot, biasanya menghabiskan waktu satu hari sampai 3 hari dalam proses pembentukan. Harganya juga bervariasi mulai dari lima ribu hingga ratusan ribu rupiah.

Wanita kelahiran 1971 itu, menjadikan tembikar sebagai mata pencahariannya. “Dulu hampir setengah penduduk di desa itu berprofesi sebagai pengrajin tembikar. Membutuhkan kesabaran serta waktu yang lama membuat masyarakat tidak lagi memproduksi pot tanah liat itu. Dari sekian banyak pengrajin tembikar, hanya saya dan tetangga saya di sebelah yang masih membuatnya. Kami belajar membuat tembikar dari pelatihan yang diadakan oleh pihak industri, pengajarnya langsung didatangkan dari Bandung. Proses belajarnya selama bertahun-tahun baru menghasilkan sebuah karya,” jelasnya.

Sang penerang siang mulai mengeluarkan aura panasnya hingga ke penjuru bumi desa itu. Langit cerah pertanda surya berpihak kepada seniman wanita itu untuk melakukan pembakaran di halaman rumah. Persiapan alat dan proses pembakaran dibantu oleh suami dan anaknya. Pembakaran itu bertujuan untuk mempertahankan ketahanan pot dan terkesan berwarna. Panasnya surya mengerjap dalam pori, membakar kulit yang sudah keriput dan kusam. Keringat di wajahnya melintasi pipi yang terbakar uap sijago merah, bagaikan dedaunan yang disapa tetesan hujan.

Sengatan matahari tidak mampu membakar semangatnya yang berkobar. Pot dan bahan bakarnya disusun rapi secara teliti supaya tidak berjatuhan dan uap panas meresap secara sempurna. Hembusan angin membuat asap tidak lagi serempak dalam gepulannya. Menaburkan aromanya ke pakaian dan kulit yang terpapar sinar surya. Suara letusan pot menandingi hembusan angin, letusan itu sebagai pertanda bahwa ada pot yang pecah karena tanah liat dengan sekam bakar tidak tercampur secara merata.

Pot yang retak sebelum proses pembakaran dapat dibentuk kembali, sedangkan pot yang pecah setelah pembakaran tidak dapat diolah lagi seperti semula. Kepungan asap membuat bola mata pengrajin pot tanah liat itu berkaca kaca. Menembus rongga pernafasan yang membuatnya harus menjauh dari serangan asap. Tetapi, ia harus tetap mengawasi supaya jilatan api tidak menguasai pot. Hal itu dilakukan supaya pot berwarna merah bata seperti yang diminati oleh kebanyakan pelanggan.

“Penjualan pot ada yang dipesan ada yang dibuat langsung tanpa dipesan. Banyak dari pelanggan yang menyukai pot warna merah bata, dan ada juga yang suka warna hitam, tetapi jarang. Padahal warna hitam lebih tahan lama,” ujar wanita kelahiran Me Matang Panyang tersebut. Ketika sijago merah mulai menguasai pot dan mengalahkan kepungan asap, Kak Fah dan suaminya mencoba memisahkan pot yang sudah berwarna merah bata dengan mengambil satu persatu menggunakan kayu ukuran panjang. Mengumpulkan dan merapikan pot yang sudah dingin dengan tenaga yang tersisa.

Editor : Redaksi


Alternatif Pembiayaan Terhadap Ketahanan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) sebagai Penggerak Ekonomi melalui Permodalan Nasional Madani ( PNM ) di Aceh


Foto/ilustrasi : Timlo.net

www.lpmalkalam.com- Penulis: Mardiana

Penggerakak suatu Ekonomi daerah tidak terlepas dari sector UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan Menengah ) untuk bisa membuat suatu daerah sejahterah. Lajunya pertumbuhan Ekonomi di bidang UMKM tersebut, menciptakan suatu persaingan Bisnis yang sangat ketat. UMKM yang dulunya hanya berfokus kepada produksi, sekarang tingkah kefokusannya harus lebih di tingkahkan lagi seperti di bagian pemasaran produk atau jasa. Dan kelebihan dari sector UMKM adalah, dapat membuka peluang kepada tenaga kerja dan berkontribusi menjadi penggerak Ekonomi daerah maupun Ekonomi negara.

Dari factor – factor di atas, ada satu factor yang cukup penting yang harus diperhatikan yaitu masalah pengaksesan modal. UMKM seringkali kesulitan untuk memperoleh modal untuk usahanya. Lembaga keuangan perbankan yang menjadi tumpuan utama dalam memperoleh pendanaan memiliki persyaratan yang cukup ketak yang tidak semua UMKM dapat memenuhi persyaratan tersebut, misalnya yang paling utama adalah ketersediaan agunan ataupun persyaratan untuk membuka rekening di bank dengan uang sejumlah tertentu yang nantinya menjadi sebuah jaminan cash. Apabila kita melihat dari sisi UMKM kita dapat mengerti kondisi mereka dimana mungkin mereka beranggapan bahwa “ kita baru mau mulai usaha dan membutuhkan modal, tetapi harus menyediakan uang dan jaminan”. Namun, apabila kita melihat dari sisi perbankan, kita juga mengerti bahwa perbankan harus menerapkan persyaratan 5 C4 dan prinsip kehati-hatian ( prudent banking ) dalam menyalurkan kredit. Kalau tidak, malah bank tersebut akan di kenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu kita harus mencari solusi, untuk membantu UMKM. 

UMKM adalah suatu lembaga yang sangat berpengaruh kepada kesejahteraah ekonomi masyarakat. Selain menjadi salah satu  peluang bagi tenaga kerja, UMKM juga menjadi salah satu pendorong berkembangannya ekonomi suatu daerah. Dengan banyaknya kendala terhadap Modal yang di hadapi oleh masyarakat dalam menjalankan UMKM  di Aceh.  Salah satu solusi yang harus di lakukan adalah, mengambil jalan alternatif pembiayaan terhadap ketahanan usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM) sebagai penggerak ekonomi melalui permodalan nasional madani ( PNM ) di Aceh. Hal ini di maksudkan untuk berjalannya sector bidang UMKM tanpa kendala dengan Modal. Sehingga dengan adanya  permodalan nasional madani ( PNM ) , dapat meningkatkan produktivitas, serta menghapus pengangguran dan kemiskinan di daerah Aceh khususnya.

Dan pada saat ini, pemerintah terlibat langsung dengan sector UMKM, melalui berbagai macam program pengembangan atau pembinaan. Usaha-usaha yang telah dilakukan pemerintah ada yang melalui formal dan non formal. Kalau secara resmi yaitu melalui jalur formal yaitu melalui departemen ataupun dinas, maupun non formal yaitu melalui lembaga swadaya Masyarakat ( LSM ).  Permasalahan dengan kendala UMKM terhadap modal usaha. Ini adalah suatu masalah yang sangat besar bagi sector UMKM.

Dengan melihat permasalahan yang terjadi di kalangan UMKM ini, maka kita harus mengambil solusi  Alternatif  Pembiayaan Terhadap Ketahanan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) sebagai Penggerak Ekonomi melalui Permodalan Nasional Madani ( PNM ) di Aceh. Dengan menjalankan salah satu alternatif ini maka permasalahan yang di hadapi oleh UMKM bisa terselesaikan. Apalagi di PNM bukan hanya di bantu lewat modal saja tapi juga di damping seperti pembenahan manajemen, peningkatan kualitan sumber manusianya dan sampai ke promosi produknya. Sehingga UMKM berjalan seperti semestinya. 

Pengembangan pembiayaan yang sangat alternatif ini juga harus di control untuk menjaga keseimbangannya, antara lain sebagai berikut: (1) membuat buku catatan pengeluaran. Di awal tahap memulai usaha. (2) siapkan buku catatan pemasukan usaha. (3) buatkan buku kas utama. (4) persiapkan buku khusus buku stok barang. (5) buat buku inventaris barang.(6) persiapkan buku laba rugi.

Sistem dan pola pembiayaan serta pendampingan perempuan-perempuan dari keluarga prasejahtera yang di berlakukan PNM pada program Mekaar, terbukti mampu mendidik mereka agar lepas dari kemiskinan. Para nasabah itu senantiasa diajak untuk melatih kedisplinan dalam mengelola pinjaman modal yang telah didapatkan. Dana yang didapatkan nasabah, tidak boleh di gunakan untuk konsumtif, harus digunakan untuk usaha. Tak sebatas memberi pinjaman lunak, PNM juga melatih mereka dalam mengembangkan usaha sehingga hasilnya dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Selain PNM, belum ada pihak manapun yang menyelenggarankan program serupa.

Menurut saya Kelebihan  pembiayaan dari alternatif PNM bagi UMKM adalah :

a. Permodalan nasional madani (PNM ) mengunakan sistem syariah

b. Kebebasan membuat kontrak berdasarkan kesepakatan bersama ( tijaratan’an taradhin minkum ) dan kewajiban memenuhi akad (aqd)

c. Adanya pelarangan dan penghindaran terhadap riba ( bunga ), maysir ( judi), dan gharar ( ketidakjelasan)

d. Adanya etika ( akhlak ) dalam melakukan transaksi

e. Dokumentasi ( perjanjian/ akad tertulis ) untuk transaksi tidak tunai

f. Di sini buka saja di beri pembiayaan modal tapi juga di dampingi langsung oleh mereka terhadap UMKM.

g. Menjadikan UMKM perusahaan yang sukses.



Bisa jadi UMKM adalah sebagai salah satu solusi di dalam memperbaiki pertumbuhan ekonomi daerah Aceh. Yang telah mampu menghapus mengurangi tingkat penggangguran dan kemiskinan. Data Kementerian Negara Koperasi dan UMKM menyebutkan sector UMKM di Indonesia menyerap 97 persen tenaga kerja dan kontribusinya bagi produk domestic bruto mencapai 55,56. Namun meskipun begitu, hambatan dan kendala tetap terjadi. 

Diantaranya seperti kurangnya keahlian di dalam mengelola dana secara professional, kesulitan di dalam melawan persaingan yang sangat ketat, hingga di dalam konsisten di dalam satu usaha. Oleh Karena itu solusi yang sangat ampuh adalah dengan mengambil langkah yang Alternatif Pembiayaan Terhadap Ketahanan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) sebagai Penggerak Ekonomi melalui Permodalan Nasional Madani ( PNM ) di Aceh. Di ambilnya keputusan seperti ini, dengan tujuan dapat meningkatkan ekonomi Negara maupun ekonomi daerah.


Editor              : Redaksi 








Pers Mahasiswa AL-Kalam, IAIN Lhokseumawe Phone. 0852 6017 5841 (Pimpinan Umum). Powered by Blogger.