 |
Foto: Ist |
www.lpmalkalam.com- Musyawarah Mahasiswa (Musma) Senat Mahasiswa (SEMA) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Lhokseumawe 2025 telah menetapkan kepemimpinan baru di tingkat organisasi mahasiswa (Ormawa). Kegiatan ini mengusung tema Sinergi Kampus dan Organisasi Mahasiswa dalam Meningkatkan SDM Berdaya Saing Global. Kegiatan ini berlangsung di Aula Biro IAIN Lhokseumawe pada Rabu (27/2/2025).
Setelah Musyawarah Mahasiswa (Musma) IAIN Lhokseumawe 2025 resmi ditutup, kru LPM Al-Kalam mendatangi sejumlah pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan maupun jalannya forum tersebut untuk melakukan wawancara. Ketua dan Wakil Ketua DEMA-I, Ketua dan Wakil Ketua SEMA-I, Ketua DEMA FTIK selaku peserta forum, demisioner DEMA dan SEMA-I, serta Ketua Panitia Badan Penyelenggara Musma Mahasiswa (BPMM) berbagi pandangan mereka mengenai jalannya Musma, tantangan yang dihadapi, serta harapan untuk kepengurusan organisasi mahasiswa ke depan.
Ketua DEMA-I terpilih, Munawir, menjelaskan bahwa langkah awal dalam kepemimpinannya adalah merekrut anggota dan menyusun struktur organisasi. “Setelah struktur terbentuk, kami akan membekali pengurus agar siap mengabdi dan menjalankan tugas mereka,” jelasnya ketika diwawancarai oleh kru LPM Al-Kalam. Wakil Ketua DEMA-I, Asyraf Zaky, ikut menambahkan keterangannya, “Saat ketua berhalangan, yang menggantikannya adalah wakil, bukan orang lain,” ujarnya. Terkait pengambilan keputusan, keduanya berkomitmen untuk tetap berkolaborasi dalam menentukan kebijakan organisasi. Di akhir wawancara Munawir menambahkan sebuah kalimat motivasi yang ia pegang dalam kepemimpinannya, “Tuhan tidak menyuruh kita menjadi lebih baik dari orang lain, tapi menjadi lebih baik dari hari kemarin.”
Adapun Ketua SEMA-I, Cut Asna, bersama Wakil Ketua, Amru Ginting, mengungkapkan bahwa langkah awal dalam kepengurusan mereka adalah melaksanakan open recruitment bagi Badan Pengurus Harian (BPH) dan komisi-komisi lain yang terdapat dalam manajemen senat. Amru menambahkan bahwa metode rekrutmen kali ini akan melibatkan delegasi dari fakultas. Ketika ditanya bagaimana jika terjadi perbedaan pendapat di antara mereka, Cut Asna menegaskan, “Kami sudah berdiskusi sejak awal bahwa jika ada masalah, kami akan selalu berkomunikasi untuk mencari jalan tengah yang lebih baik,” ungkapnya. Adapun saat ditanya tanggapan mereka ketika terjadinya perselisihan terkait dinamika Musma yang sering menjadi ajang benturan politik antar fakultas, Cut Asna menekankan bahwa peran SEMA hanya sebatas menyediakan forum yang kondusif.
Kru LPM Al-Kalam juga turut menanyakan pendapat demisioner Ketua DEMA-I, Alam Thoriq Aku, atas kinerjanya selama 1 periode. Alam pun menyatakan kepuasannya atas kinerjanya selama satu periode. “Tujuan kami adalah meningkatkan kapasitas mahasiswa dalam berpikir kritis dan berlogika. Saya berharap dinamika yang ada tetap terjaga, namun dalam batas yang wajar,” ujarnya. Alam juga berharap kepemimpinan baru mampu merangkul seluruh mahasiswa serta mampu membawa nama IAIN Lhokseumawe ke tingkat nasional ataupun internasional. Saat ditanyai mengenai pasangan calon dalam pemilihan DEMA-I yang hanya ada satu pasangan, Alam menjelaskan bahwa pihak penyelenggara telah membuka pendaftaran beberapa kali, tetapi dikarenakan adanya Koalisi antar fakultas maka terpilihlah pasangan Munawir dan Asyraf Zaky. “Sebenarnya bukan hanya satu paslon, tetapi karena adanya koalisi dengan beberapa fakultas, akhirnya hanya saudara Munawir yang maju tahun ini,” jelasnya. Ia juga berharap kedepannya pemilihan tingkat DEMA I untuk memilih Presiden dan wakil Presiden tidak lagi koalisi dari fakultas, tetapi keinginan pribadi untuk mendaftar dan dilakukan sebagaimana mestinya, seperti debat visi-misi program kerja hingga pemilihan pencoblosan nantinya jika paslon lebih dari satu karena dengan begitu barulah dikatakan dengan mahasiswa kritis dan demokratis”. Ungkapnya sekali lagi.
 |
Foto: Putri Azzahra Lubis |
Sebagai perwakilan peserta forum, Ketua DEMA Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Rizqi Rahmanda, saat dimintai pendapat oleh kru terkait dinamika yang terjadi di dalam Musma, ia mengungkapkan, “Dinamika yang terjadi adalah pengalaman yang sangat berharga bagi peserta dan penyelenggara." Namun, ia turut mengungkapkan kekecewaannya, dikarenakan pengunduran jadwal Musma pada h-1 Musma tersebut ke waktu yang tidak ditentukan. “yang disayangkan adalah peserta forum yang bukan berasal dari sini. Jadi, setelah pelantikan di FTIK kami menahan mereka untuk pulang demi ikut Musma ini. Jika ditunda ke waktu yang tidak ditentukan, rugi.” ujarnya. Rizqi juga menyoroti kurangnya transparansi dalam pembentukan Badan Penyelenggara Musyawarah Mahasiswa (BPMM), terutama mengenai struktur kepanitiaan. “Yang jadi tanda tanya adalah kemanakah anggota SEMA-I,” ungkapnya. “Selain itu, dalam akun resmi panitia tidak dicantumkan jabatan seperti ketua panitia, sekretaris, dan lainnya, hanya tertulis sebagai panitia Musma,” tambahnya.
Mendapat kritikan dari peserta forum terhadap Musma 2025, Ketua Panitia Badan Penyelenggara Musyawarah Mahasiswa (BPMM), Raifatul Rifka, mengakui bahwa menjadi panitia dalam forum tertinggi mahasiswa IAIN Lhokseumawe merupakan pengalaman baru baginya. “Ini perdana bagi saya, jadi banyak hal yang belum saya pahami, Tapi dengan bantuan Ketua SEMA dan panitia lain, semuanya menjadi lebih ringan,” ungkapnya. Raifatul rifka juga menjelaskan dalam forum pengunduran terjadi dikarenakan permintaan langsung oleh Wakil Rektor 3 dikarenakan paslon hanya 1.
Anil Alwi selaku Ketua Umum SEMA-I menjelaskan Keputusan nya membentuk panitia khusus dalam Musma 2025 kali ini dikarenakan peraturan yang tertulis dalam ADART “selama ini musma ricuh dan lain sebagainya karena tidak adanya praturan yang membentuk dan dijalani, di tahun ini jelas tertulis dalam Pasal 23 BAB IX Tentang Badan Penyelenggara Mahasiswa (BPMM), itu sebabnya kepanitian tahun ini tidak semata dari kepengurusan SEMA-I, kepengurusan anggota panitia BPMM terbentuk dari sleksi Recrutmen delegasi dari SEMA Fakultas. Beberapa sorotan yang terjadi diluar ekspetasi yang di bayangkan seperti pengunduran kegiatan dengan batas yang tidak di tentukan. Hal ini sebenarnya karena arahan langsung dari Wakil Rektor III” ungkapnya. Terkait pengeluaran surat pengunduran kegiatan MUSMA di tanggal merah Anil Alwi mengungkapkan bahwa tidak adanya peraturan yang tertulis tidak boleh mengeluarkan surat di tanggal merah, kita Senat Mahasiswa peraturan ADART mahasiswa berbeda dengan UUD pemerintahan.
Musma IAIN Lhokseumawe 2025 menjadi ajang pembelajaran bagi seluruh pihak yang terlibat. Dinamika yang terjadi memberikan wawasan baru, baik bagi peserta, panitia, maupun pemimpin organisasi mahasiswa yang baru terpilih. Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, harapannya kepengurusan baru dapat membawa perubahan positif bagi mahasiswa IAIN Lhokseumawe.
Reporter: Zuhra, Putri Azzahra Lubis & Mutia Wardani
Editor: Redaksi