![]() |
Foto: Qurrata A'yuni |
![]() |
Foto: Qurrata A'yuni |
![]() |
Foto: Qurrata A'yuni |
![]() |
Foto: Qurrata A'yuni |
![]() |
Foto: Qurrata A'yuni |
![]() |
Foto: Qurrata A'yuni |
![]() |
Foto: Alif Maulana (Magang) |
www.lpmalkalam.com- Sebanyak 364 anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dari 50 gampong di Kecamatan Meurah Mulia Aceh Utara resmi dilantik hari ini. Acara pelantikan berlangsung di lapangan bola kaki meunasah mesjid setempat. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, (07/11/24).
Dalam acara ini, anggota KPPS yang dilantik juga mengambil sumpahnya untuk menjunjung tinggi integritas dan profesionalisme dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara pemilu 2024. Bapak Alkhiar selaku Ketua panitia menyampaikan pentingnya peran KPPS dalam menjaga proses pemungutan suara tetap berjalan dengan kompak, kemandirian, dan melayani masyarakat dengan baik.
“Pelantikan ini adalah langkah awal dari rangkaian persiapan kita dalam menyambut pilkada mendatang. Para anggota KPPS diharapkan dapat tampil secara adil dan bertanggung jawab demi terciptanya pemilu yang bersih dan damai,” ujar Alkhiar.
Usai pelantikan, para anggota KPPS Panitia memberikan snack berupa kue dua buah dan air gelas satu. Para anggota KPPS berkomitmen untuk melaksanakan tugas dengan maksimal. Dengan persiapan yang matang ini, PPK Kecamatan Meurah Mulia optimis dapat menyukseskan pemilu yang aman, tertib, dan transparan sesuai harapan masyarakat.
Reporter: Alif Maulana (Magang)
Editor: Redaksi
![]() |
Foto: Muhammad Syahru |
Kegiatan ini merupakan acara perdana yang diselenggarakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Al-Kalam dengan mengusung tema, “Memperkuat Kekeluargaan Pers Mahasiswa Al-Kalam melalui Sinergi dan Kolaborasi".
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh kru LPM Al-Kalam dan peserta magang LPM Al-Kalam 2024. Acara ini turut menghadirkan ketua SEMA/DEMA IAIN Lhokseumawe, UKK/UKM, serta demisioner LPM Al-Kalam.
Kegiatan ini dimeriahkan dengan serangkaian pembukaan, mulai dari pembacaan ayat suci Al-Quran, shalawat, dan lagu Indonesia Raya. Acara kemudian, dilanjutkan dengan laporan kegiatan oleh ketua panitia Mutia Wardani, kata sambutan dari pimpinan umum pers mahasiswa Al-Kalam Putri Azzahra Lubis, demisioner pers mahasiswa LPM Al-Kalam, dan pembukaan acara oleh H. Akly, M.H. selaku kepala Biro IAIN Lhokseumawe.
"Kegiatan kemah jurnalistik ini merupakan kegiatan besar perdana dari LPM Al-Kalam yang bertema “ Memperkuat Kekeluargaan Pers Mahasiswa Al-Kalam Melalui Sinergi dan Kolaborasi," yang bertujuan untuk mempererat kekeluargaan, bagaimana kerja sama yang baik untuk LPM Al-Kalam kedepannya, dan merupakan program kerja dengan mengadakan pelatihan dan lomba online tingkat Nasional,” ungkap Putri Azzahra Lubis selaku pimpinan umum LPM Al-Kalam. Beliau juga mengungkapkan rasa syukur dan terimakasih kepada seluruh panitia yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Salah satu demisioner LPM Al-Kalam yakni M. Ihsan S.Sos.i., M.A. Juga turut menceritakan bagaimana keadaan LPM Al-Kalam dimasa lalu dan perkembangan dimasa sekarang, “LPM Al-Kalam sudah berada di ujung tombak, yang mana dulu LPM Al-Kalam beranggotakan 5 orang, sekarang sudah berkembang, berkembangnya LPM Al-Kalam sekarang tidak luput dari peran mahasiswa."
Reporter: Lisa Ayu Lestari (Magang)
Editor: Redaksi
Foto: Muhammad Izzat Saputra |
www.lpmalkalam.com- Terkenal lahir sejak tahun 2005, pengurus dan kru LPM Al-Kalam saat ini masih bertanya-tanya bagaimana sejarah LPM Al-Kalam dari masa ke masa. Reffhy Bahrizal sebagai salah satu alumni sekaligus Pimpinan Redaksi LPM Al-Kalam tahun 2017 untuk menceritakan kilas balik LPM Al-Kalam Kegiatan Kemah Jurnalistik yang berlangsung di Aula Fakultas Tarinyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) pada Jumat, (1/11/2024).
Reffhy memulai kilas baliknya dengan menampilkan sebuah slide power point presentation logo LPM Al-Kalam di tahun 2005 s.d. 2015 dengan nuansa hitam putih. Namun demikian, ia menegaskan bahwa sejarah LPM Al-Kalam pada tahun 2005 s.d. 2015 belum ditemukan, sehingga menjadi PR besar bagi seluruh pengurus, kru aktif, dan kru magang untuk mencari tahu lebih jauh terkait hal tersebut.
Tiba di masa krisis LPM Al-Kalam tahun 2016, Reffhy menyampaikan bahwa Wakil Rektor III ingin membekukan LPM Al-Kalam melihat SDM yang ada saat itu hanya berkisar 3 s.d. 4 mahasiswa. Hal ini tak membuat SDM LPM Al-Kalam saat itu mundur, Muhammad, Indra, Musliadi dan Reffhy bersikeras menentang pembekuan UKM LPM Al-Kalam dengan menyetujui permintaan Wakil Rektor III untuk membuat sebuah buletin.
Dalam merancang buletin tersebut, keempat kader LPM Al-Kalam melakukan perekrutan secara tak resmi dengan mencari SDM sebanyak-banyaknya dan melakukan PJTD (Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar). Hingga pada akhirnya, tanpa anggaran dan hanya memanfaatkan pengalaman yang belum matang, serta printer hasil pinjaman, sebuah buletin berhasil diterbitkan. Pertemuan kembali bersama Wakil Rektor III membuahkan hasil, LPM Al-Kalam kembali bangkit.
Di samping itu, pada tahun 2016 LPM Al-Kalam memiliki program-program yang akan dilaksanakan agar LPM Al-Kalam tetap hidup; yaitu membentuk susunan struktur baru, menetapkan visi dan misi, perubahan logo, melakukan upaya terobosan baru, menentukan warna atau identitas organisasi, rencana pembuatan baju dinas dan badge kerja, serta menilik sejarah dan menentukan tanggal terbentuknya LPM Al-Kalam.
Reffhy dalam penyampaian kilas balik penentuan tanggal terbentuknya LPM Al-Kalam mengatakan, "Saat itu kami tidak tahu kapan terbentuknya LPM Al-Kalam. Namun, kami sempat bertanya dengan alumni sebelumnya dan mereka mengatakan di tahun 2005, pertengahan bulan Mei. Sehingga, kami menentukan tanggal terbentuknya LPM Al-Kalam adalah 15 Mei 2005," tuturnya jelas.
![]() |
Foto: Muhammad Izzat Saputra |
Logo LPM Al-Kalam dengan nuansa kuning emas saat ini merupakan hasil ide dan karya para alumni LPM Al-Kalam saat itu. Ilustrasi pena yang menunjukkan tulisan dan toa yang mengharapkan organisasi tersebut terus menjadi penyuara.
Perihal pembuatan baju dinas bernuansa biru dongker dan logo kuning emas yang menjadi identitas bagi LPM Al-Kalam juga menjadi ketertarikan penuh bagi peserta Kemah Jurnalistik dalam mendengarkan paparan dari Reffhy. "Baju dinas yang kalian gunakan saat ini adalah baju yang kami desain dan kami tentukan warnanya saat itu. Baju itu merupakan inspirasi dari kru Net TV. Kami mencoba memodifikasi dengan membuat bajunya berwarna biru dongker dan mendesain jahitan putih di setiap pinggir jahitan," ucapnya yang dihadiahi tepuk tangan oleh seluruh peserta.
Menariknya lagi, slogan "Rakan Meutuah" merupakan slogan yang lahir di masa setelah LPM Al-Kalam kembali bangkit. Slogan tersebut lahir dari Aulia Rahmat, alumni LPM Al-Kalam yang saat itu sering menggunakan slogan tersebut sebagai sapaan bagi pembaca dan peminat berita LPM Al-Kalam.
Reffhy menyampaikan bahwa alumni LPM Al-Kalam tak sedikit yang berprofesi sebagai seorang jurnalis atau berprofesi sebagai non-jurnalis, tetapi tekun dalam menangani media massa sebagai jurnalis. Ia juga menegaskan bahwa LPM Al-Kalam tidak serta merta hanya belajar menjadi seorang jurnalis. "Di LPM Al-Kalam tidak hanya belajar jurnalis, tetapi bagaimana mengelola organisasi, belajar bagaimana menjadi organisatoris, dan memiliki pengalaman yang akan dibawa ke masa depan," ujarnya.
Reffhy menyebutkan bahwa generasi LPM Al-Kalam saat ini merupakan hasil dari generasi sebelumnya. Meski kader generasi sebelumnya tak sehebat generasi sekarang, tapi berkat kerja keras dan bantuan mereka, LPM Al-Kalam masih bertahan dan terus berkembang hingga saat ini.
Di akhir penyampaian materi, ia mengharapkan LPM Al-Kalam terus berkembang dengan penggunaan media website yang lebih menarik, serta sosial media yang terus aktif, dan pembuatan tabloid sekali atau dua kali dalam setahun, serta memikirkan bagaimana menarik peminat untuk menelusuri media LPM Al-Kalam.
Reporter: Alya Nadila
Editor: Redaksi
![]() |
Foto: Chaira Fitri (Magang) |
![]() |
Foto: Chaira Fitri (Magang) |
![]() |
Sumber: Pexels.com |
Berbicara dengan sejarah perkembangan hukum dalam politik, ketika Orde Baru berkuasa, politik hukum yang dijalankan pemerintah yaitu, hukum diarahkan untuk melegitimasi kekuasaan pemerintah, sebagai sarana untuk mendukung sektor ekonomi dan sebagai sarana untuk memfasilitasi proses rekayasa sosial. Hal ini dikarenakan pemerintah Orde Baru lebih mengutamakan bidang ekonomi dalam pembangunan. Perubahan terjadi ketika memasuki era reformasi yang menghendaki penataan kehidupan masyarakat di segala bidang. Semangat kebebasan dan keterbukaan (transparansi) menciptakan kondisi terkontrolnya langkah pemerintah untuk mendukung agenda reformasi termasuk bidang hukum.
Namun saat ini Pernahkah kita merasa bahwa hukum seringkali menjadi alat untuk mencapai tujuan politik tertentu? Alih-alih menjadi instrumen keadilan yang netral, hukum kerap kali dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok tertentu. Fenomena ini mengundang pertanyaan mendasar: siapa sebenarnya yang diuntungkan ketika hukum dijadikan sebagai alat politik?
Ketika hukum dijadikan sebagai alat politik, terdapat beberapa pihak yang cenderung diuntungkan:
1. Elite Politik:
Perlindungan Kekuasaan: Kelompok yang berkuasa seringkali menggunakan hukum untuk mempertahankan posisinya, menyingkirkan lawan politik, dan membungkam kritik.
Pembentukan Narasi: Hukum dapat dimanfaatkan untuk membentuk narasi yang menguntungkan kelompok penguasa dan menjustifikasi tindakan-tindakan yang kontroversial.
2. Kelompok Ekonomi Kuat Pengaturan Regulasi: Korporasi besar dan oligarki seringkali menggunakan pengaruh mereka untuk membentuk peraturan yang menguntungkan bisnis mereka.
Pembatasan Persaingan: Hukum dapat digunakan untuk membatasi persaingan dan melindungi monopoli.
3. Kelompok Tertentu: Perlindungan Identitas: Kelompok minoritas atau mayoritas yang merasa terancam dapat memanfaatkan hukum untuk melindungi kepentingan mereka.
Diskriminasi: Sayangnya, hukum juga bisa digunakan untuk mendiskriminasi kelompok tertentu berdasarkan ras, agama, atau orientasi seksual.
kesimpulan:
Ketika hukum dijadikan sebagai alat politik, yang paling dirugikan adalah masyarakat. Oleh karena itu, kita perlu terus mengawasi dan memperjuangkan agar hukum senantiasa digunakan untuk menegakkan keadilan dan melindungi hak-hak semua warga negara. Penting untuk diingat bahwa hukum seharusnya menjadi instrumen untuk menegakkan keadilan dan melindungi hak-hak warga negara. Ketika hukum disalahgunakan untuk tujuan politik, maka keadilan akan terancam. Akan banyak sekali pihak pihak yang akan di untungkan, keadilan tidak akan berjalan lagi sesuai makna dari pancasila.
Oleh: Lisa Ayu Lestari (Magang)
Editor: Redaksi
![]() |
Foto: Raja Ari Swandika |
Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di nusantara yang pernah mencapai puncak kejayaan pada masanya.
Museum yang mulai dibuka untuk umum pada bulan Juli tahun 2019 ini berada dibawah naungan Dinas Pendidikan dan kebudayaan Aceh Utara di bidang kebudayaan. Museum dibuka untuk umum setiap hari kecuali hari Jumat , dibuka mulai pukul 09.00 – 16.00 WIB.
![]() |
Foto: Fatin Syifa |
Adapun program program yang di ada kan di musium berupa seminar, BBM (Belajar Bersama di Museum), dan sosialisasi tentang museum yang di ikuti oleh kalangan siswa/i TK, SD, SMP, SMA dan Mahasiswa/i di berbagai Universitas.
Memasuki museum, kita dapat melihat langsung koleksi benda artefak bersejarah yang terbagi dalam lima kategori yaitu; Filologika (kitab/manuskrip), numismatika (mata uang), Etnografika (perhiasan), historika (batu nisan), dan Kramologika (keramik) dari abad ke 13-16 Masehi.
![]() |
Foto: Siti Raihani |
"Harapan saya kepada pengunjung musium, supaya mereka bisa paham tentang konsep musium, tata krama di musium, dan hal yang harus di hindari di musium seperti kebisingan, karena memasuki musium itu seperti memasuki perpustakaan," Tutur Surkarna Putra selaku kurator Museum Islam Samudera Pasai.
Reporter: Ulfina Khaira
Editor: Redaksi
![]() |
Foto: Muhammad Syahru |
![]() |
Foto: Muhammad Syahru |
![]() |
Foto: Wahyu Ramadhan |
![]() |
Foto: Wahyu Ramadhan |
![]() |
Foto: IST |
Pelatihan Jurnalistik Tingkat Nasional (PJTLN) ini telah berjalan selama tiga hari yang dimulai dari tanggal 14-17 Oktober dengan materi yang berbeda-beda diantaranya penulisan feature, produksi video, dan manajemen media sosial dan pada hari terakhir peserta dan para panitia melalukan darma wisata ke Danau Toba Sumatera Utara.
Pada hari terakhir pemberian materi manajemen sosial tepatnya di tanggal 16 Oktober 2024, kegiatan dilanjutkan dengan acara tukar kado. Kegiatan tukar kado ini dilakukan antara sesama peserta PJTLN dari LPM Se-Indonesia.
Selanjutnya, Pada pukul 20.00 WIB kegiatan PJTLN resmi ditutup. Dalam kata sambungannya Siti Asyaroh selaku pimpinan umum LPM Dinamika menjelaskan bahwa selain menutup acara PJTLN 2024, tanggal 16 Oktober juga diperingati sebagai hari MILAD LPM Dinamika yang ke 31. Beliau juga berharap semoga apa yang telah peserta pelajari dapat diimplementasikan kepada LPM nya masing-masing.
Setelah penyampaian kata sambutan Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan acara malam budaya. Acara kebudayaan ini dipersembahkan oleh para peserta PJTLN dari masing-masing daerahnya. Seperti peserta dari Provinsi Aceh diantaranya LPM Al-Kalam IAIN Lhokseumawe, UKPM Sumber Post UIN Ar-Ranirry, UKM Pers Penelitian dan Penerbitan Zawiyah NEWS IAIN Langsa, dan UKM Pers Detak Universitas Syiah kuala mempersembahkan Tari Ratoh Jaroe yang merupakan tarian tradisional Aceh. Peserta dari Sumatera Utara diantaranya LPM Suara USU, LPM Teropong UMSU, dan Persma Kreatif UNIMED mempersembahkan lagu yang berjudul Anak Medan. Peserta dari Lampung diantaranya LPM Teknokra Universitas Lampung dan LPM Kronika IAIN Lampung mempersembahkan tarian tradisional lampung, peserta dari Pekan Baru diantaranya Media Mahasiswa Aklamasi Universitas Islam Riau dan LPM Bahana Universitas Riau mempersembahkan lagu khas Pekan baru. Peserta dari Padang diantaranya LPM Suara Kampus Imam Bonjol Padang dan LPM Detak Alinea FISIP Universitas Andalas mempersembahkan adat maminang. Peserta dari Palembang diantaranya LPM Fitrah Universitas Muhammadiyah Palembang mempersembahkan lagu khas Palembang.
Tsaqila Rizki salah satu peserta PJTLN dari UKPM Zawiyah News IAIN Langsa turut memberikan kesan dan pesannya terhadap acara malam kebudayaan ini ia mengatakan bahwa. “Acara malam budaya sangat berkesan karena bisa mengenal banyak kebudayaan lain dari teman-teman pers mahasiswa contohnya seperti pantun dari riau dan tarian tradisional dari Lampung yang sangat elegan dan banyak hal lainnya yang bisa menambah ilmu baru,” tuturnya.
Reporter: Fitdaturrahmi
Editor: Redaksi
![]() |
Foto: Raja Ary Suwandika |
![]() |
Foto: Ulfina Khira |
![]() |
Foto: Nabila Fariha (Magang) |
Acara ini dihadiri Oleh Ibu Dr.Rosimanidar, S.Si, M.Si. selaku pemateri dan Ibu Dr. Susi Yusrianti, S.Pd.I., M.Pd. sebagai murabbi atau pembimbing halaqah pada kegiatan ini.
Pada materi singkat yang diberikan oleh Ibu Rosimanidar, beliau mengatakan bahwa kita sebagai muslimah dapat mencapai kesuksesan di dua dunia karir dan spiritual dengan menjaga keseimbangan dan niat yang lurus. Islam tidak melarang wanita untuk berkarir, namun tetap memberikan panduan agar selalu menjaga hubungan dengan Allah. Dengan demikian, seorang muslimah dapat menjadi pribadi yang sukses di dunia dan akhirat.
![]() |
Foto: Nabila Fariha (Magang) |
Sintia Riska selaku Ketua Panitia mengatakan bahwa acara ini merupakan kegiatan tahunan yang bertujuan untuk melatih kader-kader perempuan terutama untuk kader baru agar lebih paham mengenai jati diri mereka, karena kita berada di kampus tentunya kita pasti akan meniti karir untuk depannya dan melatih spiritual kader-kader baru.
"Semoga nanti GMT ini semakin besar acaranya karena acara ini sudah dua tahun tidak dilaksanakan, dan ini baru pertama kali lagi dilaksanakan. Jadi dilakukan dengan sederhana, maunya kedepannya lagi kita collab dengan kampus-kampus lain," tambahnya.
Reporter: Neiva Zaida Hasanah Saragih
Editor: Redaksi
![]() |
Foto: Yusri |
Calon kru baru LPM Al-Kalam 2024 yang mengikuti teknikal meeting berjumlah 41 orang, dari lulus 27 orang dan lulus bersyarat 14 orang.
Teknikal meeting adalah salah satu tahapan yang harus dilalui oleh calon kru baru sebelum menjadi kru aktif, dengan tujuan meningkatkan kekompakan dari calon kru baru dan kru aktif.
![]() |
Foto: Yusri |
Putri azzahra lubis selaku pimpinan umum LPM Al-Kalam berharap dalam kegiatan magang tahun ini bisa sesuai dengan program yang telah dipaparkan. "Harapan dari kakak sendiri itu semoga program-program yang telah dipapar dari mentor dan anggotanya cakrunya semoga lebih efektif dan efesien, semoga walaupun ada faktor-faktor yang terjadi nantinya semoga mereka bisa mengatasinya," tuturnya.
Putri juga menambahkan juga bahwa kekompakan dan komunikasi itu harus dijaga. "Intinya kekompakan yg harus dijaga karena semakin banyak orang maka tantangannya juga semakin besar, dan komunikasinya juga dijaga," tambahnya.
Reporter: Indira Ulfa Rizkya
Editor: Redaksi
![]() |
Foto: Halija Wulandari |
Foto: Mursyidatul Khaira |
Calon kru baru LPM Al-Kalam 2024 yang mengikuti wawancara berjumlah 59 orang. Wawancara dilakukan pada 2 gelombang, gelombang 1 pada jam 09.00-13.45 WIB, gelombang 2 pada jam 14.00-16.00 WIB.
Pengumuman tahap wawancara calon kru baru LPM Al-Kalam 2024 akan diumumkan pada Selasa 1 Oktober 2024, melalui akun media Al-Kalam. Dilanjutkan dengan tahap magang selama 2 bulan terhitung mulai Sabtu 5 Oktober 2024 sampai 5 Desember 2024.
Foto: Mursyidatul Khaira |
Halifah tarisa hani, salah satu calon kru baru LPM Al-Kalam 2024 bidang reporter menyampaikan kesannya ketika tahap wawancara "kesan Hani setelah melaksanakan rangkaian wawancara yang pertama itu positif dimana prosesnya berjalan dengan baik, kondusif, terus profesional juga. pokoknya pertanyaannya itu relevan, jadi hani ga ada rasa takut berlebihan gitu waktu di wawancarai," tuturnya
Putri azzahra lubis selaku pimpinan umum LPM Al-Kalam juga menyampaikan harapan untuk calon kru baru LPM Al-Kalam yang lulus untuk terus semangat dan bisa tetap bertahan sampai akhir "Harapan untuk calon kru yang memang dinyatakan lulus untuk semangat lagi, karena prosesnya masih ada beberapa tahap yg akan dilakukan yang mana nanti akan sampai di finish di tahap menjadi kru aktif di LPM Al-Kalam," tuturnya.
"Harapannya anggota yang lulus bisa konsisten bertahan sampai akhir untuk yang lulus juga tetap semangat mungkin belum waktunya aja, mungkin dilain kesempatan belajar terus, semangat terus kalian adalah yg baik dari yg terbaik," tambahnya.
Reporter: Indira Ulfa Rizkya
Editor: Redaksi
![]() |
Foto: IST |
Jumlah anggota baru yang mendaftar UKM Lekisma Al-Furqan berjumlah 60 orang. Acara tersebut di buka oleh Salma Nadia selaku bendahara umum UKM Lekisma Al-Furqan, yang bertindak juga sebagai penguji pada sesi tes Al-Quran dan tajwid. Selain itu, Dhia salsabila penguji wawasan dan keislaman, sedangkan viona oktavia penguji tes KMO (Kepemimpinan, Manajemen, Organisasi).
Salma Nadia berharap kepada anggota baru yang nantinya lolos seleksi dapat berkomitmen kepada UKM Lekisma Al-Furqan. "Kami berharap kepada kader yang mendaftar saat ini bisa bertahan dan selalu aktif di seluruh kegiatan UKM Lekisma Al-Furqan baik itu kegiatan mingguan, bulanan, dan tahunan. karena sebelumnya banyak kader yg telah lulus,kemudian tidak konsisten terhadap komitmen yg di sebab kan manajemen waktu yang buruk. Dan kami selaku pengurus akan membantu kader dalam memanajemen waktu," tuturnya.
Salma juga menyoroti bahwa banyak calon anggota yang terlihat lupa dengan tajwid saat dites bacaan Al-Qur'an, meskipun sebagian dari mereka pernah belajar di pesantren. Ia memotivasi kepada calon anggota agar tidak menyia-nyiakan ilmu yang telah mereka pelajari sebelumnya. “Jangan sia-siakan tabungan ilmu yang sudah dikumpulkan sebelum menuju jenjang perguruan tinggi,” pesan Salma.
Hasil wawancara akan di umumkan pada sabtu jam 20.00 WIB, 28 september 2024, melalui akun instagram resmi UKM Lekisma Al-Furqan.
Reporter: Indira Ulfa Rizkya
Editor: Redaksi
![]() |
Foto: Jati Mainah |
Pembekalan ini ditujukan kepada calon kru baru LPM Al-Kalam yang berjumlah 59 orang dengan pemateri
Putri Azzahra Lubis selaku ketua umum LPM Al-kalam dan materi yang di bahas seputar LPM Al-Kalam sekaligus kisi-kisi wawancara yang akan diselenggarakan pada minggu 29 september 2024, untuk gelombang pertama akan dimulai pada jam 09.00-11.45 wib dan gelombang kedua akan dimulai pada jam 14.00-16.00 wib.
![]() |
Foto: Muhammad Syahru |
Pada pembekalan wawancara untuk calon kru baru LPM Al-Kalam periode ini Putri Azzahra Lubis mengatakan bahwa pada kegiatan wawancara terdapat 3 pos, yaitu pos KMO (kepemimpinan, manajemen, organisasi), pos jurnalistik dan keagamaan, dan pos psikotes.
Pada sesi pembekalan Putri Azzahra Lubis juga menambahkan perbedaan dari LPM Al-Kalam dengan bagian humas. "LPM Al-Kalam selain menjadi wartawan kampus atau suara kampus itu ngapain lagi? Terus apa bedanya sama humas? Sebenarnya sama saja dengan humas, cuma klo humas itu lebih menyorot ke hal-hal positif dari kampus, klo kita ya netral, independent layaknya seperti wartawan pada umumnya," tuturnya.
Reporter: Indira Ulfa Rizkya
Editor: Redaksi
![]() |
Foto: IST |
![]() |
Foto: IST |
![]() |
Foto: Intan Nuraini |
Kegiatan PKD II diadakan dengan mengangkat tema “Faktualisasi Peran Peduli Lingkungan Mahasiswa Pencinta Alam, Mapala Tingkat Perguruan Tinggi Se-Aceh”.
Kegiatan PKD II ini menghadirkan peserta dari seluruh Mapala Se-Aceh. Kegiatan ini juga dihadiri oleh rektor IAIN Lhokseumawe, Prof. Dr. Danial, M.Ag, Warek III, Dr. Al Husaini M. Daud, MA. direktur PAM Tirta Pase, T Hidayattuddin, SE. Kemudian pembina UKM PA JIPALA IAIN Lhokseumawe Zanzibar M. Sos, presiden Mahasiswa IAIN Lhokseumawe, Alam Thoriq Aku, dan juga beberapa perwakilan UKM baik dari kampus IAIN Lhokseumawe maupun UKM di luar kampus IAIN Lhokseumawe.
Kegiatan ini diawali dengan pembacaan Al Qur’an, yang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan hymne Aceh, acara ini juga dimeriahkan dengan persembahan penampilan seni Rapai Aceh oleh sanggar Poh Cakra.
Muhammad Syafi selaku ketua panitia saat menyampaikan laporannya mengatakan bahwa “Kegiatan PKD II ini akan dilaksanakan selama 4 hari yang dimana hari Selasa merupakan pembukaan kegiatan PKD II ini, di dalam kegiatan ini akan membahas terkait isu-isu lingkungan yang ada di daerah Aceh”.
Ketua umum UKM PA JIPALA Ahmad Riyadi, juga turut memberikan apresiasi terhadap panitia penyelenggara dan juga memberikan semangat bagi semua yang ada di dalam aula Fuad IAIN Lhokseumawe.
Pembina UKM PA JIPALA juga berpesan kepada para anggota UKM PA JIPALA untuk menjamu dengan baik para UKM dari kampus-kampus yang lain.
Warek III IAIN Lhokseumawe berserta direktur PAM Tirta Pase berharap agar kegiatan seperti ini dapat menghasilkan butir-butir yang dapat berkompetisi di tingkat nasional.
Dalam kegiatan ini rektor IAIN Lhokseumawe juga turut memberikan bimbingan sekaligus membuka acara ini, dalam arahannya beliau mengatakan “Mencintai alam dengan mempelajari filosofi nya seperti gunung, gunung simbol kekuatan dan simbol kekokohan, kita dapat kokoh dan kuat seperti gunung,” tuturnya. Acara ini diakhiri dengan acara foto bersama.
Reporter: Zahira Putri Meola
Editor: Redaksi
![]() |
Foto: Yusri |
Pada hari kedua Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) dengan pemateri pertama Irmansyah memberikan wawasan tentang Memegang Teguh Kode Etik Jurnalistik. Ia menjelaskan bahwa jurnalis atau wartawan harus memegang teguh prinsip-prinsip Kode Etik Jurnalistik (KEJ). KEJ merupakan kode etik yang disepakati oleh organisasi-organisasi wartawan dan ditetapkan Dewan Pers sebagai pedoman bagi wartawan dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme.
"Wartawan dan media massa harus menaati Kode Etik Jurnalistik, seperti memberitakan secara akurat, berimbang, selalu menguji informasi atau disiplin verifikasi, tidak beritikad buruk serta pemberitaan dilakukan secara proporsional," paparnya.
Selain itu pada sesi diskusi para peserta baik dari LPM Al-Kalam maupun para siswa sangat antusias dan bersemangat dalam kegiatan pelatihan jurnalistik tingkat dasar ini.
![]() |
Foto: Muhammad Syahru |
Salah satunya Zahira Putri Meola dari LPM Al-Kalam mengajukan pertanyaan, "Apakah menurut bapak, Kode Etik Jurnalistik sudah cukup efektif dalam mengatur perilaku jurnalis di Indonesia?"
Menanggapi hal tersebut, Irmansyah menyebut Kode Etik Jurnalistik itu disusun oleh perwakilan pengurus organisasi wartawan--yang terdiri dari wartawan-wartawan sangat kompeten--bersama anggota Dewan Pers, dan ditetapkan oleh Dewan Pers.
"Jadi, Kode Etik Jurnalistik atau KEJ itu sudah cukup bagus. Tapi, kenyataan memang masih ada wartawan dan media massa yang dalam pemberitaannya diduga melanggar KEJ. Sehingga pihak-pihak yang merasakan dirugikan akibat pemberitaan kemudian membuat pengaduan ke Dewan Pers," paparnya.
"Kalau ada pihak yang merasa dirugikan dengan pemberitaan di media massa, maka gunakan Hak Jawab. Apabila media massa itu tidak melayani Hak Jawab, maka laporkan ke Dewan Pers. Mekanismenya seperti itu," tambah Irmansyah.
Soal perilaku jurnalis atau wartawan, menurut Irmansyah, sangat tergantung kapasitas masing-masing wartawan serta profesionalismenya. Oleh karena itu, dia menekankan bahwa sangat penting peran masyarakat dalam mengawasi praktik-praktik yang dilakukan wartawan dan media massa.
"Selama ini, Dewan Pers sering mengimbau agar komunitas wartawan bahu-membahu bersama masyarakat untuk memerangi praktik penyalahgunaan profesi wartawan," ujarnya.
Reporter: Indira Ulfa Rizkya
Editor: Redaksi