Portal Berita Al-Kalam

Klasik Goes to SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu Raih Antusias Siswa Pelajari Cara Penulisan Berita

Foto: Nurul Fadilah   www.lpmalkalam.com - Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) L...

HEADLINE

Latest Post

01 Desember 2025

Tindak Lanjuti Status Tanggap Darurat, UIN SUNA Terapkan Kuliah Daring: Mahasiswa Mengeluh Kendala Jaringan

Foto: IST

www.lpmalkalam.com– Sehubungan dengan Keputusan Gubernur Aceh Nomor 100.3.3/1416/2025 tentang Penetapan Status Keadaan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi di Aceh Tahun 2025 yang ditetapkan selama 14 hari, terhitung sejak 28 November s.d. 11 Desember 2025, Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe kembali mengeluarkan Surat Pengumuman Nomor B-1493/Un.35/R/KP.01.2/11/2025 tentang Penyesuaian Kegiatan Akademik dan Layanan Administrasi UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe pada Masa Status Darurat Bencana Hidrometeorologi di Aceh pada Minggu (30/11/2025). 

Adapun sebanyak tujuh poin yang tercantum dalam surat pengumuman, dua diantaranya adalah:

1. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara daring dan/atau online, menggunakan EdLink sebagai sarana pembelajaran mencakup pengelolaan materi kuliah, interaksi antara dosen dan mahasiswa, sesuai dengan Keputusan Rektor Nomor 29 Tahun 2025 tentang Penerapan Sistem Perkuliahan Berbasis Blended Learning Menggunakan Sarana Pembelajaran EdLink. 

2. Bagi mahasiswa atau dosen yang terkendala akses internet, maka diperkenankan untuk melaksanakan pembelajaran secara worksheet learning (pembelajaran berbasis tugas). 

Melalui surat edaran ini, tuai tanggapan dari mahasiswa. Yudha, mahasiswa rantau asal Batu Bara sekaligus Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tadris Matematika (TMA) menyampaikan perspektifnya terhadap surat pengumuman ini. Ia menilai poin yang dituangkan dalam surat sedikit menggantung. "Menurut saya, keputusan yang dituangkan di surat edaran tersebut sedikit menggantung, tidak memiliki keputusan yang on point, dan sedikit bertele-tele, mengingat yang terdampak banjir bukan hanya mahasiswa, melainkan juga seluruh tenaga pendidik dan seluruh tenaga kerja yang berkerja di UIN. Sebaiknya kampus memberikan solusi yang paling tepat akibat bencana alam ini. Karena jika perkuliahan dilakukan secara daring, jaringan yang tersedia juga hanya Telkomsel. Dan jika memaksa menggunakan Wi-Fi di coffee shop atau tempat lain itu akan mengeluarkan uang di tengah-tengah masa sulit ini." Ia juga menyampaikan bahwa Organisasi Mahasiswa (Ormawa) UIN SUNA tengah membantu mencari solusi yang paling relevan terkait hal tersebut. 

Mahasiswa lainnya, Izzat, asal Desa Trieng Meudurou, Kecamatan Syamtalira Bayu, mengatakan bahwa ia kurang setuju dengan perkuliahan yang dilaksanakan secara daring, mengingat masih ada mahasiswa yang di wilayahnya mengalami kendala jaringan. Meski sebagian wilayah listriknya sudah menyala, Izzat mengaku tempat tinggalnya yang berjarak 3 kilometer dari jalan lintas, listrik masih padam. Menurutnya, pembelajaran berbasis tugas cukup baik, namun diberikan tenggat waktu pengumpulan yang lebih lama dari biasanya.

Izzat menambahkan, pembelajaran yang akan dilaksanakan secara daring selama 14 hari ini merupakan waktu yang cukup untuknya. Namun, ia juga memikirkan mahasiswa yang tinggal di wilayah sangat terdampak, "Untuk orang yang memang terkena dampak bencana (banjir/longsor) itu kayak di Geudong, sampai rumah hanyut, keluarganya meninggal, itu (waktunya) nggak cukup. Orang itu masih memikirkan yang lain daripada kuliah. Dia memikirkan hidupnya sendiri dulu harus stabil. Soalnya orang (yang tinggal) di Lhoksukon, Matangkuli, Geudong, itu lumayan parah," jelasnya melalui pesan suara WhatsApp yang diterima oleh Kru Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam, Minggu (30/11/2025). 

Qonita, mahasiswi asal Gayo yang baru mendapatkan kabar setelah empat hari terputus komunikasi dengan keluarganya mengatakan, "Sebenarnya itu (kuliah daring) sangat membantu di tengah kondisi yang seperti ini. Banyak kawan-kawan saya juga yang rumahnya sampai saat ini masih kebanjiran, bahkan ada yang barangnya gak tersisa satu pun, habis dibawa air banjir. Tapi tetap aja, walau kuliah daring, sayangnya saya tidak bisa pulang (ke kampung halaman) karena semua akses (perjalanan) putus." Ia mengaku pikirannya saat ini masih tertuju pada keluarga.


Reporter: Alya Nadila

Editor: Zuhra

30 November 2025

KPM 52 UIN SUNA Desa Paya Teungoh Data dan Salurkan Bantuan Sembako untuk Warga Terdampak Banjir

Foto: IST

www.lpmalkalam.com- Kelompok 52 Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Desa Paya Teungoh melaksanakan aksi sosial dengan menyalurkan bantuan paket sembako serta pendataan kebutuhan mendesak bagi warga yang terdampak banjir di Desa Paya Teungoh pada Sabtu (29/11/2025).

Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap masyarakat yang sedang menghadapi musibah banjir menyusul curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir. Sejumlah rumah warga dilaporkan terendam dan aktivitas harian terganggu.

Ketua KPM 52 Paya Teungoh, Muhammad Haikal Alif mengatakan bahwa program ini bertujuan meringankan beban masyarakat sekaligus memastikan data warga terdampak dapat digunakan untuk penanganan lanjutan.

Foto: IST

“Kami tidak hanya menyerahkan bantuan sembako, tetapi juga melakukan pendataan agar kebutuhan warga dapat diketahui dengan jelas. Kami berharap bantuan kecil ini dapat membantu masyarakat yang sedang menghadapi kesulitan,” ujarnya.

Bantuan yang disalurkan berupa beras, mie instan, telur. Seluruh paket sembako diserahkan langsung ke rumah-rumah warga yang terdampak banjir dibantu oleh perangkat gampong.

Sementara itu, Geuchik Gampong Paya Teungoh, Bakhtiar, menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa KPM Kelompok 52 atas kepedulian mereka.

“Kami sangat terbantu dengan adanya mahasiswa KPM yang turun langsung ke lapangan. Selain memberikan sembako, mereka juga mendata warga yang membutuhkan bantuan lanjutan. Ini sangat berarti bagi kami,” ungkapnya.

Melalui kegiatan ini, KPM Kelompok 52 Paya Teungoh berharap dapat terus menjadi bagian dari masyarakat dan memberikan kontribusi nyata selama masa pengabdian berlangsung.


Reporter: Siti Raihani 

Editor: Zuhra

29 November 2025

Menwa UIN SUNA Ikut Serta Jadi Relawan BPBD Lhokseumawe: Proses Evakuasi Warga Gampong Ujong Pacu

Foto: IST
www.lpmalkalam.com- Unit Kegiatan Khusus (UKK) Resimen Mahasiswa (Menwa) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe ikut serta menjadi relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lhokseumawe dalam proses evakuasi warga Gampong Ujong Pacu, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe pada Kamis s.d. Jumat (27–28/11/2025). 

Dalam proses evakuasi, tim BPBD Lhokseumawe dan personel Menwa UIN SUNA; Rainaldo Purba, mahasiswa Jurusan Tadris Matematika (TMA), diikuti oleh Akmal dan Ilham Syah mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI) menemukan masyarakat gampong setempat yang tengah menunggu bantuan di bangunan bertingkat dan ruangan rumah yang masih terbilang aman dari banjir. 

Tingginya debit air yang mencapai ± 5 meter menutupi sebagian pemukiman warga dan menghambat akses menuju lokasi. Tak sedikit rumah yang terendam oleh banjir hingga menyisakan atap, sejumlah infrastruktur turut tidak dapat digunakan, serta ketiadaan jaringan komunikasi dan padamnya listrik secara menyeluruh di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat juga dirasakan oleh warga Gampong Ujong Pacu. 

Foto: IST

Rainaldo menjelaskan bahwa evakuasi dilakukan dengan sejumlah peralatan seperti perahu fiber, pelampung, dan tali evakuasi. "Semua warga yang berada di titik rawan berhasil dievakuasi dan dinyatakan aman. Selain itu, dua warga dalam kondisi sakit telah dipindahkan lebih dulu untuk mendapatkan penanganan lebih cepat. Pemantauan kondisi terus dilakukan oleh BPBD, Dinas Sosial, dan relawan lapangan," tulis Rainaldo melalui pesan WhatsApp pada Sabtu (29/11/2025). Ia juga menambahkan warga tetap dimobilisasi di sekitar Gampong Ujong Pacu dengan memberikan bantuan logistik secara langsung berupa beras, mi instan, makanan ringan, air mineral, tilam bantuan, pampers, hingga pembalut.

Komandan Satuan (Dansat) 109/WSU UIN SUNA, Ilham Darmawan mengatakan, "Sebagai mahasiswa, saya berharap Wira dapat mengaplikasikan ilmu dan pelatihan yang telah diperoleh untuk membantu warga bersama aparat serta BPBD." Ilham menambahkan, dalam situasi tersebut, mereka telah membagi dua tim agar Wira lainnya dapat membantu mahasiswa di sekitar kampus yang turut terdampak banjir dan membutuhkan dukungan.

BPBD Lhokseumawe turut mengapresiasi Menwa UIN SUNA atas bantuan evakuasi, distribusi logistik, dan keikutsertaan memastikan pemantauan kondisi banjir yang berlangsung. 


Reporter: Alya Nadila

Editor: Zuhra

26 November 2025

Mahasiswa UIN SUNA Tanggapi Surat Pengumuman Tentang Penyesuaian Kegiatan Akademik dan Administrasi Terkait Kondisi Hujan Deras dan Banjir

Foto: IST

www.lpmalkalam.com- Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe terbitkan Surat Pengumuman Nomor B-1488/Un.35/R/KP.01.2/11/2025 Tentang Penyesuaian Kegiatan Akademik dan Administrasi Terkait Kondisi Hujan Deras dan Banjir pada Rabu (26/11/2025).

Tujuh poin tercantum pada surat tersebut disampaikan dan ditandatangani oleh Rektor UIN SUNA Lhokseumawe, Prof. Dr. Danial, M.Ag., salah satunya adalah: pelaksanaan kegiatan akademik dan administrasi pada tanggal 26 s.d. 28 November 2025 disesuaikan dengan kondisi dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan yang berdampak banjir dengan tetap menjaga kelancaran layanan akademik. Hal ini diberlakukan dalam rangka menjaga keselamatan, keamanan, dan kelancaran seluruh civitas academica UIN SUNA sejalan dengan mempertimbangkan kondisi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah Kota Lhokseumawe dan sekitarnya.

Hujan lebat yang mengguyur wilayah Indonesia, khususnya pulau Sumatera, Aceh, menyebabkan beberapa wilayah di Kota Lhokseumawe dan sekitarnya mengalami banjir, longsor, hingga padamnya arus listrik. Salah satu rumah mahasiswi yang terkena dampak banjir di kawasan Ulee Jalan, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe menceritakan kondisi rumahnya. "Di rumah saya sekarang ini udah masuk (air). Awal-awalnya (air) gak masuk, cuma di samping, nggak sampai masuk rumah. Cuma karena beberapa hari ini, kan, hujannya deras, nggak berhenti juga, apalagi dua malam ini. Hari keempat hujan itu, lah, baru masuk airnya, bukan cuma di rumahku aja, tapi tetangga-tetangga juga gitu. Jadi, dengan banjir ini juga aktivitas sehari-hari sangat terganggu. Kami sekeluarga juga perlu angkat-angkat barang untuk memindahkan ke tempat yang lebih tinggi biar (supaya) nggak terkena air. Kemudian, kami juga harus berjaga malam karena takutnya air makin naik, karena di sekitar rumah juga udah tergenang air. Mau keluar rumah juga agak sulit, ya. Kemudian motor cepet mogok juga karena banjir. Air (banjir) nya juga hampir selutut," kata Maiza melalui pesan suara WhatsApp yang diterima oleh Kru LPM Al-Kalam pada Rabu (26/11/2025).

Maiza mengaku, pengumuman dari kampus sangat membantunya di kondisi yang seperti ini. Ia mengatakan bahwa akses jalan yang harus dilewatinya untuk dapat ke kampus yakni Jalan Medan – Banda Aceh yang semula berlubang, kini semakin parah dan tidak terlihat karena tergenang oleh banjir. Bahkan di beberapa titik jalan, seperti Batuphat, PIM, terbilang hampir lumpuh total dengan genangan air. "Jadi, waktu lihat kampus ngasi kebijakan kuliah daring, itu aku merasa sangat terbantu, sih. Setidaknya aku bisa tetap kuliah tanpa harus memaksakan diri untuk keluar rumah. Menurut aku ini bentuk perhatian kampus terhadap keamanan kami yang terkena banjir. Semoga cuaca ini cepat membaik, tapi untuk sekarang kebijakan ini benar-benar ngeringanin kami yang terdampak banjir," tambahnya. 

Mahasiswi lainnya yang juga terkena dampak banjir di kawasan Mongeudong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, mengungkapkan bahwa adanya surat pengumuman ini menjadi keputusan terbaik yang diambil oleh kampus. "Menurut Putri, pengumuman dari kampus ini memang udah paling bijak, apalagi untuk kondisi lagi parah kali, banyak yang kebanjiran. Jadi, belajar online menurut Putri jauh lebih aman dan membantu," tulis Putri melalui pesan WhatsApp, Rabu (26/11/2025). 

Putri turut menceritakan kondisi rumahnya, "Kondisi di rumah Putri sendiri juga ikut kena banjir. Air sempat masuk ke dalam rumah, tapi nggak parah cuma setinggi mata kaki aja. Yang lebih parah itu sebenarnya di depan rumah, air lumayan tinggi dan susah untuk lewat. Jadi, dengan adanya kebijakan kuliah daring ini, Putri bisa tetap ikut kelas tanpa harus keluar rumah dan mengambil risiko di jalan." Ia berharap supaya cuaca dapat segera membaik dan kondisi kembali normal. 


Reporter: Alya Nadila

Editor: Zuhra

23 November 2025

Membanggakan! Empat Mahasiswa UIN SUNA Raih Juara di MTQ Aceh XXXVII

Foto: liputangampongnews.id

www.lpmalkalam.com- Prestasi membanggakan kembali diraih oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe. Prestasi kali ini diraih oleh empat mahasiswa dari Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Aceh ke-37 yang berlangsung di Lapangan Kantor Bupati Kabupaten Pidie Jaya pada Sabtu (08/11/2025).

Menurut kutipan dari laman line1.news, terdapat 1.212 peserta musabaqah dari 23 kabupaten/kota di Aceh dengan 11 arena perlombaan. Acara ini berlangsung selama delapan hari, mulai 1–8 November 2025. Dilansir dari situs mtq.pidiejayakab.go.id, terdapat sembilan cabang lomba dengan golongan dan tingkatan usia yang berbeda, yang diikuti oleh peserta putra dan putri. Di antaranya sebagai berikut:

1. Tilawah Al-Qur’an

2. Tahfiz Al-Qur’an (Hafalan)

3. Tafsir Al-Qur’an

4. Khattil Qur’an

5. Fahmil Qur’an

6. Syarhil Qur’an

7. Qira’ah Sab’ah

8. Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ)

9. Hafalan Hadis

Keempat mahasiswa UIN SUNA Lhokseumawe yang berhasil meraih penghargaan adalah sebagai berikut:

1. Fauzan Azima, jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), meraih Juara 2 cabang Qiraat Murattal Remaja Putra.

2. Yuli Aulia, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), meraih Juara 2 cabang Hifzil 100 Hadis Putri.

3. Jihan Fanyra (KPI), meraih Juara Harapan 2 cabang KTIQ Putri.

4. Nadya Maghfirah (IAT), meraih Juara Harapan 3 cabang Qiraat Mujawwad Remaja Putri.

Fauzan Azima mengungkapkan bahwa MTQ ini lebih menantang dibandingkan MTQ mahasiswa. Jika pada MTQ mahasiswa hanya melalui seleksi kampus dan langsung ke tingkat nasional, maka MTQ provinsi harus melalui beberapa tahapan sebelum ke tingkat provinsi. “Mungkin tantangan di MTQ ini lebih besar karena perjuangannya dimulai dari tingkat kampung hingga provinsi. Setelah menang tingkat provinsi, baru kita mewakili Aceh ke kancah nasional,” ungkapnya pada Kamis (13/11/2025).

Jihan Fanyra juga menyampaikan bahwa MTQ ini sangat menantang bagi dirinya. “Kalau boleh jujur, memang mengikuti MTQ ini sangat challenge bagi saya, karena ini adalah cabang baru setelah sebelumnya menjadi pensyarah di cabang Syarhil Qur’an. Namun karena sudah lewat umur, jadi bingung beralih ke cabang yang mana. Yang dekat dan masih relevan, sehingga beralihlah ke cabang KTIQ,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Jihan juga mengatakan bahwa perubahan dimulai dari diri sendiri. “Siapapun role model (panutan) kita, jika tips mereka hanya kita pegang sebagai acuan teori tanpa dipraktikkan langsung, maka teori-teori hebat yang disampaikan itu tidak akan menghasilkan perubahan dalam diri kita,” tambahnya.


Reporter: Tiara Khalisna

Editor: Putri Ruqaiyah

20 November 2025

Rumah Adat Cut Mutia: Simbol Warisan yang Tetap Hidup di Era Modernisasi

Foto: Daffa Alkausar (Magang)

www.lpmalkalam.com- Di tengah padatnya permukiman masyarakat, terdapat sebuah rumah adat Aceh yang menawarkan keotentikan serta daya tarik besar sebagai kediaman salah satu pahlawan perempuan Aceh, yaitu Cut Mutia. Rumah adat tersebut terletak di Mesjid Perak, Kecamatan Matang Kuli, Kabupaten Aceh Utara.

Rumah panggung menjadi daya tarik tersendiri karena merupakan ciri khas dari keberagaman rumah adat di Indonesia. Rumah Adat Cut Mutia tidak hanya menyimpan kisah tentang keberanian seorang pahlawan perempuan Aceh, tetapi juga menjadi ruang hidup bagi sejarah itu sendiri.

Para pengurus melakukan perawatan secara berkala, memperbarui fasilitas, serta melakukan pendataan wisatawan secara rutin untuk dilaporkan kepada pihak pusat agar penyaluran dana sesuai dengan kebutuhan dan data yang masuk. Pengelola juga menekankan bahwa rumah adat ini bukan sekadar museum kuno yang tergerus arus modernisasi, tetapi ingin tetap hadir sebagai ruang budaya yang dekat dengan kehidupan masa kini.

Di saat banyak museum lain berusaha menonjolkan diri melalui koleksi yang lebih lengkap dan otentik, Rumah Cut Mutia justru membuktikan bahwa sejarah tidak hanya terletak pada benda-benda lama, melainkan juga pada cara kita merawat, mengelola, dan menghidupkannya agar tetap relevan.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Rumah Adat Cut Mutia layak menjadi model pelestarian budaya lokal karena sederhana, terawat, dan tidak seseram atau sekuno yang sering dibayangkan wisatawan. Ini menjadi bukti bahwa apabila dikelola dengan baik tanpa praktik korupsi dan dengan penggunaan dana yang bertanggung jawab maka situs budaya sekecil apa pun dapat menjadi destinasi yang hidup dan dicintai masyarakat.


Penulis: Daffa Alkausar (Magang)

Editor: Putri Ruqaiyah
 

16 November 2025

Kelompok 4 Magang Cakru LPM Al-Kalam Kunjungi Rumah Adat Cut Meutia, Kenali Sejarah dan Arsitektur Aceh

Foto: Intan Sarifah (Magang)

www.lpmalkalam.com- Empat Calon Kru (Cakru) Magang Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe melakukan kunjungan sejarah ke Rumah Adat Cut Meutia di Desa Masjid Pirak, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, pada Sabtu (15/11/2025).

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan lebih dekat warisan budaya Aceh kepada para peserta magang. Rumah Adat Cut Meutia merupakan bangunan tradisional Aceh yang dibangun untuk mengenang pahlawan nasional Cut Nyak Meutia, tokoh perempuan Aceh yang dikenal berani memimpin perlawanan terhadap penjajah Belanda. Rumah ini berdiri dengan struktur khas rumoh Aceh, ditopang oleh 16 tiang kayu besar dan beratapkan daun rumbia.

Bagian dalam rumah terbagi atas sejumlah ruang, seperti seuramoe keu (serambi depan), anjong (kamar anak perempuan), seuramoe likoet (ruang belakang), ruang keluarga, dan dapur. Beberapa foto sejarah, lukisan, serta benda tradisional Aceh seperti jeungki dan lumbung padi turut dipamerkan di dalamnya.

Selain struktur bangunan, Rumah Adat Cut Meutia juga memiliki kekayaan ragam hias tradisional Aceh yang menghiasi bagian dinding dan atap. Ragam ukiran tersebut meliputi apak catoe (papan catur), dheun (ranting), on kayee (daun), bungong awan-awan, bungong seulupok (bunga teratai), bungong cane’ awan (bunga putih), gigo buya (gigi buaya), bintang, taloe ie (tali lurus), pucok reubong (pucuk rebung), awan si on (daun), on sirih (daun sirih), pohon beringin, bungong sago (bunga sudut), bungong meulu (bunga melati), serta motif burung merpati. Ragam hias tersebut menjadi ciri estetika rumah adat Aceh yang sarat makna budaya.

Idris, penanggung jawab Rumah Adat Cut Meutia, mengatakan bahwa rumah tersebut rutin dikunjungi masyarakat, pelajar, hingga wisatawan yang ingin melihat langsung bentuk rumah adat Aceh dan mempelajari kisah perjuangan Cut Nyak Meutia “Banyak masyarakat dan tamu berkunjung untuk mengenang pahlawan, karena tempat ini menyimpan banyak kenangan masa lalu yang berkaitan dengan perjuangan mereka,” ujarnya.

Rumah Adat Cut Meutia dapat dijangkau dengan jarak sekitar 31 kilometer dari Kota Lhokseumawe, atau sekitar satu jam perjalanan. Akses menuju lokasi cukup baik, melewati area persawahan dan perkampungan yang menjadi ciri khas wilayah tersebut.

Idris juga menyampaikan harapannya. “Semoga dengan banyaknya tamu yang datang, mereka bisa lebih mengenal dan mencintai sejarah,” katanya.


Penulis: Luthfiatil Syaqirah dan Intan Sarifah (Magang)

Editor: Putri Ruqaiyah

11 November 2025

Kelompok Dua Cakru Magang LPM Al-Kalam Terjun Langsung ke Stasiun Krueng Geukueh, Pelajari Operasional Kereta Api

Foto: Irozatun Navais

www.lpmalkalam.com- Kelompok Dua Calon Kru (Cakru) magang Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe melakukan kunjungan lapangan ke Stasiun Kereta Api yang terletak di Gampong Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, Minggu (10/11/2025).

Dalam kegiatan kunjungan lapangan tersebut, para peserta magang menelusuri berbagai area di sekitar stasiun dan melakukan wawancara langsung dengan warga setempat. Salah seorang warga yang ditemui menyampaikan bahwa layanan Kereta Api (KA) Cut Meutia resmi beroperasi pada tahun 2023 sebagai bagian dari proyek pembangunan kembali jalur kereta api di Aceh. “Kereta api ini resmi beroperasi pada tahun 2023 sebagai bagian dari pembangunan kembali jalur kereta api. Layanan KA Cut Meutia memudahkan aktivitas warga sekitar, terutama bagi siswa yang berangkat sekolah dan masyarakat yang beraktivitas setiap hari. Kehadirannya sangat membantu,” ungkap salah satu warga sekitar stasiun.

Kereta Api Cut Meutia melayani rute perjalanan dari Krueng Geukueh hingga Kuta Blang dengan tarif Rp2.000 per orang untuk satu kali perjalanan. Namun, warga juga mengungkapkan bahwa di sekitar area rel stasiun sempat terjadi beberapa kecelakaan beberapa tahun lalu. “Dulu pernah terjadi kecelakaan di sekitar rel kereta api, mungkin karena kelalaian warga yang melanggar aturan. Alhamdulillah, sekarang masyarakat sudah lebih berhati-hati ketika berada di dekat stasiun saat kereta lewat. Semoga ke depan tidak terjadi lagi hal-hal yang merugikan warga,” ujar warga tersebut menambahkan.

Melalui kunjungan ini, para Cakru LPM Al-Kalam mendapatkan wawasan baru mengenai operasional dan manfaat sosial dari KA Cut Meutia sebagai sarana transportasi yang terjangkau dan bermanfaat bagi masyarakat Aceh Utara.


Reporter: Cut Saputri

Editor: Putri Ruqaiyah

Menjalin Asa dan Kekeluargaan: KPM 61 UIN SUNA Lhokseumawe Disambut Hangat di Desa Waq Toweren

Foto: nadiyatul Rahimah Sinaga

www.lpmalkalam.com- Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM), Kelompok 61, Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan temu ramah bersama para warga desa Waq Toweren, Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah di Meunasah desa setempat pada Senin (10/11/2025). 

Kegiatan temu ramah merupakan salah satu bentuk upaya menjalin silaturahmi dan mempererat hubungan antara mahasiswa dengan masyarakat setempat. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Reje (Kepala Desa) Waq Toweren, Abdul Habir, serta aparatur kampung yang terdiri dari sekretaris, bendahara, kepala dusun, dan para Kepala Urusan (Kaur).

Acara diawali dengan kata sambutan dari Ketua KPM Kelompok 61, M. Dhuha Masyhuri, yang menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat dari pihak desa serta menjelaskan tujuan dan Program Kerja (Proker) selama masa pengabdian. Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian arahan dan bimbingan oleh Abdul, selaku Reje, yang menekankan pentingnya kerja sama dan sinergi antara mahasiswa dan masyarakat dalam melaksanakan berbagai program KPM guna memberikan manfaat nyata bagi desa.

Foto: nadiyatul Rahimah Sinaga
“Adik-adik mahasiswa yang sudah bergabung di desa Waq Toweren kami ucapkan selamat datang. Begitu adik-adik telah bergabung di kampung ini, maka secara tidak langsung telah menjadi bagian dari keluarga besar Desa Waq Toweren," ujar Abdul. 

Para aparatur kampung Waq Toweren juga berharap semoga mahasiswa yang telah KPM di desa Waq Toweren bisa mencapai kesuksesan dan bisa bermanfaat untuk negara dan masyarakat luas.

Setelah penyampaian kata sambutan dari Reje, acara dilanjutkan dengan penyampaian Proker KPM Kelompok 61. Program ini disampaikan langsung oleh Muhammad Syahru, selaku divisi Program dan humas. Syahru menyampaikan bahwa terdapat 18 program yang akan dilaksanakan di desa Waq Toweren. Salah satu program unggulan yang akan dilaksanakan adalah Pemasangan Lampu Solar Panel Jalan dan program sosialisasi lainnya. 


Reporter: Fitdaturrahmi 

Editor: Tiara Khalisna

Mengenai Saya

Foto saya
Lhokseumawe, Aceh, Indonesia
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al – Kalam adalah salah satu lembaga pers mahasiswa guna mengembangkan bakat jurnalis muda yang berada di lingkungan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe.

Redaksi Al-Kalam

Nama

Email *

Pesan *

LPM AL-Kalam UIN SUNA Lhokseumawe, 0823-6508-3003 (Pemimpin Redaksi) 0852-6227-8755 (Sekretaris Redaksi) Alamat:Jl. Medan Banda Aceh,Alue Awe,Kec. Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Diberdayakan oleh Blogger.