Portal Berita Al-Kalam

Klasik Goes to SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu Raih Antusias Siswa Pelajari Cara Penulisan Berita

Foto: Nurul Fadilah   www.lpmalkalam.com - Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) L...

HEADLINE

Latest Post

26 November 2025

Mahasiswa UIN SUNA Tanggapi Surat Pengumuman Tentang Penyesuaian Kegiatan Akademik dan Administrasi Terkait Kondisi Hujan Deras dan Banjir

Foto: IST

www.lpmalkalam.com- Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe terbitkan Surat Pengumuman Nomor B-1488/Un.35/R/KP.01.2/11/2025 Tentang Penyesuaian Kegiatan Akademik dan Administrasi Terkait Kondisi Hujan Deras dan Banjir pada Rabu (26/11/2025).

Tujuh poin tercantum pada surat tersebut disampaikan dan ditandatangani oleh Rektor UIN SUNA Lhokseumawe, Prof. Dr. Danial, M.Ag., salah satunya adalah: pelaksanaan kegiatan akademik dan administrasi pada tanggal 26 s.d. 28 November 2025 disesuaikan dengan kondisi dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan yang berdampak banjir dengan tetap menjaga kelancaran layanan akademik. Hal ini diberlakukan dalam rangka menjaga keselamatan, keamanan, dan kelancaran seluruh civitas academica UIN SUNA sejalan dengan mempertimbangkan kondisi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah Kota Lhokseumawe dan sekitarnya.

Hujan lebat yang mengguyur wilayah Indonesia, khususnya pulau Sumatera, Aceh, menyebabkan beberapa wilayah di Kota Lhokseumawe dan sekitarnya mengalami banjir, longsor, hingga padamnya arus listrik. Salah satu rumah mahasiswi yang terkena dampak banjir di kawasan Ulee Jalan, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe menceritakan kondisi rumahnya. "Di rumah saya sekarang ini udah masuk (air). Awal-awalnya (air) gak masuk, cuma di samping, nggak sampai masuk rumah. Cuma karena beberapa hari ini, kan, hujannya deras, nggak berhenti juga, apalagi dua malam ini. Hari keempat hujan itu, lah, baru masuk airnya, bukan cuma di rumahku aja, tapi tetangga-tetangga juga gitu. Jadi, dengan banjir ini juga aktivitas sehari-hari sangat terganggu. Kami sekeluarga juga perlu angkat-angkat barang untuk memindahkan ke tempat yang lebih tinggi biar (supaya) nggak terkena air. Kemudian, kami juga harus berjaga malam karena takutnya air makin naik, karena di sekitar rumah juga udah tergenang air. Mau keluar rumah juga agak sulit, ya. Kemudian motor cepet mogok juga karena banjir. Air (banjir) nya juga hampir selutut," kata Maiza melalui pesan suara WhatsApp yang diterima oleh Kru LPM Al-Kalam pada Rabu (26/11/2025).

Maiza mengaku, pengumuman dari kampus sangat membantunya di kondisi yang seperti ini. Ia mengatakan bahwa akses jalan yang harus dilewatinya untuk dapat ke kampus yakni Jalan Medan – Banda Aceh yang semula berlubang, kini semakin parah dan tidak terlihat karena tergenang oleh banjir. Bahkan di beberapa titik jalan, seperti Batuphat, PIM, terbilang hampir lumpuh total dengan genangan air. "Jadi, waktu lihat kampus ngasi kebijakan kuliah daring, itu aku merasa sangat terbantu, sih. Setidaknya aku bisa tetap kuliah tanpa harus memaksakan diri untuk keluar rumah. Menurut aku ini bentuk perhatian kampus terhadap keamanan kami yang terkena banjir. Semoga cuaca ini cepat membaik, tapi untuk sekarang kebijakan ini benar-benar ngeringanin kami yang terdampak banjir," tambahnya. 

Mahasiswi lainnya yang juga terkena dampak banjir di kawasan Mongeudong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, mengungkapkan bahwa adanya surat pengumuman ini menjadi keputusan terbaik yang diambil oleh kampus. "Menurut Putri, pengumuman dari kampus ini memang udah paling bijak, apalagi untuk kondisi lagi parah kali, banyak yang kebanjiran. Jadi, belajar online menurut Putri jauh lebih aman dan membantu," tulis Putri melalui pesan WhatsApp, Rabu (26/11/2025). 

Putri turut menceritakan kondisi rumahnya, "Kondisi di rumah Putri sendiri juga ikut kena banjir. Air sempat masuk ke dalam rumah, tapi nggak parah cuma setinggi mata kaki aja. Yang lebih parah itu sebenarnya di depan rumah, air lumayan tinggi dan susah untuk lewat. Jadi, dengan adanya kebijakan kuliah daring ini, Putri bisa tetap ikut kelas tanpa harus keluar rumah dan mengambil risiko di jalan." Ia berharap supaya cuaca dapat segera membaik dan kondisi kembali normal. 


Reporter: Alya Nadila

Editor: Zuhra

23 November 2025

Membanggakan! Empat Mahasiswa UIN SUNA Raih Juara di MTQ Aceh XXXVII

Foto: liputangampongnews.id

www.lpmalkalam.com- Prestasi membanggakan kembali diraih oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe. Prestasi kali ini diraih oleh empat mahasiswa dari Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Aceh ke-37 yang berlangsung di Lapangan Kantor Bupati Kabupaten Pidie Jaya pada Sabtu (08/11/2025).

Menurut kutipan dari laman line1.news, terdapat 1.212 peserta musabaqah dari 23 kabupaten/kota di Aceh dengan 11 arena perlombaan. Acara ini berlangsung selama delapan hari, mulai 1–8 November 2025. Dilansir dari situs mtq.pidiejayakab.go.id, terdapat sembilan cabang lomba dengan golongan dan tingkatan usia yang berbeda, yang diikuti oleh peserta putra dan putri. Di antaranya sebagai berikut:

1. Tilawah Al-Qur’an

2. Tahfiz Al-Qur’an (Hafalan)

3. Tafsir Al-Qur’an

4. Khattil Qur’an

5. Fahmil Qur’an

6. Syarhil Qur’an

7. Qira’ah Sab’ah

8. Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ)

9. Hafalan Hadis

Keempat mahasiswa UIN SUNA Lhokseumawe yang berhasil meraih penghargaan adalah sebagai berikut:

1. Fauzan Azima, jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), meraih Juara 2 cabang Qiraat Murattal Remaja Putra.

2. Yuli Aulia, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), meraih Juara 2 cabang Hifzil 100 Hadis Putri.

3. Jihan Fanyra (KPI), meraih Juara Harapan 2 cabang KTIQ Putri.

4. Nadya Maghfirah (IAT), meraih Juara Harapan 3 cabang Qiraat Mujawwad Remaja Putri.

Fauzan Azima mengungkapkan bahwa MTQ ini lebih menantang dibandingkan MTQ mahasiswa. Jika pada MTQ mahasiswa hanya melalui seleksi kampus dan langsung ke tingkat nasional, maka MTQ provinsi harus melalui beberapa tahapan sebelum ke tingkat provinsi. “Mungkin tantangan di MTQ ini lebih besar karena perjuangannya dimulai dari tingkat kampung hingga provinsi. Setelah menang tingkat provinsi, baru kita mewakili Aceh ke kancah nasional,” ungkapnya pada Kamis (13/11/2025).

Jihan Fanyra juga menyampaikan bahwa MTQ ini sangat menantang bagi dirinya. “Kalau boleh jujur, memang mengikuti MTQ ini sangat challenge bagi saya, karena ini adalah cabang baru setelah sebelumnya menjadi pensyarah di cabang Syarhil Qur’an. Namun karena sudah lewat umur, jadi bingung beralih ke cabang yang mana. Yang dekat dan masih relevan, sehingga beralihlah ke cabang KTIQ,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Jihan juga mengatakan bahwa perubahan dimulai dari diri sendiri. “Siapapun role model (panutan) kita, jika tips mereka hanya kita pegang sebagai acuan teori tanpa dipraktikkan langsung, maka teori-teori hebat yang disampaikan itu tidak akan menghasilkan perubahan dalam diri kita,” tambahnya.


Reporter: Tiara Khalisna

Editor: Putri Ruqaiyah

20 November 2025

Rumah Adat Cut Mutia: Simbol Warisan yang Tetap Hidup di Era Modernisasi

Foto: Daffa Alkausar (Magang)

www.lpmalkalam.com- Di tengah padatnya permukiman masyarakat, terdapat sebuah rumah adat Aceh yang menawarkan keotentikan serta daya tarik besar sebagai kediaman salah satu pahlawan perempuan Aceh, yaitu Cut Mutia. Rumah adat tersebut terletak di Mesjid Perak, Kecamatan Matang Kuli, Kabupaten Aceh Utara.

Rumah panggung menjadi daya tarik tersendiri karena merupakan ciri khas dari keberagaman rumah adat di Indonesia. Rumah Adat Cut Mutia tidak hanya menyimpan kisah tentang keberanian seorang pahlawan perempuan Aceh, tetapi juga menjadi ruang hidup bagi sejarah itu sendiri.

Para pengurus melakukan perawatan secara berkala, memperbarui fasilitas, serta melakukan pendataan wisatawan secara rutin untuk dilaporkan kepada pihak pusat agar penyaluran dana sesuai dengan kebutuhan dan data yang masuk. Pengelola juga menekankan bahwa rumah adat ini bukan sekadar museum kuno yang tergerus arus modernisasi, tetapi ingin tetap hadir sebagai ruang budaya yang dekat dengan kehidupan masa kini.

Di saat banyak museum lain berusaha menonjolkan diri melalui koleksi yang lebih lengkap dan otentik, Rumah Cut Mutia justru membuktikan bahwa sejarah tidak hanya terletak pada benda-benda lama, melainkan juga pada cara kita merawat, mengelola, dan menghidupkannya agar tetap relevan.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Rumah Adat Cut Mutia layak menjadi model pelestarian budaya lokal karena sederhana, terawat, dan tidak seseram atau sekuno yang sering dibayangkan wisatawan. Ini menjadi bukti bahwa apabila dikelola dengan baik tanpa praktik korupsi dan dengan penggunaan dana yang bertanggung jawab maka situs budaya sekecil apa pun dapat menjadi destinasi yang hidup dan dicintai masyarakat.


Penulis: Daffa Alkausar (Magang)

Editor: Putri Ruqaiyah
 

16 November 2025

Kelompok 4 Magang Cakru LPM Al-Kalam Kunjungi Rumah Adat Cut Meutia, Kenali Sejarah dan Arsitektur Aceh

Foto: Intan Sarifah (Magang)

www.lpmalkalam.com- Empat Calon Kru (Cakru) Magang Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe melakukan kunjungan sejarah ke Rumah Adat Cut Meutia di Desa Masjid Pirak, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, pada Sabtu (15/11/2025).

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan lebih dekat warisan budaya Aceh kepada para peserta magang. Rumah Adat Cut Meutia merupakan bangunan tradisional Aceh yang dibangun untuk mengenang pahlawan nasional Cut Nyak Meutia, tokoh perempuan Aceh yang dikenal berani memimpin perlawanan terhadap penjajah Belanda. Rumah ini berdiri dengan struktur khas rumoh Aceh, ditopang oleh 16 tiang kayu besar dan beratapkan daun rumbia.

Bagian dalam rumah terbagi atas sejumlah ruang, seperti seuramoe keu (serambi depan), anjong (kamar anak perempuan), seuramoe likoet (ruang belakang), ruang keluarga, dan dapur. Beberapa foto sejarah, lukisan, serta benda tradisional Aceh seperti jeungki dan lumbung padi turut dipamerkan di dalamnya.

Selain struktur bangunan, Rumah Adat Cut Meutia juga memiliki kekayaan ragam hias tradisional Aceh yang menghiasi bagian dinding dan atap. Ragam ukiran tersebut meliputi apak catoe (papan catur), dheun (ranting), on kayee (daun), bungong awan-awan, bungong seulupok (bunga teratai), bungong cane’ awan (bunga putih), gigo buya (gigi buaya), bintang, taloe ie (tali lurus), pucok reubong (pucuk rebung), awan si on (daun), on sirih (daun sirih), pohon beringin, bungong sago (bunga sudut), bungong meulu (bunga melati), serta motif burung merpati. Ragam hias tersebut menjadi ciri estetika rumah adat Aceh yang sarat makna budaya.

Idris, penanggung jawab Rumah Adat Cut Meutia, mengatakan bahwa rumah tersebut rutin dikunjungi masyarakat, pelajar, hingga wisatawan yang ingin melihat langsung bentuk rumah adat Aceh dan mempelajari kisah perjuangan Cut Nyak Meutia “Banyak masyarakat dan tamu berkunjung untuk mengenang pahlawan, karena tempat ini menyimpan banyak kenangan masa lalu yang berkaitan dengan perjuangan mereka,” ujarnya.

Rumah Adat Cut Meutia dapat dijangkau dengan jarak sekitar 31 kilometer dari Kota Lhokseumawe, atau sekitar satu jam perjalanan. Akses menuju lokasi cukup baik, melewati area persawahan dan perkampungan yang menjadi ciri khas wilayah tersebut.

Idris juga menyampaikan harapannya. “Semoga dengan banyaknya tamu yang datang, mereka bisa lebih mengenal dan mencintai sejarah,” katanya.


Penulis: Luthfiatil Syaqirah dan Intan Sarifah (Magang)

Editor: Putri Ruqaiyah

11 November 2025

Kelompok Dua Cakru Magang LPM Al-Kalam Terjun Langsung ke Stasiun Krueng Geukueh, Pelajari Operasional Kereta Api

Foto: Irozatun Navais

www.lpmalkalam.com- Kelompok Dua Calon Kru (Cakru) magang Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe melakukan kunjungan lapangan ke Stasiun Kereta Api yang terletak di Gampong Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, Minggu (10/11/2025).

Dalam kegiatan kunjungan lapangan tersebut, para peserta magang menelusuri berbagai area di sekitar stasiun dan melakukan wawancara langsung dengan warga setempat. Salah seorang warga yang ditemui menyampaikan bahwa layanan Kereta Api (KA) Cut Meutia resmi beroperasi pada tahun 2023 sebagai bagian dari proyek pembangunan kembali jalur kereta api di Aceh. “Kereta api ini resmi beroperasi pada tahun 2023 sebagai bagian dari pembangunan kembali jalur kereta api. Layanan KA Cut Meutia memudahkan aktivitas warga sekitar, terutama bagi siswa yang berangkat sekolah dan masyarakat yang beraktivitas setiap hari. Kehadirannya sangat membantu,” ungkap salah satu warga sekitar stasiun.

Kereta Api Cut Meutia melayani rute perjalanan dari Krueng Geukueh hingga Kuta Blang dengan tarif Rp2.000 per orang untuk satu kali perjalanan. Namun, warga juga mengungkapkan bahwa di sekitar area rel stasiun sempat terjadi beberapa kecelakaan beberapa tahun lalu. “Dulu pernah terjadi kecelakaan di sekitar rel kereta api, mungkin karena kelalaian warga yang melanggar aturan. Alhamdulillah, sekarang masyarakat sudah lebih berhati-hati ketika berada di dekat stasiun saat kereta lewat. Semoga ke depan tidak terjadi lagi hal-hal yang merugikan warga,” ujar warga tersebut menambahkan.

Melalui kunjungan ini, para Cakru LPM Al-Kalam mendapatkan wawasan baru mengenai operasional dan manfaat sosial dari KA Cut Meutia sebagai sarana transportasi yang terjangkau dan bermanfaat bagi masyarakat Aceh Utara.


Reporter: Cut Saputri

Editor: Putri Ruqaiyah

Menjalin Asa dan Kekeluargaan: KPM 61 UIN SUNA Lhokseumawe Disambut Hangat di Desa Waq Toweren

Foto: nadiyatul Rahimah Sinaga

www.lpmalkalam.com- Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM), Kelompok 61, Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan temu ramah bersama para warga desa Waq Toweren, Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah di Meunasah desa setempat pada Senin (10/11/2025). 

Kegiatan temu ramah merupakan salah satu bentuk upaya menjalin silaturahmi dan mempererat hubungan antara mahasiswa dengan masyarakat setempat. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Reje (Kepala Desa) Waq Toweren, Abdul Habir, serta aparatur kampung yang terdiri dari sekretaris, bendahara, kepala dusun, dan para Kepala Urusan (Kaur).

Acara diawali dengan kata sambutan dari Ketua KPM Kelompok 61, M. Dhuha Masyhuri, yang menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat dari pihak desa serta menjelaskan tujuan dan Program Kerja (Proker) selama masa pengabdian. Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian arahan dan bimbingan oleh Abdul, selaku Reje, yang menekankan pentingnya kerja sama dan sinergi antara mahasiswa dan masyarakat dalam melaksanakan berbagai program KPM guna memberikan manfaat nyata bagi desa.

Foto: nadiyatul Rahimah Sinaga
“Adik-adik mahasiswa yang sudah bergabung di desa Waq Toweren kami ucapkan selamat datang. Begitu adik-adik telah bergabung di kampung ini, maka secara tidak langsung telah menjadi bagian dari keluarga besar Desa Waq Toweren," ujar Abdul. 

Para aparatur kampung Waq Toweren juga berharap semoga mahasiswa yang telah KPM di desa Waq Toweren bisa mencapai kesuksesan dan bisa bermanfaat untuk negara dan masyarakat luas.

Setelah penyampaian kata sambutan dari Reje, acara dilanjutkan dengan penyampaian Proker KPM Kelompok 61. Program ini disampaikan langsung oleh Muhammad Syahru, selaku divisi Program dan humas. Syahru menyampaikan bahwa terdapat 18 program yang akan dilaksanakan di desa Waq Toweren. Salah satu program unggulan yang akan dilaksanakan adalah Pemasangan Lampu Solar Panel Jalan dan program sosialisasi lainnya. 


Reporter: Fitdaturrahmi 

Editor: Tiara Khalisna

Kelompok KPM 61 Siap Bersinergi dengan Polsek Lut Tawar Untuk Menguatkan Kearifan Lokal

Foto: IST

www.lpmalkalam.com- Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM), Kelompok 61, Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe, melaksanakan Koordinasi Program sekaligus Forum Group Discussion (FGD) bersama jajaran Kepolisian Sektor (Polsek) Lut Tawar di Kantor Polsek Lut Tawa pada Senin (10/112025).

Koordinasi dan FGD diselenggarakan untuk mengonfirmasi pelaksanaan program pengabdian sekaligus memastikan seluruh kegiatan dapat berjalan tertib, terarah, serta sejalan dengan kebutuhan masyarakat desa Waq Toweren. KPM tahun ini mengusung tema Menata Potensi Gampong Mandiri, Berkearifan Lokal, Bernilai Islami.

Dalam sesi diskusi, Ketua Kelompok 61 memaparkan sejumlah Program Kerja (Proker) wajib yang akan dijalankan, seperti manajemen masjid/meunasah, penguatan sosial media desa, sosialisasi mengenai pernikahan dini dan kurikulum cinta, serta beberapa program pemberdayaan lainnya. Seluruh program dirancang untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan menumbuhkan kemandirian desa sesuai nilai dan karakter lokal.

Kegiatan FGD ini mendapat dukungan penuh dari Polsek Lut Tawar. Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Desa Waq Toweren Polsek Lut Tawar, Ajun Inspektur Polisi Dua (AIPDA) Usman, memberikan arahan mengenai pentingnya kolaborasi yang harmonis antara mahasiswa dan aparat keamanan. Usman juga turut mengatakan bahwa Polsek Lut Tawar turut mendukung seluruh kegiatan KPM dari UIN SUNA Lhokseumawe. “Kami sangat menyambut baik kehadiran mahasiswa KPM. Semoga program-program yang dijalankan benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat dan memberikan dampak nyata. Polsek Lut Tawar siap mendukung setiap kegiatan selama berada di wilayah kami,” ujarnya.

Inspektur Polisi Dua (IPDA), Aji Agus Rianto, S.Psi., selaku Wakil Kepala (Waka) Polsek Lut Tawar, juga turut memberikan bimbingan kepada para mahasiswa KPM kelompok 61. "Mahasiswa merupakan bagian dari agen perubahan di tengah masyarakat. Kami berharap keberadaan adik-adik mahasiswa dapat membawa suasana positif dan bermanfaat bagi warga. Silakan berkoordinasi dengan kami kapan saja, jika membutuhkan bantuan,” ungkapnya.

Melalui FGD ini, terjalin kolaborasi antara mahasiswa, aparat kepolisian, dan masyarakat Desa Waq Toweren untuk mendorong pemberdayaan berbasis nilai keislaman dan kearifan lokal. Kegiatan ini menjadi pijakan awal bagi mahasiswa dalam menjalankan pengabdian selama satu bulan dengan dukungan penuh dari Polsek Lut Tawar dan warga setempat.


Reporter: Fitdaturrahmi

Editor: Tiara Khalisna

08 November 2025

Mahasiswa UIN SUNA Lhokseumawe Laksanakan Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Gampong Dayah Meunara

Foto: IST

www.lpmalkalam.com- Sebanyak sebelas mahasiswa dari kelompok 11, Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe, yang terdiri atas sembilan perempuan dan dua laki-laki, resmi memulai kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di Gampong Dayah Meunara, Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara, Jumat (07/11/2025).

Kegiatan pembukaan KPM dilaksanakan pada Jumat malam usai salat Magrib. Acara tersebut dihadiri oleh seluruh mahasiswa peserta KPM, perangkat gampong, serta tokoh masyarakat setempat.

Acara dimulai dengan sambutan dari Ketua Hubungan Masyarakat (Humas) Mahasiswa KPM, M. Dedi Syahputra, yang kemudian dilanjutkan oleh Ketua KPM, Riski Bayu, untuk memperkenalkan diri sekaligus seluruh anggota lainnya. Dalam sambutannya, Riski juga memaparkan Program Kerja (Proker) yang akan dilaksanakan selama masa pengabdian berlangsung.

Foto: IST
Selanjutnya, Sekretaris Desa (Sekdes) memberikan sambutan dan memperkenalkan seluruh perangkat desa kepada mahasiswa peserta KPM. Suasana keakraban semakin terasa ketika Ketua Tuha Peut Gampong turut menyampaikan pesan hangat kepada para mahasiswa. “Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh mahasiswa. Harap menjadi contoh yang baik, saling menjaga, dan mengikuti adat yang berlaku di kampung ini, seperti kegiatan pengajian di pesantren. Kami menganggap kalian sebagai anak-anak kami sendiri,” ujarnya.

Selain itu, mantan Kepala Desa (Keuchik) Gampong Dayah Meunara juga turut memberikan sambutan dengan penuh kehangatan. “Kami, seluruh masyarakat, mengucapkan ahlan wa sahlan kepada adik-adik mahasiswa KPM UIN. Kami berharap kalian dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat serta menjalin hubungan baik dengan warga, terutama dengan ibu-ibu setempat,” tuturnya.

Kegiatan pembukaan ini berlangsung penuh keakraban dan menjadi awal yang baik bagi mahasiswa UIN Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe untuk berkolaborasi dan berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat Gampong Dayah Meunara selama masa pengabdian berlangsung.


Rilis

Editor: Putri Ruqaiyah

30 Oktober 2025

Fakta Unik Bumi Samudera, Aceh Utara: Masyarakat Masih Sering Menemukan Koin Emas Dinar dan Piring Cap Naga Milik Kerajaan?

Foto: Razwa Syuib (Magang)

www.lpmalkalam.com- Dalam menjalankan masa magang, Kelompok Tiga Calon Kru (Cakru) Magang Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam mengunjungi Kompleks Makam Sultan Malik As-Shalih di Gampong Beuringen, Kecamatan Samudera, Aceh Utara pada Jumat (17/10/2025). 

Berbagai fakta unik dan menarik di temukan dari cerita sang pemandu, Marzuki. Penjaga makam bersama tiga orang lainnya mengaku tidak digaji langsung oleh pemerintah. Namun, keempatnya tetap menjalankan tugas tersebut menganggap sebagai kewajiban yang harus dijaga.

Samudera Pasai, nama sebuah kerajaan yang terletak di Aceh Utara pada tahun 1270-1297 Masehi. Dulunya, Kerajaan Samudera Pasai dikenal sebagai kerajaan Islam terbesar di Indonesia, nomor dua di dunia setelah Arab. Samudera Pasai dikenal dengan sejarah sosok Raja pendiri Kerajaan Islam pertama di Indonesia. 

Makam Sultan Malik As-Shalih dikenal sampai ke penjuru dunia. Banyak keistimewaan di tempat tersebut. "Namanya juga seorang yang alim, ya. Jadi Allah mengistimewakan mereka walaupun sudah tiada. Ramai orang datang berziarah untuk meminta doa di sini, dengan mengharapkan keberkahan beliau mereka berdoa. Alhamdulillah, semuanya terkabulkan," ujar Marzuki.

Samudera Pasai memiliki kekayaan yang luar biasa dimana alat tukar barangnya (uang) terbuat langsung dari emas yang disebut dinar. Dinar sebutan koin emas sebagai alat transaksi di Arab. Raja Samudera (Meurah Silu) berasal dari Yaman dan merupakan yang membawa Islam dari Arab. "Mungkin kalian pernah baca di internet bahwa Meurah Silu membangun kerajaan ini setelah masuk Islam. Itu perspektif yang salah. Beliau bukan keturunan orang biasa, tetapi sangat dimuliakan bahkan dari buyutnya," tambahnya.  

Foto: Razwa Syuib (Magang)

Sampai saat ini, masyarakat Samudera masih memiliki harta koin tersebut. "Kami biasanya ketemu di tambak, atau di tanah kalau ada pembangunan. Masyarakat jual ke saya, harganya menurut ukuran. Kalau kecil bisa satu juta lima ratus atau dua jutaan. Nanti kami jual ke luar negeri," jelasnya.

Menjual koin dinar yang ditemukan sudah menjadi sumber ekonomi warga sekitar. Awalnya mereka tidak paham untuk menjual ke luar negeri. "Dulu, waktu kecil-kecil kami gak paham tentang barang yang ditemukan begitu. Sering kita ketemu barang antik seperti piring cap Naga, biasanya dipakai oleh raja dan keluarga. Banyak manfaat dari piring tersebut salah satunya bisa menghilangkan racun pada makanan. Dulu, kalau ada musuh bisa saja diracun. Nah, keluarga raja menggunakan piring tersebut jadinya tidak beracun," lanjut Marzuki.

Saat Aceh dilanda tsunami pada tahun 2004, pesisir Aceh Utara termasuk Samudera juga terkena bencana tersebut. Namun, uniknya pembatas Makam Sultan Samudera Pasai tidak tersentuh air sedikitpun. Sementara itu, warga sekitar bisa menangkap ikan yang berserakan di dekat makam akibat terbawa air laut. "Banyak orang yang tidak tau kalau sebenarnya Sultan Malik Adh-Dhahir tidak dimakamkan. Itu yang ada disamping makam ayah beliau, Sultan Malik Ash-Shalih hanya monumen sebagai bukti bahwa beliau patut dikenang. Beliau tidak syahid, tetapi raib saat hendak dibunuh oleh musuh sampai sekarang tidak ada berita tentang beliau. Itulah kelebihan orang alim," terangnya.

Marzuki berharap agar anak muda mau mengulik kembali sejarah para leluhur, terutama tentang agama dan keimanan.


Penulis: Annisa Maulianda (Magang)

Editor: Tiara Khalisna

 

Mengenai Saya

Foto saya
Lhokseumawe, Aceh, Indonesia
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al – Kalam adalah salah satu lembaga pers mahasiswa guna mengembangkan bakat jurnalis muda yang berada di lingkungan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah (SUNA) Lhokseumawe.

Redaksi Al-Kalam

Nama

Email *

Pesan *

LPM AL-Kalam UIN SUNA Lhokseumawe, 0823-6508-3003 (Pemimpin Redaksi) 0852-6227-8755 (Sekretaris Redaksi) Alamat:Jl. Medan Banda Aceh,Alue Awe,Kec. Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Diberdayakan oleh Blogger.