|
Foto: Alya Nadila |
www.lpmalkalam.com- Pelaku UMKM terus meningkat pasca terjadinya COVID-19 yang menggemparkan masyarakat Indonesia. Pada Rabu, (14/8/2024), Amanah Aceh berkolaborasi dengan PII Lhokseumawe dan Kejar Mimpi Lhokseumawe mengadakan program "NextGen UMKM: Visionaries for Lhokseumawe". Dalam hal ini, menggambarkan generasi baru pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan inovasi dan teknologi baru. Sehingga, "Penerapan Teknologi Guna Meningkatkan Efisiensi dan Daya Saing di Pasar Global" menjadi tema dalam kegiatan tersebut.
Program ini berlangsung di Aula Cabang Dinas Pendidikan Kota Lhokseumawe, pukul 14.00 s.d. 16.00 WIB. Kegiatan tersebut menghadirkan pemateri-pemateri hebat seperti Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Lhokseumawe; Owner Cafe The Breeze Coffee & Minisoccer F9; dan Owner Atariki Japan yang memberikan motivasi dan pemahaman bagaimana memulai bisnis atau UMKM sehingga mampu maju dan berkembang dengan baik. Adapun sasaran kegiatan tertuju pada seluruh masyarakat, pelaku UMKM Kota Lhokseumawe, dan mahasiswa yang berada di Kota Lhokseumawe.
Jafruddin, S.E., sebagai pihak dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Lhokseumawe menggantikan Muhammad Rizal, S.Sos, M.S.I., yang menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut mengungkapkan adanya dukungan yang cukup besar dari Pemerintah Kota Lhokseumawe terhadap UMKM Kota Lhokseumawe. Beberapa kontribusi yang diberikan kepada pelaku UMKM Kota Lhokseumawe adalah penyediaan lapak atau stand yang terdapat di samping Masjid Islamic Center setiap hari Minggu, yang lebih dikenal dengan event Ahad Festival. Tak hanya itu, Pemerintah Kota Lhokseumawe juga menyediakan pelatihan digital marketing dan pendampingan bagi pelaku UMKM Kota Lhokseumawe.
Tentu peran digitalisasi memberikan kemudahan bagi pelaku UMKM, terutama di Kota Lhokseumawe. Berbagai konten promosi yang dilakukan melalui sosial media menjadikan produk dikenal oleh masyarakat luas. Deretan motivasi turut lahir dari pemateri yang memberikan pemahaman dan informasi terkait proses yang dilalui pemateri dalam membangun bisnis dari nol, cara memanage keuangan yang baik dan benar, sikap-sikap yang harus ada pada diri, hingga cara menyikapi persoalan yang lahir dalam proses membangun bisnis.
Rahmad Baihaqi, S.E., yang merupakan owner Cafe The Breeze Coffee & Minisoccer F9, dalam paparannya menyampaikan bisnisnya yang ia bangun tanpa mentoring dengan modal yang cukup kecil pada 2010 silam. Menggunakan saham yang hanya 20% dan pengetahuan bisnisnya yang masih sedikit, ia berani melahirkan The Breeze Coffee. Karena menurutnya, take action adalah kunci dalam melakukan segala hal. Semangat dan niat baiknya ingin membuka lapangan kerja bagi orang lain memudahkannya melalui setiap tantangan. Motivasi yang selalu menjadi pegangannya berhasil menjadi penyelamatnya, "Saya tidak ingin lahir dan hidup di dunia ini tanpa menjadi apa-apa. Dunia akan terus berjalan ada atau tidak adanya saya di dunia, tapi setidaknya saya bisa memberikan impact agar dunia ini lebih berwarna," ucapnya di akhir penyampaian materi.
Owner Atariki Japan, Rizki Mulyadi, S.IP., yang menjadi pembicara terakhir dalam kegiatan ini memulai karir bisnisnya dengan gerobak kopi kecil-kecilan. Setelah menempuh pendidikan di Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, ia menyelami dunia bisnis karena tidak ada pilihan lain untuk mendapatkan pekerjaan setelah mengikuti tes di beberapa instansi dan dinyatakan tidak lulus. Bisnis Atariki Japan yang lahir di tahun 2022 dan akan lahir cabang keempat, tentu memiliki tantangan tersendiri, baik dari bangunan, suppliernya, dan lainnya. Menurutnya, tantangan membuat kita terus tumbuh dan belajar.
Pemanfaatan digitalisasi yang digunakan oleh bisnis Atariki Japan ini mulai dari sosial media sebagai ajang promosi produk, sistem kasir, staff, dan hal lainnya yang harus dikontrol oleh sistem. Dalam penyampaiannya, ia mengungkapkan teori kekayaan, "Saya percaya kekuatan rezeki. Maka, kaya itu ada teorinya. If you believe, you will get; you give, you get more; doa dari orang terkasih; mensyukuri dengan menikmati sesuatu; dan tidak terjebak dalam ketakutan. Ketakutan itu merupakan perasaan yang lahir dari hati, dan ketakutan itu tidak ada." Motivasi-motivasi yang diberikan olehnya menjadi penyemangat bagi audiens, terutama perihal ketakutan yang menjadi alasan seseorang tidak ingin memulai. "Percayalah segala sesuatu itu dari nol. Jika sewaktu-waktu sesuatu itu kembali menjadi nol, tak perlu takut. Karena sesuatu itu juga berasal dari nol," ungkap Rizki dalam closing statementnya.
Penyampaian materi dari ketiga pemateri tersebut memberikan banyak manfaat bagi audiens. Tidak hanya memberikan ilmu tentang berbisnis di zaman digitalisasi saat ini, tetapi juga motivasi untuk menjadi seseorang yang bermanfaat tanpa takut gagal dalam berproses.
Reporter: Alya Nadila
Editor: Redaksi