![]() |
Foto: IST |
Konferensi ICAIOS ke-10 dihadiri oleh akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai negara ASEAN maupun luar kawasan. Forum ini menjadi ajang penting pertukaran ide, inovasi penelitian, serta penguatan jejaring akademik lintas negara. Dalam kesempatan tersebut, Fitdaturrahmi dan Raudhatul Jannah mempresentasikan artikel berjudul Rah Ulei as Indigenous Hydrotherapy: Exploring Spiritual Healing and Inner Peace in Bireuen Aceh. Topik ini mengangkat potensi Rah Ulei, metode hidroterapi tradisional masyarakat Aceh, sebagai media penyembuhan spiritual (spiritual healing) sekaligus saran sarana mencapai ketenangan batin (inner peace).
Penelitian ini memadukan pendekatan psikoterapi islam, sufistik, kearifan lokal, serta perspektif kesehatan mental modern. Dalam presentasinya, kedua penulis menegaskan bahwa Rah Ulei tidak hanya bermanfaat sebagai terapi fisik, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang mendalam, membantu individu mengelola emosi, mengurangi stres, dan memperkuat hubungan batin dengan Sang Pencipta.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari bimbingan intensif Nurul Hikmah, M.Pd., dosen BKI sekaligus Wakil Dekan II FUAD UIN SUNA Lhokseumawe. Beliau memastikan kualitas penelitian dan penulisan artikel sesuai dengan standar konferensi internasional, baik dari segi metodologi, analisis, maupun bahasa akademik. “Kita patut bangga karena mahasiswa mulai berani tampil di forum internasional dengan mengangkat kekayaan budaya Aceh. Harapannya, penelitian ini bisa menjadi pintu masuk pengembangan psikoterapi berbasis kearifan lokal yang relevan untuk pengembangan ilmu bimbingan dan konseling Islam,” ujar Nurul Hikmah, M.Pd., seusai sesi presentasi.
Dekan FUAD, Dr. Ruhama Wazna, M.A., turut memberikan apresiasi. “Ini bukan hanya prestasi personal, tetapi juga kebanggaan bersama bagi seluruh civitas academica. Mahasiswa BKI telah membuktikan bahwa mereka mampu menjadi duta keilmuan di tingkat internasional. Kita akan memberikan dukungan penuh,” ungkapnya.
Sementara itu, Fitdaturrahmi menyampaikan harapannya atas pencapaian ini. “Saya berharap ke depannya bisa terus mengembangkan wawasan akademik, memperluas relasi, dan mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dalam penelitian dan konferensi ini. Semoga pengalaman ini juga menjadi motivasi bagi mahasiswa lain, baik di BKI maupun jurusan lainnya, untuk berani meneliti dan tampil di forum internasional maupun nasional,” ujarnya.
Raudhatul Jannah menambahkan pengalaman berharga yang diperoleh dari kegiatan tersebut. “Kegiatan ini memberikan kita banyak sekali insight baru, apalagi bisa bertemu dan berdiskusi dengan profesor-profesor hebat dari berbagai universitas besar dunia seperti Harvard University dan University of Toronto. Itu menjadi pengalaman yang tidak terlupakan, dan semoga ke depannya banyak mahasiswa yang tertarik mengikuti kegiatan serupa,” tuturnya.
Kehadiran mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe sebagai presenter mendapat sorotan tersendiri karena menunjukkan kemampuan generasi muda Aceh untuk bersaing di kancah global. Prestasi ini diharapkan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain agar terus berkarya dengan mengangkat topik-topik lokal yang memiliki relevansi internasional.
Reporter: Putri Ruqaiyah
Editor: Zuhra