![]() |
| Foto: IST |
Flyer tersebut secara operasional mengatasnamakan Ormawa UIN Sultanah Nahrasiyah, namun hanya mencantumkan beberapa organisasi mahasiswa tertentu. Sementara itu, sejumlah Ormawa lain yang secara struktural berada di bawah UIN SUNA, termasuk Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) tidak dicantumkan sama sekali.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan serius terkait transparansi dan etika kelembagaan. Dalam konteks kemanusiaan, penggunaan nama besar Ormawa UIN seharusnya mencerminkan keterlibatan dan representasi seluruh elemen mahasiswa, bukan hanya kelompok tertentu.
“Jika kegiatan ini benar-benar bersifat kolektif, maka identitas yang ditampilkan juga harus kolektif. Namun jika hanya sebagian Ormawa yang terlibat, maka penggunaan nama Ormawa UIN menjadi tidak tepat dan berpotensi menyesatkan publik,” ungkap salah satu mahasiswa.
Lebih jauh, penggunaan identitas organisasi dalam aksi kemanusiaan seharusnya tidak menjadi ajang pencitraan. Solidaritas terhadap korban bencana menuntut kejujuran, inklusivitas, dan tanggung jawab moral, bukan sekadar menampilkan logo atau nama organisasi tertentu.
Mahasiswa berharap ke depannya, setiap kegiatan kemanusiaan yang mengatasnamakan institusi atau Ormawa tingkat universitas dilakukan secara terbuka, adil, dan melibatkan seluruh unsur yang ada. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan publik serta marwah organisasi mahasiswa itu sendiri.
Bencana adalah duka bersama. Solidaritas tidak boleh dipersempit oleh kepentingan eksistensi organisasi.
Rilis


























