![]() |
Foto: Siti Rayhani |
www.lpmalkalam.com- Usai kepengurusan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe periode 2025/2026 dilantik, Pemimpin LPM Al-Kalam menyuarakan tema baru kepengurusan periode ini yang bertempat di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) pada Senin (23/06/2025).
Pemimpin Umum LPM Al-Kalam 2025/2026, Muhammad Syahru mengungkapkan bahwa
“Benar Beretika, Inovasi Berkarya” diusung menjadi tema baru untuk kepengurusan LPM Al-Kalam periode 2025/2026. Dalam kata sambutannya, Syahru menyampaikan bahwa tema tersebut telah ditentukan bersama seluruh kru untuk periode ini.
“Berproses dari Mubes (Musyawarah Besar), segala pembaruan telah kami lakukan. Peningkatan viewers berita menjadi tujuh ribu pada bulan Juni, begitu juga dengan Instagram melalui insight-nya yang kami upayakan terus meningkat. Dengan tema baru ini, harapannya ada struktur baru, visi baru, dan inovasi baru juga. Bukan hanya pada kepengurusan, tetapi juga pada elemen penting yang terlibat di dalamnya,” ungkapnya.
Zahira Putri Meola, Pemimpin Penelitian dan Pengembangan (Litbang) yang mencetuskan tema tersebut mengungkapkan alasan di balik usulannya. Menurutnya, “Benar Beretika” berarti kru LPM Al-Kalam akan menghasilkan karya yang sesuai dengan kode etik jurnalistik. Sementara itu, “Inovasi Berkarya” berarti bahwa LPM Al-Kalam tidak akan menghasilkan karya yang monoton, tetapi mengikuti perkembangan zaman. Hal ini berlaku tidak hanya pada karya, tetapi juga pada pengembangan kru.
![]() |
Foto: Siti Rayhani |
Meola menambahkan bahwa simbol tangan yang digunakan saat menyebutkan tema tersebut terinspirasi dari logo LPM Al-Kalam.
“Sebelumnya, simbol tangan itu dibentuk oleh Pemimpin Umum sendiri saat foto bersama dewan pengurus. Saat itulah saya berpikir, 'Benar Beretika' bisa digambarkan dengan simbol centang, dan 'Inovasi Berkarya' dengan jari telunjuk membentuk huruf 'I',” ujarnya.
Syahru juga menjelaskan bahwa makna “Benar Beretika” tidak hanya merujuk pada etika jurnalistik, tetapi juga pada etika sebagai manusia dalam norma-norma masyarakat.
Reporter: Alya Nadila
Editor: Putri Ruqaiyah