![]() |
Sumber foto: Ist |
Pertanyaan tersebut diajukan oleh salah satu mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang tidak ingin disebutkan namanya. Pertanyaan tersebut mencakup tiga hal utama, yaitu alasan tidak adanya pemaparan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) dalam forum Musyawarah Mahasiswa (Musma), alasan pengangkatan Anil Alwi sebagai Presidium 1 meskipun saat ini menjabat sebagai ketua Senat Mahasiswa Institut (SEMA-I) dan bukan dari SEMA Fakultas (SEMA-F), serta klarifikasi mengenai pernyataan Anil terkait "golongan" yang sempat ia lontarkan dalam forum tersebut pada Senin, (10/01/2025).
Menanggapi pertanyaan pertama, Sarah menjelaskan bahwa dalam forum Musma sebenarnya telah dilakukan pemaparan LPJ oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA). Oleh karena itu, menurutnya, informasi mengenai tidak adanya pemaparan LPJ kurang tepat.
Terkait penunjukan Anil Alwi sebagai Presidium 1, Sarah menjelaskan bahwa berdasarkan aturan dalam Musma FUAD, presidium sementara berasal dari demisioner SEMA FUAD sebelumnya. Saat Musma berlangsung, Anil Alwi merupakan demisioner SEMA FUAD meskipun masih menjabat sebagai Ketua SEMA-I. Sarah juga menambahkan bahwa jika ingin menunjuk demisioner lain, mereka tidak berada di tempat saat itu. Setelah tugas presidium sementara selesai, Anil sempat membuka kesempatan bagi forum untuk menentukan presidium tetap. Namun, hanya satu orang yang mengajukan diri, sedangkan syarat presidium tetap harus terdiri dari tiga orang. "Tidak boleh mengganti satu-satu, sedangkan kemarin hanya ada satu paslonnya, jadi otomatis gugur.” jelasnya. Oleh karena itu, presidium tetap dipilih dari anggota presidium sementara.
Anil Alwi sendiri menambahkan bahwa tidak ada aturan yang melarang anggota SEMA-I untuk menjadi presidium dalam Musma FUAD. Ia juga memberikan klarifikasi mengenai pernyataannya tentang "golongan" yang sempat menjadi perbincangan. Menurutnya, dalam setiap konferensi politik, pasti terdapat kubu-kubu yang memiliki perbedaan pandangan. Pernyataannya tersebut tidak ditujukan kepada pihak eksternal, melainkan kepada dua kubu internal dalam forum. Salah satu kubu menolak pasangan calon (paslon) Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (HMJ KPI), meskipun berkas dan persyaratan paslon tersebut telah dinyatakan lengkap. Oleh karena itu, Anil melontarkan pernyataan tersebut kepada kubu yang menolak tanpa alasan yang jelas.
Lebih lanjut, Anil mengungkapkan bahwa sejak awal sidang, peserta forum terus menyerang presidium. "Yang namanya manusia kan ada batas batas emosionalnya. Ada problem sedemikian rupa terjadi, kita pun tidak dapat mengontrol kata-kata, sehingga kata-kata itupun terucap," ungkapnya. Ia pun berharap agar ke depannya setiap konferensi politik dapat dijalankan dengan baik tanpa saling menjatuhkan. Sebagai mahasiswa yang profesional, jalani konferensi ini dengan baik dan jangan menghalalkan segala cara demi sebuah kemenangan.
Reporter: Zuhra & Syafiqatun Nisa’
Editor: Redaksi