Portal Berita Al-Kalam

Milad 56 dan Perpres 56: Simbol Kebangkitan UIN Sultanah Nahrasiyah Menuju Kampus Global

  Foto: Qonita Sholihat www.lpmalkalam.com-  Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah Lhokseumawe menggelar Sidang Senat Terbuka s...

HEADLINE

Latest Post

15 Mei 2025

BOM WAKTU

foto: Pixabay


www.lpmalkalam.com- Ini dongeng tentang sepasang anak manusia yang memiliki bom waktu. Mereka mengasuhnya dengan baik, teliti, dan mengagungkannya bak anugerah terindah bagi mereka. Tapi mereka keliru, yang mereka rawat itu bukanlah anugerah melainkan bom waktu. Ia lahir dari harapan-harapan yang mereka ciptakan sendiri. Mereka memberi makanan, pakaian, pendidikan yang sedemikian rupa serta tempat berteduh. Namun, bersamaan dengan itu mereka menanggalkan telinga mereka, menutup rapat-rapat mata mereka akan kenyataan bahwa bom waktu itu juga punya perasaan, punya keinginan. Mereka tak pernah benar-benar melihatnya. Tak pernah benar-benar mendengarnya. Mereka selalu membungkam sang bom waktu dengan kata-kata yang terdengar seperti mantra "kami tahu yang terbaik untukmu,"  ataupun "ini demi kebaikanmu." 

Meski begitu, bom waktu itu terus tumbuh. Walau tanpa jati diri, tanpa suara. Seakan ia tidak pernah berhak akan hidupnya. Baginya, akan selalu ada hari dengan bayang-bayang pertanyaan, "untuk apa aku dilahirkan? mengapa aku tetap menjalani hidup ini?" diikuti dengan kesedihan yang segelap lautan, seakan ia hidup dalam gelap malam tak berujung. 

Pernah ia bersuara akan hal sepele "kapan terakhir kali ayah menanyakan warna kesukaan-ku?" manusia yang disebut ayah itu menoleh "bukankah kau menyukai hijau?"  ia tersenyum getir. Tidak, seumur hidupnya ia membenci warna itu, tapi karena jika ia mengatakan warna lain, yang datang hanyalah sindiran atau tatapan kecewa. Maka ia belajar untuk menyukai apa yang mereka sukai. Bukan karena suka, tapi karena takut akan cacian yang akan ia dapatkan karena bersuara. 

Anehnya bom waktu itu tetap tumbuh, meski dengan jiwa yang menyimpan luka. Tidak sekalipun ia meledak, belum tentu jiwanya akan sembuh. Tapi, dentumnya kini terdengar lebih jelas dalam pikirannya. Sebuah pertanyaan terus mengendap "Kapan kalian akan mengerti? Apakah kata maaf sesulit itu untuk diucapkan?" Menghitung detik demi detik hingga dimana bom waktu itu akan berhenti berdetak. Bukan karena akhirnya ia meledak, tapi karena lelah. Diam tak lagi cukup untuk didengar, dan menangis pun tak lagi punya tempat untuk jatuh. Bangunan yang mereka sebut rumah untuk pulang pun sudah lama kehilangan damainya. Dan saat itu tiba, mereka hanya bisa menyesal dan bertanya-tanya, "Mengapa ia tak pernah bicara?" padahal suara itu sudah lama ada, hanya saja tak pernah mereka anggap sebagai kebenaran.


Penulis: Khairatun Naja

Editor: Tiara Khalisna

13 Mei 2025

Perempuan yang Membawa Senja

 

foto: pexels.com

www.lpmalkalam.com- Setiap sore, di jalan berbatu menuju bukit kecil di pinggir desa, tampak sosok perempuan bergaun sederhana membawa sesuatu di pelukannya, seberkas warna jingga yang mengalir dari tangannya ke udara. Anak-anak sering berlari mengikutinya, tertawa-tawa, berusaha menangkap kelopak cahaya yang mengambang di sekitarnya.

Mereka memanggilnya Dara. Bagi penduduk desa, Dara bukan perempuan biasa. Ia datang entah dari mana, dan membawa senja di jemarinya. Setiap langkahnya menaburkan langit merah, setiap helaan napasnya mengalirkan bayang-bayang emas ke sawah dan pepohonan.

Tak ada yang tahu dari mana Dara mendapatkan senja itu. Beberapa orang bilang ia adalah utusan dewa, dikirim untuk mengobati bumi yang mulai lelah. Yang lain berkata, ia hanya perempuan yang patah hati, membawa warna langit untuk menyembuhkan dirinya sendiri.

Namun Dara tidak pernah bicara banyak. Ia hanya tersenyum tipis, matanya memantulkan semburat warna yang berubah-ubah, seakan menyimpan seribu matahari kecil di dalamnya.

Suatu sore, hujan turun tanpa peringatan. Desa menjadi abu-abu. Anak-anak yang biasa mengejar Dara bersembunyi di kolong rumah, sementara para petani menutup ladang dengan tarpal lusuh. Tapi Dara tetap berjalan.

Di bawah hujan, senja di tangannya tidak padam. Warnanya justru menjadi lebih dalam merah darah, jingga pekat, ungu membara. Langit melihat Dara, dan sejenak hujan pun mereda, membiarkan perempuan itu melukis cakrawala sekali lagi.

Sejak hari itu, desa percaya senja bukan hanya tentang matahari yang jatuh. Senja adalah tentang perempuan kecil yang berjalan di antara hujan dan harapan, membawa warna untuk dunia yang nyaris lupa bagaimana caranya bermimpi.

karya: Rahmi Izzati (Rilis)

26 April 2025

Great Mates

Sumber: Unsplash.com


www.lpmalkalam.com- Matahari baru saja terbit ketika Rizza dan Adit bersiap meninggalkan kostan mereka. Mereka tinggal di tempat kostan yang berbeda, Rizza tinggal di sebuah kost-an gang kecil yang tak jauh dari kampus, sementara Adit tinggal di kost-kostan berbentuk ruko di seberang jalan kampus, mereka tetap selalu berangkat bersama.

Saat Rizza hendak berangkat kuliah dan sedang menyeberang jalan, matanya tertuju pada Adit yang masih berada di kosan, yang sedang mencoba menyalakan motornya, namun tak kunjung menyala.

“Oii, Dit!, kenapa? mogok, ya?,” teriak Rizza dari seberang jalan, yang tak jauh dari kost Adit.

Rizza lalu menghampirinya dan Adit menjawab, “Ngambekan lagi nih motorku.”

“Yasudah, bareng aku aja,” ujar Rizza.

Akhirnya, mereka pun berangkat bersama menuju kampus.

Sesampainya di kampus, mereka melihat Dika dan Ilham yang juga baru tiba di area parkir. Mereka saling menyapa hangat dan melakukan tos sebagai bentuk salam persahabatan, lalu bersama-sama berjalan masuk ke ruang kelas untuk mengikuti perkuliahan.

Setelah perkuliahan usai, Rizza dan Adit menuju ruang jurusan untuk mengembalikan infokus.

“Buruan, Dit! Dika sama Ilham udah pada nungguin di kantin Bude!,” seru Rizza sambil memegang pulpen entah dari mana ia dapatkan.

Adit meraih jaketnya. “Iya, iya! Sabar dulu napa,” ujarnya sambil mengikat tali sepatu. Rizza, yang mulai tak sabar, meraih tas di punggung Adit lalu menariknya paksa.

“Lama banget, nih anak. Kalau nggak diseret, nggak jalan-jalan,” gumam Rizza.

“OI OI SABARR!! YA ALLAH…” Teriak Adit disepanjang koridor kampus.

Sementara itu, Dika dan Ilham sudah menunggu di kantin Bude. Mereka memang berbeda latar belakang. Keduanya tinggal di rumah masing-masing yang cukup jauh dari kampus. Tapi perbedaan itu tak pernah menciptakan jarak di antara mereka. Sejak awal semester, keempatnya langsung klop gara-gara 1 kelompok, maka berawal dari situ mereka kuliah bareng, main futsal, nongkrong, sampai saling curhat soal cinta dan hidup.

Kantin Bude sudah menjadi markas tetap mereka. Tempat semua cerita bermula, dari tugas kelompok, drama percintaan, hingga impian masa depan. Kadang mereka sampai terlambat masuk kuliah karena terlalu asyik mengobrol di kantin Bude.

Ketika Rizza dan Adit sampai di kantin, Ilham berkata sambil bercanda, “Waktu habis, pulang Juna!.”

“Lama banget, bro! Udah laper nih,” goda Dika saat melihat dua anak kos itu datang.

“Lho? Tadi dirumah ga makan?,” balas Adit sambil duduk.

“Keburu telat bro, ytta lah ya.” Ucap Dika.

Ilham tertawa. “Tapi anak kost biasanya yang paling tahan banting. Hebat kalian berdua, it’s the best! otok otok otok.”

“Oh iya dong, anak jantannya emak nih!,” jawab Rizza sambil memamerkan ototnya.

Obrolan pun mengalir seperti biasa, diiringi tawa dan candaan. Namun hari itu, suasananya terasa sedikit berbeda. Ada kegelisahan yang menggantung di antara mereka.

“Nanti kalau kita lulus... masih bisa begini nggak, ya?”, tanya Rizza tiba-tiba.

Hening sejenak, pertanyaan itu menyentuh hati setiap orang di meja itu.

“Kita bakal sibuk. Mungkin kerja di kota yang berbeda. Tapi...” Ilham menjawab, “Kalau kita benar-benar sahabat, kita pasti nyempetin ketemu. Teman sejati nggak akan luntur cuma karena jarak.”

Dika mengangguk. “Kita ini bukan cuma teman kampus. Kita ini Great Mates teman main, teman hidup.”

Rizza tersenyum. Ia menatap ketiga sahabatnya dengan penuh rasa syukur. Mereka memang bukan saudara sedarah, tapi ikatan di antara mereka mungkin jauh lebih kuat.

Di kantin kecil itu, di antara deru motor dan aroma nasi goreng, empat sahabat mengikat janji tak tertulis, apa pun yang terjadi, mereka akan tetap bersama.


Sumber: Rilis

Editor: Redaksi

12 November 2024

Arti Sebuah Perjuangan Seorang Ayah Untuk Anaknya

 

Foto: Pixabary.com

www.lpmalkalam.com- Perjuangan seorang ayah untuk anaknya adalah bentuk kasih sayang yang mendalam dan tak kenal lelah. Ayah berjuang demi masa depan anak-anaknya, sering kali dalam diam dan tanpa pamrih. Ia mungkin tidak selalu mengungkapkan perasaannya, tetapi semua kerja keras, pengorbanan waktu, bahkan rasa lelah yang ditahan, adalah bukti cinta dan kasih sayang.

Ayah akan berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga, memastikan anak-anaknya mendapat konsumsi dan pendidikan yang baik, dan membangun lingkungan yang aman dan nyaman. Setiap keringat yang jatuh adalah bentuk perjuangan agar anaknya tumbuh dengan peluang yang lebih baik. 

Bagi seorang ayah, kebahagiaan anak adalah kebahagiaan dirinya. Meskipun ia sering berperan sebagai sosok yang kuat dan tangguh, di dalam hatinya ia selalu berdoa dan berharap yang terbaik untuk masa depan anak-anaknya. Perjuangan adalah cinta yang diwujudkan dalam tindakan nyata setiap hari.


Oleh: Alif Maulana (Magang)

Editor: Redaksi

08 Februari 2023

MUBES LPM Al-Kalam Ke-IV, M. Akbar Dipercayai untuk Memimpin Kembali

Foto: Maulidiyatul Ukhra/lpmalkalam.com

www.lpmalkalam.com - Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan Musyawarah Besar (MUBES) Ke-lV, yang diselenggarakan pada Rabu, 08 Februari 2023, dengan tema "Satukan Gagasan untuk Wujudkan Regenerasi dengan Menjunjung Tinggi Kualitas PERSMA dan Integritas yang Unggul" di gedung Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Lhokseumawe. 

Musyawarah ini dihadiri oleh segenap Pengurus LPM Al-Kalam, Kru Aktif, Kru Muda, Alumni LPM Al-Kalam dan juga Pembina LPM Al-Kalam. 

MUBES dibuka dengan laporan ketua panitia yang disampaikan oleh Maulidiyatul Ukhra. 

Ia menyebutkan, "MUBES LPM Al-Kalam ke-VI ini dilangsungkan secara online dan offline. Hal ini karena masih banyak kru aktif, pengurus, dan kru muda yang berada di luar kota," ucapnya.

MUBES Ke-IV LPM Al-Kalam dibuka langsung oleh Pembina LPM Al-Kalam, Dr. Syarifah Rahmah, M.Ag. Ia turut berpesan bahwa yang terpilih untuk menjadi Pemimpin Umum nantinya haruslah yang terbaik.

"Siapapun yang terpilih dialah yang terbaik, yang kalian anggap dapat menjalankan amanah dengan baik," ujarnya.
Foto: Maulidiyatul Ukhra/lpmalkalam.com
Setelah dibuka oleh Pembina, pelaksanaan MUBES ke-lV LPM Al-Kalam 2023 tersebut dipimpin oleh Alya Maulida Nabila, Dahlia Suryani Siregar dan M. Akbar selaku presidium sidang sementara. Kemudian dilanjutkan oleh Najimah Munira, Rayhanun Jannah dan Mutia Wardani sebagai presidium sidang tetap.

Menurut keterangan dari ketua panitia, sampai dengan sidang dilaksanakan, belum ada yang mendaftar diri sebagai calon Pemimpin Umum LPM Al-Kalam tahun 2023-2024. Sehingga hal ini pun dikembalikan kepada keputusan forum, yang mana forum sepakat untuk menyerahkan kepemimpinan LPM Al-Kalam kepada Pemimpin Umum sebelumnya. Dengan hasil keputusan bersama tersebut, ditetapkanlah M. Akbar kembali menjabat sebagai Pemimpin Umum LPM Al-Kalam untuk periode 2023-2024.

Lebih lanjut M. Akbar juga berharap dalam periode kedua kepemimpinannya nanti, ia dan para pengurus LPM Al-Kalam selanjutnya dapat membawa Lembaga Pers ini menjadi lebih baik lagi dari periode sebelumnya.

"Harapan saya pribadi yaitu dengan kepemimpinan saya yang kedua ini dapat membawa LPM Al-Kalam jauh lebih baik daripada sebelumnya," harapnya.


Reporter: Intan Nuraini

Editor: Redaksi


 

06 Februari 2023

Buntut Kekecewaan Terhadap Kampus, UKM LPM Al-Kalam Renovasi Sekretariat secara Mandiri

Foto: IST

www.lpmalkalam.com - Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al-Kalam IAIN Lhokseumawe merasa kecewa terhadap kampus terkait permohonan perlengkapan sekretariat LPM Al-Kalam. Kekecewaan ini diungkapkan langsung oleh M. Akbar selaku Pimpinan Umum UKM LPM Al-Kalam. 

Kabar mengejutkan kembali datang dari IAIN Lhokseumawe, kali ini menyangkut LPM Al-Kalam sendiri selaku satu-satunya pers di lingkungan kampus peradaban tersebut. UKM LPM Al-Kalam merasa kecewa terhadap IAIN Lhokseumawe dalam hal pemberian perlengkapan sekretariat LPM Al-Kalam.

Pimpinan umum Al-Kalam mengaku kecewa terhadap minimnya perhatian kampus akan fasilitas pers di IAIN Lhokseumawe. Akbar mengungkapkan telah beberapa kali dirinya dan pihak Al-Kalam mengajukan permohonan perlengkapan sekretariat, seperti meja, lemari, dan perlengkapan jurnalistik. Namun, sampai saat ini belum mendapat jawaban pasti dari pihak Birokrat IAIN, bahkan pihak Birokrat terkesan saling ‘melempar’ tanggung jawab terkait hal tersebut.

“Terkait permohonan properti, pihak Biro terkesan saling ‘melempar’ tanggung jawab satu sama lain. Awalnya, permohonan properti ini kami ajukan kepada pihak umum, kemudian pihak umum meminta diajukan kepada Kabag umum. Pihak Kabag umum kembali meminta pengajuan kepada pihak kemahasiswaan, dan akhirnya pihak kemahasiswaan mengembalikan lagi kepada pihak umum,” ujar Akbar.

Melihat fenomena yang terjadi, pihak Al-Kalam kebingungan terhadap tindakan dari pihak atas terkait perlengkapan yang dibutuhkan oleh pers mahasiswa kampus. Sebelumnya, pihak umum kampus juga menjanjikan pengadaan papan informasi, namun hingga kini belum kunjung mendapat kabar pasti. Selain itu, beberapa bulan lalu saat pengajuan pengadaan peralatan pendukung UKM/UKK, pihak pers Al-Kalam juga telah mengajukan permohonan dan disetujui. Namun, pada kenyataannya perlengkapan UKM yang diberikan belum sesuai dengan permohonan yang tertera, masih banyak barang-barang yang tidak direalisasi oleh pihak pengadaan kampus.

Foto: IST
Buntut dari kekecewaan inilah yang mendorong pers mahasiswa Al-Kalam melakukan renovasi sekretariat secara mandiri dengan dana yang cukup terbatas. Pihak Al-Kalam sangat berharap akan perhatian dan kepedulian pihak kampus terkait usaha mereka, ditambah lagi dengan fakta kampus akan segera beralih status menjadi UIN. 

Selain itu, terdapat pula isu lain terkait gedung sekretariat UKM/UKK IAIN Lhokseumawe yang dinilai belum memadai, baik dari segi kelayakan maupun kelengkapan. Tentu, Akbar selaku Pimpina umum Al-Kalam -salah satu UKM di IAIN- berharap adanya solusi terbaik dari pihak kampus tentang hal ini agar tidak terkesan kurangnya perhatian kampus terhadap UKM/UKK IAIN Lhokseumawe.

“Saya berharap kedepannya pihak Birokrat lebih memedulikan hal-hal terkait kelengkapan serta kelayakan gedung sekretariat UKM/UKK IAIN Lhokseumawe,” tutup Akbar.


Reporter: Putri Azzahra Lubis

Editor: Redaksi
 

22 Januari 2023

IMN dan IMATA Sukses Gelar Workshop Latihan Kepemimpinan Dasar

Foto: Fathanah (magang)/lpmalkalam.com

www.lpmalkalam.com - Ikatan Mahasiswa Nibong (IMN) dan Ikatan Mahasiswa Tanah Luas (IMATA) mengadakan Workshop Latihan Kepemimpinan Dasar dengan tema “Membentuk Sikap dan Etika Kepemimpinan Mahasiswa yang Responsif dan Kompeten” yang sukses dilaksanakan pada Sabtu, 21 Januari 2023 di Sabena Kupi Nibong.

Kegiatan ini menghadirkan dua orang pemateri yakni Fauzi Yusuf, Ketua Pramuka Aceh Utara; dan Armiadi, S.P, Anggota DPR Aceh. Kedua pemateri tersebut merupakan Pembina dari Ikatan Mahasiswa Nibong (IMN).

Adapun kegiatan ini turut dihadiri oleh Camat Nibong, Risky Rasmana Hanafiah, S.IP., M.Si; Ketua forum geusyik tahun 2022, Isnaini; Kepala Pertanian Nibong, Asy’ari, S.Pt; dan beberapa tokoh lainnya.

Foto: Fathanah (magang)/lpmalkalam.com
Peserta kegiatan ini merupakan anggota Ikatan Mahasiswa Nibong (IMN), Ikatan Mahasiswa Tanah Luas (IMATA), Forum Mahasiswa Syamtalira Aron (FORMASA), Lumbung Informasi Mahasiswa Matangkuli (LIMA), dan beberapa ikatan mahasiswa lainnya.

Muhammad Nazar selaku Ketua umum Ikatan Mahasiswa Nibong mengatakan dalam sambutannya bahwa acara ini dibuat sebagai kolaborasi dan menjalin silaturrahmi. Serta ia juga menyampaikan banyak terimakasih kepada semua yang telah membantu dan mendukung tersukseskannya acara ini.

Kedua Pemateri pada workshop Latihan Kepemimpinan Dasar tersebut membahas tentang karakter dari seorang pemimpin, beberapa karakter itu yaitu sikap disiplin, tegas dan responsif dan mengayomi masyarakat. Selain itu juga membahas dalam hal memilih pemimpin muda yang berintegritas itu harus mempunyai komitmen.


Reporter: Fathanah (magang)

Editor: Redaksi 

 

16 Januari 2023

SEMA FTIK Berikan Klarifikasi Terkait Dugaan Kecurangan dalam MUSMA HMJ-PAI

Amirul Zahir (Ketua SEMA FTIK 2022), Foto: IST

www.lpmalkalam.com - Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (SEMA-FTIK) angkat bicara terkait kasus dugaan kecurangan yang terjadi dalam Musyawarah Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (HMJ-PAI) yang telah dilaksanakan di Aula FTIK pada Senin, (02/01/2022).

Amirul Zahir, Ketua SEMA FTIK Periode 2022 menjelaskan, pihaknya selaku penyelenggara MUSMA HMJ PAI pada tahun ini membenarkan terkait kecurangan yang dilakukan oleh Wakil Ketua Pasangan Calon Nomor Urut 02, M. Hafidh Naufaldi dengan melampirkan Surat Keterangan berorganisasi yang tidak sah. Ia juga mengaku pihaknya baru mengetahui terkait pelanggaran tersebut ketika MUSMA dilaksanakan.

“Kami tidak mengetahui SK yang diserahkan ke kami bukan SK yang sebenarnya,” jelas Amirul saat diwawancarai oleh LPM Al-Kalam melalui WhatsApp.

Lebih lanjut Amirul juga menerangkan bahwa Wakil Rektor III IAIN Lhokseumawe, Dr. Al Husaini M. Daud, MA. awalnya telah meminta Paslon 01 ditetapkan sebagai pemenang dalam pemilihan Ketua HMJ-PAI tersebut. Namun kemudian para komisaris dari jurusan PAI menjumpai Wakil Rektor III untuk mendiskusikan perkara ini hingga akhirnya kasus tersebut dikembalikan kepada Fakultas.

“Para komisaris juga menjumpai Wakil Dekan III FTIK setelah menjumpai Wakil Rektor III, kamudian Wakil Dekan III FTIK membahas hal tersebut dengan kami,” ungkapnya.

Menurut keterangan SEMA-FTIK selaku penyelenggara, 11 komisaris dari Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Lhokseumawe meminta agar Musyawarah Mahasiswa dalam rangka pemilihan calon ketua dan wakil ketua HMJ-PAI diadakan ulang tepatnya pada Senin, (09/01/2023) lalu. Hal ini juga dilaksanakan sesuai dengan arahan dari Wakil Dekan III FTIK. 

Pihaknya menganggap bahwa inilah keputusan terbaik yang dapat diambil setelah melaksanakan musyawarah dengan Wakil Dekan III FTIK dan para komisaris jurusan PAI.

“Karena tidak mungkin Wakil Dekan III FTIK mengambil keputusan sepihak dengan menetapkan langsung calon menjadi ketua dan wakil ketua HMJ PAI, karena ini adalah Musyawarah Mahasiswa HMJ PAI,” ujarnya.

Amirul berharap kedepannya permasalahan seperti ini tidak akan terulang lagi.

Wakil Dekan III FTIK, Dr. Syarifah Rahmah, M.Ag. turut memberikan keterangan terkait pelaksanaan ulang Musyawarah Mahasiswa HMJ PAI. Pemilihan ulang tersebut diadakan atas dasar permintaan para komisaris dan sudah didiskusikan terlebih dahulu dengan SEMA FTIK selaku pihak penyelenggara, dengan Syarat Ketua Paslon 02, Syahrul Septianda harus mengganti pasangan Wakilnya. Hal ini sebelumnya juga telah dibicarakan dengan Dekan FTIK, Ketua Jurusan PAI dan Wakil Rektor III.

“Mereka menginginkan pemilihan ulang dengan catatan wakil Syahrul diganti. Karena ini musyawarah mahasiswa, jika mahasiswa tidak menginginkan maka boleh dilakukan musyawarah ulang, hal ini juga sudah tertera dalam AD/ART,” ujar Wakil Dekan III FTIK.

Ia pun berpesan kepada seluruh mahasiswa yang ingin berkecimpung dalam organisasi harus terlebih dahulu belajar dan memahami organisasi tersebut. Karena organisasi adalah wadah untuk menggalang persaudaraan, bukan tempat bekerja sendiri atau dengan kelompok-kelompok tertentu saja. 

“Kalah dan menang itu semuanya mempunyai hikmah tersendiri, organisasi itu bukan tempat untuk menebarkan kekuatan otot tapi untuk menebarkan kekuatan otak,” pesannya.


Reporter: Dahlia Suryani Siregar

Editor: Redaksi

 

06 Desember 2022

Krue Seumangat FUAD 2022 Berlangsung Meriah di Pantai Blang Mee

Foto: Fitria Nurlita/lpmalkalam.com

www.lpmalkalam.comOrmawa Fuad sukses melaksanakan kegiatan Krue Semangat yang diikuti oleh seluruh mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah dari jurusan KPI, BKI, dan IAT. Krue Seumangat dilaksanakan pada hari Minggu 04 Desember 2022 di Pantai Blang Mee - Geudong dengan tema "Ikat Kebersamaan, Hilangkan Perbedaan, Tingkatkan Keakraban, Untuk FUAD Satu Tujuan."

Acara Krue Seumangat dibuka dengan kata sambutan oleh ketua panitia Nazaruddin, ketua Dema FUAD Muhammad Hafiz, ketua Sema FUAD Fachrurrazi, ketua HMJ KPI Muhammad Hafidh, ketua HMJ BKI Adhana Nashia Humaira dan ketua HMJ IAT Muhammad Haitami. 

Setelah pembukaan dan sambutan, acara Krue Seumangat dilanjutkan dengan pemberian materi. Pemateri pertama yakni Ali Muhajir (alumni FUAD jurusan KPI). Ia menyampaikan, "Ambillah ilmu sebanyak-banyaknya jika kalian masih di kampus. Pendidikan ini tidak monoton jika kalian aktif dalam mencari informasi." Dan materi dilanjutkan pula oleh M. Khalid (alumni FUAD jurusan BKI) yang membahas tentang betapa pentingnya sebuah organisasi.

Foto: Fitria Nurlita/lpmalkalam.com
Selesai pemberian materi dan juga motivasi yang ikut dituangkan oleh beberapa anggota Krue Seumangat, acara ini dilanjutkan dengan perlombaan yel-yel yang diikuti oleh kelompok yang telah dibagikan. Perlombaan yel-yel berlangsung meriah dengan ciri khas masing-masing kelompok yang menampilkan yel-yel mereka. 

Perlombaan selanjutnya yang diadakan adalah balap sarung, perlombaan ini juga tidak kalah heboh dari lomba yel-yel. Perlombaan balap sarung ini makin menguatkan kekompakan tim dan kebersamaan kelompok. Adapun perlombaan selanjutnya yakni tarik tambang, perlombaan tarik tambang dimulai dengan tarik tambang putri, dan tarik tambang putra yang beradu dengan panitia.

Perlombaan terakhir yang diadakan adalah oper tepung. Setelah perlombaan oper tepung, panitia mengumumkan pemenang dalam perlombaan-perlombaan yang telah diselenggarakan.

Acara Krue Seumangat ditutup dengan foto-foto bersama, dan memberikan surat Cinta dan Benci oleh anggota Krue Semangat kepada mentor.


Reporter: Intan Nuraini (magang)

Editor: Redaksi

 

Mengenai Saya

Foto saya
Lhokseumawe, Aceh, Indonesia
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al – Kalam adalah salah satu lembaga pers mahasiswa guna mengembangkan bakat jurnalis muda yang berada di lingkungan kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.

Redaksi Al-Kalam

Nama

Email *

Pesan *

LPM AL-Kalam IAIN Lhokseumawe, 0823-6508-3003 (Pemimpin Redaksi) 0852-6227-8755 (Sekretaris Redaksi) Alamat:Jl. Medan Banda Aceh,Alue Awe,Kec. Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Diberdayakan oleh Blogger.