![]() |
Foto: Pexels.com |
Guru disebut “pahlawan tanpa tanda jasa” karena membantu mencerdaskan anak bangsa. Profesi ini memiliki jasa yang tak ternilai dan tidak dapat diukur dengan materi. Dosen merupakan kaum intelektual yang bukan hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga menciptakan penelitian dan gagasan yang membantu memajukan bangsa. Guru menjadi fondasi dalam membentuk karakter, sedangkan dosen menjadi pilar pengetahuan bangsa.
Profesi guru dan dosen dapat diibaratkan sebagai jembatan yang menolong banyak orang menyeberang menuju masa depan yang lebih baik. Dari tangan mereka lahirlah berbagai profesi seperti dokter, insinyur, hingga aparat negara. Tenaga pendidik merupakan ujung tombak kehidupan, yang bekerja dengan ikhlas, tanpa pamrih, dan tak kenal lelah. Namun, mengapa justru tenaga pendidik kerap disebut sebagai beban negara?
Faktanya, masih banyak guru dan dosen yang kesejahteraannya jauh dari kata layak. Mereka harus menyambung hidup dengan gaji pas-pasan, tetapi tetap dituntut untuk melahirkan generasi berkualitas. Ironisnya, tidak sedikit guru yang telah mengabdi puluhan tahun hanya menerima gaji sekitar tiga ratus ribu rupiah per bulan. Pertanyaannya, apakah kondisi demikian akan melahirkan “Indonesia emas” atau justru “Indonesia cemas”?
Gaji guru dan dosen bukanlah pengeluaran sia-sia. Mereka adalah investasi jangka panjang yang harus terus dipupuk demi menciptakan generasi yang lebih baik. Kesejahteraan tenaga pendidik sangat dibutuhkan agar lahir sumber daya manusia yang unggul demi mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus memajukan negara.
Penulis: Daini Rizki
Editor: Putri Ruqaiyah