![]() |
| Foto: IST |
Belasan siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program MBG. Insiden ini menunjukkan bahwa program yang seharusnya memberikan manfaat malah berubah menjadi ancaman bagi kesehatan peserta didik. Hal ini memperlihatkan adanya kelemahan mendasar dalam pengawasan serta pengendalian kualitas makanan yang disediakan.
Program MBG memang memiliki nilai sosial yang besar, terutama dalam membantu anak-anak dari keluarga kurang mampu agar memperoleh asupan gizi yang lebih baik. Namun, ketika pelaksanaannya tidak diimbangi dengan pengawasan yang ketat, manfaat tersebut akan hilang dan bahkan berbalik menjadi bumerang. Kesehatan siswa, yang seharusnya menjadi prioritas utama, justru dikorbankan karena kelalaian dalam proses penyediaan dan distribusi makanan.
Pihak terkait seharusnya menyadari bahwa anak-anak merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap makanan yang tidak layak konsumsi. Oleh karena itu, evaluasi menyeluruh terhadap program MBG wajib dilakukan sebelum kegiatan ini kembali dijalankan. Pemerintah, pihak sekolah, dan penyedia makanan harus memastikan bahwa setiap makanan yang diberikan benar-benar aman, bergizi, dan sesuai dengan standar kesehatan.
Niat baik saja tidak cukup. Tanpa pengawasan yang ketat dan tanggung jawab yang jelas, program seperti MBG hanya akan meninggalkan trauma serta menumbuhkan ketidakpercayaan di kalangan masyarakat.
Penulis: Daffa Alkausar (Magang)
Editor: Putri Ruqaiyah


