![]() |
Foto: Pexels.com |
Topeng-topeng terbang rendah di udara,
menyapa wajah-wajah yang sudah lelah,
berjalan di lorong-lorong hening kota,
di mana kata-kata sering jadi pedang.
Aku dewasa, katanya—
tapi bisakah aku berkata jujur tanpa takut?
Atau hanya menari di atas panggung pura-pura,
menyembunyikan tangis di balik tawa palsu?
Dewasa kini membuat ku memahami banyak hal
Seperti bagaimana cara kerja dari tawa seseorang
Bagaimana cara sepasang netra itu berbicara
Yang mencipta sebuah persepsi tentang bahagia.
Rindu meledak diam-diam,
seperti api dalam sekam tua,
tidakkah kau lihat?
Ini bukan sekadar usia,
tapi perjuangan menjadi nyata.
Puisi ini ditulis berdasarkan gaya bahasa penulis
Penulis: Najatia