HEADLINE

Latest Post
Loading...

16 Maret 2025

PSGA X DGA Berbagi Donasi: Menebar Kebahagiaan di Bulan Ramadhan

Foto: Ist

www.lpmalkalam.com- Dalam semangat berbagi di bulan Ramadan, Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) bersama Duta Gender dan Anak (DGA) IAIN Lhokseumawe sukses menggelar acara   PSGA X DGA Berbagi Donasi dengan anak-anak yatim yang bertempat di meunasah Gampong Pusong Lama, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe pada (15/03/2025). 

Acara ini bertujuan untuk menyebarkan kebahagiaan kepada anak-anak yatim serta menumbuhkan semangat kepedulian sosial di kalangan mahasiswa dan masyarakat. Dengan mengusung tema   “Berbagi Kasih dan Menebar Bahagia di bulan Ramadhan”, kegiatan ini diisi dengan berbagai rangkaian acara yang menarik dan penuh makna.

Rangkaian acara kegiatan ini dimulai pada pukul 17.00 WIB dengan pembukaan oleh MC, dilanjutkan dengan kata-kata sambutan dari Tengku Imum Gampong Pusong Lama. Selanjutnya Kegitan dilanjutkan dengan kata sambutan dari kepala PSGA IAIN Lhokseumawe, Nurul Hikmah, M.Pd, serta dilanjutkan dengan pemberian edukasi oleh perwakilan dari Duta Gender dan Anak yang mengusung tema “ stop bullying dan kekerasan seksual”. Acara Dila jurkam dengan pemberian santunan yakni paket berbuka puasa dan uang tunai oleh pihak PSGA acara diakhiri dengan pembacaan doa oleh Tengku  Imum Gampong Pusong Lama dan ditutup dengan sesi foto bersama.

Dukungan dan Harapan untuk Masa Depan

Kegiatan ini juga didukung oleh berbagai pihak yang turut berkontribusi dalam bentuk donasi dan dukungan moril. Tengku  Imum Gampong Pusong Lama , Tengku Mukhtaruddin, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah membantu mensukseskan acara ini.

“Acara ini bukan sekadar berbagi makanan dan santunan anak yatim, tetapi juga berbagi kebahagiaan dan kasih sayang kepada mereka yang membutuhkan. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan semakin banyak pihak yang terlibat,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Ketua PSGA IAIN Lhokseumawe, Nurul Hikmah, M.Pd, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata dari kepedulian sosial dan peran mahasiswa dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.

“Kami ingin membangun kesadaran bahwa berbagi tidak harus selalu dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk perhatian dan kasih sayang. Semoga kegiatan ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk ikut serta dalam aksi sosial yang bermanfaat,” tuturnya. Dengan berakhirnya acara   PSGA X DGA Berbagi Donasi , diharapkan semangat berbagi dan kepedulian sosial dapat terus tumbuh di kalangan mahasiswa dan masyarakat luas.


Sumber: Rilis

Editor: Redaksi

17 Februari 2025

Haruskah Tragedi 7 Oktober Terulang Agar Dunia Mau Membuka Mata untuk Palestina?

Foto: Pixabary.com

www.lpmalkalam.com- Pada tanggal 7 Oktober 2023, dunia dikejutkan oleh serangan besar Hamas terhadap Israel. Peristiwa ini bukan hanya menciptakan eskalasi besar di Timur Tengah, tetapi juga memicu gelombang dukungan global terhadap Palestina. Banyak negara, termasuk Indonesia, mulai meningkatkan aksi boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel. Media sosial dipenuhi dengan seruan solidaritas, dan Palestina akhirnya mendapat perhatian yang selama ini jarang diberikan.

Namun, seiring berjalannya waktu, perhatian itu mulai mereda. Media tidak lagi menyoroti Palestina dengan intensitas yang sama, dan banyak orang kembali ke kehidupan mereka tanpa terus mengikuti perkembangan konflik tersebut. Boikot yang sebelumnya masif mulai melemah, dan perbincangan tentang penderitaan rakyat Palestina tidak lagi mendominasi media sosial seperti saat tragedi 7 Oktober terjadi.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan: Apakah harus ada tragedi besar lagi agar dunia kembali peduli? Apakah perhatian terhadap Palestina hanya bisa didapatkan melalui peristiwa dramatis dan kekerasan?

Jawabannya tentu tidak seharusnya begitu. Palestina telah menderita selama puluhan tahun di bawah pendudukan Israel, dengan blokade, pengusiran, dan pembunuhan yang terus berlangsung. Sayangnya, tanpa kejadian besar yang mengguncang dunia, banyak orang cenderung melupakan perjuangan mereka.

Kesadaran global terhadap Palestina tidak boleh bergantung pada viralitas atau tragedi besar. Dukungan harus berkelanjutan, baik melalui boikot, tekanan politik, maupun penyebaran informasi yang konsisten. Media mungkin berhenti meliput, tetapi kezaliman yang dialami rakyat Palestina tetap berlangsung.

Oleh karena itu, tantangan sebenarnya adalah bagaimana menjaga solidaritas ini tetap hidup tanpa harus menunggu tragedi berikutnya. Dunia harus terus menekan pemerintah dan organisasi internasional agar bertindak adil, bukan hanya bereaksi ketika konflik memanas. Jika perhatian terhadap Palestina hanya muncul saat terjadi eskalasi besar, maka kita telah gagal memahami esensi perjuangan mereka—yaitu hak untuk hidup bebas tanpa penjajahan dan penindasan.


Oleh: Putri Ruqaiyah 

Editor: Redaksi

01 Februari 2025

SEMA FUAD Angkat Bicara Terkait Kontroversi Musma 2025

 

Sumber foto: Ist
www.lpmalkalam.com- Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (SEMA FUAD), Sarah Rahmatillah dan Anil Alwi selaku presidium 1 musyawarah mahasiswa (Musma) FUAD memberikan tanggapan terhadap beberapa pertanyaan mengenai isu yang terjadi di dalam pelaksanaan Musma FUAD 2025 pada Jum'at (31/1/2025).

Pertanyaan tersebut diajukan oleh salah satu mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang tidak ingin disebutkan namanya. Pertanyaan tersebut mencakup tiga hal utama, yaitu alasan tidak adanya pemaparan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) dalam forum Musyawarah Mahasiswa (Musma), alasan pengangkatan Anil Alwi sebagai Presidium 1 meskipun saat ini menjabat sebagai ketua Senat Mahasiswa Institut (SEMA-I) dan bukan dari SEMA Fakultas (SEMA-F), serta klarifikasi mengenai pernyataan Anil terkait "golongan" yang sempat ia lontarkan dalam forum tersebut pada Senin, (10/01/2025).

Menanggapi pertanyaan pertama, Sarah menjelaskan bahwa dalam forum Musma sebenarnya telah dilakukan pemaparan LPJ oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA). Oleh karena itu, menurutnya, informasi mengenai tidak adanya pemaparan LPJ kurang tepat.

Terkait penunjukan Anil Alwi sebagai Presidium 1, Sarah menjelaskan bahwa berdasarkan aturan dalam Musma FUAD, presidium sementara berasal dari demisioner SEMA FUAD sebelumnya. Saat Musma berlangsung, Anil Alwi merupakan demisioner SEMA FUAD meskipun masih menjabat sebagai Ketua SEMA-I. Sarah juga menambahkan bahwa jika ingin menunjuk demisioner lain, mereka tidak berada di tempat saat itu. Setelah tugas presidium sementara selesai, Anil sempat membuka kesempatan bagi forum untuk menentukan presidium tetap. Namun, hanya satu orang yang mengajukan diri, sedangkan syarat presidium tetap harus terdiri dari tiga orang. "Tidak boleh mengganti satu-satu, sedangkan kemarin hanya ada satu paslonnya, jadi otomatis gugur.” jelasnya. Oleh karena itu, presidium tetap dipilih dari anggota presidium sementara.

Anil Alwi sendiri menambahkan bahwa tidak ada aturan yang melarang anggota SEMA-I untuk menjadi presidium dalam Musma FUAD. Ia juga memberikan klarifikasi mengenai pernyataannya tentang "golongan" yang sempat menjadi perbincangan. Menurutnya, dalam setiap konferensi politik, pasti terdapat kubu-kubu yang memiliki perbedaan pandangan. Pernyataannya tersebut tidak ditujukan kepada pihak eksternal, melainkan kepada dua kubu internal dalam forum. Salah satu kubu menolak pasangan calon (paslon) Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (HMJ KPI), meskipun berkas dan persyaratan paslon tersebut telah dinyatakan lengkap. Oleh karena itu, Anil melontarkan pernyataan tersebut kepada kubu yang menolak tanpa alasan yang jelas.

Lebih lanjut, Anil mengungkapkan bahwa sejak awal sidang, peserta forum terus menyerang presidium. "Yang namanya manusia kan ada batas batas emosionalnya. Ada problem sedemikian rupa terjadi, kita pun tidak dapat mengontrol kata-kata, sehingga kata-kata itupun terucap," ungkapnya. Ia pun berharap agar ke depannya setiap konferensi politik dapat dijalankan dengan baik tanpa saling menjatuhkan. Sebagai mahasiswa yang profesional, jalani konferensi ini dengan baik dan jangan menghalalkan segala cara demi sebuah kemenangan.


Reporter: Zuhra & Syafiqatun Nisa’

Editor: Redaksi

13 Desember 2024

Kegiatan Diskusi Tika Beut Dorong Inovasi dan Kreativitas Mahasiswa IAIN Lhokseumawe

Foto: Ist

www.lpmalkalam.com- Komunitas Tika Beut Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe laksanakan rutinitas diskusi yang dibersama oleh Rektor di depan gedung Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) pada Jumat, (22/10/2024).

kegiatan ini mengusung tema “Beut Filsafat Berpikir Bebas, Berkreasi Tanpa Batas,” yang bertujuan untuk menciptakan mahasiswa yang berintelektual dan kritis. Kegiatan ini dianggap sangat penting, karena melalui dialektika yang berkembang di antara mahasiswa, diharapkan dapat membantu mereka berinovasi dan menjadi individu yang kreatif dengan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk berdiskusi dan bertukar ide mahasiswa akan lebih termotivasi untuk mengembangkan pemikiran kritis serta kemampuan berkreasi, yang merupakan kunci untuk menghadapi tantangan di dunia modern.

Acara ini dipimpin oleh Jihan Fanyra, selaku ketua komunitas Tika Beut kegiatan ini merupakan episode ke-11 yang rutin dilaksanakan setiap hari Jumat di IAIN Lhokseumawe. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Dr. Daniel, M. Ag, Rektor IAIN Lhokseumawe sekaligus pembawa materi, menyampaikan pandangannya mengenai generasi saat ini. Beliau menyatakan bahwa banyak orang awam beranggapan generasi sekarang adalah generasi yang nakal dan rusak namun, pandangan tersebut sebenarnya keliru dan tidak mencerminkan realitas. 

Foto: Mutia Wardani

"Generasi saat ini memiliki cara patuhnya sendiri yang tidak dapat disamakan dengan cara orang tua di masa lalu. Dulu, anak-anak mungkin diajarkan untuk patuh melalui kekerasan, seperti dipukul. Namun, pendekatan tersebut tidak akan efektif untuk generasi saat ini," ujarnya dengan tegas.

Lebih lanjut, Prof. Daniel menekankan pentingnya memberikan ruang bagi generasi muda untuk berkreasi dan berinovasi tanpa paksaan. "Kita hidup di era di mana anak-anak perlu dididik dengan cara yang lebih positif," tambahnya. Beliau juga menghimbau mahasiswa agar bijak dalam menggunakan media sosial dan disiplin dalam memilih konten yang mereka konsumsi. "Setiap hari, kita menggunakan perangkat seperti ponsel, dan penting bagi kita untuk memonitor diri sendiri. Dengan cara ini, kita dapat memilih hal-hal yang bermanfaat dan menghindari yang tidak produktif. Jika kita tidak disiplin dalam memilih, kita akan terjebak dalam kebiasaan yang tidak bermanfaat," tegasnya, mengingatkan pentingnya kesadaran diri dalam dunia digital.

Dr. Rizqi Wahyudi, S. Sos.I., M. Kom. I. Selaku Kajur Komunikasi Penyiaran Islam mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh komunitas Tika Beut adalah upaya untuk menciptakan atmosfer keilmuan di kalangan mahasiswa. Dengan diskusi yang rutin, diharapkan mahasiswa dapat berkreasi dan terlibat aktif, sehingga muncul komunitas-komunitas lain di jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. 

Diskusi ini diadakan di luar kelas untuk menciptakan suasana akademik yang dinamis dan tidak kaku. Di sini, mahasiswa tidak hanya mendengarkan, tetapi juga berargumen dan merespon untuk meningkatkan kualitas diskusi dan mendalami topik-topik yang relevan.

"Dari kegiatan ini, kami berharap komunitas Tika Beut dapat melahirkan banyak kelompok lain yang melakukan diskusi di hari-hari tertentu dengan topik yang berbeda sehingga suasana akademik di kampus semakin hidup dan interaktif," tutup Risky. 

Kegiatan ini diharapkan tidak hanya memperkaya wawasan mahasiswa, tetapi juga membangun keterampilan berpikir kritis yang sangat diperlukan di era modern ini. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa dapat menjalani proses belajar yang lebih bermakna dan aplikatif, serta siap menghadapi tantangan di masa depan.


Reporter: Arrahmadan Berutu 

Editor: Redaksi

05 Desember 2024

Rintik Hujan dan Parkiran Padat: "Cerita di Balik Perayaan Wisuda IAIN Lhokseumawe"

Foto: Salsabella Rizki (Magang)
www.lpmalkalam.com- Hari wisuda adalah hari di mana kerja keras dan dedikasi selama bertahun-tahun akhirnya mendapatkan pengakuan resmi. Namun, di balik kemeriahan dan kebanggaan tersebut, terdapat cerita-cerita kecil yang sering kali terlewatkan, namun tak kalah pentingnya dalam membentuk kenangan indah. Dalam hal ini lnstitut Agama Islam Negeri (IAIN ) Lhokseumawe  kembali menyelenggarakan sidang senat Pascasarjana dan sarjana angkatan  X pada hari Selasa bertepatan pada tanggal (03/12/2024).

Namun, pada perayaan wisuda institut agama Islam kali ini, tantangan datang dari langit yang mendung dan parkiran yang penuh sesak. Meski demikian, semangat dan kebahagiaan tetap menyelimuti hati para wisudawan dan wisudawati acara tersebut.

Sejak pagi, rintik hujan sudah mulai turun, menambah suasana sejuk namun juga sedikit menantang bagi para tamu yang hadir. Parkiran kampus yang biasanya cukup menampung kendaraan, kali ini dipenuhi oleh mobil-mobil para wisudawan dan keluarga mereka. Kondisi ini membuat beberapa tamu harus mencari alternatif parkir di sekitar area kampus bahkan area gedung serbaguna IAIN Lhokseumawe pun sangat padat.Meskipun harus berjalan sedikit lebih jauh menuju lokasi, para tamu tetap antusias untuk menghadiri momen bersejarah ini.

Rusmawati selaku mahasiswa IAIN Lhokseumawe mengatakan " antusias para tamu dan orang tua mahasiswa sangat tinggi untuk merayakan hari berharga anaknya walaupun di landa hujan" ujarnya.

Setelah prosesi selesai, banyak wisudawan dan keluarga memanfaatkan momen ini untuk berfoto bersama. Payung-payung warna-warni menjadi latar belakang unik dalam foto-foto kenangan mereka. Meski basah oleh hujan, keceriaan tetap terpancar dari wajah-wajah bahagia.

Acara wisuda kali ini membuktikan bahwa meskipun ada tantangan seperti hujan dan parkiran penuh, semangat dan kebersamaan dapat mengatasi segalanya. Rintik hujan dan parkiran padat justru menambah cerita dan kenangan indah di balik perayaan wisuda yang tak terlupakan ini.


Reporter: Salsabella Rizki (Magang)

Editor: Redaksi

12 November 2024

Arti Sebuah Perjuangan Seorang Ayah Untuk Anaknya

 

Foto: Pixabary.com

www.lpmalkalam.com- Perjuangan seorang ayah untuk anaknya adalah bentuk kasih sayang yang mendalam dan tak kenal lelah. Ayah berjuang demi masa depan anak-anaknya, sering kali dalam diam dan tanpa pamrih. Ia mungkin tidak selalu mengungkapkan perasaannya, tetapi semua kerja keras, pengorbanan waktu, bahkan rasa lelah yang ditahan, adalah bukti cinta dan kasih sayang.

Ayah akan berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga, memastikan anak-anaknya mendapat konsumsi dan pendidikan yang baik, dan membangun lingkungan yang aman dan nyaman. Setiap keringat yang jatuh adalah bentuk perjuangan agar anaknya tumbuh dengan peluang yang lebih baik. 

Bagi seorang ayah, kebahagiaan anak adalah kebahagiaan dirinya. Meskipun ia sering berperan sebagai sosok yang kuat dan tangguh, di dalam hatinya ia selalu berdoa dan berharap yang terbaik untuk masa depan anak-anaknya. Perjuangan adalah cinta yang diwujudkan dalam tindakan nyata setiap hari.


Oleh: Alif Maulana (Magang)

Editor: Redaksi

14 Oktober 2024

Tantangan dan Solusi dalam Pengelolaan Sampah: Peran Masyarakat dalam Mewujudkan Lingkungan Bersih

 
Foto: Abbiyu Naufal Al Hakim (Magang)

www.lpmalkalam.com- Pengelolaan sampah di Indonesia menjadi tantangan yang semakin serius. Setiap hari, sampah yang dihasilkan semakin meningkat, sementara kesadaran masyarakat masih jauh memadai. Sampah rumah tangga menjadi penyumbang terbesar dalam masalah ini, sehingga penanganannya menjadi hal yang sangat mendesak untuk segera diperbaiki. Jika tidak, dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat akan semakin meluas.

Masalah terbesar dalam pengelolaan sampah ini terdapat pada minimnya fasilitas pengelolaan yang baik. Banyak daerah di Indonesia belum memiliki sistem pengangkutan dan pemrosesan sampah yang memadai, menyebabkan tumpukan sampah di tempat-tempat umum. Kondisi ini tidak hanya mengganggu estetika lingkungan, tetapi juga menimbulkan risiko kesehatan, seperti menyebarkan penyakit dan memicu banjir ketika musim hujan tiba.

Selain itu, rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan juga menjadi masalah saat ini. Masyarakat masih sering membuang sampah sembarangan, tanpa menyadari dampak jangka panjangnya. Padahal, jika setiap individu mau bertanggung jawab atas sampah yang mereka hasilkan, masalah ini bisa diatasi dengan lebih mudah.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, masyarakat dapat menggunakan barang-barang sekali pakai, memanfaatkan kembali barang-barang yang masih layak digunakan, dan mendaur ulang sampah sehingga bisa diolah menjadi produk baru. Masyarakat bisa memulainya dengan langkah sederhana, seperti membawa tas belanja sendiri, memisahkan sampah organik dan non-organik di rumah, hingga mendaur ulang plastik menjadi produk kreatif yang berguna.

Tidak hanya peran individu, kolaborasi antara pemerintah, dan masyarakat juga sangat dibutuhkan untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih baik. Pemerintah harus memperkuat kebijakan pengelolaan sampah dengan aturan yang lebih tegas, serta menyediakan peralatan yang memadai dan ramah lingkungan untuk pengolahan sampah dan mendukung gerakan daur ulang.

Pengelolaan sampah juga perlu dilakukan di setiap tingkatan masyarakat, mulai dari sekolah hingga komunitas. Edukasi ini tidak hanya akan menambah pengetahuan, tetapi juga menanamkan kesadaran sejak dini tentang pentingnya menjaga lingkungan. Dengan adanya pengetahuan yang cukup, masyarakat akan lebih memahami peran mereka dalam menjaga kebersihan lingkungan, dan ini juga akan berdampak positif bagi generasi mendatang.

Peran masyarakat menjadi kunci utama dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Setiap individu harus memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan, baik untuk kenyamanan pribadi maupun demi kebaikan bersama. Ini adalah tanggung jawab yang perlu dilakukan dengan kesadaran tinggi. Dengan melakukan perubahan kecil di kehidupan sehari-hari, kita bisa memberi dampak besar bagi lingkungan.


Oleh: Safinatun Naja(Magang)

Editor: Redaksi

09 Juli 2024

Apa Kabar Presiden Mahasiswa Dan Pengurus DEMA IAIN Lhokseumawe

Foto: IST


www.lpmalkalam.com- Presiden Mahasiswa dan Pengurus Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Lhokseumawe, setelah lebih dari dua bulan menjabat sejak pelantikan pada 25 April 2024, tampaknya belum mampu memenuhi harapan mahasiswa. Kinerja yang dijanjikan saat kampanye belum terealisasi, meninggalkan rasa kekecewaan yang mendalam di kalangan mahasiswa.

Khalish Nur Hidayatullah, Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Lhokseumawe, dengan tepat mengkritik DEMA yang terlihat lambat. "Kami ingin melihat realisasi program kerja. Mahasiswa butuh kepastian dan tindakan nyata," tegas Khalish. Pernyataan ini mencerminkan kegelisahan yang dirasakan oleh banyak mahasiswa yang merasa janji-janji kampanye DEMA hanya sebatas retorika.

Kabinet MEUGIWANG RAYA, yang diharapkan menjadi kabinet besar, bijaksana, dan bersinar, sejauh ini gagal menunjukkan kinerja yang sesuai dengan namanya. Kepemimpinan Presiden Mahasiswa baru seharusnya mampu membawa perubahan positif di tengah berbagai masalah kampus, seperti fasilitas yang kurang memadai, pelecehan seksual, birokrasi yang rumit, dan kurangnya kegiatan yang mendukung pengembangan potensi mahasiswa. Kenyataannya, hingga kini, beberapa program yang telah dicanangkan masih belum terealisasi.

Mahasiswa mendesak DEMA untuk lebih transparan dan komunikatif dalam menyampaikan perkembangan. Situasi ini menjadi tantangan besar bagi kepemimpinan DEMA untuk segera memenuhi janji kampanye dan mengembalikan kepercayaan mahasiswa. Adalah kewajiban DEMA untuk membuktikan bahwa mereka layak dipercaya dan mampu membawa perubahan yang dijanjikan.


Oleh: Khalish Nur Hidayatullah

13 Juni 2024

5 Issue Menjadi Trending Topik Dalam Diskusi Jurnalis dan Akademi IAIN Lhokseumawe.

Foto: IST

www.lpmalkalam.com- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe selenggarakan kegiatan Fokus Diskusi Grup (FGD) bersama Perwakilan Jurnalis Kota Lhokseumawe – Aceh Utara, di Mini Meeting Room Auditorium IAIN Lhokseumawe pada Rabu (12/6/2024). 

Acara ini dihadiri oleh jajaran pimpinan IAIN Lhokseumawe, para jurnalis Kawasan kota Lhokseumawe dan mahasiswa/i IAIN Lhokseumawe. Kegiatan ini diawali dengan sambutan ringan sebagai pemantik diskusi dan penghargaan atas kehadiran para awak jurnalis ke kampus peradaban IAIN Lhokseumawe, Prof. Dr. H. Danial, M.Ag. selaku Rektor IAIN Lhokseumawe menjelaskan secara singkat bagaimana perkembangan masa lalu, masa kini dan harapan masa depan transformasi IAIN Lhokseumawe menuju UIN Sultanah Nahrasiah.

Foto: IST

Suasana diskusi yang terkesan berjalan santai, ringan, dan akrap namun sarat, berisi dan padat. Dari banyak hal yang didiskusikan, terdapat 5 hal yang menjadi trending topik dalam diskusi ini yaitu harapan dan kemungkinan menjadikan Kota Lhokseumawe – Aceh Utara menjadi kota Pendidikan, harapan agar kampus dapat lebih berkontribusi untuk pembangunan daerah, kehadiran mahasiswa luar Aceh yang melanjutkan studi di Aceh, kebebasan pers khususnya bagi Lembaga pers kampus, dan issue pelecehan seksual.

Para peserta FGD melihat peluang menjadikan Kota Lhokseumawe – Aceh Utara sebagai kota pendidikan dengan pertimbangan jumlah kampus negeri yang ada di kota ini, seperti Universitas Malikussaleh, IAIN Lhokseumawe, Politeknik Negeri, Poltekkes dan sejumlah kampus swasta lainnya. 

Adanya harapan peningkatan peran IAIN Lhokseumawe dalam berkontribusi untuk pembangunan Lhokseumawe, Aceh Utara bahkan Aceh agar lebih ditingkatkan lagi juga menjadi salah satu harapan yang diperbincangkan dalam kegiatan ini. Meningkatnya Jumlah mahasiswa luar yang melanjutkan pendidikan di Aceh, serta turut menjadi bahasan salah seorang jurnalis beliau berharap agar kampus dapat menjaga Ke-khasan Aceh sebagai daerah syariat islam. Dari wawancara yang dilakukan jurnalis kepada wali mahasiswa, terdapat sejumlah alasan mereka memilih Aceh sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikan bagi putra-putrinya. Salah satunya adalah kepercayaan mereka terhadap kondisi Aceh yang cenderung lebih kondusif, aman, memiliki kekhususan Keislaman dan adat istiadatnya, sehingga mereka nyaman jika anak-anaknya berada di Aceh, dan beliau mengatakan bahwa amanah ini harus kita jaga pak rector, seru salah seorang peserta.

Issue Kebebasan berpendapat, Kebebasan Pers, juga menjadi sorotan awak media, lebih jauh, mereka berharap Rektor IAIN Lhokseumawe agar memberi keleluasaan kepada Lembaga pers kampus “Al-Kalam” untuk mengekspresikan pendapatnya dan belajar menulis. 

Pada sesi terakhir topik yang dibahas adalah issue yang sedang “IN” yaitu issue pelecehan seksual di dalam kampus. Salah seorang awak media mengkonfirmasi Upaya-upaya pencegahan yang dilakukan oleh IAIN Lhokseumawe. Issue ini termasuk issue yang mendapat tanggapan panjang dari Rektor IAIN Lhokseumawe.

Selain 5 issue diatas, para wartwan juga membahas issue lainnya seperti BLU, Merdeka belajar dan Uang kuliah Tunggal (UKT) yang akhir-akhir ini menjadi pembahasan nasional.

Foto: IST

Rektor IAIN Lhokseumawe menyambut baik dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada para peserta atas pertanyaan, tanggapan, saran dan kritik yang telah diberikan peserta,terkhususnya untuk issue pelecehan seksual. Beliau menjelaskan bahwa “Upaya pencegahan pelecehan seksual telah banyak dilakukan diantaranya membentuk dan mengaktifkan unit khusus yang diberi nama Pusat Studi Gender, dan turunannya telah membentuk satgas pencegahan pelecehan dengan melibatkan duta-duta mahasiswa yang diharapkan dapat menginput informasi lebih dalam di lapangan” ungkapnya. 

Selain itu, beliau juga telah melarang para dosen pembimbing untuk melakukan bimbingan diluar kampus dan diluar jam kerja. “Issue pelecehan seksual ini sebenarnya tidak mengenal tempat dapat terjadi Dimana, kapan dan oleh siapa saja namun, upaya-upaya pencegahannya tentu tetap harus dilakukan” tambahnya. 

Rektor IAIN Lhokseumawe juga turut memberikan apresiasi tinggi kepada semua awak media atas masukan, saran dan kritiknya beliau mengungkapkan bahwa IAIN Lhokseumawe akan selalu terbuka untuk menerima segala masukan dan saran dari semua pihak.


Sumber: Rilis

Editor: Redaksi 

Mengenai Saya

Foto saya
Lhokseumawe, Aceh, Indonesia
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Al – Kalam adalah salah satu lembaga pers mahasiswa guna mengembangkan bakat jurnaslis muda yang berada di lingkungan kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.

Redaksi Al-Kalam

Nama

Email *

Pesan *

LPM AL-Kalam IAIN Lhokseumawe, 0831 6327 5415 (Pimpinan Umum) 0895 1601 7818 (Pimpinan Redaksi) 082268042697 (Sekretaris Redaksi) Alamat:Jl. Medan Banda Aceh,Alue Awe,Kec. Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Diberdayakan oleh Blogger.