HEADLINE

Latest Post
Loading...

09 April 2020

Bank Sampah Tak Bertuah di Tepi Jalan



Oleh : Putri Zuhra Furna

Detik berdetak tak terelakkan oleh tajamnya naluri, tubuh sebagai sahabat mampu menggerakkan seluruh jiwa untuk berimajinasi, dengan memompa segala kreasi serta alur fantasi yang berjalan secara normal maupun abnormal. Di penghujung sana ia memandang secara tajam tanpa berkedip hingga semerbak harum tak bertuah mulai menusuk kalbu yang mulai tertutup abu, dibalik jarak mampu menyingkap warna warni hingga menerawang yang semakin memudar dengan dilapisi abu-abu nan putih. Hingga seni tulisan tak lagi berfungsi.

Sampah, gelar yang dijuluki serta sumber masalah yang masih diperbincangkan namun tak kunjung usai. Namun tak jarang ia akan menjadi berkah apabila dimamfaatkan dengan memberi manfaat. Perihalnya, menumpuk hinga antah berantah di sepanjang tepi jalan yang hasilnya tak bisa dipungkiri sedemikian rupa. Bahwasanya sampah yang bertumpuk di pesisir jalan menuju Alue Lim, Blang Mangat Kota Lhokseumawe dan pesisir jalan Elak menuju SP 4  Alue Awee Lhokseumawe tersebut menjadi sumber masalah dalam kategori sosial dan budaya. Serta di beberapa tempat lainnya yang menjadi sasaran tempat pembuangan sampah hingga mengalami kendala dalam mengelola sampah baik organik maupun non organik. Terlebih dalam pengelolaan sampah yang menggunakan paradigm “ kumpul- angkut- buang- bakar”. Meskipun telah mengupayakan pengomposan dan daur ulang sampah, namun masih terbatas dan tidak sustainable.

Pembuangan sampah plastic dan sampah rumah tangga maupun sampah industry menjadi kebiasaan manusia dalam sehri-hari. Tangan-tangan kotor serta tangan yang tidak bertanggunga jawab dalam kebersihan menjadi cirri khas serta menjadi kebiasaan dalam turun menurun pada setiap generasi. Bukankah dalam hadist disebutkan “ kebersihan adalah sebagian dari iman” hadist riwayat At-Tirmidzi. Dalam QS. Ar-Rum:41 menyatakan yang artinya” telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali( ke jalan yang benar).”

Tanpa tulisan dan tanpa tempat bukan berarti sampah boleh dibuang dimana saja, seperti yang telah terjadi di tepi jalan tersebut. Sampah plastic rumah tangga berserakan bahkan menumpuk dan pada akhirnya menghasilkan bau yang tidak sedap serta menyengat. Pada akhirnya mengakibatkan pengguna jalan dan masyarakat sekitar terganggu akibat bau yang menyengat serta membuat lingkungan menjadi tidak sehat serta terjadinya pencemaran.


Adapun dampak yag ditimbulkan dari sampah tersebut ialah pencemaran lingkungan dan udara. Dikarenakan sampah yang sudah menumpuk akan menghasilkan bau yang menyengat setelah itu diterbangkan oleh angin ke udara dan akan berefek buruk khususnya pada daerah yang rawan serta sensitif terhadap sampah, baik itu di daerah pemukiman masyarakat, tempat wisata, dan lain sebagainya. Serta pembakaran sampah yang berlebihan juga akan berdampak buruk pada udara serta pernapasan manusia menjadi terganggu seperti CO, CO2, CH4, H2S, dan menjadi pemanasan global dikarenakan sampah yang dibakar akan memproduksi gas meta yag akan mengganggu daerah sekitar.

Selanjutnya akibat dari sampah ialah pencemaran air, terlebih air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Serta pembuangan sampah sembarangan ke sungai serta di laut maupun pinggiran laut dan tempat yang berair, dikarenakan binatang-binatang yang ada di laut akan mati dan terumbu karang akan rusak, dan ditempat berair akan menyebabkan sarang nyamuk.

Selanjutnya pembuangan sampah sembarangan akan berdampak pada sosial dan ekonomi. Karena sampah yang sudah menumpuk dan berceceran akan membuat pemandangan menjadi kotor dan kumuh, terlebih akan member pengaruh negatif bagi wisatawan yang berkunjung dan pengendara yang melewati tempat tersebut. Serta akan mengakibatkan banjir, yang pada akhirnya merusak pemukiman masyarakat serta berdampak buruk pada kesehatan masyarakat seperti timbulnya penyakit diare, kolera, tipus, dan jamur kulit, dikarenakan oleh virus sampah yang telah menumpuk dan pengololaan yang tidak tepat.

Adapun Abdul Halim Sari seorang Technical Advisor Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) mengatakan “ dalam ajaran Islam ada tiga relasi besar harus sinergis, pertama Tuhan, kedua manusia, dan ketiga alam”. Dan pepatah juga mengatakan “when we hell the earth we heal ourselves, yang artinya ketka kita menyembuhkan bumi, maka kita menyembuhkan diri sendiri”

banner
Previous Post
Next Post
Comments
0 Comments

0 comments:

Pers Mahasiswa AL-Kalam, IAIN Lhokseumawe Phone. 0852 6017 5841 (Pimpinan Umum). Powered by Blogger.