![]() |
Foto: Zuhra |
Sephia Fathonah, mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia yang berasal dari Jagong, Aceh Tengah, mengungkapkan, “Cuaca di Jagong tentunya berbeda dengan di Lhokseumawe. Di Lhokseumawe dari pagi sampai pagi selalu panas, jarang banget dingin. Di Jagong suhunya sekitar 20°C dan jarang banget sampai 30°C.” Hal ini juga turut dibenarkan oleh Selfi Putriana Santi, mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia yang berasal dari Takengon “Suhu pagi hari di takengon sekitar 13°-14°C, super dingin. Tetapi, ketika pindah ke Lhokseumawe langsung kaget dengan cuaca yang sangat panas. Di takengon cuaca kemarau pun masih tetap dingin, sedangkan di Lhokseumawe setiap saat, setiap detik keringat tidak berhenti sama sekali,” ungkapnya.
Suhu yang cukup panas tidak hanya membuat gerah dan rasa tak nyaman. Namun, juga mengakibatkan masalah lain seperti dehidrasi dan sebagainya. Seperti yang dialami oleh Wahyuni, mahasiswa Perbankan Syariah yang berasal dari Blangkejeren. Ia mengungkapkan “ketika baru pindah ke Lhokseumawe saya mengalami sakit keringat buntet, untuk mengurangi sakit tersebut saya menggunakan bedak dingin. Saya juga merasa dehidrasi untuk itu saya lebih sering meminum air.”
Reporter: Zuhra
Editor: Redaksi