![]() |
Sumber: Pixelab.com |
Globalisasi menciptakan peluang bagi perempuan untuk terlibat dalam ekonomi global, yaitu dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, dan memperluas akses pendidikan.
Di Bali, misalnya, globalisasi telah memperkuat identitas sosial perempuan, termasuk peran ganda yang mereka mainkan dalam pekerjaan domestik dan publik.
Studi yang dilakukan oleh Suyadnya (2009) menunjukkan bahwa globalisasi telah memotivasi perempuan Bali untuk memperkuat peran mereka di masyarakat, terutama dalam hal identitas sosial dan keterlibatan dalam desa adat.
Namun, globalisasi juga membawa tantangan. Perubahan budaya yang terjadi akibat pengaruh global sering kali memengaruhi perilaku perempuan.
Rubai Misbahul Alam (2023) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa globalisasi budaya di Indonesia telah mempengaruhi perilaku perempuan, terutama dalam hal penerimaan norma-norma baru yang terkadang bertentangan dengan nilai-nilai tradisional.
Globalisasi tidak hanya membawa peluang tetapi juga risiko, termasuk dampak negatif seperti perubahan gaya hidup dan peningkatan tekanan sosial bagi perempuan untuk mengikuti norma-norma budaya baru.
Tantangan yang Dihadapi Perempuan dalam Era Globalisasi dan Teknologi meskipun globalisasi dan teknologi menawarkan peluang besar, perempuan Indonesia masih menghadapi banyak tantangan dalam mengoptimalkan peran mereka di sektor publik.
Tantangan utama adalah masih adanya norma-norma sosial yang membatasi peran perempuan, terutama di wilayah pedesaan.
Azahari (2016) menyoroti bahwa perempuan di pedesaan sering kali tidak diikutsertakan dalam perencanaan pembangunan, meskipun mereka memainkan peran penting dalam produktivitas pertanian dan kegiatan ekonomi rumah tangga. Tantangan ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi dapat memberikan akses baru.
Namun hambatan budaya dan kebijakan masih membatasi perempuan di daerah pedesaan untuk sepenuhnya memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh globalisasi.
Selain itu, penggunaan teknologi juga menciptakan kesenjangan digital, di mana akses terhadap teknologi dan internet tidak merata, terutama di wilayah terpencil. Ini menjadi tantangan dalam memanfaatkan potensi teknologi untuk memberdayakan perempuan secara merata di seluruh Indonesia.
Oleh: Rusmawati (Magang)
Editor: Redaksi