![]() |
Foto: Alya Nadila |
Mahasiswa TMA mulai mengumpulkan sampah plastik terhitung sejak minggu pertama di bulan Oktober dengan sampah yang terkumpul sebanyak 5 karung. Selain menggunakan sampah plastik, oli bekas dan pasir juga menjadi bahan yang diperlukan untuk menghasilkan batako. Gas, kompor, wajan, cetakan kue, serta baking paper ikut berperan dalam proses pembuatan batako.
![]() |
Foto: Alya Nadila |
Pembuatan batako dari sampah plastik melewati beberapa tahapan, di antaranya; pengumpulan sampah plastik, pencucian, pelelehan dengan memasak sampah plastik yang dicampur dengan oli bekas, pencetakan, perendaman, hingga batako siap digunakan.
Waisul Wadid Monteski, salah satu mahasiswa TMA yang ikut melakukan proyek tersebut mengatakan bahwa pembuatan batako dari sampah plastik ini tidak begitu sulit. "Untuk keseluruhan pembuatan tidak begitu sulit karena dikerjakan bersama-sama. Namun, langkah paling sulit ketika meletakkan adonan ke cetakan karena adonan yang panas dan lengket," katanya.
![]() |
Foto: Alya Nadila |
Menurutnya, proyek tersebut mampu mengurangi dan memanfaatkan sampah plastik karena plastik yang dikumpulkan terhitung cukup banyak. Ia juga menuturkan bahwa batako yang dihasilkan dapat dibuat bangunan kecil seperti rangkang membaca atau sekadar dipamerkan saat pameran FTIK.
Reporter: Alya Nadila
Editor: Redaksi