![]() |
Foto: Zahira Putri Meola |
Irwanto menjelaskan kegiatan OJT diawali dengan coaching yang dilakukan sesuai dengan rencana pada tanggal 25–26 Agustus 2025. Hanya saja, pengantaran mahasiswa ke lokasi OJT yang semula dijadwalkan pada 1 September harus ditunda sehari menjadi 2 September. Hal ini terjadi dikarenakan padatnya kegiatan fakultas, terutama ketika menghadapi asesmen lapangan akreditasi Prodi Bimbingan Konseling Islam (BKI), seminar hasil (semhas), dan sidang skripsi yang sempat tertunda sebelumnya. Selain itu, juga ada sedikit miskomunikasi antara panitia dengan pihak lembaga tempat lokasi OJT dilaksanakan.
Terdapat beberapa instansi yang menolak mahasiswa OJT, Irwanto menjelaskan bahwa pihak fakultas sudah melakukan komunikasi sejak jauh hari. Namun, dinamika internal instansi membuat instansi tersebut memberikan jawaban terlambat. Ada yang harus menunggu instansi tersebut berkoordinasi dengan pusat dan sebagainya, sehingga setelah mengalami proses-proses tersebut menyebabkan ada mahasiswa yang ditolak. Namun, semua itu sudah diatasi dengan mencari lokasi-lokasi alternatif untuk OJT.
“Lembaga-lembaga yang kita minta untuk menjadi lokasi OJT ini sebagian ada yang menerima sepenuhnya seperti yang kita tawarkan, kemudian ada juga yang menolak semuanya, tapi ada juga yang menerima sebagian peserta dan menolak sebagian yang lain karena mereka juga punya keterbatasan kuota penerimaan peserta magang. Alhamdulillah itu juga udah kita atasi,” jelasnya melalui WhatsApp.
Irwanto menegaskan bahwa seluruh kendala telah teratasi dan mahasiswa kini sudah berada di lokasi OJT masing-masing. Ia juga berharap peristiwa ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi fakultas.
“Mudah-mudahan ini menjadi bahan evaluasi kami di fakultas untuk bisa berbenah kedepan, dimana pelaksanaan OJT itu bisa direncanakan dan dilaksanakan jauh-jauh hari sehingga kendala-kendala bisa diselesaikan lebih awal, juga kita berharap peserta OJT yang sudah ada di lokasi bisa bekerja dan menimba ilmu di tempat lokasi masing-masing dengan baik,” harapnya.
Reporter: Ririn Dayanti Harahap
Penulis: Zuhra