![]() |
Foto: IST |
Raifatul Rifka dari Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (IAT) angkatan 2022 mendapatkan Juara II dan Jihan Fanyra dari Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) mendapatkan Juara III.
Tak hanya itu, Ravika Nuzula dari Prodi Tadris Bahasa Inggris (TBI) bersama tim Uleebalang serta Cut Anzila dari Prodi TBI, Cut Ulfa Nazilah dan Anita Zahara dari Prodi Ekonomi Syariah (ES) yang tergabung dalam tim PeuQRISTA juga berhasil meraih Juara Harapan I dan Juara Harapan III.
Program dari QRIS (Quick Response Indonesian Standard) Jelajah adalah untuk mempromosikan QRIS dengan video-video kreatif. Mereka menjalankan misi yang di dalamnya berkaitan dengan QRIS dan budaya yang dikemas dalam satu konten maupun vlog. QRIS jelajah ini berlangsung diseluruh Indonesia mulai dari tingkat masing-masing kabupaten, lalu regional. Kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak Bank Indonesia (BI) ini bertujuan untuk mempromosikan QRIS melalui sistem pembayaran digital sekaligus untuk memperkenalkan budaya-budaya yang ada di Aceh. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang masih awam dengan penggunaan QRIS.
Pada Minggu (24/08/2025), mereka mengikuti proses penyaringan dari seluruh tim yang ada, yaitu 69 tim yang ada di wilayah kerja KPwBI Lhokseumawe dengan mengunggah konten terkait QRIS di Instagram. Kemudian, konten tersebut dinilai melalui keaktifan Instagram dan konten-kontennya. Baru setelah itu pengumuman yang menyisakan 12 tim di babak penyisihan.
Ke-12 tim tersebut, kemudian melakukan misi di Ahad Festival Lhokseumawe. Setelah itu, pengumuman lagi dan terbagi menjadi 6 tim di grand final. Di sana mereka mendapatkan misi dan mendatangi beberapa tempat wisata serta tempat kuliner yang ada di daerah Takengon dan Gayo Lues.
Rifka mengatakan bahwa misi mereka di lapangan mencari 10 orang foto dengan gaya QRIS atau mencari 15 orang yang bertransaksi dengan QRIS atau e-wallet. Rifka juga mengatakan bahwa tantangan tersulit yang didapatkannya ada di editing karena hanya 2 orang yang bisa mengedit dan yang benar-benar mahir hanya 1 orang, sedangkan waktu yang diberikan hanya 1 x 24 jam.
Di grand final, pada tanggal 27-30 Agustus, dari 6 tim yang ada 2 tim diantaranya merupakan tim gabungan dari yang terbaik, sedangkan 4 tim lainnya merupakan tim dari awal. Pada akhirnya, salah satu dari 2 tim gabungan tersebut, berhasil meraih juara II. Dari pengalaman ini, Rifka mengatakan banyak sekali pelajaran yang dapat ia ambil, berawal dari kerja sama tim yang baik, mengenal budaya Aceh lebih dalam, serta dapat memahami lebih dalam mengenai penggunaan QRIS.
Rifka berharap semoga dengan ada kegiatan ini bisa meningkatkan edukasi masyarakat mengenai QRIS dan masyarakat juga paham cara merawat rupiah. Acara ini dibuat karena banyak sekali orang-orang awam yang belum paham menjaga rupiah. Sedangkan, manfaat dari QRIS sendiri adalah dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan, seperti banyak rupiah yang tidak terjaga serta penipuan terhadap uang palsu.
"Semoga UIN SUNA berpartisipasi juga dengan kegiatan ini tahun depan karena mungkin kami tidak bisa ikut lagi. Harapannya sangat besar sekali kepada UIN SUNA nantinya kedepan untuk berpartisipasi, karena banyak juga alumni UIN SUNA yang ikut di acara ini. Dan semoga tahun depan juga bisa masuk 3 besar," tutupnya.
Jihan juga mengatakan bahwa ia senang, karena bisa lanjut ke babak final, mulai dari 69 tim setelah di screening, kemudian masuk 12 besar, 6 besar hingga babak final. "Dengan tidak ada background dari GenBI atau apapun, tapi usaha untuk semaksimal mungkin bersama partner dari PNL. Jadi di acara QJI 2025 ini dapat experience yang memorable dan ketemu orang keren di bidangnya," ujarnya.
Reporter: Alya Nadila
Penulis: Neiva Zaida Hasanah Saragih
Editor: Tiara Khalisna