![]() |
Foto: Pexels.com |
Contohnya, diskriminasi terhadap orang denganwarna kulit gelap seringkali terjadi di berbagai lapisanmasyarakat. Di beberapa daerah, terutama di kota-kotabesar, orang yang memiliki kulit gelap seringdianggap lebih rendah atau dipandang sebelah mata. Kasus-kasus seperti ini tidak hanya terjadi dalamkehidupan sehari-hari, tetapi juga di dunia kerja, di mana mereka yang berkulit gelap sering dipandangkurang mampu atau kurang menarik. Selain itu, ketegangan rasial juga terjadi di beberapa daerah yang memiliki suku atau etnismayoritas tertentu. Salah satunya adalah kasusdiskriminasi terhadap masyarakat Papua yang tinggaldi luar Papua. Masyarakat Papua seringkali menjadisasaran ujaran kebencian atau kekerasan hanya karenaperbedaan warna kulit dan budaya. Kejadian-kejadianseperti ini menunjukkan bahwa rasisme masihmerajalela, meskipun Indonesia menyatakan dirinyasebagai negara yang menghargai keberagaman.
Apa yang salah dengan toleransi kita?
Salah satu penyebab utama adalah kurangnyapendidikan tentang keberagaman dan penghargaanterhadap perbedaan. Stereotip dan prasangka terhadapsuku atau ras tertentu sering kali muncul akibatkurangnya pemahaman dan toleransi yang diajarkansejak dini. Ditambah lagi, peran media sosial yang sering menyebarkan informasi yang memicukebencian, justru semakin memperburuk keadaan.
Lantas, apa yang bisa kita lakukan?
Rasisme tidak hanya merusak hubungan antar kelompok, tetapi juga menghancurkan persatuan yang selama ini menjadi kekuatan bangsa kita. Indonesia hanya akan bisa maju jika kita menghargai perbedaandan menghapuskan segala bentuk diskriminasi yang ada. Dengan saling menghormati, kita dapatmenciptakan Indonesia yang lebih damai dan bersatu.
Oleh: Meutia Rahma (Magang)
Editor: Redaksi