![]() |
Foto: Pixabary.com |
Media sosial memberikan banyak manfaat bagi Generasi Z, terutama dalam hal komunikasi dan ekspresi diri. Dengan adanya media sosial, mereka dapat membangun relasi dan mendapatkan dukungan sosial dari teman-teman, keluarga, serta komunitas yang memiliki minat serupa. Hal ini menciptakan rasa kebersamaan dan dapat membantu mengurangi perasaan kesepian.
Selain itu, media sosial juga menjadi sumber informasi yang luas. Banyak platform menyediakan konten edukatif yang bermanfaat, baik dalam bentuk video, artikel, maupun diskusi interaktif. Generasi Z dapat mengakses berbagai wawasan tentang kesehatan mental, strategi belajar, hingga peluang karier dengan mudah.
Di sisi lain, media sosial juga membuka peluang bagi kreativitas dan karier. Banyak anak muda yang memanfaatkan platform ini untuk membangun personal branding, menjadi kreator konten, atau bahkan menjalankan bisnis. Hal ini memberi mereka kesempatan untuk berkembang secara profesional sejak usia muda.
Namun, penggunaan media sosial yang berlebihan juga berdampak negatif pada kesehatan mental. Banyak anak muda mengalami kecemasan dan depresi akibat perbandingan sosial yang tidak realistis. Sebuah studi dari Journal of the American Medical Association (JAMA) Pediatrics menemukan bahwa penggunaan media sosial lebih dari tiga jam sehari dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan dan depresi pada remaja. Selain itu, cyberbullying semakin marak, menyebabkan stres dan menurunkan kepercayaan diri. Kecanduan media sosial juga sering kali mengganggu waktu tidur, yang berdampak buruk pada kesejahteraan mental. Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) membuat banyak orang merasa tertekan karena takut tertinggal dari trend atau aktivitas teman-teman mereka.
Media sosial memiliki dampak yang kompleks terhadap kesehatan mental Generasi Z. Meskipun memberikan banyak manfaat, penggunaannya yang tidak terkontrol dapat menimbulkan berbagai masalah psikologis. Oleh karena itu, penting bagi Generasi Z untuk menggunakan media sosial dengan bijak, menetapkan batas waktu penggunaan, serta lebih fokus pada interaksi sosial di dunia nyata. Dengan demikian, mereka dapat menikmati manfaat media sosial tanpa mengorbankan kesehatan mental mereka.
Oleh: Amanda Zuhra
Editor: Redaksi