![]() |
Foto: Pixabay.com |
Kartini hidup di masa ketika perempuan dipinggirkan dari ruang publik dan dibatasi dalam banyak aspek kehidupan. Namun melalui surat-suratnya yang kini dikenal dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang, ia mengungkapkan keresahannya sekaligus harapannya akan masa depan perempuan Indonesia. Pemikirannya melampaui zamannya, dan tetap relevan hingga hari ini.
Akun @magdaleneid pernah menuliskan, "Peringatan Hari Kartini semestinya tidak berhenti pada kebaya dan sanggul, tapi menjadi pengingat tentang perjuangan panjang menuju kesetaraan.” Kalimat ini menekankan bahwa penghormatan kepada Kartini seharusnya tidak sekadar simbolis, melainkan nyata dalam sikap dan tindakan kita sehari-hari.
Menurut jurnal Gender, Keadilan, dan Perempuan di Indonesia Kontemporer (Universitas Gadjah Mada, 2022), tantangan perempuan saat ini tidak hanya bersifat struktural seperti akses ke pendidikan dan kepemimpinan tetapi juga kultural, termasuk stereotip dan tekanan sosial yang membatasi potensi mereka.
Pada tanggal 21 April ini, mari kita semuabaik perempuan maupun laki-laki mengenang perjuangan Kartini sambil menyalakan kembali api perubahan. Karena sejatinya, setiap langkah kecil untuk menciptakan keadilan dan kesetaraan adalah bentuk nyata dari perjuangan Kartini yang hidup dalam diri kita hari ini.
Oleh: Putri Ruqaiyah
Editor: Redaksi