![]() |
Foto: Pixabay.com |
Kala fajar merekah di langit nusantara,
Terpatri satu nama dalam jiwa bangsa,
Raden Ajeng Kartini bunga dari Jepara,
Mekar tak hanya indah, tapi juga bermakna.
Di balik dinding keraton yang bisu,
Ia menulis, merangkai rindu dan ilmu,
Tentang hak perempuan yang tertindas waktu,
Tentang mimpi yang ingin menyatu dengan restu.
Ia bukan pejuang dengan senjata tajam,
Namun tulisannya menembus batas dan malam,
Menggugah hati yang lama terdiam,
Mengajak perempuan berdiri dengan senyap yang dalam.
"Habislah gelap, datanglah terang,"
Bukan sekadar kalimat, tapi kobaran semangat yang tak hilang,
Ia ingin perempuan punya ruang dan peluang,
Untuk berpikir, bermimpi, dan bersinar gemilang.
Kini, setiap 21 April disapa dengan bangga,
Kartini hadir dalam sosok yang nyata,
Di wajah guru, dokter, penulis, dan pemimpin bangsa,
Yang tak lagi takut melangkah karena keyakinan membara.
Wahai Kartini, bunga abadi nusantara,
Jejakmu kami jaga, semangatmu kami rawat dengan doa,
Perjuanganmu tak sia-sia,
Karena perempuan kini bisa… berdiri sejajar dengan pria.
Karya: Putri Ruqaiyah