| Foto: IST |
Dalam surat tersebut, kampus menetapkan sejumlah poin penyesuaian, di antaranya:
- Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara daring melalui EdLink, sebagai media utama pembelajaran dan interaksi dosen–mahasiswa sesuai Keputusan Rektor Nomor 29 Tahun 2025 tentang blended learning.
- Mahasiswa dan dosen yang mengalami kendala jaringan internet atau pemadaman listrik diperbolehkan mengikuti pembelajaran melalui worksheet learning, yaitu pembelajaran berbasis tugas.
- Tenaga kependidikan yang tidak terdampak banjir tetap bekerja secara Work From Office (WFO), sedangkan yang terdampak atau terkendala akses menuju kampus diperbolehkan bekerja melalui Work From Anywhere (WFA) dengan persetujuan atasan langsung.
- Absensi menyesuaikan, yaitu pegawai/dosen yang WFA menggunakan absensi WFA, sedangkan pegawai WFO menggunakan absensi kampus seperti biasa.
Kebijakan ini kemudian menimbulkan berbagai respons dari mahasiswa dengan latar kondisi yang berbeda.
Riska Triana, mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) yang rumahnya terdampak banjir, menyebut kebijakan kuliah daring cukup membantu karena mahasiswa tidak perlu memaksakan diri datang ke kampus. Namun ia mengakui kendala di lapangan sering terjadi. “Biasanya ada banyak kendala, seperti listrik mati, sinyal susah, atau harus bantu keluarga beres-beres, jadi susah buat fokus. Dosen juga perlu kasih kelonggaran soal kehadiran atau tugas,” ungkapnya.
Sementara itu, Intan Sarifah, mahasiswi Jurusan Ekonomi Syariah (ES) yang tidak terdampak banjir, menilai keputusan tersebut tepat untuk situasi pemulihan. “Kuliah daring pas banget untuk situasi kayak gini. Mahasiswa tetap bisa belajar tanpa harus keluar rumah, walaupun ada yang terkendala jaringan. Selain itu, bisa bantu teman-teman yang lagi memulihkan kondisi rumahnya,” jelasnya.
Berbeda dengan keduanya, Syipa Mutiara, mahasiswi PAI asal Pematang Siantar, mengaku terbantu dengan sistem daring namun menyayangkan keterlambatan terbitnya pengumuman. “Bagus, sih, jadi mahasiswa lebih terarah. Tapi telat banget suratnya keluar, padahal bencana sudah dua minggu lalu. Kalau dari awal diumumin, mahasiswa rantau bisa pulang kampung lebih cepat dan hemat biaya hidup di tengah ekonomi yang serba mahal,” ujarnya.
Di bagian akhir surat pengumuman, Rektor UIN SUNA, Prof. Dr. Danial, M.Ag., menyampaikan apresiasi atas kerja sama sivitas akademika dan berharap proses pemulihan bencana dapat berjalan lancar hingga aktivitas kampus kembali normal sepenuhnya.
Reporter: Putri Ruqaiyah
Editor: Zuhra

