![]() |
Foto: Abdul Azis Perangin-angin |
Perasaan senang dan takut mendominasi kelima mahasiswa tersebut. Diky, mahasiswa jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES) mengatakan bahwa minggu pertama perkuliahan cukup menegangkan baginya. "Lumayan menegangkan karena banyaknya tugas yang belum pernah saya pahami," tulisnya melalui pesan WhatsApp.
Di samping itu, Kasmaini, mahasiswi jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) mengaku kelelahan karena tugas yang telah ia peroleh di minggu pertama perkuliahan. Namun, perasaan senang juga menyelimutinya karena dapat belajar hal baru dan bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah.
Kasmaini juga merasakan perbedaan antara Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan perkuliahan yang menjadi salah satu culture shock (kejutan budaya) baginya dan empat mahasiswa lain. Kelimanya mengaku SMA dan perkuliahan memiliki perbedaan yang sangat drastis. "Perbedaannya sangat drastis. Biasanya (SMA) hanya belajar inti-intinya saja, tetapi di perkuliahan belajar lebih dalam. Waktu sekolah dulu, materinya semuanya dari guru, sedangkan waktu kuliah, dosen tinggal kasih judul, kita yang cari materi," kata Siti, mahasiswi jurusan Tadris Matematika (TMA).
Pendapat ini didukung oleh Husnul Fitria, mahasiswi jurusan Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) yang mengatakan bahwa perkuliahan lebih fokus pada pengembangan kemampuan analisis dan kritis. Jadwal masuk dan keluar serta tugas yang diberikan tidak seperti saat bersekolah juga menjadi tantangan bagi kelima mahasiswa baru ini pasca seminggu perkuliahan.
Meski begitu, harapan-harapan besar turut dihaturkan. Kelima-limanya memiliki harapan besar untuk perkuliahan yang akan dijalaninya hingga selesai. Fatimah Sholehah, mahasiswi jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) berharap dirinya menjadi lulusan terbaik dan meraih predikat cumlaude nantinya. Begitu pula dengan Husnul yang berharap dirinya dapat menyelesaikan studinya degan baik dan memperoleh ilmu yang bermanfaat.
Reporter: Alya Nadila
Editor: Tiara Khalisna